1 / 12

Metodologi Penelitian Pendidikan Fisika S1 Pendidikan Fisika Semester 6

Metodologi Penelitian Pendidikan Fisika S1 Pendidikan Fisika Semester 6 Dra. Rahayu Dwisiwi SR, M.Pd. 3. HIPOTESIS. Hipotesis berasal dari kata: Hypo : kurang dari Thesa : pendapat / teori Hipotesis: pendapat/teori yang masih kurang sempurna.

summer
Download Presentation

Metodologi Penelitian Pendidikan Fisika S1 Pendidikan Fisika Semester 6

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Metodologi Penelitian Pendidikan Fisika S1 Pendidikan Fisika Semester 6 Dra. Rahayu Dwisiwi SR, M.Pd. 3

  2. HIPOTESIS Hipotesis berasal dari kata: Hypo : kurang dari Thesa : pendapat / teori Hipotesis: pendapat/teori yang masih kurang sempurna. Hipotesis: kesimpulan yang belum final, masih harus dibuktikan/diuji kebenarannya.

  3. Arief Furchan (1982 : 120) • Hipotesis: pernyataan sementara yang diajukan • untuk memecahkan suatu masalah atau • untuk menerangkan suatu gejala. • Sutrisno Hadi (1986 : 63) • Hipotesis: dugaan, suatu konklusi yang bersifat • sangat sementara. • Hadari Nawawi (1991 : 45) • Hipotesis: dugaan sementara tentang adanya • sesuatu atau kemungkinan adanya sesuatu, • dengan diiringi perkiraan mengapa atau apa • sebab adanya demikian

  4. Setelah hipotesis diuji: • Hipotesis ditolak jika ternyata salah • Hipotesis diterima jika ternyata benar Untuk menguji hipotesis diperlukan data/fakta yg diperoleh dari hasil pengumpulan data yg dapat dipertanggungjawabkan

  5. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk statemen. • Hipotesis dirumuskan berdasar pada studi • pustaka (kerangka teori & kerangka konsep) • Sumber pustaka dapat berupa : • buku yang berisi teori yang relevan dengan permasalahan penelitian • hasil penelitian yang relevan

  6. Kriteria Hipotesis yang Baik • Hipotesis mempunyai daya penjelas. • Hipotesis menyatakan hubungan yang diharapkan ada di antara variabel. • Hipotesis harus dapat diuji. • Hipotesis konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada. • Hipotesis dinyatakan secara sederhana dan ringkas.

  7. Hipotesis dibedakan menjadi: • Hipotesis mayor, hipotesis induk yang menjadi • sumber anak-anak hipotesis (hipotesis minor). • Hipotesis minor, dijabarkan dari hipotesis mayor. • hipotesis minor sejalan dengan hipotesis mayor. • pengujian hipotesis minor merupakan pengujian sebagian dari hipotesis mayor.

  8. Contoh Hipotesis Mayor: SES keluarga mempunyai pengaruh pada prestasi belajar anak. Contoh Hipotesis Minor: • Ada hubungan positif antara tingkat • pendidikan ayah dengan prestasi belajar • anak. • Ada hubungan positif antara penghasilan • orang tua dengan prestasi belajar anak.

  9. Menurut bentuknya: • Hipotesis Kerja Dirumuskan dengan menghubungkan dua variabel penelitian dalam bentuk hubungan kausal/sebab akibat. Perumusan : “ jika …., maka ….” Jika akan diuji secara statistik, hipotesis kerja perlu dirumuskan kembali ke hipotesis nol

  10. Contoh: Hipotesis Kerja: Jika guru memberikan modul kepada siswa, maka aktivitas siswa dalam pembelajaran akan meningkat. Hipotesis Nol: Tidak terdapat perbedaan aktivitas siswa dalam pembelajaran antara siswa yang diberi modul dan yang tidak diberi modul.

  11. 2. Hipotesis Nol/Nihil (Ho) Hipotesis yang menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua kelompok atau lebih. 3. Hipotesis Alternatif (Ha) Hipotesis yang menyatakan adanya perbedaan antara gejala atau kondisi atau variabel yang dibandingkan

  12. Perumusan hipotesis alternatif tidak cukup hanya “Ada perbedaan ….” tetapi dengan menetapkan dugaan yang lebih kongkrit. Misalnya: …. lebih baik …. …. lebih efisien/lebih efektif …. …. lebih besar pengaruhnya …. dsb. Diperlukan tolok ukur/kriteria sebagai pembanding: berupa ukuran baik, efektif, efisien, pengaruh positif, dsb.

More Related