2.82k likes | 10.51k Views
BUDI DAYA KELAPA SAWIT. Oleh SUDIRMAN YAHYA Dosen Fakultas Pertanian IPB Bahan Kuliah. Tahap-tahap kegiatan.
E N D
BUDI DAYA KELAPA SAWIT Oleh SUDIRMAN YAHYA Dosen Fakultas Pertanian IPB Bahan Kuliah
Tahap-tahap kegiatan • Sebelum suatu lahan dibuka utk suatu perkebunan terlebih dahulu dilakukan studi kesesuaian lahan (tanah dan iklim) berdasarkan syarat-syarat lingkungan tumbuh tanaman kelapa sawit (Tabel 1). • Tingkat kesesuaian atau kelas tanah menentukan tingkat penerapan teknik budidaya, biaya produksi dan proyeksi hasil (Tabel 2 dan 3)
Tabel 2. Kriteria Lahan Untuk Budidaya Kelapa Sawit menurut Kelasnya (Berdasarkan Sifat Fisik Tanah dan Iklim)
Tabel 3. Standar Jumlah dan Bobot Tandan DxP Pusat Penelitian Marihat Menurut Umur dan Kelas Lahan
Keterangan : T = Jumlah tandan/pokok/tahun RBT = Rata-rata bobot satu tandan TBS = Tandan Buah Segar (ton/ha/ tahun) Sumber : PPKS, Medan (1997).
BAHAN TANAMAN Kriteria bibit kelapa sawit Kriteria bibit yang baik meliputi. • Kualitas : Germinated Seed (GS) atau kecambah bersertifikat yang dikeluarkan lembaga yang dipilih pemerintah yaitu Pusat Penelitian Marihat, BPP Medan dan PT. Socfindo Indonesia karena menyediakan bibit siap salur yang superior. Hati-hati terhadap penjualan bibit yang tidak jelas asal-usulnya atau bersertifikat palsu atau bibit sapuan dari kebun produksi.
Varietas hibrida hasil perbanyakan secara generatif. Dura x Pisifera atau Tenera • Sejak tahun 1990 telah mulai diuji lapangan 16 klon sebagai varietas hasil perbanyakan secara vegetatif (melalui kultur jaringan),.
Tabel 4. Sumber Bibit dan Potensi Produksi Kelapa Sawit Dalam Negeri • Keterangan : *) Harga bibit pada tahun 1997 • Sumber : MMA – IPB (1997)
Saat ini terdapat 12 jenis alternatif bibit hasil pengembangan teknologi pembibitan yang memiliki potensi untuk dikembangkan secara komersial (Tabel 2). Pengembangan varietas unggul baik secara generatif maupun secara vegetatif telah mulai digunakan teknik bioteknologi (kultur jaringan). • Produsen bibit lainnya : Sinar Mas Group, Asian Agri Group, Sampoerna Group dll.
Tabel 5. Deskripsi Varietas Kelapa Sawit Unggul Keterangan : OER : Oil Extraction Rate Sumber : PPKS, PT. SOCFIN dan PT. LONSUM (2000)
PEMBIBITAN • Seleksi Lokasi Pembibitan Beberapa persyaratan yang sebaiknya dimiliki oleh calon lahan antara lain : • Dekat dengan sumber air dan bebas dari banjir. • Datar sampai agak bergelombang. • Dekat dengan areal untuk penanaman dan mudah dijangkau • Tanahnya cukup top soil, subur dan gembur. • Bebas dari banjir. • Letaknya berdekatan dengan sumber tenaga kerja. • Perencanaan luas bibitan disesuaikan dengan rencana penanaman. • Saluran air
Pembibitan Pendahuluan (Pre Nursery) dan Pembibitan Utama (Main Nursery) Pembibitan Pendahuluan (Pre Nursery) Petakan bedengan pesemaian/pembibitan pendahuluan berukuran 8 m x 11,2 m, dalam satu satuan naungan terdapat 4 – 6 petakan. Setiap petakan memuat 1 000 bibit(kecambah). Kecambah ditanam dalam kantong plastik berukuran 14 cm x 22 cm dengan tebal 0,1 mm. Sebelum kecambah ditanam kantong plastik tersebut dilubangi dengan diameter 0,5 cm sebanyak 12 lubang.
Tanah yang digunakan sebagai media tanam adalah tanah berasal dari lapisan atas (top soil). Tanah tersebut terlebih dahulu disaring dengan saringan kurang lebih 1 cm. Satu hari sebelum waktu penanaman, kantong plastik yang telah berisi tanah disiram agar pada waktu penanaman dapat dipadatkan.
