360 likes | 609 Views
ANALISA AKI-AKB SERTA UPAYA-UPAYA YANG TELAH DAN AKAN DILAKUKAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN PEKALONGAN. GAMBARAN UMUM.
E N D
ANALISA AKI-AKB SERTA UPAYA-UPAYA YANG TELAH DAN AKAN DILAKUKAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN PEKALONGAN
GAMBARAN UMUM Kabupaten Pekalongan Kota Kajen sebagai Ibu Kota pusat pemerintahan, secara geografis terletak diantara 60 - 70 23’ Lintang Selatan dan antara 1090 - 1090 78’ Bujur Timur: Sebelah Timur : Kota Pekalongan, k Kabupaten Batang Sebelah Utara : Laut Jawa, Sebelah Selatan: Kabupaten Banjarnegara Sebelah Barat : Kabupaten Pemalang Luas wilayah : 836,13 Km2 Jumlah Kecamatan: 19 Jumlah desa/kel: 285 Jumlah Penduduk : 845.471 jiwa Kepadatan penduduk/Km2 : 1.157
FASILITAS KESEHATAN RS. Pemerintah : 2 buah RS. Swasta : 1 buah Pusk. Perawatan : 7 buah Pusk. Induk : 19 buah Pusk. Pembantu : 50 buah PKD : 168 buah Puskesmas PONED dg SK Bupati : 0 Puskesmas PONED siap dg SDM&Sarana-Prasarana : 2 buah Jumlah Kelas Ibu (swadaya) yg sdh selesai & melapor Dinkes : 56 buah
KETENAGAAN • DSOG RSUD KRATON : 2 PNS, 1 Mitra, • DSOG RSUD KAJEN : 2 MITRA • DSA RSUD KRATON : 2 PNS • DSA RSUD KAJEN : 1 PNS • Dokter Umum PUSKESMAS : 57 PNS • Jumlah Bidan Desa/ • Puskesmas : 459 (PNS & PTT)
KETENAGAAN • DSOG RSUD Kraton : 2 PNS, 1 Mitra, • DSOG RSUD Kajen : 0 PNS, 2 Mitra • DSA RSUD Kraton : 1 PNS, 1 Mitra • DSA RSUD Kajen : 1 PNS • Dokter Umum PUSK. : 57 PNS • Bidan KIA /KB : 52 • Bidan Desa : 349
PENYEBAB KEMATIAN IBU TH 2010(26 KASUS) • PE/EKLAMPSIA : 9 KASUS • PERDARAHAN PP : 6 KASUS • INFEKSI : 1 KASUS • PARTUS LAMA : 1 KASUS • KPD DG DHF : 1 KASUS • PENYAKIT PENYERTA (JANTUNG,LIMPODENOMA,DM,ASMA,LEUKEMIA) : 8 KASUS
PENYEBAB KEMATIAN IBU TH 2011(17 KASUS) • PE/EKLAMPSIA : 9 KASUS • PERDARAHAN PP : 3 KASUS • EMBOLI AIR KETUBAN : 2 KASUS • SEPSIS : 1 KASUS • PARTUS LAMA DG ASMA : 1 KASUS • MIOMA POST SC : 1 KASUS
PENYEBAB KEMATIAN IBU 2012 • (31 kasus): • PEB/EKLAMSIA :14 kasus, • PERDARAHAN : 6 kasus, • KEJANG MENINGITIS : 1 kasus, • JANTUNG/DECOMP : 4 kasus, • TB PARU : 2 kasus, • HEPATITIS : 1 kasus, • POST HISTEREKTOMI: 1 kasus, • TYPOID FEVER : 1 kasus. • Ca OVARIUM : 1 kasus,
GRAFIK PENYEBAB KEMATIAN BAYIDINAS KESEHATAN KAB. PEKALONGANBULAN JAN S/D DESEMBER 2012
CAKUPAN PROG.KESEHATAN IBU SASARAN RIILDINKES KAB.PEKALONGAN
ANALISIS PERMASALAHAN TINGGINYA AKI DI KAB.PEKALONGAN • BelumMeratanyaPuskesmas PONED di Wilayah KabupatenPekalongan yang disebabkanbelumterpenuhinyatenagaterlatihmaupunsaranaprasanaPuskesmas PONED. • Belumoptimalnya RS PONEK sebagaitempatrujukan (belumada DSOG yang stand by 24 jam bahkansalahsatuRumahsakitbelumadadokterobsgyn, hanyasebagai “mitra”) • Belumadanyaperencanaanpersalinanmaupunantisipasipencegahankomplikasidarikeluargaibuhamilitusendiri
SDM Petugas (Bidan) ditingkat dasar kurang trampil dan kurang berani (khususnya dalam pemberian MgSo4 pada kasus Preeklampsia berat (PEB) saat merujuk ke RS) • Unmet need KB (PUS seharusnya KB, dengan berbagai alasan tidak ber KB, shg terjadi kehamilan yang tidak direncanakan) • Beberapa kematian ibu disebabkan penyakit yang sudah dimiliki sebelum hamil (TBC,Decomp,sebaiknya tidak hamil)
Masih ada persalinan dirumah, shg menghambat rujukan bila harus dirujuk. • Anggapan masyarakat kehamilan dan persalinan adalah hal biasa, shg mengabaikan bahaya resti yang ada. • Pengetahuan ibu/keluarga tentang kehamilan,persalinan,nifas maupun perawatan BBL masih rendah. • Penyampaian informasi dan pengetahuan tentang kehamilan,persalinan,nifas maupun perawatan BBL dari petugas masih kurang.
PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI(P4K) BELUM BERJALAN SECARA OPTIMAL: • Stker P4K belum dipasang sesuai ketentuan, (yaitu: o/bidan, diisi lengkap,dipasang didepan rumah) • Keluarga belum mengerti/memahami tentang P4K • Bidan tidak melakukan kunjungan rumah untuk berdiskusi membahas persiapan persalinan dg keluarga • Ibu hamil belum menyiapkan calon donor darah. • Bidan belum menguasai / mengetahui tempat tinggal seluruh ibu hamil( masih ada rumah bumil yg tak diketahui oleh bidan desanya)
Serta beberapa kendala yang sering ditemui bidan dalam melakukan rujukan ibu bersalin • Masihadanya 3T(Terlambat) : 1. TerlambatmendeteksiadanyakelainandanTerlambatmengambilkeputusan ( menungguorangygdituakanmemberikeputusan) 2. Terlambatdalammencapaifasilitaskesehatan 3. Terlambatmendapatpenanganankegawatdaruratanbaikditempatpertolonganpersalinanmaupunditempatrujukan.
UPAYA-UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN DALAM MENURUNKAN AKI • Meningkatkan cakupan Program kesehatan ibu hamil dengan ANC yang berkualitas. • Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dg 4 tangan profesional (solmet bidan) di faskes. • Memenuhi seluruh desa dengan bidan desa, dan 2 bidan desa untuk yang wilayah desanya luas. • Mewajibkan bidan desa tinggal di desa
Mewajibkan bidan yang melaksanakn pertolongan persalinan mengikuti APN • Mengharuskan bidan wilayah kabupaten dan menghimbau BPM melakukan MOU dalam pertolongan persalinan menggunakan jampersal. • Pelayanan KB untuk mencegah kehamilan • Peningkatan pengetahuan dan partisipasi perempuan, suami/keluarga dan masyarakat melalui kelas Ibu hamil. • Membentuk kelas ibu swadaya ( baru 56 yang dibentuk dari 285 desa yg ada)
Sosialisasi dan advokasi. • Pembinaan bidan. • Mengoptimalkan pelayanan kebidanan di Puskesmas Perawatan. • Membentuk TIM AMP dg SK Bupati, yg tdr atas TIM Managemen dan Tim Pengkaji . • AMP model baru yang didahului pengkajian kasus oleh TIM Pengkaji RS (ada 2 tim : TIM RSUD Kraton dan RSUD Kajen)
Rencana Aksi Selanjutnya(2013) : • OptimalkanPuskesmasPerawatanmenjadiPuskesmas PONED, bertahap . • MemasangPapanPuskesmas PONED denganjenispelayanannyauntuksosialisasikemasyarakat. • PelatihanpetugasPONED&dilanjutkanmagangdi RS • Membuatregulasitentangkeharusanmembentukkelas IBU. • Desiminasi SOP kegawatdaruratanpadakasus maternal untuksemuaBidan.
6. MewajibkanBidandesatinggaldidesa, dansemuabidandesatidakmerangkapsbgBidan KIA/KB diPuskesmas. 7. Bidandesaharusmengetahuinama-namasetiapibuhamilsertatempattinggalnyadidesa / wilayahkerjanya. 8. Adabukucatatanmasing-masingsatubukuuntuksatuibu, yang mencatatriwayatdari ANC, DeteksiResti,Persalinan, hinggaNifas. 9. BidandesamelakukankunjunganrumahpadabumilRisti, danpadaibuhamil yang belumpernahkontak dg bidandesatersebut. BPS melaporkanhasilkunjunganBumil,Bulin,Bufaskebidanpembinawilayah/ kePuskesmas.
