540 likes | 1.29k Views
TB-HIV. Reiva Wisdharilla Samuel Raymond Wahyu Permatasari Yohanes Edwin Budiman Stase Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2012. Human Immunodeficiency Virus (HIV). Epidemiologi dan permasalahan ko-infeksi TB pada HIV.
E N D
TB-HIV Reiva Wisdharilla Samuel Raymond WahyuPermatasari Yohanes Edwin Budiman StasePulmonologi FakultasKedokteranUniversitas Indonesia 2012
Epidemiologidanpermasalahanko-infeksi TB pada HIV • Hingga2005, jumlah ODHA di seluruh dunia sebesar40,3 juta orang dan yang terinfeksi HIV sebesar 4,9 juta orang. • Pada 2008, 64 % dariseluruhkasus HIV terjadi di Afrikadan 15 % terjadi di Asia Tenggara. • Di Indonesia (2009) 18442 kasus di 32 Provinsi. • Koinfeksi TB-HIV: 24% - 45% kasus TB padainfeksi HIV asimptomatikdansebanyak 70 % padapasiendengan AIDS
Etiologi Human Immunodeficiency Virus (HIV) http://static.ddmcdn.com/gif/aids-hiv-anatomy.gif
Transmisi • TransmisiSeksual • Homoseksual • Heteroseksual • Transmisi Non Seksual • Parenteral • Transplasental Statistik Kasus HIV/AIDS di Indonesia dikaitkan dengan faktor resiko dilapor s/d Desember 2010 Laporan statistik HIV/AIDS di Indonesia. 2011. http://www.aidsindonesia.or.id
Patogenesis http://www.niaid.nih.gov/SiteCollectionImages/topics/hivaids/hivReplicationCycle.gif
ManifestasiKlinis • Tumor • Sarkoma Kaposi • Limfomamaligna • ManifestasiOportunistik • Paru Pneumonia Pneumocystis (PCP), Cytomegalo Virus (CMV), Mycobacterium Avilum, Mycobacterium Tuberculosis • Gastrointestinal ↓nafsu makan, diare kronis, ↓ berat badan >10% /bulan • Manifestasi Neurologis ensefalitis, meningitis, demensia, mielopati, neuropati perifer.
SkriningdanPemeriksaan • Skrining Semuapasienrisiko HIV tinggi • ELISA (+) Western Blot • CD4+ count • Normalnya 500-2000 sel/μL • Setelahserokonversi 700 sel/μL • AIDS <200 sel/μL
Viral Load (VL) >30.000/μLbiasanyamanifestasi AIDS • Terapiadekuat bisatidakterdeteksi <20-75 kopi/ μL • Kultur virus danpemeriksaangenotipe menentukanmutasi/resistensi • Khususbayibarulahir deteksi DNA proviral • PA noduslimfarusak, hiperplasia, sel T multinuklearraksasa (khaspada HIV ensefalopati), mikrogliosis
PemeriksaanInfeksiOportunistik • PPD (purified protein derivative) padaskin test TB • Cytomegalovirus (CMV) dengantesserologi • Sifilisdengan RPR (rapid plasma reagent) • Tesamplifikasicepatuntukinfeksigonokokusdanklamidia • Serologi hepatitis A, B, dan C • Antibodi anti-toksoplasma • Pemeriksaan lain diare, angiomatosisbasiler, kandidiasisorofaring, kandidiasisvulvovaginal, pelvic inflammatory disease (PID), klamidia, GO, ataugardnerella, neoplasmaservikal, leukoplakia oral (EBV), purpuratrombositopenik, neuropatiperifer, herpes zoster.
KlasifikasiHasilPemeriksaan • Kategori A infeksi HIV asimtomatik • Kategori B adagejalaterkait HIV: diare, angiomatosisbasiler, kandidiasisorofaring, kandidiasisvulvovaginal, pelvic inflammatory disease/PID (klamidia, GO, gardnerella), neoplasmaservikal, leukoplakia oral (EBV), purpuratrombositopenik, neuropatiperifer, herpes zoster. • Kategori C infeksi HIV dengan AIDS. • Kategori A1, B1, dan C1 CD4 >500/ µL. • Kategori A2, B2, dan C2 CD4 200-400/ µL. • Kategori A3, B3, dan C3 CD4 <200/ µL.
