510 likes | 1.23k Views
PEMAHAMAN FISIOLOGI SISTIM RESPIRASI DALAM TATALAKSANA VENTILASI MEKANIK. SISTIM RESPIRASI. MEMENUHI KEBUTUHAN METABOLISME SEL AKAN O2 DAN MENGELUARKAN CO2 SEBAGAI SISA METABOLISME SEL. SISTIM RESPIRASI. STRUKTUR ANATOMI. TRANSPORT GAS. VENTILASI PARU. KONTROL RESPIRASI . PERTUKARAN GAS.
E N D
PEMAHAMAN FISIOLOGI SISTIM RESPIRASI DALAM TATALAKSANA VENTILASI MEKANIK
SISTIM RESPIRASI MEMENUHI KEBUTUHAN METABOLISME SEL AKAN O2 DAN MENGELUARKAN CO2 SEBAGAI SISA METABOLISME SEL
SISTIM RESPIRASI STRUKTUR ANATOMI TRANSPORT GAS VENTILASI PARU KONTROL RESPIRASI PERTUKARAN GAS
STRUKTUR ANATOMI ORGAN2 SISTIM RESPIRASI Rongga hidung Laring Lubang hidung Trakea Faring Bronkus
STRUKTUR ANATOMI PLEURA DAN PARU PLEURA PARIETAL PLEURA VISERAL KAVITAS PLEURA + CAIRAN PLEURA PARU PARU DIAFRAGMA
STRUKTUR ANATOMI CABANG BRONKUS Trakea Bronkus primer Dari lubang hidung sampai bronkiolus terminalis disebut area konduksi (penghantar), sedangkan dari bronkiolus sampai alveoli disebut area respirasi (tempat pertukaran gas) Bronkus sekunder Bronkus tersier Dari trakea sampai bronkiolus banyak mengandung supporting cartilage (tlg rawan) yg berfungsi menjaga agar jalan nafas tetap terbuka Bronkiolus Zona konduksi Bronkiolus terminalis Dari bronkiolus sampai br. Terminalis lebih banyak mengandung otot polos u/ regulasi aliran udara Bronkiolus respiratori Zona respirasi Saccus alveolii
PROSES MEKANIK, KELUAR MASUKNYA UDARA DARI LUAR KE DALAM PARU DAN SEBALIKNYA YAITU BERNAFAS TERJADI ANTARA UDARA DALAM ALVEOLUS DENGAN DARAH DALAM KAPILER, PROSESNYA DISEBUT DIFUSI VENTILASI PARU PROSES RESPIRASI EKSTERNA PERTUKARAN GAS PERTUKARAN GAS PERTUKARAN GAS ANTARA DARAH DENGAN SEL JARINGAN/TISUE INTERNA UTILISASI O2 PEMAKAIAN OKSIGEN DALAM SEL PADA REAKSI PELEPASAN ENERGI
VENTILASI PARU DEFINISI • Ventilasi: proses keluar masuknya udara (gas) dari dan ke dalam paru. • Tidal Volume (VT): jumlah gas ekspirasi per kali nafas – biasanya 500 ml (5-10 ml/kgBB) • Minute Volume (VE): RR X TIDAL VOLUME
VENTILASI PARU HUKUM BOYLE PRESSURE DARI GAS BERBANDING TERBALIK DGN VOL CONTAINER TABRAKAN PARTIKEL2 GAS KE DINDING KONTAINER MENIMBULKAN PRESSURE PERUBAHAN VOLUME MENYEBABKAN PERUBAHAN PRESSURE VOLUME PRESSURE VOLUME PRESSURE
VENTILASI PARU INSPIRASI MEKANISME INSPIRASI KONTRAKSI DIAFRAGMA & INTERKOSTALIS EKST VOLUME INTRATORAKS >> INTRAPLEURAL PRESSURE >> NEGATIF PARU EKSPANSI (MENGEMBANG) INTRAPULMONAL PRESSURE >> NEGATIF UDARA MENGALIR KE DALAM PARU
VENTILASI PARU INSPIRASI EKSPIRASI KONTRAKSI OTOT INTERKOSTALIS EKSTERNA IGA TERANGKAT RELAKSASI OTOT INTERKOSTALIS EKSTERNA IGA KE POSISI SEMULA KONTRAKSI DIAFRAGMA DIAFRAGMA BERGERAK INFERIOR RELAKSASI DIAFRAGMA DIAFRAGMA BERGERAK KE POSISI SEMULA INSERT VOLUME PRESSURE VOLUME PRESSURE INTRATORAK
VENTILASI PARU INSPIRASI PERUBAHAN TEKANAN DALAM PLEURA (INTRAPLEURAL PRESSURE) INTRAPULMONARY PRESSURE VOLUME PARU MENJADI LEBIH BESAR TRANSPULMONARY PRESSURE 762 1 761 0 760 -1 759 -2 758 -3 757 INSPIRASI -4 756 -5 755 -6 754 -7 753 INTRAPLEURAL PRESSURE PARU TIDAL VOLUME 0.5 TEKANAN PLEURA LEBIH NEGATIF 0 KONTRAKSI DINDING DADA INSPIRASI EKSPIRASI 5 DETIK
