4.63k likes | 10.39k Views
PENGELOLAAN B3 & LIMBAH B3. Materi PDIL : Setyo S. Moersidik Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana - Universitas Indonesia 12 Mei 200 9. BAGIAN I: PRINSIP SML. DEFINISI SML. Pendekatan pengorganisasian untuk pengelolaan lingkungan
E N D
PENGELOLAAN B3 & LIMBAH B3 Materi PDIL: Setyo S. Moersidik Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana - Universitas Indonesia 12 Mei 2009
BAGIAN I: PRINSIP SML S. S. Moersidik: SML Limbah B3
DEFINISI SML • Pendekatan pengorganisasian untuk pengelolaan lingkungan • Target dan obyektif dari pengelolaan dilaksanakan sebagai bagian dari operasi/kegiatan sehari-hari • SML dilaksanakan dalam struktur dan kebijakan yang dilembagakan dan merupakan bagian dalam sistim perbaikan lingkungan yang berlanjut S. S. Moersidik: SML Limbah B3
KEBERHASILAN SML • Efektif dalam pembiayaan • Ekonomis/murah • Selaras dengan peraturan • Berlandaskan sistim dan kinerja • Dapat dilaksanakan, praktis dan terpakai • Fokus pada perbaikan secara terus-menerus (continuous improvement) S. S. Moersidik: SML Limbah B3
PRINSIP UMUM • SML membantu/mendukung lembaga/institusi dalam menjalankan misinya – bukan sebaliknya • SML adalah sebuah proses – bukan hasil akhir • SML adalah orang dengan kegiatannya – bukan aspirasi/ gagasan atau kata-kata yang tidak terimplementasikan • Perbaikan lingkungan tercermin pada perubahan sikap dan perilaku pada lingkungan • Berawal dari komitmen atasan dan yang dilaksanakan pada seluruh jajaran institusi/lembaga S. S. Moersidik: SML Limbah B3
KOMPONEN BESAR SML S. S. Moersidik: SML Limbah B3
SIKLUS PDCA S. S. Moersidik: SML Limbah B3
P: PLANNING (Perencanaan) S. S. Moersidik: SML Limbah B3
P: PLANNING (Perencanaan) • Identifikasi sumber kegiatan penghasil Limbah B3 • Identifikasikan peraturan dan perundangan terkait • Identifikasi aspek lingkungan dan dampaknya • Tetapkan dampak yang harus dikelola sebagai prioritas • Susun obyektif dan target pengelolaannya • Buat program pengelolaan lingkungannya ! S. S. Moersidik: SML Limbah B3
D: DO (Implementasi) S. S. Moersidik: SML Limbah B3
D: DO (Implementasi) • Pengorganisasian dengan struktur yang dilembagakan • Training tentang keperdulian dan kompetensi yang terkait • Komunikasikan pada seluruh jajaran manajemen • Kontrol: • Dokumentasi SML • Dokumen kontrol • Dokumen pengoperasian • Dokumen Sistim Tanggap Darurat (STD) S. S. Moersidik: SML Limbah B3
C: Check (Kontrol & Awasi) S. S. Moersidik: SML Limbah B3
C: Check (Kontrol & Awasi) • Pengukuran dan monitoring dari kegiatan yang sedang berjalan • Audit internal SML secara periodik • Koreksi dan pencegahan pada penyimpangan yang ada • Rekam seluruh kejadian S. S. Moersidik: SML Limbah B3
A: ACTION (Kaji dan Kelola) S. S. Moersidik: SML Limbah B3
A: ACTION (Kaji dan Kelola) • Perhitungkan: • Hasil temuan audit • Rekaman kemajuan dan obyektif perubahan pada fasilitas yang ada • Perubahan pada aktivitas, produk dan jasa yang ada • Perubahan teknologi • Concern pada fihak terkait • Informasi lain yang relevan • Kaji: kelayakan, kepantasan, dan kinerja SML • Tetapkan dan putuskan hal terkait:kebijakan lingkungan secara umum, kebijakan dan target SML yang dibuat, elemen lain dari SML yang diperlukan S. S. Moersidik: SML Limbah B3
KETERKAITAN DALAM SML S. S. Moersidik: SML Limbah B3
BAGIAN II: PENGELOLAAN LIMBAH B3 S. S. Moersidik: SML Limbah B3
