170 likes | 938 Views
HUBUNGAN KAUSALITAS [CAUSAL RELATIONSHIP]. PERTEMUAN KE-2. Untuk memahami hubungan kausalitas, mari kita ingat-ingat lagi pengertian dan tujuan penelitian eksperimen…. HUBUNGAN KAUSALITAS. CAUSAL RELATIONSHIP
E N D
HUBUNGAN KAUSALITAS[CAUSAL RELATIONSHIP] PERTEMUAN KE-2
Untuk memahami hubungan kausalitas, mari kita ingat-ingat lagi pengertian dan tujuan penelitian eksperimen…
HUBUNGAN KAUSALITAS • CAUSAL RELATIONSHIP Hubungan kausalitas: mengetahui hubungan satu variabel (sebab) dengan variabel (akibat) yang lain. Bagaimana cara mengetahui bahwa suatu variabel (sebab) berhubungan dengan variabel (akibat) yang lain?
KAUSALITAS • SEBAB (CAUSE) INUS condition = an insufficient but non-redundant part of an unnecesary but sufficient condition. (Mackie, 1974) • AKIBAT (EFFECT) • Counterfactual model : something that is contrary to fact (Hume, dalam Lewis, 1973). • Apa yang terjadi (what did happen) jika seseorang mendapatkan treatment? Apa yang akan terjadi (what would happened) jika orang tersebut tidak mendapatkan treatment? • Akibat adalah perbedaan antara what did happen dengan what would happen.
Hubungan Kausal • Menurut JS Mills, hubungan kausal akan terjadi jika syarat berikut terpenuhi: • Sebab mendahului akibat • Sebab berhubungan dengan akibat • Tidak ada penjelasan lain yang menjelaskan akibat selain sebab.
Implikasi Hubungan Kausal • Tiga karakteristik penelitian eksperimen: • Memanipulasi variabel bebas (var. sebab) dan melakukan observasi terhadap outcomenya. • Mengamati variasi dari var. sebab yang mempengaruhi variasi var. akibat. • Menggunakan berbagai macam pendekatan selama eksperimen untuk menurunkan adanya penjelasan lain terhadap akibat.
POLA HUBUNGAN ANTAR GEJALA • Necessity Condition • Sufficient Condition • Sufficient and Necessity Condition • Causative Condition
Necessity Condition • Yaitu kondisi yang harus ada (necessity) sekalipun tidak cukup untuk menimbulkan suatu akibat tertentu. • Munculnya suatu gejala (Y) jika terdapat X1 yang hadir secara bersama-sama dengan gejala lainnya (X2, X3, Xn). • Faktor X1 saja tidak cukup untuk menimbulkan Y. • Ex: Seorang anak dapat berjalan (Y) jika mencapai kematangan motorik (X), namun X saja tidak cukup tetapi ada variabel yang lain kesehatan, pelatihan.
Sufficient Condition • Yaitu kondisi yang cukup memadai untuk timbulnya kejadian tertentu. • X merupakan satu dari beberapa sebab yang secara independen menghasilkan Y • X1, X2, X3, atau Xn secara mandiri dapat menghasilkan munculnya variabel Y • Hubungan variabel bebas dan tergantung pada eksperimen mencerminkan pola sufficient condition. • Penelitian Piffner & McBurnett (1997): Pelatihan ketrampilan (X) cukup memadai pada perubahan perilaku destruktif (Y) pada anak hiperaktif.
Sufficient and Necessity Condition • Yaitu kondisi yang cukup memadai dan harus ada untuk menghasilkan kejadian tertentu. • Kejadian X merupakan penyebab timbulnya Y, dan Y terjadi jika ada kejadian X. • Ex: Behaviorisme beranggapan bahwa Reward dan Punishment adalah kondisi yang sufficient dan necessity untuk membentuk perilaku tertentu • Pola hubungan ini di bidang psikologi jarang dijumpai
Causative Condition • Merupakan hubungan sebab akibat yang tidak bersifat necessity atau sufficient tetapi suatu unsur memberi kontribusi bagi munculnya kejadian tertentu. • Penelitian Capaldi & Clark (1998): • Orang tua tidak terampil mengasuh anak (X) → perilaku anak antisosial (Y) → perilaku agresif pada pasangannya (Z)
Dibedakan menjadi 2 macam: • Feedback Loop • Hubungan bahwa X menyebabkan Y, dan di lain pihak Y menyebabkan X (X ↔ Y) • Prestasi rendah menyebabkan malas belajar, tetapi disaat lain malas belajar menyebabkan prestasi yang rendah. • Causal Clain • Hubungan yang menunjukkan bahwa X menimbulkan Y dan Y menimbulkan Z • (X → Y →Z)
Dalam Psikologi Eksperimen menggunakan logika sufficient condition SEBAB AKIBAT AntesedenPerilaku yg akan diterangkan SEBAB AKIBAT Variabel Independen Variabel Dependen (Variabel Bebas) (Variabel Tergantung)
Anteseden adalah kondisi yang mendahului perilaku yang akan diterangkan • Dalam penelitian metode eksperimen, anteseden diciptakan oleh peneliti • Peneliti harus yakin bahwa anteseden akan menentukan munculnya perilaku yang ada. Hal ini dalam psikologi disebut treatment (perlakuan)
Anteseden dibagi menjadi 2, yaitu: • Anteseden Sufficient Yaitu kondisi penyebab yang bersifat cukup bisa menyebabkan perilaku SEBAB AKIBAT Pelatihan “AMT” Prestasi Belajar Meningkat • Anteseden Necessity Conditions Yaitu kondisi penyebab yang harus ada untuk menyebabkan adanya perilaku SEBAB AKIBAT Kurangnya perhatian Orang Tua Kenakalan Remaja