300 likes | 820 Views
BERMAIN, MAINAN dan PERMAINAN. Prodi Ilmu Keolahragaan, PPs UNY. Homo Ludens = Manusia bermain. Johan Huizinga berpendapat bahwa : Bermain sebagai sesuatu yang berhubungan erat dengan Spontanitas, Autentisistas dan aktualisasi dirinya secara asli menjadi manusia yang seutuh mungkin.
E N D
BERMAIN, MAINAN dan PERMAINAN Prodi Ilmu Keolahragaan, PPs UNY
Homo Ludens = Manusia bermain • Johan Huizinga berpendapat bahwa : • Bermain sebagai sesuatu yang berhubungan erat dengan Spontanitas, Autentisistas dan aktualisasi dirinya secara asli menjadi manusia yang seutuh mungkin. • Bermain mengandung aspek kegembiraan, kelegaan, penikmatan yang intensif, bebas dari kekangan atau kedudukan, berproses emansipatorik dan itu hanya tercapai dalam alam dan susana kemerdekaan. • (Johan Huizinga, 1938)
Pendapat Tentang Bermain Groos (Schaefer, et al., 1991) bermain dipandang sebagai ekspresi insting untuk berlatih peran di masa mendatang yang penting untuk bertahan hidup. Hall (dalam Schaefer, et al., 1991) melihat bermain sebagai rekapitulasi perkembangan suatu ras dan merupakan media yang penting untuk menyatakan kehidupan dalam diri (inner life) anak. Ahli berpendapat bahwa :
Lanjutan….. • Erikson (dalam Landreth, 2001) mendefinisikan bermain sebagai suatu situasi dimana ego dapat bertransaksi dengan pengalaman dengan menciptakan situasi model dan juga dapat menguasai realitas melalui percobaan dan perencanaan. (http://klinis.wordpress.com/2007/08/30/penerapan-terapi-bermain-bagi-penyandang-autisme-1/)
Lanjutan…. • Bermain oleh Elizabeth B Hurlock ( 1978 ) dalam bukunya Child Development 6th edition dikatakan sebagai suatu term ( istilah ) yang sulit dispesifikasikan. Bentuk ekstrim ( umum ) dari arti bermain adalah semua aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan kesenangan, dan tanpa memperhitungkan hasil akhir dari aktivitas tersebut. • Piaget ( dalam Hurlock , 1978 )berpendapat bahwa bermain terdiri dari respon yang dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan kesenangan secara fungsional.
Lanjutan….. • Bettleheim ( dalam Hurlock , 1978 ) menambahkan bahwa aktivitas bermain adalah aktivitas yang tidak dibatasi oleh peraturan-peraturan , hanya mementingkan keterlibatan pemain dan tidak ada suatu pengaruh hasil akhir dari permainan terhadap kenyataan sesungguhnya. • Bermain pada umumnya sebagai kegiatan spontan yang tidak mempunyai tujuan tertentu dan lebih didorong oleh kebutuhan untuk rasa senang (Chickzen Mihalyi, 1976, Erikson 1950 )
Lanjutan… • Sukintaka (1998), bermain adalah aktivitas jasmani yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan sukarela untuk memperoleh rasa senang dari aktivitas tersebut. • Drijarkara, bermain adalah gejala manusia yang dibudayakan.
Bermain harus mempunyai dua sifat yang menyertainya yaituerosdanagon. • Eros berarti adanya rasa cinta dalam bermain. • Agon adalah dinamika untuk mengalahkan tantangan dalam perjuangan
Pandangan Bermain : Teori Klasik Johnson et al, (1999) hal. 6 dalam Mayke T. S (2007: 6)
Batasan Bermain Smith et al ; Garvey ; Rubin, Frein & Vandenberg( dalam Johnson et.al, 1999) Mengungkapan ciri kegiatan bermain sebagai berikut : Dilakukan berdasrkan motivasi instrinsik Perasaan dari orang yang terlibat dalam kegiatan bermain diwarnai oleh emosi-emosi yang positif Flesibilitas yang ditandai mudahnya kegiatan beralih dari satu aktivitas ke aktivitas yang lain Lebih menekankan pada proses yang berlangsung dibandingkan hasil akhir Bebas memilih Mempunyai kualitas pura-pura Keterlibatan aktif dari si pemain Bebas aturan–aturan yang ditetapkan dari luar.