Pemeliharaan • Pemeliharaan meliputi penyiraman, pemupukan,pengendalian hama dan penyakit, penjarangan naungan. # Penyiraman dilakukan dua kali satu hari jika tidak ada hujan. # Pemupukan dengan menggunakan urea atau pupuk majemuk dengan dosis 2 g/liter air. # Setelah bibit berumur 2,5 – 3 bulan naungan perlu dihilangkan, agar bibit dapat beradaptasi. # Demikian pula seleksi di persemaian pendahuluan dimulai saat tanaman berumur 2,5 – 3 bulan.
Pembibitan Utama (Main Nursery) • Pekerjaan yang perlu segera dipersiapkan di pembibitan utama adalah penyediaan air untuk penyiraman, pemasangan pipa saluran air 2 – 3 bulan sebelum bibit dipindahkan ke pembibitan utama. Jarak tanam di pembibitan utama 85 cm x 85 cm x 85 cm, sistem segitiga sama sisi. • Kantong plastik yang digunakan berukuran 40 cm x 50 cm dengan tebal 0,2 mm, dibuat lubang perforasi berdiameter 0,5 cm dengan jarak 5 cm x 10 cm. Tanah yang digunakan berasal dari lapisan tanah atas.
Persiapan Penanaman dan Menanam Ukuran dan mutu polybag • Polybag yang digunakan berwarna hitam, dengan ukuran 50 cm x 40 cm dengan ketebalan 0,2 mm. • Mutu plastik untuk polybag harus yang baik, sehingga sampai dengan 12 bulan di lapangan polybag masih cukup kuat, tidak pecah untuk menahan perlakuan-perlakuan selama pemindahan bibit ke lapangan.
Membuat lubang polybag • Jumlah lubang pada setiap polybag 36 buah dengan diameter 0,3 cm • Lubang tersusun dibuat sebagai berikut. • Setiap polybag terdiri atas 3 baris lubang yang per baris terdiri 6 lubang. • Jarak antar baris 10 cm dan paling bawah diambil 5 cm dari tepi bawah sehingga bila polybag dibuka dan diisi tanah, lubang terbawah menjadi lubang di dasar polybag. • Jarak lubang dalam barisan 5 cm. • Lubang pertama dan terakhir 5 cm dari tepi plastik.
Penanaman dalam kantung plastik caranya dengan membuat lubang tanam sebesar kantung plastik di pesemaian pendahuluan dengan menggunakan alat ponjo. Kantung plastik kecil diiris dengan silet pada kedua belah sisinya , dijaga agar bulatan tanah tidak pecah. Bibit beserta tanah yang dimasukkan ke dalam lubang yang telah dibuat dan ditempatkan pada posisi yang baik.
Pemeliharaan tanaman Penyiraman, penyiangan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit serta seleksi bibit. • Penyiraman dilakukan dua kali sehari (pagi dan sore) jika curah hujan kurang dari 10 mm. • Penyiangan dilakukan terhadap gulma di dalam kantong plastik dan di petakan pembibitan. Pada saat penyiangan sekaligus dilakukan penggemburan tanah. Rotasi penyiangan dilakukan dua minggu sekali.
Pemupukan bibit di pembibitan utama dilakukan dua minggu setelah pemindahan dari pembibitan pendahuluan. Pemberian pupuk selang dua minggu, caranya pupuk ditaburkan secara merata di atas permukaan tanah dalam kantong plastik, pupuk jangan sampai mengenai leher batang bibit. Rekomendasi pemupukan di pembibitan utama disajikan pada Tabel 6.
Perhitungan Kebutuhan Bahan Tanaman. • kerapatan tanaman di lapang untuk 1 ha = 136 pohon/ha • sulaman 10 % , sehingga jumlah bibit diperlukan 150 pohon/ha • jumlah bibit afkir di main nursery sekitar 20 % (serangan hama/penyakit, tumbuh kurang baik dan rusak dalam pengangkutan) • seleksi awal pre nursery diperkirakan • dalam 1 ha main nursery (pembibitan utama) menghasilkan bibit 16.400 bibit. Jumlah ini diperkirakan cukup untuk 100 ha penanaman di lapangan. Pengelolaan pembibitan secara berkelompok lebih menghemat lahan dan biaya pemeliharaan daripada dilakukan sendiri-sendiri per petani.
