930 likes | 1.29k Views
Pengelolaan Barang Milik Daerah. Muhtar Mahmud. HUBUNGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DGN PBMN/PBMD. UU 32/2004 UU 33/2004. UU 32/2004 UU 33/2004. UU 17/2003. UU 1/2004. PP 58/2005. UU 15/2004. PERMENDAGRI 13/2006,59/07. PP 24/2005 PP 58/2005. PERDA.
E N D
Pengelolaan Barang Milik Daerah Muhtar Mahmud
HUBUNGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DGN PBMN/PBMD UU 32/2004 UU 33/2004 UU 32/2004 UU 33/2004 UU 17/2003 UU 1/2004 PP 58/2005 UU 15/2004 PERMENDAGRI 13/2006,59/07 PP 24/2005 PP 58/2005 PERDA PBMN/PBMD PP 6/2006, PP 38/2008 Permendagri 17 /2007 PP 38 /2007 Peraturan KDH PP 3/2007 PP 41/2007 OMNIBUS REGULATIONS
LANDASAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH • Undang-undangNomor 5 Tahun 1960 tentangPeraturanDasarPokok-pokokAgraria; • Undang-undangNomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah; • Undang-undangNomor 33 Tahun 2004 tentangPerimbanganKeuanganantaraPemerintahPusatdanPemerintahan Daerah; • Undang-undangNomor 17 Tahun 2003 tentangKeuangan Negara; • Undang-undangNomor 1 Tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara; • PeraturanPemerintahNomor 46 Tahun 1971 tentangPenjualanKendaraanPeroranganDinas; • PeraturanPemerintahNomor 40 Tahun 1994 joPeraturanPemerintahNomor 31 Tahun 2005 tentangPenjualanRumah Negara; • PeraturanPemerintahNomor 40 Tahun 1996 tentangHakGuna Usaha, HakGunaBangunandanHakPakaiatas Tanah; • PeraturanPemerintahNomor 24 Tahun 2005 tentangStandarAkuntansiPemerintahan;
Praetorian PemerintahNomor 58 Tahun 2005 tentangPengelolaanKeuangan Daerah; • PeraturanPemerintahNomor 6 Tahun 2006 tentangPengelolaanBarangMilik Negara/Daerah; • Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintahan Daerah; • Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Kepentingan Umum sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2005; • KeputusanMenteriDalamNegeriNomor 49 Tahun 2001 tentangSistemInformasiManajemenBarang Daerah; • KeputusanMenteriDalamNegeriNomor 7 Tahun 2002 tentangNomorKodeLokasidanNomorKodeBarang Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota; • KeputusanMenteriDalamNegeriNomor 12 Tahun 2003 tentangPedomanPenilaianBarang Daerah; • KeputusanMenteriDalamNegeriNomor 153 Tahun 2004 tentangPedomanPengelolaanBarang Daerah Yang Dipisahkan; dan • PeraturanMenteriDalamNegeriNomor 13 Tahun 2006 tentangPedomanPegelolaanKeuangan Daerah.
LINGKUP PENGELOLAAN KEUANGAN/BARANG DAERAH Pengawasan/ Pengendalian Pelaksanaan Input Proses Output/ Input Perencanaan Proses Output/Input Proses Output Kebijakan Umum Anggaran (KUA) PPAS Program Kegiatan Anggaran • Renstrada • Dokumen Perencanaan Lainnya • Penjaringan Aspirasi • Kinerja Masa Lalu • Kebijakan Pemerintah Pusat APBD • Tolok Ukur Kinerja • Standar Analisa Belanja • Standar Biaya Akuntansi Laporan Pelaksanaan APBD • Perda APBD • Dokumen • Catatan Evaluasi Kinerja • Triwulanan • Akhir Tahun (LPJ) Hasil Evaluasi
Barang milik negara/daerah (BMN/D) • Barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN/D; • Barang yang berasal dari perolehan lainnya yang syah: • Diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis; • Diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak; • Diperoleh berdasarkan ketentuan UU; • Diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.
Asas Pengelolaan BMN/D • Pengelolaan barang milik negara/daerah dilaksanakan berdasarkan asas: • fungsional, • kepastian hukum, • transparansi dan keterbukaan, • efisiensi, • akuntabilitas, dan • kepastian nilai.
