130 likes | 318 Views
F G 1. Azhari Putri Cempaka Putri Kurniasih Ratna Susyanti Sharra Ati Kurnia Dewi Shopiati Merdika Nugraha. Sistem Saraf dan Integumen. Study Kasus Sistem Saraf.
E N D
FG 1 Azhari Putri Cempaka Putri Kurniasih Ratna Susyanti Sharra Ati Kurnia Dewi Shopiati Merdika Nugraha
Study Kasus Sistem Saraf Dari video tersebeut dapat kita lihat, pemain bola akan menendang setelah wasit membunyikan peluitnya. Bunyi masuk melalui telinga yang diantarkan melalui sistem aferen (sensorik) ke otak, kemudian otak mengolah dan mengantarnya ke sistem eferen (motorik) untuk memberi sinyal kepada otot agar menggerakan kaki untuk menendang. Prosesnya adalah sebagai berikut !
Proses Telinga luar dan tengah mengubah mengubah gelombang suara dari hantaran udara menjadi getaran cairan di telinga dalam kemudian getaran tersebut sampai ke sel-sel syaraf yg membentuk organ korti
Sel rambut di organ korti mengubah gerakan cairan menjadi sinyal syaraf yang akan dihantarkan ke koklear yang terkandung didalam saraf kranial VIII atau saraf auditoris.
Neuron-neuron aferen yang menangkap sinyal auditorius dari sel-sel rambut keluar melalui saraf-saraf auditorius sampai ke batang otak.
Kemudian serabut saraf auditorius menjalar ke sistem saraf pusat, ke pusat pendengaran di lobus temporalis serebrum di bagian yang berlawanan, saraf kranial menembus dinding lateral pons varolli disebelah dorsal, kemudian menginterpretasi makna bunyi tersebut.
Di otak, bunyi tersebut di olah menjadi suatu informasi yang akan disampaikan kepada otot untuk menendang bola.
Impuls yang menimbulkan gerak dari pusat motorik di lobus frontalis serebrum keluar dari traktus piramidalisnya dan berakhir di sekeliling sel saraf yang menyusun tanduk depan substansi kelabu medulla spinalis
Medulla spinalis mengalirkan impuls motorik tersebut melalui akar saraf depan, yaitu saraf motorik otot-otot tertentu.
Badan sel saraf di pusat motorik serebrospinalis serta aksonnya yang mempersarafi tubuh membentuk bagian neuron motorik bawah. Menyampaikan impuls dari otak ke saraf tibialis anterior atau posterior.
Kemudian otot berkontraksi bekerjasama dengan tulang dan terjadilah penendangan.