VENTILASI PARU AIRWAY RESISTANCE (RAW) COMPLIANCE (COMPL) RAW AIRWAY CL LUNG
AIRWAY RESISTANCE (RAW) • Membatasi jumlah gas yg mengalir melewati jalan nafas (obstruksi jalan nafas) • Flow = pressure/resistance • Jika R Flow • Ditentukan oleh besarnya diameter jalan nafas • Pada nafas spontan, jika resistance me , secara normal respon tubuh adalah meningkatkan usaha nafas (WoB = RR >>, otot bantu nafas >>)
AIRWAY RESISTANCE (RAW) BRONKUS NORMAL PRESSURE FLOW = RESISTANCE
AIRWAY RESISTANCE (RAW) PRESSURE • BRONKODILATASI: • EPINEFRIN • AMINOFILIN • BETA 2 AGONIS FLOW= RESISTANCE
AIRWAY RESISTANCE (RAW) BRONKOKONSTRIKSI: HISTAMIN PRESSURE FLOW = RESISTANCE OBSTRUKSI: MUKUS/SEKRET
AIRWAY RESISTANCE (RAW) PRESSURE ETT TERLALU KECIL FLOW = RESISTANCE BRONKOSPASME TUMOR/SEKRET KOLAPS/ATELEKTASIS
COMPLIANCE (COMPL) BALON Elastis Kaku LOW COMPLIANCE HIGH COMPLIANCE
COMPLIANCE (COMPL) Definisi Rasio perubahan volume akibat terjadinya perubahan pressure V/P Terbagi 2; • Compl paru (edema paru, fibrosis, surfactan <<) • Compl dinding dada (obesitas, distensi abdomen) Low compliance • Edema paru, pneumonia berat, ARDS, efusi pleura, hematopneumotoraks, abdominal pressure >>: u/ memasukkan volume yang diinginkan dibutuhkan pressure yg lebih besar. High compliance • Muscle relaxant, COPD, open chest dgn pressure yg kecil dapat tidal volume yg masuk besar
P-V LOOP EKSPIRASI Vol LOW COMPLIANCE HIGH COMPLIANCE NORMAL 500 500 500 250 250 250 P 0 15 30 15 15 30 30 PEEP 5 INSPIRASI NAFAS SPONTAN
UDARA BEBAS: PiO2 : 20.9 % x 760 = 159 mmHg PiCO2 : 0.04 % x 760 = 0.3 mmHg PiN2 : 78.6 % x 760 = 597mmHg PiH2O : 0.46 % x 760 = 3.5 mmHg ALVEOLUS N2 H2O KAPILER PARU PAN2: 573 mmHg PAH2O: 47 mmHg PROSES DIFUSI PAO2: 104 mmHg PACO2: 40 mmHg O2 O2 O2 CO2 PaO2: 104 mmHg PaO2: 40 mmHg CO2 CO2 PaCO2: 40 mmHg PaCO2: 45 mmHg
Hubungan Ventilasi (V) dan Perfusi (Q) ANATOMICAL DEAD SPACE TRAKEA PHYSIOLOGICAL DEAD SPACE V/Q = KAPILER PARU ALVEOLAR DEAD SPACE MECHANICAL DEAD SPACE: TUBE CONNECTOR ET CO2 BREATHING CIRCUIT V/Q > 1 NORMAL V/Q = 1 V/Q < 1 VENOUS ADMIXTURE (SHUNT) V/Q = 0
SHUNT % 2-3% 10% 500 400 PaO2 300 Normal shunt 20% 200 30% 100 50% 0 21 40 60 80 100 FiO2
VARIABEL PENTING DALAM VENTILASI MEKANIK
FiO2 : FRAKSI KONSENTRASI OKSIGEN INSPIRASI YG DIBERIKAN (21 – 100%) TIDAL VOLUME (VT): JUMLAH GAS/UDARA YG DIBERIKAN VENTILATOR SELAMA INSPIRASI DALAM SATUAN ml/cc ATAU liter. (5-10 cc/kgBB) FREKUENSI / RATE (f) : JUMLAH BERAPA KALI INSPIRASI DIBERIKAN VENTILATOR DALAM 1 MENIT (10-12 bpm) FLOW RATE : KECEPATAN ALIRAN GAS ATAU VOLUME GAS YG DIHANTARKAN PERMENIT (liter/menit)
T I M E = WAKTU frekuensi - Menentukan siklus respirasi - Jika setting RR pd ventilator 10 x/menit maka 60/10 = 6 dtk - Jadi T(Total)= T(Inspirasi) + T (Ekspirasi) = 6 dtk - Berarti inspirasi + ekspirasi harus selesai dalam waktu 6 dtk. 6 dtk 6 dtk Ins + Eksp Ins + Eksp
