10 likes | 254 Views
8. bekerja. Apabila kebutuhan akan rasa aman ini terpenuhi, diharapkan karyawan. akan mempunyai tingkah laku yang positif dalam bekerja, yang tentu saja akan membantu proses pencapaian tujuan perusahaan (Utomo, 1982).
E N D
8 bekerja. Apabila kebutuhan akan rasa aman ini terpenuhi, diharapkan karyawan akan mempunyai tingkah laku yang positif dalam bekerja, yang tentu saja akan membantu proses pencapaian tujuan perusahaan (Utomo, 1982). Penelitian tentang kepuasan kerja dan penelitian tentang kecemasan sendiri sudah banyak dilakukan, namun penelitian tentang hubungan antara kecemasan dengan kepuasan kerja baru dilakukan oleh M. Bachtiar (1981) pada karyawan administratif Universitas Islam Indonesia. Hasil penelitian tersebut diperoleh r xy < rt (0,014363 < 0,284) atau p > 0,05. Dari perhitungan statistik tersebut diperoleh kesimpulan bahwa hubungan antara kecemasan dengan kepuasan kerja karyawan administratif UII Yogyakarta tidak terbukti secara signifikan. Stres dapat menimbulkan cemas dan frustasi yang akan sangat mempengaruhi kehidupan individu. Stres dapat diperoleh dari berbagai sumber dalam kehidupan manusia. Sumber stres merupakan faktor-faktor penekan yang mempunyai potensi sebagai pencetus stres dan kecemasan. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : faktor penekan yang berasal dari lingkungan kerja, kondisi-kondisi di luar lingkungan kerja, dan diri pribadi. Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan pada beberapa karyawan pada divisi yang berbeda khususnya pada Divisi PK. (Pemadam Kebakaran), penulis menemukan bahwa faktor kondisi tempat kerja dan lingkungan kerja mempengaruhi karyawan baik secara fisik maupun psikis. Kondisi dan lingkungan kerja PT (Persero) Angkasa Pura I kantor cabang bandar udara Adisutjipto Yogyakarta yang cukup bising pada dasarnya mempengaruhi kondisi karyawan, namun dengan adanya interaksi yang terus menerus dan adanya