Tugas Dan FungsiKepala Daerah: • menetapkan kebijakan pengelolaan barang milik daerah; • menetapkan penggunaan, pemanfaatan atau pemindahtanganan tanah dan bangunan; • menetapkan kebijakan, pengamanan barang milik daerah; • mengajukan usul pemindahtanganan barang milik daerah yang memerlukan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; • menyetujui atau menolak usul pemindahtanganan, penghapusan barang milik daerah sesuai batas kewenangannya; • menyetujui atau menolak usul pemanfaatan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan; dan • menyetujui dan menetapkan penjualan barang milik daerah yang tidak melalui kantor lelang negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tugas Dan Fungsi Sekretaris Daerah Selaku Pengelola Barang • menetapkan pejabat yang mengurus dan menyimpan barang milik daerah; • meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan barang milik daerah; • meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan pemeliharaan/ perawatan barang milik daerah; • mengatur pelaksanaan pemanfaatan, penghapusan dan pemindah tanganan barang milik daerah yang telah disetujui oleh Kepala Daerah atau DPRD; • melakukan koordinasi dalam pelaksaan inventarisasi barang milik daerah; dan • melakukan pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan barang milik daerah.
Tugas dan Tanggungjawab Kepala SKPD: • mengajukan rencana kebutuhan dan pemeliharaan barang milik daerah bagi satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya kepada pengelola barang; • mengajukan permohonan penetapan status untuk penggunaan dan/atau penguasaan barang milik daerah yang diperoleh dari beban APBD dan/atau perolehan lainnya yang sah kepada Kepala Daerah melalui pengelola barang; • melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya; • menggunakan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya; • mengamankandanmemeliharabarangmilikdaerah yang beradadalampenguasaannya;
6. mengajukanusulpemindahtangananbarangmilikdaerahberupatanahdan/ataubangunandanselaintanahdan/ataubangunan yang tidakmemerlukanpersetujuan DPRD; 7. menyerahkantanahdan/ataubangunandanselaintanahdan/ataubangunan yang tidakdimanfaatkanuntukpenyelenggaraantugaspokokdanfungsi SKPD yang dipimpinnyakepadaKepala Daerah melaluipengelolabarang; 8. melakukanpengawasandanpengendalianataspenggunaanbarangmilikdaerah yang adadalampenguasaannya; dan 9. menyusundanmenyampaikanLaporanBarangPenggunaSemesteran (LBPS) danLaporanBarangPenggunaTahunan (LBPT) sertaLaporanInventarisasi 5 (lima) tahunan (sensus) yang beradadalampenguasaannyakepadapengelolabarang.
Pengelolaan BMN/D • Pengelolaan BMN/D meliputi: a. perencanaan kebutuhan dan penganggaran; b. pengadaan; c. penggunaan; d. pemanfaatan; e. pengamanan dan pemeliharaan; f. penilaian; g. penghapusan; h. pemindahtanganan; i. penatausahaan; j. pembinaan, pengawasan dan pengendalian.
Pejabat Pengelolaan BMN/D • Pengelola Barang • Menteri Keuangan selaku BUN adl pengelolabarang milik negara; • Gubernur/bupati/walikota adl pemegang kekuasaan pengelolaan barang milik daerah. • Sekretaris daerah adalah pengelolabarang milik daerah; • Dimana posisi SKPKD? (lihat UU 1/04 psl 43(2))
Wewenang Pemegang Kekuasaan Pengelolaan BMD (G/B/W) • Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan dan pengamanan BMD; • Menetapkan penggunaan, pemanfaatan atau pemindahtanganan tanah dan bangunan; • Mengajukan usul pemindahtanganan barang milik daerah yang memerlukan persetujuan DPRD; • Menyetujui usul pemindahtanganan dan penghapusan BMD sesuai batas kewenangannya; • Menyetujui usul pemanfaatan BMD selain tanah dan/atau bangunan.
Wewenang Sekda selaku Pengelola BMD • Menetapkan pejabat yang mengurus dan menyimpan BMD; • Meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan BMD; • Meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan pemeliharaan/perawatan BMD; • Mengatur pelaksanaan pemanfaatan, penghapusan, dan pemindahtanganan BMD yang telah disetujui oleh gubernur/bupati/walikota atau DPRD; • Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan inventarisasi BMD; • Melakukan pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan BMD.
Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang • Menteri/pimpinan lembaga selaku pimpinan kementerian negara/lembaga adalah pengguna barang milik negara. • Kepala Kantor dalam lingkungan kementerian negara/lembaga adalah kuasa pengguna barang milik negara dalam lingkungan kantor yang dipimpinnya. • Kepala SKPD adalah pengguna barang milik daerah.
Wewenang dan Tanggung Jawab Kepala SKPD • Mengajukan rencana kebutuhan BMD bagi satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya; • Mengajukan permohonan penetapan status untuk penguasaan dan penggunaan BMD yang diperoleh dari beban APBD dan perolehan lainnya yang sah; • Melakukan pencatatan dan inventarisasi BMD yang berada dalam penguasaannya; • Menggunakan BMD yang berada dalam penguasaannya untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya; • Mengamankan dan memelihara BMD yang berada dalam penguasaannya;
Wewenang danTanggung Jawab Kepala SKPD • Mengajukan usul pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunanyang tidak memerlukan persetujuan DPRD dan BMD selain tanah dan bangunan; • Menyerahkan tanah dan bangunan yang tidak dimanfaatkan untuk kepentingan penyelenggaraan Tupoksi SKPD yang dipimpinnya kepada G/B/W melalui pengelola barang; • Melakukan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan BMD yang ada dalam penguasaannya; • Menyusun dan menyampaikan Laporan Barang Pengguna Semesteran (LBPS) dan Laporan Barang Pengguna Tahunan (LBPT) yang berada dlm penguasaannya kepada pengelola barang.
Perencanaan Kebutuhan dan Penganggaran • Perencanaan kebutuhan BMN/D disusun dalam RKA-SKPD; • Berpedoman pada standar barang, standar kebutuhan, dan standar harga. • KPB mengusulkan rencana kebutuhan BMN/D kpd PB yang kemudian meneruskan ke Pengelola Barang. • Pengelola barang bersama pengguna barang membahas usul tersebut dgn memperhatikan data barang pada pengguna barang dan/atau pengelola barang untuk ditetapkan sebagai Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara/Daerah (RKBMN/D).
Pengadaan BMN/D • Pengadaan BMN/D dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip efisien, efektif, transparan dan terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif dan akuntabel. • Pengaturan mengenai pengadaan tanah mengikuti UU. • Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman pengadaan BMN/D selain tanah diatur dgn Peraturan Presiden (Perpres).
Penggunaan BMN/D • Status penggunaan barang ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut: • Barang milik negara oleh pengelola barang; • Barang milik daerah oleh gubernur/bupati/ walikota.
Tata Cara Penetapan Status Penggunaan BMN • Pengguna barang melaporkan BMN yang diterimanya kepada pengelola barang disertai dengan usul penggunaan; • Pengelola barang meneliti laporan tersebut dan menetapkan status penggunaan BMN dimaksud.
Tatacara Penetapan Status Penggunaan BMD • PB melaporkan barang milik daerah yang diterimanya kepada pengelola barang disertai dengan usul penggunaan; • Pengelola barang meneliti laporan tersebut dan mengajukan usul penggunaan dimaksud kepada gubernur/bupati/walikota untuk ditetapkan status penggunaannya.
Tatacara Penetapan Status Penggunaan BMD • BMN/D dapat ditetapkan status penggunaannya untuk penyelenggaraan Tupoksi KL/SKPD, untuk dioperasikan oleh pihak lain dlm rangka menjalankan pelayanan umum sesuai Tupoksi kementerian negara/lembaga/SKPD ybs.
Pemanfaatan • Pemanfaatan BMN berupa tanah dan/atau bangunan dilaksanakan oleh pengelola barang. • Pemanfaatan BMD berupa tanah dan/atau bangunan dilaksanakan oleh pengelola barang setelah mendapat persetujuan G/B/W. • Pemanfaatan BMN/D berupa tanah dan/atau bangunan yang diperlukan untuk menunjang penyelenggaraan Tupoksi PB/KPB dilakukan oleh PB dengan persetujuan pengelola barang.