LATAR BELAKANG PENGELOLAAN B3-LIMBAH B3 • meningkatnya penggunaan bahan berbahaya dan beracun pada berbagai kegiatan, antara lain pada kegiatan perindustrian, pertambangan, kesehatan dan juga kegiatan rumah tangga • adanya kebutuhan industri penghasil limbah B3 - terutama sekitar Jakarta - terhadap kesediaan fasilitas pengolahan dan penimbunan limbah B3 yang berwawasan lingkungan • meningkatnya upaya pengendalan pencemaran udara dan pengendalian pencemaran air yang akan menghasilkan lumpur atau abu yang berbahaya dan beracun • Indonesia merupakan salah satu negara tujuan tempat pembuangan limbah S. S. Moersidik: SML Limbah B3
MENGAPA LIMBAH HARUS DIOLAH/KELOLA ? • Limbah harus dikelola dengan alasan lingkungan, bahwa limbah dapat (berpotensi) mencemari lingkungan kehidupan manusia. • Limbah harus dikelola dengan proses dan pendekatanuntuk memperkecil dampak melalui upaya memperpanjang nilai tambah sebagai produk/produk sampingan sebelum nantinya limbah diolah • Upaya yang dilakukan adalah melalui pendekatan reduce dengan 3R (reuse, recycle dan recovery) • Dengan bertambahnya nilai manfaat limbah maka pemakaian sumberdaya dapat diefesiensikan pemanfaatannya • Pengolahan limbah sendiri harus menggunakan proses dan pendekatan teknologi yang akrab lingkungan S. S. Moersidik: SML Limbah B3
APA ITU LIMBAH • Limbah adalah sisa dari suatu usaha/kegiatan (UU 23/1997 PLH) • Limbah dihasilkan dari suatu proses transformasi dari bahan menjadi produk • Dalam proses dan transformasi yang terjadi terdapat perubahan karakteristik dan sifat dari bahan yang berpotensi merusak/mencemari lingkungan S. S. Moersidik: SML Limbah B3
PRINSIP PENGKAJIAN LIMBAH Aliran Bahan Baku & Penolong Proses Produksi Produk Pengelolaan limbah Pada proses produksi Pengelolaan limbah Pasca produk S. S. Moersidik: SML Limbah B3
Persepsi atas nilai Dan manfaat barang (pengaruh budaya) Pengembangan Produk (sbg.kebutuhan) Manufacturing Packaging Sales Transportation & Distributions Consumers Final Dispositions Limbah Dampak Pada Lingkungan
SIFAT DAN KARAKTERISTIK LIMBAH S. S. Moersidik: SML Limbah B3
MATRIKS TEKNOLOGI PENGELOLAAN LIMBAH S. S. Moersidik: SML Limbah B3
DEFINISI B3 • bahan yang karena sifatdan atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain. S. S. Moersidik: SML Limbah B3
B3 – LIMBAH B3 Penggunaan/ Pemanfaatan Penanganan Bahan Limbah B3 B3 Off spec Sisa Bahan
DEFINISI B3 (PP74/2001) • Sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain. S. S. Moersidik: SML Limbah B3
PENGELOLAAN B3 • Penghasil • Pengangkut • Pengedar • Penyimpan • Pengguna • Pembuangan S. S. Moersidik: SML Limbah B3
Mudah meledak Pengoksidasi Sangat mudah menyala Mudah menyala Amat sangat beracun Beracun Berbahaya Korosif Bersifat iritasi Berbahaya bg lingkungan Karsinogenik Teratogenik Mutagenik KLASIFIKASI B3 S. S. Moersidik: SML Limbah B3
TINGKATAN RACUN B3 S. S. Moersidik: SML Limbah B3
KLASIFIKASI B3(PP 74/2001) • B3 yang dapat dipergunakan (209 bahan: Ammoniak, Asam khlorida …) • B3 yang dilarang dipergunakan: jenis B3 yg dilarang digunakan, diproduksi, diedarkan dan atau diimpor (10 bahan: Aldrin, Endrin, DDT …) • B3 yang terbatas dipergunakan: B3 yg dibatasi penggunaan, impor, dean atau produksinya (45 bahan: Mercury, CFC …) S. S. Moersidik: SML Limbah B3
