210 likes | 719 Views
PENGANTAR STUDI AL-QUR’AN Nama kelompok : Ani Yuliani Hasni Nurfauziyah Liftiara Rahmawan. A. PENGERTIAN NASIKH DAN MANSUKH.
E N D
PENGANTAR STUDI AL-QUR’AN Nama kelompok: Ani Yuliani Hasni Nurfauziyah Liftiara Rahmawan
A. PENGERTIAN NASIKH DAN MANSUKH • Secara etimologi kata Nasakh di pakai untuk beberapa pengertian yaitu menghilangkan, melenyapkan atau menghapus, dapat juga berarti ( memindahkan sesuatu dari suatu tempat ke tempat lain). Kata Nasakhdapatjugaberartimenggantiataumenukar, membatalkan, menghapus, memindahkandansebagainyadinamakannasikh. Dan Mansukhsecaraetimologidapat di artikandengan yang di hapus, di salin, adajuga yang mengartikandengan “hukum yang di angkat”, Sedangkansecaraterminologiadalahhukumsyara yang pertama yang belum di ubah, dan di batalkanatau di gantiolehhukumdaridalilsyarabaru yang datangkemudian. Singkatnyadalam Al-Qur’an danTafsirnyadisebutkannasikhialahayat yang menasakhdanmansukhialahayat yang dinasakh.
Sedangkan pengertian nasakh secara terminologi menurut Manna’ Khalil al Qattan sebagaimana di kutib dalam buku Studi Ilmu-ilmu Al Qur’annasakh ialah “mangangkat (menghapus) hukum syara’ dengan dalil hukum (khitab) syara’ yang lain”.Menurut Muhammad ‘Abd Azhim al Zarqaniy sebagaimana dikutip Dr Usman, M.Ag dalam buku Ulumul Qur’an, bahwa nasakh adalah mengangkat atau menghapus hukum syara’ dengan dalil syara’ yang lain yang datang kemudian mengenai nasakh, Al Syatibi sebagaimana dikutip oleh DR. M QuraishShihabmenandaskanbahwaparaulamamutaqaddimin (ulamaabadke 1 hinggaabadke 3 H) memperluaskanartinasakh, mencakuphal-hal, yaitu:
Pembatalanhukum yang ditetapkankemudian. • Pengecualianhukum yang bersifatumumolehhukum yang bersifatkhusus yang datangkemudian. • Penjelasan yang datangkemudianterhadaphukum yang belumjelas (samar), danpenetapansyaratterhadaphukum yang terdahulu yang belumbersyarat. • Penetapansyaratterhadaphukumterdahulu yang belumbersyarat.
B. Syarat, Macam macam Nasikh dan MansukhPara ushulFiqihmenyatakanbahwaNasakhitubisa di benarkanbilamemenuhikriteriaberikut : 1. Pembatalanituharus di lakukanmelaluituntunansyara’yangmengandunghukumdari Allah danRasul-Nya yang di sebutNasakh. 2. Yang di batalkan adalah syara’yang di sebut mansukh (yang di hapus).3. Nasakh harus datang kemudian terakhir dari mansukh. a. Syarat syarat Nasikh dan Mansukh adalah : Yang di mansukhkan adalah hukum syara. Dalil yang menghapus hukum syara tersebut harus berupa dalil syara seperti Al Quran, Hadist, Ijma, dan Qiyas. Adanya tenggang waktu antara nasakh dan mansukh dalam satu ayat atau dalil pertama dan kedua datang berurut (gandeng ayat).Antara dua dalil nasakh dan mansukh adanya pertentangan nyata, sehingga kedua dalil tersebut tidak bisa di kompromikan.Yang di nasakhbukanmerupakanpokokpokok agama
b.Macam macam Nasikh dan Mansukh • 1. Nasikh Badal ( nasikh yang ada penggantinya) terbagi menjadi tiga yaitu : • - Nasikh dengan Badal Akhof (pengganti yang lebih ringan). • -Nasikh Mumatsil (pengganti yang serupa) • -Badal Atsqol (pengganti yang lebih berat ) • 2. Nasikh Ghairu Badal (nasikh yang tidak ada gantinya), seperti nasakh terhadap keharusan memberi sedekah kepada orang miskin ketika hendak melakukan pembicaraan dengan Nabi. • 3. Nasikh hukum dan tilawah (bacaan) kebenaran dan jenis hukumnya telah di hapus sehingga tidak ada di jumpai lagi dalam Al Quran. • 4. Nasikh hukum tanpa tilawah, artinya teks ayat masih ada hanya hukumnya saja yang di ganti termasuk hanya tilawahnya. • 5. Nasikh hukum dan bacaan ayat sekaligus seperti haramnya menikahi saudara sesusu itu dengan batasan sepuluh kali (HR.Bukhori dan Muslim dari Aisyah) hukum dan bacaan teks tersebut telah di hapus. • 6. Terjadinya penambahan hukum yang pertama, menurut ulama hanafiyah hukum ulama penambahan tersebut bersifat nasakh. • 7. Pengurangan terhadap hukum ibadah yang telah di syariatkan menurut kesepakatan ulama di katakan nasakh tetapi mereka tidak memberikan contohnya.