Mengkaji setiap kematian maternal dg AMP. Setiap ada kasus AKI/AKB harus ada pelaporan berupa OVP/OVM dan RMP/RMM • Memebentuk TIM Akselerasi Pencapaian Target MDGs 2015 untuk selanjutnya monitoring ke Puskesmas untuk menggali permasalahan AKI –AKB. • Sosialisasi SOP pemberian MGSO4 untuk m’cegah kejang pada kasus PEB/Eklampsia sbg stabilisasi seb.merujuk, (Obat MGSO4 beserta antidotumnya tersedia di farmasi Dinkes, Puskesmas dipersilakan meminta )
Selalu kontak ke RS sebelum melakukan rujukan maternal, diharapkan supaya RS lebih siap saat menerima pasien dg kasus yang telah disampaikan sebelumnya. • Puskesmas mengirimkan data calon bumil yang direncanakan hrs bersalin di RS ke Dinkes untuk diteruskan ke RS, sesuai RS dituju. • Mengaplikasikan kegiatan P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) dengan kesiapannya dalam mnyediakan calon donor darah bagi ibu hamil (1bumil 5 pendonor) tsb.Bentuknya pengambilan darah oleh PMI dari calon donor darah yang disiapkan ibu hamil/keluarga tsb, selanjutnya disimpan di PMI.
Untukmengurangikejadiankematianbayiselaindenganmencegahkejadian AKI spttsb. : • Diharapkanbidanmeningkatkanketrampilandalampenangankegawatdaruratan BBL denganpelatihanpenangananAspeksia, penanganan BBLR • Sosialisasipemberianpelayanan neonatal esensialbagibidandesa. • Menekankanbidandalamsetiapkunjungan neonatal menggunakan format MTBM, (usul: agar dilampirkanpadasetiapklemjampersal) • Tidakmelakukanpertolonganpersalinan dg 19 penapisan(deteksisejakawal)
Diagnosis Preeklampsia berat • Ibu usia kehamilan ≥ 20 minggu dengan hipertensi (tekanan darah diastolik ≥90 mmHg) dengan disertai salah satu atau lebih dari gejala berikut : • Tekanan darah diastolik > 110 mmHg • Proteinuria 2 • Oliguria < 400 mL/24 jam • Edema paru, nafas pendek, sianosis, ronkhi • Nyeri epigastrium/kuadran atas kanan • Gangguan penglihatan, skotoma • Nyeri kepala hebat • Hiperrefleksia • Mata:spasme arterioler, edema, ablasio retina • Koagulasi: koagulasi intravaskular disseminata, sindrom HELLP • Pertumbuhan janin terhambat • Otak: edema serebri • Jantung: gagal jantung • Eklampsia • Kejang dapat terjadi tanpa tergantung pada berat ringannya hipertensi • Sifat kejang tonik-klonik • Koma dapat terjadi setelah kejang dan dapat berlangsung lama • PEMBERIAN MAGNESIUM SULFAT UNTUK PRE EKLAMPSIA DAN EKLAMSPSIA • Syarat pemberian magnesium sulfat • TersediaCalsium Glukonas 10% 10 cc (dalamkeadaansiapdiberikanintravena selama 5menit) • Langkah – langkah pemberian magnesium sulfat: • Pasang infus Ringer Laktat atau NaCl 0,9% dengan tidak diklem. • Pasang kateter menetap untuk mengukur keseimbangan cairan • Cara pemberian Magnesium Sulfat • Dosis Awal: • MgSO4 40% 4 gram (10cc) IV diberikan selama 5 menit, infus 100-200 cc lepas klem. • Jika Kejang berulang setelah 15 menit pemberian dosis awal, berikan MgSO4 40% 2 gram (5cc) IV diencerkan dengan penambahan aquabides pro injeksi sebanyak 5 cc diberikan selama 5 menit. • Dosis Pemeliharaan: • MgSO4 40% 6 gram (15 cc) melalui infus Ringer Laktat/NaCl 0,9% 500 cc ( 28 tetes per menit), yang diberikan sampai 24 jam postpartum atau kejang terakhir. • - Pasien akan merasa agak panas pada saat pemberian MgSO4 • - Segera Rujuk pasien ke rumah sakit, jika pasien sudah distabilisasi diberikan MgSO4 RSUP. Dr. Kariadi Sahabat Menuju Sehat