MulaiTerapiFarmakologi • JikatidaktersediatesCD4 pemantauanklinis. • Jikatersediates CD4: • Mulaiterapi ARV padasemuapasien HIV jikaCD4 <350 sel/mm3tanpamemandang stadium klinis. • TerapiARV semuapasien HIV dengan TB aktif, ibuhamil, dankoinfeksi Hepatitis B tanpamemandangjumlah CD4.
Obat Antiretroviral Kombinasi • NRTI (Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor) → zidovudin, didanosin, zalsitabin, stavudin, lamivudin, emtrisitabin, abakavir. • NtRTI (Nucleotide reverse Transcriptase Inhibitor) → Tenofovir disoproksil • NNRTI penghambat enzim RT cara berikatan di dekat tempataktif enzim perubahan konformasi situs aktif. • PI (Protease Inhibitor) → sakuinavir, ritonavir, indinavir, nelfinavir, amprenavir, lopinavir, atazanavir. • Viral Entry Inhibitor → enfuvirtid
Kombinasi 2 NRTI + 1 PI kuat dan lama menekan replikasi virus. • Kombinasi 2 NRTI + 1 NNRTI menekan virus + meningkatkan perbaikan imunologis (+ direkomendasikandi Indonesia).
LanjutanTatalaksana • Kriteriagagalterapiutama (prioritas) kriteriavirologis imunologis klinis • Jikaterbuktigagalterapi perbaikikepatuhan masihbelumberhasiljuga? lanjutke LINI KEDUA • Linikedua 2 NRTI + boosted-PI (bPI) • yang disediakansecaragratis olehpemerintah TDF/AZT + 3TC + Lopinavir/Ritonavir (LPV/RTV).
HIV and TB – An Interdisciplinary and Multisectoral Approach General Practitioners, Internists, Pulmonologists, Laboratory Experts, Pharmacy, Healthcare System, us.
TB-HIV • Kemungkinan 20-37 kali lipat • 400.000 dari 1,7 jutaorang yang meninggaldari TB adalah TB-HIV • 1,2 jutadari 9,4 jutakasus TB baruadalah TB-HIV • Prevalensi TB-HIV berkorelasidenganprevalensi HIV
Pemeriksaan • Padadaerahdenganangkaprevalensiinfeksi HIV tinggi, pemeriksaan HIV rutindilakukanuntuksemuapasien TB • Padadaerahdenganprevalensi HIV rendah, pemeriksaan HIV diindikasikanuntukpasien TB denganrisikotinggi HIV • Di Indonesia, pasien TB yang memerlukanuji HIV : • Adariwayatperilakurisikotinggitertular HIV (pekerjaan) • Hasilpengobatan OAT tidakmemuaskan • MDR TB/TB kronik
Tatalaksana • Terapi dengan Anti Retro Viral (ARV) dapat menurunkan laju sampai sebesar 90% pada tingkat individu dan sebesar 60% pada tingkat populasi, selain itu mampu menurunkan rekurensi TB sebesar 50%. • Prinsip pengobatan OAT pada TB-HIV pada dasarnya sama dengan pengobatan TB tanpa HIV/AIDS, yaitu kombinasi beberapa jenis obat dengan dosis dan waktu yang tepat. • Pasien TB-HIV yang tidak mendapatkan respon pengobatan, harus dipikirkan adanya resistensi atau malabsorbsi obat sehingga dosis yang diterima tidak cukup untuk terapi
Strategi WHO Konsep The Three I’s untuk TB/HIV • IPT (Isoniazid Preventif Treatment) jika ada indikasi • ICF (Intensified Case Finding) untuk menemukan kasus TB aktif • IC (Infection Control) untuk mencegah dan pengendalian infeksi TB di tempat pelayanan kesehatan
Obat TB-HIV Pada pemeriksaan HIV penderita TB yang memberikan hasil positif, rekomendasi penggunaan terapi ARV adalah: • Mulai terapi ARV sesegera mungkin setelah terapi TB dapat ditoleransi. Secepatnya 2 minggu dan tidak lebih dari 8 minggu, berapapun jumlah CD4. • Gunakan EFV sebagai pilihan NNRTI pada pasien yang memulai terapi ARV selama dalam terapi TB. Rifampisin dapat menurunkan kadar nelfinavir dan nevirapin. Obat yang dapat digunakan AZT atau TDF + 3TC + EFV. Setelah OAT selesai, EFV dapat diganti dengan NVP.
