60 likes | 345 Views
“Patahan/ lempengan bumi di Indonesia ”. Disusun oleh : Agnes Velydia. Arti Patahan Bumi.
E N D
“Patahan/ lempengan bumi di Indonesia” Disusun oleh : Agnes Velydia
Arti Patahan Bumi Menurut ati geologi patahan adalah Rapuhnya kerak bumi akibat pergeseran batuan yang retak dan tenaga endogen yang bekerja pada kulit bumi secara horizontal dan vertical dapat menyebabkan lapisan kulit bumi menjadi retak dan patah.
Mengapa indonesia memiliki banyak patahan dlm permukaannya? Karena Indonesia memiliki lebih dari 400 gunung berapi and 130 di antaranya termasuk gunung berapi aktif. Sebagian dari gunung berapi terletak di dasar laut dan tidak terlihat dari permukaan laut. Indonesia merupakan tempat pertemuan 2 rangkaian gunung berapi aktif (Ring of Fire). Oleh karena itu Indonesia memiliki puluhan patahan aktif .
contoh : Patahan yang ada di Sumatera 1. Segmen AngkolaUjung utara segmen ini bermula pada lembag Batang Toru, menyisir lembah Sungai Batang Angkola dan Batang Gadis di wilayah Sumatera Utara. Sementara ujung Selaatnnya berada di wilayah Sumatera Barat di dekat Lembah Batang Pasaman. Panjang segmen 160 km dengan Potensi kekuat gempa maksimum pada segmen ini adalah M 7,6. Kerusakan serius dilaporkan pernah terjadi pada tahun 1892 disepanjang lembah Batang Gadis dan Sungai Angkola diantara Malintang dan Lubuk Raya Volcanoes (Visser, 1922 dalam D. Hilman dan K Sieh, 2000). 2. Segmen Barumun Ujung Utara Berada di Wilayah Sosopan Julu, Sumatera Utara, menyusuri Lembah Sungai Barumun. Bagian Selatan Segmen ini berada di Wilayah Provinsi Sumatera Barat. Panjang segmen 125 km dengan potensi kuat gempa maksimum pada segmen ini adalah M 7,6.Lembah Aliran Batang Asik dan hamparan lembah (depresi) Batang Sumpur di daerah Panti dan Sitompa hingga Sunpadang merupakan bukti dari adanya pergeseran vertikal berupa amblasan pada bagian segmen ini. 3. Segmen Sumpur Segmen Sumpur di bagian Utara burujung pada sisi Selatan Depresi Sumpur, di Selatan Panti, kemudian menyisir Lembah Batang Sumpur ke Tenggara, Salabawan, hingga Bonjol, menyusuri S. Silasung. Panjang segmen 35 km dengan potensi kuat gempa maksimum pada segmen ini adalah M 6,9. 4. Segmen Sianok Segmen ini memanjang dari sisi Timur Luat D. Singkarak, melewati sisi Barat Daya G. Marapi hingga Ngarai Sianok. Panjang segmen 90 km dengan potensi kuat gempa maksimum pada segmen ini adalah M 7,3.Gempa terbesar pernah tercatat pada segmen ini yaitu pada 4 Agustus 1926 dengan pusat hancuran antara Bukit Tinggi dan D. Singkarak. Data terbaru mencatat bahwa 6 Maret 2007 (M 6,4 dan 6,3) juga terjadi gempa merusak pada segmen ini bersama sama dengan segmen Sumani dan mengakibatkan banyak kerusakan di daerah Batu Sangkar dan Solok. 5. Segmen Sumani Ujung Utara segmen ini berada di sisi Utara D. Singkarak, menyirisi sisi Barat Daya danau tersebut melintasi daerah Kota Solok, Sumani, Selayo dan berakhir di Utara D. Diateh Tenggara Gunung Talang. Panjang segmen 90 km dengan potensi 65 km kuat gempa maksimum pada segmen ini adalah M 7,2. Gempa merusak tercatat terjadi pada 9 Juni 1943, M 7.4, di bawah D. Singkarak dan menghasilkan pergeseran horizontal sejauh 1 m 4 (D. Hilaman Natawijaya dkk. 1995), dan gempa pada 6 Maret 2007 juga telah menyebabkan banyak kerusakan di sepanjang segmen ini dari Sumani hingga Selayak
6. Segmen Suliti Ujung Utara segmen berada pada D. Diatas dan D. Dibawah dengan lebar zona 4 km pada wilayah tersebut. Patahan Sumatera pada segmen ini menelusuri lembah S. Suliti ke Tenggara hingga anak-anak Sungai Liki di Barat Laut G. Kerinci, dengan panjang total 90 km. Potensi kuat gempa maksimum pada segmen ini adalah M 7,4. Gempa merusak pada segmen ini pernah terjadi pada 9 Juni 1943, M 7,1 (Pacheco dan Sykes, 1992). Menyebabkan kerusakan parah pada bagian Utara Segmen hingga Muarolabuh. 7. Segmen Siulak Ujung Selatan Segmen ini berada di wilayah Jambi menyusuri lembah di Barat Daya hingga Barat Laut G. Kerinci, overlap dengan segmen Suliti di wilayah Solok Selatan dengan panjang total 70 km. Potensi kuat gempa maksimum pada segmen ini adalah M 7,2.Gempa merusak pernah terjadi pada segmen ini pada 9 Juni 1909 dan diyakini berkekuatan 7,7 (Abe, 1981) dan menyebabkan kerusakan parah hampir di sepanjang segmen. Kerusakan pada gempa 6 Oktober 1995, M 7,0 diberitakan terjadi pada area yang cukup luas di lembah Barat Laut Danau Kerinci (Kompas 7 Oktober 1995).