Pemanfaatan BMN/D • Pemanfaatan BMN/D selain tanah dan/atau bangunan dilaksanakan oleh PB dengan persetujuan pengelola barang. • Pemanfaatan BMN/D dilaksanakan berdasarkan pertimbangan teknis dengan memperhatikan kepentingan negara/daerah dan kepentingan umum.
Bentuk2 Pemanfaatan BMN/D • Sewa; • Pinjam pakai; • Kerjasama pemanfaatan; • Bangun guna serah dan bangun serah guna.
1. Sewa • Bentuk penyewaan BMN/D: • Penyewaan BMN atas tanah dan/atau bangunan yang sudah diserahkan oleh pengguna barang kepada pengelola (dilaksanakan oleh Pengelola Barang); • Penyewaan BMD atas tanah dan/atau bangunan yang sudah diserahkan oleh pengguna barang kepada gubernur/bupati/ walikota (dilaksanakan oleh Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan gubernur/bupati/walikota); • Penyewaan atas sebagian tanah dan/atau bangunan yang masih digunakan oleh pengguna barang (dilaksanakan oleh Pengguna Barang setelah mendapat persetujuan dari Pengelola Barang); • Penyewaan atas BMN/D selain tanah dan/atau bangunan (dilaksanakan oleh Pengguna Barang setelah mendapat persetujuan dari Pengelola Barang).
1. Sewa (lanj.) • Persyaratan Sewa: • BMN/D dapat disewakan kepada pihak lain sepanjang menguntungkan negara/daerah. • Jangka waktu penyewaan barang milik negara/daerah paling lama lima tahun dan dapat diperpanjang. • Penetapan formula besaran tarif sewa dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: • Barang milik negara oleh pengelola barang; • Barang milik daerah oleh gubernur/bupati/walikota.
1. Sewa (lanj.) • Penyewaan dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian sewa-menyewa, yang sekurang-kurangnya memuat: • Pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian; • Jenis, luas atau jumlah barang, besaran sewa, dan jangka waktu; • Tanggung jawab penyewa atas biaya operasional dan pemeliharaan selama jangka waktu penyewaan; • Persyaratan lain yang dianggap perlu.
1. Sewa (lanj.) • Hasil penyewaan merupakan penerimaan negara/daerah dan seluruhnya wajib disetorkan ke rekening kas umum negara/daerah.
2. Pinjam Pakai • Pinjam pakai barang milik negara/daerah dilaksanakan antara Pempus dengan Pemda atau antar Pemda. • Jangka waktu pinjam pakai BMN/D paling lama dua tahun dan dapat diperpanjang. • Pinjam pakai dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian yang sekurang-kurangnya memuat: • Pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian; • Jenis, luas atau jumlah barang yang dipinjamkan, dan jangka waktu; • Tanggung jawab peminjam atas biaya operasional dan pemeliharaan selama jangka waktu peminjaman; • Persyaratan lain yang dianggap perlu.
3. Kerjasama Pemanfaatan • Kerjasama pemanfaatan BMN/D dengan pihak lain dilaksanakan dalam rangka: • Mengoptimalkan daya guna dan hasil guna BMN/D; dan • Meningkatkan penerimaan negara/pendapatan daerah.
3. Kerjasama Pemanfaatan Bentuk Kerjasama Pemanfaatan: • Kerjasama pemanfaatan BMN atas tanah dan/atau bangunan yang sudah diserahkan oleh pengguna barang kepada pengelola barang (oleh Pengelola Barang); • Kerja sama pemanfaatan BMD atas tanah dan/atau bangunan yang sudah diserahkan oleh pengguna barang kepada G/B/W (dilaksanakan oleh Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan gubernur/bupati/walikota); • Kerja sama pemanfaatan atas sebagian tanah dan/atau bangunan yang masih digunakan oleh pengguna barang; • Kerja sama pemanfaatan atas barang milik negara/daerah selain tanah dan/atau bangunan (dilaksanakan oleh Pengguna Barang setelah mendapat persetujuan dari Pengelola Barang).