TATALAKSANA PENGELOLAAN B3 • Registrasi oleh penghasil dan pengimpor • Prosedur notifikasi bagi impor B3 yg terbatas dipergunakan dan atau pertama kali • Produsen wajib membuat MSDS • Pengangkutan menggunakan sarana yang memenuhi syarat dari instansi yang berwenang • Penggunaan simbol dan label • Tempat penyimpanan sesuai syarat teknis dan mempunyai STD S. S. Moersidik: SML Limbah B3
NOTIFIKASI B3 • Notifikasi ekspor: pemberitahuan terlebih dahulu dari otoritas negara penerima dan negara transit apabila akan dilaksanakan perpindahan lintas batas untuk B3 yg terbatas dipergunakan • Notifikasi impor: pemberitahuan terlebih dahulu dari otoritas negara pengekspor dan negara transit apabila akan dilaksanakan perpindahan lintas batas untuk B3 yg terbatas dipergunakan dan atau yg pertama kali diimpor S. S. Moersidik: SML Limbah B3
PENGGUNAAN/PEMANFAATAN B3 • Kaidah penggunaan bahan berdasarkan prinsip K3 • Prosedur penggunaan peralatan kerja • Kaidah penggunaan bahan berdasarkan MSDS (merek dagang, rumus kimia B3, jenis B3, klasifikasi b3, teknik penyimpanan, tata cara bila terjadi kecelakaan) S. S. Moersidik: SML Limbah B3
PENANGANAN B3 • Faktor-faktor dalam penyimpanan B3 (temperatur, kelembaban, interaksi dengan wadah, interaksi antar bahan) • Persyaratan teknis penyimpanan • Sarana dan prasarana penyimpanan (pencahayaan, sirkulasi udara - exhaust fan, pendingin, termometer, higrometer..) S. S. Moersidik: SML Limbah B3
PENANGANAN SISA OFF-SPEC B3 • Prosedur pembuangan dan pemusnahan bahan • Sarana dan prasarana pembuangan S. S. Moersidik: SML Limbah B3
TEKNOLOGI PENGOLAHAN • Proses Kimia-Fisik • Metoda Thermal • Kombinasi kimia-fisik dan thermal • Stabilisasi dan Solidifikasi • Land disposal (setelah stabilisasi) S. S. Moersidik: SML Limbah B3
PROSES KIMIA-FISIK • Reaksi oksidasi-reduksi • Netralisasi • Stripping • Presipitasi • Evaporasi • Destilasi S. S. Moersidik: SML Limbah B3
METODA THERMAL (Incenerasi) • Proses pembakaran • Gas dan uap beracun • Sistim injeksi • Pengendalian gas pencemar • Pengelolaan bottom ash dan fly ash S. S. Moersidik: SML Limbah B3
LAND DISPOSAL (pasca stabilisasi) • Stabilisasi bahan B3 • Solidifikasi • Encapsulasi • Landfill system • Leachate management S. S. Moersidik: SML Limbah B3
Limbah B3 S. S. Moersidik: SML Limbah B3
IDENTIFIKASI LIMBAH B3 Berdasarkan Sumber (PP 18/1999): • Lampiran I, tabel 1: sumber tidak spesifik • Lampiran I, tabel 2: sumber spesifik • Lampiran I, tabel 3: • bahan kimia kadaluarsa • tumpahan, • bekas kemasan, • buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi S. S. Moersidik: SML Limbah B3
IDENTIFIKASI LIMBAH B3 Berdasarkan Sumber (PP 18/1999): • Lampiran I, tabel 1: sumber tidak spesifik • Pelarut terhalogenasi (kode limbah D1xxxa) • Pelarut yang tidak terhalogenasi (kode limbah D1xxxb) • Asam/Basa (kode limbah D1xxxc) • Yang tidak spesifik lainnya (D1xxxd) • Contoh PCB (poly chlorinated Biphenyls) di trafo lama PLN • Lead scrap • Limbah minyak diesel industri • Pelumas bekas S. S. Moersidik: SML Limbah B3
IDENTIFIKASI LIMBAH B3 Berdasarkan Sumber (PP 18/1999): • Lampiran I, tabel 2: sumber spesifik • Jenis industri/kegiatan – sumber pencemaran dan pencemar utama • Kode limbah D2xx • Berasal dari mulai penyimpanan bahan, proses sampai dengan pemanfaatan bahan dan limbah • Di lingkungan PLN: • Khas di pembangkit berbahan bakar batubara (D223) • Semua jenis industri yang menghasilkan/menggunakan listrik (proses replacement, refilling, reconditioning, atau retrofitting dari transformer dan capasitor (D249) S. S. Moersidik: SML Limbah B3
