130 likes | 307 Views
PERTEMUAN 6. Format lama : Penerimaan berasal dari PAD, bantuan dari pemerintah yang lebih tinggi , pinjaman Pos belanja dibagi kedalam belanja rutin & pembangunan sehingga biaya keseluruhan suatu unit tidak terlihat
E N D
Format lama : • Penerimaanberasaldari PAD, bantuandaripemerintah yang lebihtinggi, pinjaman • Pos belanjadibagikedalambelanjarutin & pembangunansehinggabiayakeseluruhansuatu unit tidakterlihat • Kriteriabelanjarutindanbelanjapembangunantidakjelassehinggamudahdimanipulasi • Berbasis input yaitusulitdihubungkandengantujuan unit terkait Perubahan Format APBD
SumberPenerimaan Daerah : • Pendapatan Daerah • Pembiayaan 2. Pos Belanja : • BelanjaAparatur Daerah • BelanjaPelayananPublik • BelanjaBagiHasildanBantuanKeuangan • BelanjaTidakTersangka Komposisi APBD
Format baru: • Pendapatanterdiridari PAD danpenerimaandirincimenurutobjeknya • Pos belanjadibagiatasdasaraktivitasdanjenisbiayadimasing-masingdinasdansumberdananya • Belanjarutinberulangsetiaptahun, sementarabelanjapembangunanadalahbelanjabarang modal • PembiayaanterdiridariPenerimaan Daerah danPengeluaran Daerah • Berbasis output yaitusesuaisasarandanstandarpelayanan yang diharapkan
Hubunganantarapusatdandaerahsejak UU No 5 Tahun 1974 sebenarnyasudahberpijakpada 3 asasyaitu : • Desentralisasi : penyerahanwewenangpemerintahanolehPemerintahkepadadaerahotonomuntukmengaturdanmengurusurusanpemerintahandalamsistem NKRI • Dekonsentrasi : pelimpahanwewenangdaripemerintahkepadagubernursebagaiwakilPemerintah • Tugaspembantuan : penugasandaripemerintahkepada Daerah dengankewajibanmelaporkandanmempertanggungjawabkanpelaksanaannyakepada yang menugaskan HubunganAntaraKeuanganPusat & Daerah
Hubunganantarapusatdandaerahpadaakhirnyatercermindalampembagiankewenangan, tugasdantanggungjawab yang jelasantartingkatpemerintahan. Lanjutan …
Kebikajanfiskalmerupakanlangkah-langkahpemerintahuntukmembuatperubahan-perubahandalamsistempajakataudalampembelanjaannyadenganmaksuduntukmengatasimasalah-masalahekonomi yang dihadapi Berdasarkankepadajenisnyakebijakanfiskaldapatdibagimenjadidua, yaitu : • PenstabilOtomatik • KebijakanFiskalDiskresioner KebijakanFiskalNasional
1. Tarifpajak : • Tarifpajakproporsional : tarifpemungutanpajakdenganmenggunakannpresentase yang tetapberapapunjumlah yang digunakansebagaidasarpemungutanpajak. Makin besarjumlah yang kenapajak, makamakinbesar pula pajak yang dibebankan • Tarifpajakprogresif : tarifpemungutanpajakdenganpresentase yang meningkat. Semakiinbesarjumlah yang kenapajakmakasemakinbesarjugapresentasetarifpajaknya PenstabilOtomatik
Tarifpajakregresif : tarifpemungutanpajak yang semakinmenurun. Semakinjumlah yang kenapajakmakasemakinkecilpresentasetarifpajaknya • Tarifpajaktetap : tarifpemungutanpajak yang tidakberdasarkanpresentasetetapiberdasarkannilai rupiah tertentu yang tidakberubah-ubahberapapunjumlahkenapajaknya • Asuransipengangguran • Kebijakanhargaminimun Lanjutan …
Kebijakanfiskaldiskresionerdapatdiartikansebagailangkah-langkahpemerintahuntukmengubahpengeluarannyadengantujuanuntuk : • Mengurangigeraknaikturuntingkatkegiatanekonomidariwaktukewaktu • Menciptakansuatutingkatkegiatanekonomi yang mencapaitingkatpenggunaantenagakerja yang tinggi, tidakmenghadapimasalahinflasidanselalumengalamipertumbuhan yang memuaskan. KebijakanFiskalDiskresioner
Kebijakanfiskalmemegangperana yang sangatpentingdalammenstabilkantingkatkegiatanekonomidanmenciptakantingkatkegiatanekonomikearah yang dikehendaki Terdapat 3 jenissistemanggaran yang dapatditerapkandalamkebijakanfiskal, antara lain : • Anggaran Surplus • AnggaranDefisit • AnggaranBerimbang PerananKebijakanFiskal