110 likes | 487 Views
Agama Budha di Jepang Pertemuan 4. Matakuliah : <<Sejarah pemikiran Jepang>> Tahun : <<2009>>. Budha. Agama Budha tiba di Jepang pada akhir abad ke-6, berasal dari Korea. Tujuan agama Budha adalah pencerahan dari dalam diri.
E N D
Agama Budha di JepangPertemuan 4 Matakuliah : <<Sejarah pemikiran Jepang>> Tahun : <<2009>>
Budha • Agama Budha tiba di Jepang pada akhir abad ke-6, berasal dari Korea. • Tujuan agama Budha adalah pencerahan dari dalam diri. • Agama ini dengan cepat diterima oleh pemerintah sebagai agama negara
Sejarah agama Buddha di Jepang • Agama Budha tiba di Jepang pada abad ke 6 melalui Cina dan Korea. Pada awalnya, agama ini hanya berkembang di kalangan kaum bangsawan. Akan tetapi sejak abad ke 12 ajarannya mulai berkembang di kalangan masyarakat biasa. Pada saat yang bersamaan, ajaran Zen mulai berkembang di kalangan kaum bushi atau militer. Zen merupakan suatu ajaran yang dianggap bagian dari agama Budha sehingga sering di sebut dengan Budha Zen. Sejak saat itu hingga sekarang Budha menjadi salah satu agama utama di kalangan masyarakat Jepang.
Saat ini banyak masyarakat Jepang yang melibatkan dirinya dalam ritual Budha meskipun mereka bukan penganut agama tersebut. Umumnya mereka melaksanankan upacara kematian secara agama Budha, bahkan bagi orang yang sudah meninggal akan diberikan nama Budhanya. Agama Budha banyak mempengaruhi berbagai aspek kebudayaan masyarakat Jepang, termasuk diantaranya seni, sastra, arsitektur dan moral serta pemikiran masyarakat Jepang.
Budha sering disebut dengan gairai shuukyou atau agama yang datang dari luar Jepang. Di Jepang, agama-agama yang datang dari luar tersebut kemudian berbaur dengan kebudayaan asli orang Jepang setelah melalui proses reinterpretasi dan resistematisasi. Setela itu kemudian baru berbaur dengan agama asli Jepang yang membentuk suatu wadah sehingga akhirnya masing-masing agama tersebut kehilangan ciri-cirinya sendiri.
Akan tetapi diantara sekian banyak aliran kepercayaan yang masuk ke Jepang, agama Budha lah yang paling besar pengaruhnya di dalam masyarakat Jepang. Agama Budha masuk ke Jepang melalui Cina dan Korea.
Agama ini mengajarkan adanya persamaan dalam masyarakat. Ajarannya pun tidak terlalu keras dan sangat menjunjung tinggi toleransi terhadap kepercayaan tradisonal masyarakat setempat. Hal ini menyebabkan agama Budha dapat diterima oleh segenap masyarakat di Asia timur. Demikian pula di Jepang dimana pada saat itu segala sesuatu yang berasal dari luar kerapkali mendapat kesulitan untuk dapat diterima di dalam masyarakatnya.
Pada saat agama ini diperkenalkan di Jepang, pemerintah saat itu sedang sibuk mempersiapkan suatu bentuk pemerintahan terpusat yang meniru Cina. Pemerintah menerapkan filosofi dan konsep kebudayaan sebagai dasar pembentukan pemerintahan. Pada saat yang sama mereka juga menjadikan ajaran agama Budha tersebut sebagai suatu bentuk peradaban asing serta membangun kuil Budha sebagai pusat pelayanan kebudayan asing.
Seperti halnya dengan Shinto, agama Budha pun diizinkan untuk menampilkan kegiatan keagamaannya di muka umum. Akan tetapi pemerintah melarang para pendeta Budha melakukan kegiatan misionaris atau peyebaran agama di dalam masyarakat Jepang. Sehubungan dengan hal tersebut, masyarakat Jepang memiliki kecenderungan untuk berdoa menurut agama Shinto untuk hal-hal yang berhubungan dengan keduniawian dan secara agama Budha untuk hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan di akhirat.
Di dalam ajaran Budha ditanamkan adanya kehidupan sesudah mati. Setiap orang dipercaya dapat diselamatkan asalkan ia menyesali dosa-dosanya dan berdoa kepada Budha. Akibatnya adalah meskipun orang Jepang sering tidak menyadari adanya dosa namun mereka sering hidup dengan dibayang-bayangi oleh rasa takut atas konsekuensi dari dosa-dosa yang timbul. Bagi orang Jepang murah hati dan kelemah lembutan merupakan dasar dari ajaran agama Budha. Sebagian besar upacara keagamaan Budha telah dimodifikasi dengan Shinto terutama yang berkenaan dengan pemujaan leluhur. Akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa agama Budha telah turut memperkaya khasanah kehidupan spiritual masyarakat Jepang.