Sensitivity • Setelan sensitifitas akan menentukan variabel trigger • Variabel trigger menentukan kapan ventilator mengenali adanya upaya nafas pasien • Ketika upaya nafas pasien dikenali, ventilator akan memberikan nafas • Variabel trigger dapat berupa pressure atau flow
X X Pressure Triggering • Upaya nafas pasien dimulai saat terjadi kontraksi otot diafragma • Upaya nafas ini akan menurunkan tekanan (pressure) di dalam sirkuit ventilator (tubing)
Pressure Triggering • Ketika pressure turun mencapai batas yang diset oleh dokter, ventilator akan mentrigger nafas dari ventilator • Namun tetap ada keterlambatan waktu antara upaya nafas pasien dengan saat ventilator mengenali kemudian memberikan nafas. Patient effort Pressure • Baseline Trigger
Pressure Triggering • Setelan sensitivity pada -2 cm H2O • Gambar dibawah menunjukkan pada 2 nafas pertama upaya nafas pasien mencapai sensitivitas yang diset; sedangkan gbr ketiga terlihat bahwa upaya nafas pasien tidak mencapai sensitivitas yg diset sehingga ventilator tidak mengenalinya -2 cm H2O
Returned flow Delivered flow Flow Triggering Ventilator secara kontinyu memberikan flow rendah ke dalam sirkuit pasien (open system) No patient effort
Less flow returned Delivered flow Flow Triggering • Upaya nafas dimulai saat kontraksi diafragma • Saat pasien bernafas beberapa bagian flow didiversi ke pasien
Flow Triggering • Level flow yg rendah akan lebih nyaman untuk pasien (lebih sensitif) • Keterlambatan waktu lebih kecil dibanding pressure trigger • Meningkatan respon waktu dari ventilator All inspiratory efforts recognized Pressure Time
Pressure Trigger vs. Flow Trigger Consider • P-trigger maximum sensitivity (0.5 cmH2O) • Sangat sensitif • Dapat dipengaruhi oleh kebisingan (noise) dapat menyebabkan (self-cycling) • Any associated base-flow worsens the performance • F-trigger maximum sensitivity (0.5 l/min) • Sangat sensitif • Jarang dipengaruhi leh kebisingan • Any associated base-flow improves the performance
Pressure Trigger vs. Flow Trigger Remember • Equal values for sensitivity setting are not comparable, between different triggers • Check simulation: • 0.5 cmH2O vs. 0.5 l/min • 2 cmH2O vs. 2 l/min • When PEEPi is present, the problem is elsewhere !
PEEP • DEFINISI • POSITIVE END EXPIRATORY PRESSURE • SEWAKTU AKHIR EXPIRATORY, AIRWAY PRESSURE TIDAK KEMBALI KETITIK NOL • DIGUNAKAN BERSAMA DENGAN MODE LAIN SEPERTI; SIMV, ACV ATAU PS • DISEBUT CPAP JIKA DIGUNAKAN PADA MODE NAFAS SPONTAN
PEEP(Positive End Expiratory Pressure) PEEP 5 REDISTRIBUSI CAIRAN EKSTRAVASKULAR PARU MENINGKATKAN VOLUME ALVEOLUS MENGEMBANGKAN ALVEOLI YG KOLAPS (ALVEOLI RECRUITMENT)
PEEP(Positive End Expiratory Pressure) REDISTRIBUSI CAIRAN EKSTRAVASKULAR PARU 0 +10 A B
PEEP(Positive End Expiratory Pressure) MENINGKATKAN VOLUME ALVEOLUS 0 +10 +20 A B C
PEEP(Positive End Expiratory Pressure) MENGEMBANGKAN ALVEOLI YG KOLAPS (ALVEOLI RECRUITMENT) +15 +15 +10 +10 +5 +5 0 0