TUJUAN • Rekomendasi tersebut diharapkan dapat • menurunkan angka kematian ko-infeksi TB-HIV • Potensi menurunkan transmisi bila semua pasien HIV memulai terapi ARV lebih cepat • Meningkatkan kualitas hidup • Menurunkan kekambuhan TB.
Panduan Pengobatan ARV pada ODHA yang kemudian muncul TB aktif
DaftarPustaka • Djoerban Z, Djauzi S. HIV/AIDS di Indonesia. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S, eds. Buku ajar ilmupenyakitdalam. 4th ed. Jakarta: PusatPenerbitanDepartemenIlmuPenyakitDalam FKUI 2006 • Djuanda A., PenyakitKelamin AIDS (AqcuiredImmunoDeficincy Syndrome) DalamIlmuPenyakitKulitdanKelamin, Edisi ke-4. Jakarta : FakultaskedokteranUniversitas Indonesia : 2005 • Djauzi S, Djoerban Z. Penatalaksanaan HIV/AIDS dipelayanankesehatandasar. Jakarta: BalaiPenerbit FKUI 2002. • Fauci AS, Lane HC. Human Immunodeficiency Virus Disease: AIDS and related disorders. In: Kasper DL, Fauci AS, Longo DL, Braunwald E, Hause SL, Jameson JL. editors. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 17th ed. The United States of America: McGraw-Hill • UNAIDS-WHO. Report on the global HIV/AIDS epidemic 2010: executive summary. Geneva. 2010. • Ditjen PP & PL Depkes RI. StatistikKasus HIV/AIDS di Indonesia. 2009
Daftar Pustaka • Louisa M, Setiabudy R. Antivirus. Dalam: Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi, Elysabeth, editor. Farmakologi dan Terapi. Edisi V. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1995. • DirektoratJenderalPengendalianPenyakitdanPenyehatanLingkungan. PedomanNasionalTatalaksanaKlinisInfeksi HIV danTerapi Antiretroviral PadaOrangDewasadanRemaja. KementrianKesehatanRepublik Indonesia, 2011. • KonsorsiumUpayaKesehatanKemenkes RI. PedomanNasionalPelayananKedokteran: Tatalaksana HIV/AIDS. KementrianKesehatanRepublik Indonesia, 2011. • Spector SA, McKinley GF, Lalezari JP, Samo T, Andruczk R, Follansbee S, et al. Oral ganciclovir for the prevention of cytomegalovirus disease in persons with AIDS. Roche Cooperative Oral Ganciclovir Study Group. N Engl J Med. Jun 6 1996;334(23):1491-7. • Impact of antiretroviral therapy on tuberculosis incidence among HIV-positive patients in high-income countries. Clin Infect Dis. May 2012;54(9):1364-72.
U.S. Preventive Services Task Force. Screening for HIV. Available at http://www.uspreventiveservicestaskforce.org/uspstf/uspshivi.htm. Accessed June 16, 2011. • [Guideline] Qaseem A, Snow V, Shekelle P, Hopkins R Jr, Owens DK. Screening for HIV in health care settings: a guidance statement from the American College of Physicians and HIV Medicine Association. Ann Intern Med. Jan 20 2009;150(2):125-31. • Hull MW, Rollet K, Odueyungbo A, Saeed S, Potter M, Cox J, et al. Factors Associated With Discordance Between Absolute CD4 Cell Count and CD4 Cell Percentage in Patients Coinfected With HIV and Hepatitis C Virus. Clin Infect Dis. Jun 2012;54(12):1798-1805 • Panel on Antiretroviral Guidelines for Adults and Adolescents. Guidelines for the use of antiretroviral agents in HIV-1-infected adults and adolescents. Department of Health and Human Services. January 10, 2011; 1-174. Accessed June 16, 2011. Available at http://aidsinfo.nih.gov/contentfiles/ AdultandAdolescentGL.pdf. • Hoffmann CJ, Brown TT. Thyroid function abnormalities in HIV-infected patients. Clin Infect Dis. Aug 15 2007;45(4):488-94. • Lee PL, Yiannoutsos CT, Ernst T, Chang L, Marra CM, Jarvik JG, et al. A multi-center 1H MRS study of the AIDS dementia complex: validation and preliminary analysis. J MagnReson Imaging. Jun 2003;17(6):625-33. • KementerianKesehatanRepublik Indonesia. PedomanNasionalTatalaksanaKlinisInfeksi HIV danTerapi Retroviral padaOrangDewasa. 2011