E N D
PELUANG DAN TANTANGAN PILKADASERENTAK 2018: Telaah Komunikasi Politik KARIM SURYADI
DITELAAH DALAM KERANGKA POLITIK NASIONAL • Pilkada serentak 2018 amat strategis karena: • Jumlah pemilih yang signifikan • Waktu penyelenggaraan berdekatan dengan pilpres.
Signifikansi Jumlah Pemilih • Dari 17 provinsi yang menggelar pilkada, tiga diantaranya adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. • Jumlah pemilih di ketiga provinsi ini mencapai 93,1 juta atau 47,3% suara pemilih pemilu nasional 2019 (diperkirakan berjumlah 196,5 juta)
Kritikal dari sisi waktu • Pilkada serentak 27 Juni 2018 digelar di saat sebelah mata politisi sudah menatap pilpres 2019. • Hanya terpaut 10 bulan dari pilpres, 1 bulan pasca Ramadhan, tidak kurang dari 2 minggu usai Lebaran.
Apa maknanya ? • “Semi final” sebelum bersaing di “grand final” Pemilu dan Pilpres 2019 • Hasil pilkada serentak 2018 indikator kunci dalam membaca peta dan kecenderungan politik 2019.
Apa implikasinya ? • Efek bandwagon pilkada serentak 2018 • Politisi akan all out memenangkan pilkada serentak 2018 karena hasilnya akan memberi dampak elektoral yang signifikan bagi Pemilu 2019
Peluang • Konsolidasi demokrasi. Pemilu sebagai mekanisme politik lima tahunan makin terjaga keteraturannya. Partai politik peserta pemilu semakin modern dari sisi struktur, meski masih memiliki beberapa kelemahan bila dilihat dari aspek lain. • Civic engagement. Partisipasi politik masyarakat tampak meningkat, meski kepercayaan terhadap partai politik tampak menurun.
Peluang ... • Psiko-politik warga. Sebagian besar warga menyadari, pemilu adalah perhelatan politik biasa meski tidak boleh dianggap biasa-biasa saja karena apa yang dihasilkannya berdampak bagi kehidupan mereka. • Pilar negara bangsa. Secara formal kesadaran terhadap empat pilar makin kuat. Di permukaan muncul suara menolak pemanfaatan isu politik identitas (termasuk SARA) sebagai alat kampanye.
Peluang ... • Netralitas aparatur. Kepercayaan terhadap aparat (TNI dan Polri) tetap tinggi, namun adanya anggota TNI dan Polri yang maju dalam pilkada akan menambah tajam sorotan masyarakat terhadap netralitas dan ketegasan aparat dalam menangani kasus pelanggaran dalam pilkada.
Tantangan • Ideologi politik partai belum nampak dalam koalisi, preferensi kebijakan, dan sikap terhadap pemerintah. • Parpol berkoalisi mengejar kedudukan (office seeker) ketimbang memperjuangkan kesamaan plaform kebijakan (policy seeker)
Tantangan: Koalisi acak, epicentrum politik nasional PDIP + PL GERINDRA + PL DEMOKRAT + PL 8 PDIP + GERINDRA + PL 4 GERINDRA + DEMOKRAT + PL 3 PDIP + DEMOKRAT + PL 2
Tantangan ... • Secara ideologis, parpol majemuk namun seragam. • Ciri sebagai politisi masih lebih menonjol: politisi hanya memikirkan satu periode jabatan, sedangkan negarawan satu generasi. • Politicians are the same all over. They promise to build a bridge even where there is no river (Nikita Khrushcev)
Tantangan .... Komunikasi politik 4.0: • Bagaimana membangun kecerdasan digital warga ? • Bagaimana menghadirkan infrastruktur kewargaan digital ?
Telaah akhir, awal diskusi ... • Pilkada (dan pemilu) sebagai instrumen mewujudkan demokrasi yang sehat (robus democracy). • Pilkada dan pilpres digelar untuk mewujudkan tujuan negara yang berdaulat, adil, dan makmur
Dalam setiap pemilu munculnya politisi buruk sudah biasa, hanya pemilih yang bisa menghentikannya. Dari kampuslah semangat ini mesti dikobarkan, dengan kejernihan sudut pandang dalam menyibak dramaturgi yang menipu.