Seleksi bibit • Untuk mendapatkan bibit yang baik dan mengurangi biaya pemeliharaan di pembibitan utama. • Bibit yang diafkir (dibuang adalah bibit yang tumbuh tegak dan kaku, sudut pelepah dengan batang kecil, pelepah muda lebih pendek dari pelepah tua, bibit tumbuh lemah, terserang penyakit dengan intensitas berat,bentuk anak daun tidak sempurna. • Seleksi bibit dilakukan pada umur 4 – 8 bulan dan pada saat dipindahkan ke lapangan.
PERSIAPAN AREAL DAN PENANAMAN Kegiatan terdiri atas : merintis dan mengukur, pembukaan areal, pemberantasan alang-alang, penanaman penutup tanah, pengajiran, pembuatan petakan, pembuatan lubang tanam. Bersamaan dengan kegiatan tersebut, biasanya dilakukan pembuatan jalan dan sarana penunjang lainnya.
a. Merintis dan mengukur Kegiatan survei di lapangan untuk mengetahui : • bentuk areal, batas-batas areal, topografi tanah, jenis vegetasi dankeadaan lapangan lainnya----------- sebagai pedoman perencanaan kegiatan selanjutnya dalam bentuk peta yang lebih terinci daripada peta dasarnya.
b. Pembukaan areal • Kegiatan pertama pembukaan areal adalah tebas-babat semak belukar dan pepohonan yang berdiameter < 5 cm, bertujuan membersihkan areal sehingga tahap kegiatan selanjutnya dapat dilakukan dengan lebih mudah
penebangan pepohonan dengan gergaji mesin (chain-shaw),gergaji tangan dan kapak. • Pemotongan batang dan perancahan dahan dan ranting • Perumpukan dahan dan ranting yang telah kering. • Pembakaran, kalau perlu diulang sampai 2 atau 3 kali (tidak lagi dilakukan setelah metode TANPA Bakar) • Pembongkaran tunggul pohon jika perlu dan mungkin. • Metode tanpa bakar : perumpukan dan bongkar tunggul secara mekanisasi (alat-alat berat dozer dan excavator).
c. Pemberantasan Alang-alang • Areal yang terbuka merangsang pertumbuhan alang-alang yang cepat------------. perlu pengendalian alang-alang sedini mungkin. • secara kimiawi dengan menggunakan herbisida • secara mekanis dengan menggunakan bajak dan garu. • Dowpon-M dan Roundup merupakan contoh herbisida yang sering digunakan. Selang antar aplikasi masing-masing tiga minggu. Biasanya pada aplikasi terakhir, penyemprotan dilakukan secara spot.
d. Penanaman Penutup Tanah • Untuk mencegah erosi permukaan serta pertumbuhan alang-alang. Pada keadaan demikian perlu dilakukan penanaman tanaman penutup tanah. • Penanaman penutup tanah (benih dengan dosis 14 kg/ha): • 4 kg Pureria javanica (PJ), • 6 kg Calopogonium mucunoides (CM) • 4 kg Centrosema pubescent (CP)
Penanaman dilakukan dengan menggunakan sistem larikan • dengan mencangkul dangkal sedalam mata garu ( 5 - 10 cm • Benih ditabur dalam larikan tersebut, kemudian ditimbun kembali. • Pemeliharaan tanaman penutup tanah: - pemupukan dan - pemurnian tanaman penutup tanah dengan cara membersihkan dari gulma yang dilakukan secara manual. Pemurnian dilakukan secara intensif terutama pada saat tanaman penutup tanah belum menutup sempurna.
e. Pengajiran • Untuk mendapatkan pertanaman yang teratur, sebelum penanaman bibit di lapangan dilakukan pengajiran. Hal ini berguna dalam menentukan di mana bibit akan ditanam serta di mana jalan dan sarana lainnya akan dibuat • Jarak tanam, jarak antar baris dan kerapatan tanaman per ha pada Tabel 7.
Tabel 7. Kerapatan Tanaman pd Sistem Tanam Segi Tiga Sama Sisi sy
f. Pembuatan Petakan • Pada areal yang merupakan tebing-tebing yang cukup terjal, untuk mengurangi erosi, dibuat sistem teras : teras individu dan teras bersambung. -Teras individu berbentuk tapal kuda dengan panjang 4 m dan lebar 3 m dengan ujung berbentuk setengah lingkaran (Gambar 3). -Teras bersambung umunya dibuat dengan mengikuti garis kontur denga jarak antar kontur sekitar 2 m.
Teras individu merupakan petakan di mana bibit akan ditanam. Petakan dibuat dengan jalan mencangkul (menggali tanah sebelah atas ajir dan ditimbunkan ke bagian bawahnya, sehingga dapat terbentuk tanah yang datar (Gambar 4).