520 likes | 1.97k Views
MEKANIKA TANAH I. Fakultas Teknik Sipil - Geoteknik Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Staf Pengajar : Reza P. Munirwan , S.T, M.Sc. Kerapatan relatif (Relative Density). Kerapatan relative ( D R ) digunakan untuk menentukan kerapatan tanah berbutir kasar di lapangan.
E N D
MEKANIKA TANAH I Fakultas Teknik Sipil - GeoteknikUniversitas Syiah KualaBanda Aceh StafPengajar: Reza P. Munirwan, S.T, M.Sc
Kerapatanrelatif (Relative Density) Kerapatan relative ( DR) digunakan untuk menentukan kerapatan tanah berbutir kasar di lapangan. i---------------i-------------------------------i e max e e min e = Angkaporitanahdilapangan e max = Angkaporitanahkondisi paling lepas e min = Angkaporitanahkondisi paling padat
ContohSoal: Tanah pasir yang akan digunakan untuk urugan kembali (back fill) mempunyai berat volume basah γb = 19.62 kN/m3 dan kadar air w = 10%. Angka pori dalam keadaan paling longgar (emak) = 0.64 dan dalam keadaan paling padat (emin) = 0.39. Tentukan angka pori (e) tanah urugan kembali dan kerapatan relatifnya (Dr). Diketahui tanah urugan kembali mempunyai Gs = 2.65.
Penyelesaian: Dik: γb = 19.62 kN/m3 Dit: e = ? w = 10% Dr = ? emak = 0.64 emin = 0.39 Gs = 2.65 γb = Gs (1 + w)γw / 1 + e 19.62 = 2.65 (1 + 0.1) 9.81 / 1 + e e = 0.46
Dr = emak – e / emak - emin Dr = 0.64 – 0.46 / 0.64 – 0.39 Dr = 0.72 Jadi angka pori tanah urugan kembali e = 0.46 dan kerapatan relatif Dr = 0.72
Batas – batasAtterberg Konsistensi tanah: kedudukan fisik tanah berbutir halus pada kadar air (wc) Menurut Atterberg (1911), sifat kohesif tanah dibagi dalam 4 keadaan pokok : - Padat (solid) - Semi padat (semi solid) - Plastis (plastic) - Cair (liquid) Keadaan-keadaan tersebut terjadi karena adanya perubahan kadar air ( wc)
PADAT SEMI PADAT PLASTIS CAIR BATAS SUSUT (SL) BATAS PLASTIS (PL) BATAS CAIR (LL) wc Batas – batas Atterberg (Batas Konsistensi)
BATAS CAIR ( LIQUID LIMIT = LL) LL = kadar air tanah dimana apabila dibuat goresan pada tanah tersebut dengan spatula standard akan menutup pada 25 kali pukulan. Groove closed over 12.5 mm – soil at wL if this requires 25 “blows” Apparatus and grooving tool Groove cut in sample prior to thetest Batas Cair (Liquid Limit = LL)
IndeksAliran (IF) Dimana: IF = Indeks Aliran w1 = Kadar air (%) pada N1 pukulan w2 = Kadar air (%) pada N2 pukulan
LL menurut Waterways Experiment Station: Dimana: N = Jumlah pukulan, untuk menutup celah 0.5 inchi (12.7 mm) wN = Kadar air (%) tg β = 0.121
Batas Plastis (Plastic Limit = PL) BATAS PLASTIS ( PLASTIC LIMIT = PL) PL = Kadar air tanah dimana apabila tanah tersebut digulung sampai dengan diameter 3.2 mm mulai terjadi retak-retak.
Batas Susut (Shrinkage Limit = SL) BATAS SUSUT ( SHRINKAGE LIMIT = SL) SL = Percobaan batas susut dilaksanakan dalam laboratorium dengan cawan porselin diameter 44.4 mm dengan tinggi 12.7 mm. Dimana: m1 = berat tanah basah dalam cawan percobaan (g) m2 = berat tanah kering oven (g) v1 = volume tanah basah dalam cawan (cm3) v2 = volume tanah kering oven (cm3) γw = berat volume air (g/cm3)
PL LL 0 SL CAIR PLASTIS SOLID SEMI SOLID 1 0 INDEKS PLASTIS (PLASTICITY INDEX = IP) IP = LL - PL INDEKS KECAIRAN (LIQUIDITY INDEX= LI) 0 < LI < 1 Tanah berada dalam daerah plastis LI > 1 Tanah dalam keadaan cair/hampir cair
IP A = % BUTIRAN YANG LEBIH KECIL 2 Aktivitas (A)
ContohSoal: Beberapa hasil percobaan untuk menentukan batas-batas konsistensi ditunjukkan dalam tabel dibawah. Tentukan LL, IP, dan LI tanah tersebut jika diketahui PL = 20% dan kadar air di lapangan wN = 38%
1. 2. w = 42.46%; 3. w = 40.60%; 4. w = 38.64% LL = 39.5 %
IP = LL – PL = 39.5 – 20 = 18.5% LI = 0.95
Tentukan LL (batas cair) untuk data tes batas cair berikut: • Jawaban: LL = 18.7% • Diketahui PL (plastic limit) suatu contoh tanah = 30% dan plasticity index (PI) = 7%. Jika contoh tanah dikeringkan dari kondisi PL maka perubahan volumenya adalah 25% dari volume pada kondisi PL dan perubahan voluma dari kondisi LL ke kondisi kering adalah 35% dari volume pada kondisi LL. Tentukan SL (batas susut) ? • Jawaban: SL = 18.6%