300 likes | 885 Views
gastroenteritis. Kiki Hardiansyah Safitri, S.Kep, Ns. Pengertian. Gastroenteritis ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997).
E N D
gastroenteritis Kiki Hardiansyah Safitri, S.Kep, Ns
Pengertian Gastroenteritis ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997).
Klasifikasi • Diare cair akut, • Diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya kurang dari 7 hari) • Pengeluaran tinja yang lunak atau cair yang sering dan tanpa darah, mungkin disertai muntah dan panas. • Akibat diare akut adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama kematian bagi penderita diare.
Con’t 2. Disentri, • Diare yang disertai darah dengan atau tanpa lendir dalam tinjanya. • Akibat disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, kerusakan mukosa usus karena bakteri invasif.
3. Diare persisten • Diare yang mula-mula bersifat akut namun berlangsung lebih dari 14 hari. • Episode ini dapat dimulai sebagai diare cair atau disentri. • Akibat diare persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan metabolisme.
Con’t 4. Diare dengan masalah lain. • Anak yang menderita diare (diare akut dan persisten) mungkin juga disertai dengan penyakit lain seperti demam, gangguan gizi, atau penyakit lainnya. • Tatalaksana penderita diare ini berdasarkan acuan baku diare dan tergantung juga pada penyakit yang menyertainya.
ETIOLOGI Sedangkan menurut Ngastiyah (1997), penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu 1. Faktor infeksi • Infeksi enteral: infeksi bakteri, infeksi virus, infeksi parasit, protozoa, jamur • Infeksi parenteral : infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut (OMA) tonsilitis/tonsilofaringits, bronkopeneumonia, ensefalitis
2. Faktor malabsorpsi • Malabsorpsi karbohidrat : • Disakarida : intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa. • Monosakarida : intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa. • Malabsorpsi lemak • Malabsorpsi protein 3. Faktor makanan Makanan yang menyebabkan diare adalah makanan yang tercemar, basi, beracun, terlalu banyak lemak, mentah (misal, sayuran), dan kurang matang.
Patogenesis Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare: 1.Gangguan osmotik Makanan/zat yang tidak dapat diserap tekanan osmotik dalam rongga usus pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan merangsang usus untuk mengeluarkannya diare osmotik
Patogenesis 2. Gangguan sekresi Rangsangan tertentu (toksin) pada dinding usus peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus diare sekretorik timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus 3. Gangguan motilitas usus Hiperperistaltik berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan diare. Bila peristaltik usus menurun bakteri tumbuh berlebihan diare
Patogenesis Diare Masuknya jasad renik yang masih hidup kedalam usus halus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung Jasad renik tersebut berkembang biak (multiplikasi) di dalam usus halus Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin diaregenik)
Diare akut Bila diare melanjut sampai 2 minggu/lebih, kehilangan BB atau tidak bertambah selama masa tersebut Diare kronik Bila diarenya menetap dalam 2 minggu/lebih dan disertai gangguan pertumbuhan Diare persisten Perbaikan Mukosa yang terlambat Melanjutnya Kerusakan Mukosa
Manifestasi Klinik • Cengeng, gelisah, suhu tubuh • Nafsu makan biasanya tidak ada timbul diare • Tinja cair mungkin disertai lendir dan atau darah • Warna tinja kehijau-hijauan (tercampur empedu) • Anus dan daerah sekitarnya lecet (sering defekasi)
Manifestasi Klinik • Muntah (sebelum/sesudah diare) lambung meradang atau ketidakseimbangan asam basa dan elektrolit • Kehilangan banyak cairan dan elektrolit dehidrasi (berat badan , turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering)