3. Kerjasama Pemanfaatan • Ketentuan2 penting: • Tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dana dalam APBN/D untuk memenuhi biaya operasional/pemeliharaan/perbaikan yang diperlukan terhadap BMN/D di maksud; • Mitra kerjasama pemanfaatan ditetapkan melalui tender dengan mengikutsertakan sekurang-kurangnya lima peserta/peminat, kecuali untuk BMN/D yang bersifat khusus dapat dilakukan penunjukan langsung; • Mitra kerjasama pemanfaatan harus membayar kontribusi tetap ke rekening kas umum negara/daerah setiap tahun selama jangka waktu pengoperasian yang telah ditetapkan dan pembagian keuntungan hasil kerjasama;
3. Kerjasama Pemanfaatan • Besaran pembayaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan hasil kerjasama pemanfaatan ditetapkan dari hasil perhitungan tim yang dibentuk oleh pejabat yang berwenang; • Besaran pembayaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan hasil kerjasama pemanfaatan harus mendapat persetujuan pengelola barang; • Selama jangka waktu pengoperasian, mitra kerjasama pemanfaatan dilarang menjaminkan/menggadaikan BMN/D yang menjadi obyek kerjasama pemanfaatna; • Jangka waktu kerjasama pemanfaatan paling lama 30 tahun sejak perjanjian ditandatangani dan dapat diperpanjang.
4. Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna (BGS-BSG) Persyaratan: • Pengguna barang memerlukan bangunan dan fasilitas bagi penyelenggaraan pemerintahan negara/daerah untuk kepentingan pelayanan umum dalam rangka penyelenggaraan Tupoksi; dan • Tidak tersedia dana dalam APBN/D untuk pengyediaan bangunan dan fasilitas dimaksud.
4. Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna (BGS-BSG) • Bangun guna serah dan bangun serah guna BMN dilaksanakan oleh pengelola barang, • Untuk BGS dan BSG BMD dilaksanakan oleh pengelolan barang setelah mendapat pesetujuan G/B/W.
4. Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna (BGS-BSG) • Tanah yg status penggunaanya ada pada PB dan direncanakan untuk penyelenggaraan Tupoksi PB ybs. dapat dilakukan BGS-BSG setelah terlebih dahulu diserahkan kepada: • Pengelola barang untuk barang milik negara; • Gubernur/bupati /walikota untuk barang milik daerah. • BGS-BSG ini dilaksanakan oleh pengelola barang dengan mengikutsertakan PB dan/atau KPB sesuai tugas pokok dan fungsinya.
4. Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna (BGS-BSG) • Jangka waktu bangun guna serah dan bangun serah guna paling lama30 tahun sejak perjanjian ditandatangani. • Penetapan mitra BGS dan mitra BSG dilaksanakan melalui tender dengan mengikutsertakan sekurangnya lima peserta/peminat.
Kewajiban Mitra BGS dan Mitra BSG Selama jangka waktu pengoperasian mitra harus memenuhi kewajiban sebagai berikut: • Membayar kontribusi ke rekening kas umum negara/daerah setiap tahun, yang besarannya ditetapkan berdasarkan hasil perhitungan tim yang dibentuk oleh pejabat yang berwenang; • Tidak menjaminkan, menggadaikan atau memindahkantangankan objek BGS dan BSG; • Memelihara objek BGS dan BSG.
Perjanjian BGS dan BSG BGS dan BSG dilaksanakan berdasarkan surat perjanjian yang sekurang-kurangnya memuat: • Pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian ; • Objek bangun guna serah dan bangun serah guna; • Jangka waktu bangun guna serah dan bangun serah guna; • Hak dan kewajiban para pihak yang terikat dalam perjanjian; • Persyaratan lain yang dianggap perlu.
Lain-lain • Izin mendirikan bangunan hasil bangun guna serah dan bangun serah guna harus diatasnamakan Pemerintah RI/Pemda. • Semua biaya berkenaan dengan persiapan dan pelaksanaan BGS dan BSG tidak dapat dibebankan pada APBN.
Penyerahan BGS-BSG • Mitra BGS BMN harus menyerahkan objek BGS kepada pengelola barang pada akhir jangka waktu pegoperasian, setelah dilakukan audit oleh aparat pegawasan fungsional pemerintah. • Mitra BGS BMD harus menyerahkan objek bangun guna serah kepada gubernur/bupati/walikota pada akhir jangka waktu pegoperasian, setelah dilakukan audit oleh aparat pegawasan fungsional pemerintah.