590 likes | 1.55k Views
PENGELOLAAN LIMBAH B3. S1 T. LINGKUNGAN. Pendahuluan. Kimia merupakan salah satu ilmu pengetahuan alam , yang berkaitan dengan komposisi materi , termasuk juga perubahan yang terjadi di dalamnya , baik secara alamiah maupun sintetis .
E N D
PENGELOLAAN LIMBAH B3 S1 T. LINGKUNGAN
Pendahuluan • Kimia merupakansalahsatuilmupengetahuanalam, yang berkaitandengankomposisimateri, termasukjugaperubahan yang terjadididalamnya, baiksecaraalamiahmaupunsintetis. • Senyawa-senyawakimiasintetisinilah yang banyakdihasilkanolehperadabanmodern, namunmateriinipulalah yang dapatmenimbulkanpencemaranlingkunganyang berbahaya. • Denganmengetahuikomposisidanmemahamibagaimanaperubahanterjadi, manusiadapatmengontroldanmemanfaatkannyauntukkesejahteraanmanusia.
Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentangPerlindungandanPengelolaanLingkungan HidupsebagaipenggantiUndang-UndangNomor 23/1997 tentangPengelolaan LingkunganHidup (menggantikan UU No. 4/1982), menempatkanmasalahbahandan limbahberbahayasebagaisalahsatuperhatianutama, akibatdampaknyaterhadap manusia dan lingkungan bila tidak dikelola secara baik, dengan definisi sebagai bahan berbayadanberacun.
Pasal 58 sampaiPasal 61 UU-32/2009 mengaturlaranganmembuangdanmengaturpengelolaanlimbahdan B3. • PeraturanPemerintah(PP) No. 74/2001 mengaturlebihlanjuttentangpengelolaanbahanberbahayadanberacun (B3), dan PP 18/99 juncto 85/99 mengaturlebihlanjuttentangpengelolaanlimbah B3.
Masalahlimbahmenjadiperhatianseriusdarimasyarakatdanpemerintah Indonesia, khusunyasejakdekadeterakhirini, terutamaakibatperkembanganindustri yang merupakantulangpunggungpeningkatanperekonomian Indonesia. Peraturan-peraturantentangmasalahinitelahbanyakdikeluarkanolehPemerintah, tetapidilapanganbanyakmengalamihambatan.
Penangananlimbahmerupakansuatukeharusangunaterjaganyakesehatanmanusiasertalingkunganpadaumumnya.Penangananlimbahmerupakansuatukeharusangunaterjaganyakesehatanmanusiasertalingkunganpadaumumnya. Namunpengadaandanpengoperasiansaranapengolahlimbahternyatamasihdianggapmemberatkanbagisebagianindustri.
Revolusi industri dan penggunaan bahan kimia organik yang terus meningkat setelah perangduniake 2, bukansajamengakibatkankenaikantimbulanlimbahsecara dramatis, namun pula menimbulkanmasalahtoksisitasdarilimbahtersebut. Penemuanminyak(petroleum) padapertengahantahun 1880 menyebabkanmeningkatnyaprodukkimiaorganikdisertailimbahnya. Masyarakatindustrimenghasilkanprodukmulaidarigasoline, naphtake kerosene.
Di AmerikaSerikatmisalnya, timbulanlimbahberbahayapadatahun 1984 diprakirakansekitar 300 juta ton. • Dampaknegatifakibatlimbahtersebutadalahkontaminasisumber-sumberair,terganggunyakesehataanmasyarakatsertapenurunankualitasekologilingkungan. • Masalahpenangananlimbahberbahayainijugamerupakanobyekdagang yang tidakterpuji, misalnyapembuanganlimbahberbahayanegaramajukenegara yang sedangberkembang, sehinggabiayapengolahannyadapatditekan.
Perkembanganindustridisampingberdampakpositifpadaperkembanganekonomi, jugamenimbulkandampaknegatiftidakhanyapadapusat-pusatindustri dan daerah sekitarnya tetapi juga pada tingkat nasional, regional dan lingkungansecara global.
Bahanpencemarberbahayadanberacun yang dihasilkanolehindustriadalahseperti logamberat, sianida, pestisida, cat danzatwarna, minyak, pelarut, danzatkimia berbahayalainnya. • Timbulanlogam-logamberatdariindustridiwilayah Asia danPasifiktelahdinilaimelebihinilaibatasambang yang aman.
Sampaitahun 1994, pelepasanbahanberbahayadi Indonesia, Filipina, dan Thailand diprakirakantelahmeningkatmasing-masingmenjadisekitarempat, delapan, dansepuluh kali lipat. • Intensitasatauperbandinganantaralimbahberbahaya yang ditimbulkandengan unit hasilindustrisecara mencolok juga meningkat, terutama di daerah industrialisasi yang berkembang dengan cepat seperti di negara-negara ASEAN dan China.
Padadaerahperkotaandi Indonesia sepertidi Jakarta, Surabaya, Bandung dan Semarang, daritahun 1970 sampai 1990 limbahpendudukdanindustritelahmenurunkankualitas air sungaidibagianhilirsepertiCisadane, Ciliwung, Kali Surabaya, Kali BerantasdanCitarum. • Di pulauJawakhususnya, 70 % industriberlokasi dikawasan-kawasanperkotaandansekitarnya. Kegiatanindustrijugasangatberpotensi menghasilkan limbah berbahaya, yang diprakirakan akan meningkat kurang dari 200.000 ton pada tahun 1990 menjadi sekitar 1 juta ton pada tahun 2010.