10 likes | 225 Views
21. c. Perilaku sakit dapat dikurangi bila akibat-akibat positif dihilangkan sedangkan. perilaku kesembuhan diberi penguat (Davison dan Neale, 1974; Keefe dan. Gill, 1986). Somatisasi sebagai hasil belajar juga dapat dilihat dari kenyataan bahwa.
E N D
21 c. Perilaku sakit dapat dikurangi bila akibat-akibat positif dihilangkan sedangkan perilaku kesembuhan diberi penguat (Davison dan Neale, 1974; Keefe dan Gill, 1986). Somatisasi sebagai hasil belajar juga dapat dilihat dari kenyataan bahwa somatisasi bukan merupakan penyakit yang menyebar secara acak pada populasi, tetapi mengelompok pada keluarga-keluarga. Hal ini menimjukkan bahwa somatisasi dapat dipelajari dari orang-orang terdekat, misalnya orangtua atau saudara-saudara (Ford dalam Andu, 1993). Rosenhan dan Seligman (1989) mengutip pendapat Woodruff, Clayton, dan Guze yang mengungkapkan bahwa kemungkinan teijadinya gangguan somatisasi pada wanita yang ada dalam keluarga yang mana ibu atau saudara wanitanya mengalami gangguan somatisasi, adalah 10 kali lebih besar daripada wanita yang tidak berada dalam situasi tersebut. Jadi somatisasi merupakan hal yang dapat dipelajari dari orang-orang terdekat dan merupakan usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perhatian dan pertolongan dari orang lain. Berdasarkan teori belajar maka dapat disimpulkan bahwa somatisasi dapat dipelajari dari orang-orang terdekat dan merupakan usaha yang dilakukan individu untuk mendapat perhatian dan pertolongan dari orang lain. Probabilitas teijadinya perilaku sakit akan meningkat sejalan dengan akibat positif yang diterima individu. B. Teori Psikodinamika. Teori-teori psikodinamika mengenai sakit dikemukakan oleh Engel dan Pilowsky (dalam Andu, 1993). Penjelasan teori ini