Perkembangan Bermain Mildred Parten ( 1932) Unoccupied play Solitary play Onlooker play Paralel play Assosiative play Cooperative play
Lanjutan… 2. Jean Piaget (1962) Sensory motor play (20 hari – 6 bulan) Symbolic / make believe play (2 tahun- 7 tahun) Social games with rules (8 tahun- 11 tahun) Games with rules & sports (11 tahun keatas) 3. Hurlock (1981) Exploratory stage ( tahap penjelajahan) Toy stage ( tahap mainan) Play stage ( tahap bermain) Daydream stage ( tahap melamun
Lanjutan…. 4. Rubin, Fein & Vandenberg ( 1983) dan Smilansky ( 1968) Functional Play Constructive Play Make –Believe Play Games with rules
MANFAAT BERMAIN Hurlock mengemukakan bahwa bermain mempunyai peranan terhadap perkembangan anak dalam hal : Perkembangan fisik. Belajar berkomunikasi Jalan keluarnya energi dan emosi Jalan keluarnya kebutuhan/cita-cita. Sebagai sumber belajar Memacu kreativitas Pengenalan diri Belajar bermasyarakat Sebagai standard moral Mengetahui pemilahan dan peranan seks Perkembangan kepribadian yang layak
Lanjutan …. Sedang menurut Tedjasaputra (2001:39-50) manfaat bermain bagi anak adalah untuk: • Perkembangan aspek fisik. • Perkembangan aspek motorik kasar dan motorik halus • Perkembangan aspek sosial • Perkembangan aspek emosi dan kepribadian • Perkembangan aspek kognisi • Mengasah ketajaman penginderaan • Mengembangkan keterampilan olahraga dan menari • Media terapi • Media intervensi.
MAINAN Mainan adalah sesuatu yang digunakan dalam permainan oleh anak-anak, orang dewasa ataupun binatang.(http://id.wikipedia.org/wiki/Mainan) Mainan adalah sarana yang sangat baik untuk medorong kemampuan anak untuk belajar dan berkembang, sekaligus sarana bagi mereka untuk bermain dan bersenang-senang. (http://www.cutenlittle.com/) Alat permainan adalah semua alat bermain yang digunakan oleh manusia untuk memenuhi naluri bermainnya dan memiliki berbagai sifat.(Anggani Sudono, 2006 : 7)
PERMAINAN Permainan adalah kegiatan yang ditandai dengan oleh aturan serta persyaratan –persyaratan yang disetujui bersama dan ditentukan dari luar untuk melakukan kegiatan dalam tindakan yang bertujuan. (Bettelheim dalam Hurlock, 1978) Permainan merupakan sebuah aktivitas rekreasi dengan tujuan bersenang-senang, mengisi waktu luang, atau berolahraga ringan. Permainan biasanya dilakukan sendiri atau bersama-sama. (http://id.wikipedia.org/wiki/Permainan)
Struktur dan Klasifikasi Games: The Caillois Graph Paidia Ludus Ludus: Sobriety of attitude, formality of game structure. Paidia: Frivolity of attitude, informality of game structure. Agôn: contests of skill. Alea: games of chance. Mimicry: games of make-believe, fantasy, and imitation. Ilinx: games of vertigo.
Loy’s Conceptualization of Sport • PLAY : Characteristics- • Separate • Free • Uncertain • Governed by rules • “only Pretending” quality • GAMES : Characteristics: • Competition • Outcome determined • by physical skill • strategy or chance SPORT :Characteristics: Institutionalized game requiring Demonstrated physical prowess Donald Chu, 1982 : 13
REFERENSI Anggani Sudono. 2006. Sumber Belajar dan Alat Permainan. Jakarta : Grasindo Donald Chu. 1982. Dimensions of Sport. New York : John Wiley & Sons Publisher Elizabeth B. Hurlock. 1978. Child Development 6th Edition ( Perkembangan Anak). Jakarta : Erlangga Johan Huizinga. 1938. Homo Ludens( terjemahan).Jakarta :LP3ES Mayke S Tedjasaputra. 2007. Bermain, Mainan, dan Permainan. Jakarta : Grasindo http://id.wikipedia.org/wiki/Permainan http://klinis.wordpress.com/2007/08/30/penerapan-terapi-bermain-bagi-penyandang-autisme-1/ http://www.cutenlittle.com/