IDENTIFIKASI LIMBAH B3 Berdasarkan Sumber (PP 18/1999): • Lampiran I, tabel 3: • bahan kimia kadaluarsa • tumpahan, • bekas kemasan, • buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi • Kode (D3xxx) • Terdapat 178 bahan pencemar dari asetaldehida s/d seng fosfit S. S. Moersidik: SML Limbah B3
KARAKTERISASI LIMBAH B3 Berdasarkan Karakteristik (PP 85/1999): • Mudah meledak • Mudah terbakar • Bersifat reaktif • Bersifat racun • Infeksius • Korosif • Bersifat toksik/racun (BMTCLP-Lampiran II) • Bersifat kronis (daftar zat pencemar-Lampiran III) S. S. Moersidik: SML Limbah B3
KARAKTERISASI LIMBAH B3 • Bersifat toksik/racun (BMTCLP-Lampiran II) • Kode limbah (D4xxx) • Terdapat 53 jenis • Dari Aldrin/dieldrin s/d Zinc • Prosedur pengetesan TCLP, LD50 dan LC50 • Diperuntukkan dari kerangka penggunaan bahan sampai dengan pemanfaatan limbah B3 • Bersifat kronis (daftar zat pencemar-Lampiran III) • Kode limbah (D4xxx) • Terdapat 491 jenis • Dari Acetonitrile s/d Ziram S. S. Moersidik: SML Limbah B3
DASAR PELAKSANAAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 • Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup • Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1993, tentang Pengesahan Basel Convention on The Control of Transboundary Movement of Hazardous Wastes and Their Disposal • Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 85 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun S. S. Moersidik: SML Limbah B3
DASAR PELAKSANAAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 Surat Keputusan Kepala Bapedal • No. Kep-68/Bapedal/05/1994 tentang Permohonan Ijin Pengelolaan Limbah B3 • No. Kep-01/Bapedal/09/1995 tentang tentang Tata Cara & Persyaratan Teknis Penyimpana dan Pengumpulan Limbah B3 • No. Kep-02/Bapedal/09/1995 tentang tentang Dokumen Limbah B3 • No. Kep-03/Bapedal/09/1995 tentang tentang Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah B3 • No. Kep-04/Bapedal/09/1995 tentang tentang Tata Cara & Persyaratan Penimbunan Hasil Pengolahan, Persyaratan Lokasi bekas Pengolahan dan Lokasi bekas Penimbunan Limbah B3 • No. Kep-05/Bapedal/09/1995 tentang Simbol dan Label Limbah B3 • No. Kep-255/Bapedal/08/1996 tentang Tata Cara & Persyaratan Penyimpanan dan Pengumpulan Minyak Pelumas Bekas • No. Kep-02/Bapedal/01/1998 tentang Tata Laksana Pengawasan Pengelolaan Limbah B3 • No. Kep-03/Bapedal/01/1998 tentang Program Kemitraan dalam Pengelolaan Limbah B3 (KENDALI) • No. Kep-04/Bapedal/01/1998 tentang Penetapan Prioritas Daerah Tingkat I Program KENDALI B3 S. S. Moersidik: SML Limbah B3
PP 18/1999 jo. PP 85/1999mengatur tentang.. • Kewajiban bagi setiap penghasil limbah B3 untuk mengolah limbahnya. Jika tidak sanggup, maka tanggung jawab pengolahan dapat dialihkan kepada badan usaha pengolah limbah B3 yang telah mendapat ijin Bapedal. Pengaturan ini juga termasuk kewajiban untuk melakukan pengelolaan sebelum limbah diolah, speerti pengemasan, penyimpanan, pengangkutan dll. • Kewajiban-kewajiban bagi badan usaha /kegaiatan pengelola limbah B3, seperti badan usaha yang melakukan pengumpulan, pengolahan, penimbunan, pemanfaatan dan usaha pengangkut limbah B3. • Ketentuan mengenai pengawas dan pelaksanaan pengawasan dalam kegiatan pengelolaan limbah B3. • Ketentuan teknis administratif dalam kegiatan pengelolaan limbah B3, termasuk sanksi-sanksi bagi pelanggarannya. • Ketentuan dalam penetapan limbah B3. S. S. Moersidik: SML Limbah B3