Komplikasi • Dehidrasi (Ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik) • Renjatan hipovolemik • Hipokalemia (meteorismus, hipotoni, bradikardia, perubahan EKG) • Hipoglikemia • Intoleransi laktosa sekunder defisiensi enzim laktase • Kejang • MEP
ASUHAN KEPERAWATAN • Pengkajian RKS : Faktor penyebab, apakah karena makanan, alergi, infeksi sekunder, psikologis, dll Persepsi Kesehatan: Bagaimana penangan GE sebelum ke RS, Kondisi Lingkungan sekitar rumah, Keluarga lain terjangkit juga atau tidak. Dan alergi susu formula
Nutrisi Metabolisme: Penurunan BB, Nafsu makan, intake nutri, intake output cairan,, tanda- tanda dehidrasi 2. Pemeriksaan fisik BB/TB (status nutrisi) TTV (Nadi Meningkat > 120 menunjukkan tanda-tanda syok hipovolemik) Tanda- tanda dehidrasi ( ubun-ubun cekung, turgor kulit jelek, bibir kering, lemah, kejang-kejang)
Masalah Keperawatan • Diare • Ketidakseimbangan cairan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh • Ketidakseimbangan nutrisi • Syok Hipovolemik (bila sudah dehirasi) • Penurunan cardiac output (status dehidrasi)
PENILAIAN DERAJAT DEHIDRASI Nelson IlmuKesehatanAnak Ed. 15 Vol. 1
Pemberiancairanpadadiaredehidrasimurni • JenisCairan • Cairanrehidrasi oral • Formula lengkap, mengandungNaCl, NaHCO3, KCl, danGlukosa • Formula sederhana, hanyamengandungNaCldansukrosaataukarbohidrat lain. • Cairanparenteral
2. Jalanpemberiancairan • Peroraluntukdehidrasiringan, sedangdantanpadehidrasidanbilaanakmauminumsertakesadaranbaik. • Intragastrikuntukdehidrasiringan, sedangatautanpadehidrasi, tetapianaktidakmauminum, ataukesadaranmenurun. • Intravenauntukdehidrasiberat. 3. Jumlahcairan Jumlahcairan yang hilangdidasarkanpadaberatbadandanusiaanak
TATALAKSANA • Tanpadehidrasi : cairanrumahtangga, ASI oralitdiberikantiapbabataumuntahdengandosis : • < 1 tahun : 50-100 cc • 1-5 tahun : 100-200 cc • > 5 tahun : semaunya • Dehidrasitidakberat (ringan-sedang) • Oralit 75 cc/kg/4 jam dilanjutkanpemberiancairantiapbab • Bisa peroral, NGT, parenteral. • Dehidrasiberat : rehidrasiparenteraldengancairan RL atau ringer asetat 100 cc/kgBB : • < 1 tahun : 30 cc/kgBBdalam 1 jam I, 70 cc/kgBBdalam 5 jam • > 1 tahun : 30 cc/kgBBdalam ½ jam I, 70 cc/kgBBdalam 2½ jam
5. Asupan Makanan intake nutrsi dipertahankan, untuk meningkatkan daya tahan tubuh, bila pasien anak-anak dipertahankan ASI, Susu formula (bila tidak alergi), susu khusus bila ada indikasi tertentu, makanan pendamping ASI dipertahankan
6. Obat – obatan Prinsippengobatandiareadalahmenggantikancairan yang hilangmelaluitinjadenganatautanpamuntah, dengancairan yang mengandungelektrolitdanglukosaataukarbohidrat lain (gula, air tajin, tepungberas, dll)
Obat-obatan 1.Obat anti sekresi • Asetosal Dosis: 25 mg/tahun dengan dosis minimum 30 mg. • Klorpromazin Dosis: 0,5-1 mg/kgBB/hari 2. Obat anti spasmolitik Papaverine, ekstrak beladona, Opium, Loperamide tidak untuk diare akut
3. Obat pengeras tinja Kaolin, pektin, charcoal, tabonal tidak ada manfaatnya untuk mengatasi diare 4.Antibiotika Tidak diperlukan kecuali : • Kolera, diberikan tetrasiklin 25-50 mg/kgBB/hari • Campylobacter, diberikan eritromisin 40-50 mg/kgBB/hari
Daftar Pustaka • Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Departemen Kesehatan RI kerjasama dengan WHO dan UNICEF. 1997 • Hayes,Peter C et al. Buku Saku Diagnosis dan Terapi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.1997 • Mansjoer,Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius • Markum, A.H. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak.Jilid I.Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UI. Jakarta. 1991 • Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. Buku kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UI. Jakarta. 1985 • Suharyono, dkk. Buku Gastroenterologi Anak Praktis. Balai Penerbit FK UI. Jakarta. 1988