C. Madzhab Madzhab Nasikh dan Mansukh • 1. Dasarpemikiran imam Hambali • Beliaumengistinbatkanhukumadalahberpegangpada Al-Qur’an atauHadist (marfu’,mursal, diriwayatkanolehtabi’in, doif, fatwa dan “pendapatsebagiansahabat (baik yang disepakatimaupundiperselisihkan) danmereka yang lebuhdekatkepada Al-Qur’an danhadits, diantara fatwa yang berlawanansahabatdengansyartabenarbenarterjadi. Lalupendapatsahabat yang diketahuiterdapatikhtilaf”. Jikaterdapatperbedaanpendapat, beliauakanmenggunakanmetodeijtihadsepertiqiyasdanistishabkarenatidakadanyahukum yang ditetapkanmengenaipermasalahanbaritimbulketikaitu.
2.Pemikiran Imam Syafi’I • MazhabSyafi’iyahdikenalisebagaisalahsatumazhabAhli Al SunnahwalJama’ah. Beliaulebihcenderungkepada Al-HaditsdaripadaAhl al-Ra’yu. • Di dalampermasalahanaqidah, beliauakanmenjadikan Al-Qur’an danSunnahsebagailandasansumberhukumnyadanmenggunakandalil-dalildarikeduanyasebagaihujjahdalampembahasanjikadiamenghadapipenentangnya (terutamaahlikalam). Beliauakammenggunakandalilsunnahjikalautidakmenemukandalildikehendakididalam Al-Qur’an. Selaindaripadaitu, beliaujugamengistinbatkanhukummelaluiijmajikalautidakmenemukanhukumsyariahdidalamkeduadalin-dalilutama Islam yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits.
D. ImplikasiFilosofisNasikhdanMansukh • Pertama, secaranegatifjikaNaskhdipahamisebagaial-izalahataumenghapusmakakonsekwensi yang ditimbulkanadalahhilangnyaeternalitas (ke-azali-an) eksistensitulisan al-Qur’an yang berada di LaulMahfuz. Hal inimencerminkanbahwasebenarnyakitaharusmemahamikonsepnasakhdalam al-Qur’an yaknisebagaipergantianataupemindahandarisatuwadahkepadawadah lain, dalamartibahwakesemuaayat al-Qur’an tetapberlaku,tidakadakontradiksi. • Kedua, bahwakonsepnasakhdalam al-Qur’an iniadalhuntukmengingatkannikmat yang telah Allah berikandanjugauntukmenghapuskesulitan, karenajikanaskhituberalihpadasesuatu yang terasalebihberatmakadisanaterdapattambahanpahala, danjikaberalihpadasesuatu yang dianggaplebihringanmakaiamengandungkemudahandankeringanan.
Ketiga,secaraumumbahwaadanyanaskhdalam al-Qur’an inimenunjukanbahwa al-Qur’an sebagaisebuahkitabdansumberutamadansyariatislma, adalahmerupakankitabsyariat yang paling sempurna yang me-naskhsyariat-syariat yang dating sebelumnya. OlehKarenaitusyariatislamberlakuuntuksetiapsituasidankjondisi, makaadanyanaskhberfungsimenjagakemaslahatanumat. • Keempat, Adanyakonsepnaskhdalam al-Qur’an menunjukanbahwape-naskh-an hukum yang pertama (ketentuanhukum yang dinaskh) adalahuntukkepentingansuatuhikmahatausuatukemaslahatanhinggawaktuternetntu. Laluhukum yang kedua (yang menaskhhukum yang pertama) ditetapkanuntukkepentingansuatuhikmahataukemaslahatan yang lain.
KESIMPULAN • Nasakh ialah mengangkat atau menghapuskan hukum syara dengan dalil syara’. Nasikh ialah dalil syara yang menghapus atau mengangkat suatu hukum, dan mansukh ialah hukum syara’ yang telah di hapus atau di ganti. Nasakh terjadi pada perintah dan larangan baik yang di ungkapkan dengan tegas dan jelas maupun yang di ungkapkan dengan kalimat berita (khabar) yang bermakna ‘amar’(perintah) atau nahyi (larangan),tidak ada nasakh ayat tentang persoalan akidah,zat Allah, sifat sifat Allah, kitab kitabNya, para rasulNya dan hari kemudian, etika dan akhlak atau dengan pokok pokok ibadah dan muamalah.