180 likes | 905 Views
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) sebagai Salah Satu Bentuk Penyimpangan Sosial. http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/. Anggota Kelompok: Kartikawardhani 071014060 Putri Sepyaning Rahayu Ariesta 071014006 Deddy Eko Fitriawan 071014007 Yuni Kusumawardhani 071014019
E N D
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) sebagai Salah Satu BentukPenyimpangan Sosial http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/
Anggota Kelompok: Kartikawardhani071014060 PutriSepyaningRahayuAriesta071014006 DeddyEkoFitriawan 071014007 YuniKusumawardhani 071014019 BambangHermanto 071014050 Guntur AgungPrabowo071014056 WahyuNurIslamiati 071014069 AdityaCandraLesmana 071014073 AdiYaniatma Putra 071014078
Definisi Kekerasan Dalam Rumah Tangga KekerasanRumahTangga (KDRT) seperti yang tertulispadaPasal 1 UU Nomor 23 tahun 2004 tentangPenghapusanKekerasandalamRumahTangga (UU PKDRT), KDRT adalahsetiapperbuatanterhadapseseorangterutamaperempuan, yang berakibattimbulnyakesengsaraanataupenderitaansecarafisik, seksual, psikologis, dan/ataupenelantaranrumahtanggatermasukancamanuntukmelakukanperbuatan, pemaksaan, atauperampasankemerdekaansecaramelawanhukumdalamlingkuprumahtangga.
KDRT dalam Perspektif Gender Kekerasan baik kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) ataupun jenis kekerasan lainnya cenderung lebih sering dilakukan terhadap perempuan hal ini terjadi karena adanya konstruksi gender yang telah menginternalisasi dalam kehidupan masyarakat dimana masyarakat masih menganggap bahwa perempuan adalah mahluk yang lemah dan tidak bisa apa-apa. Anggapan itulah yang mendorong kaum laki-laki untuk melakukan tindak kekerasan terhadap perempuan.
Tidak jarang, persepsi ini masih dibawa ketika menikah dimana menurut salah satu dogma agama, laki-laki adalah seorang superior yang dalam hal ini menjadi kepala rumah tangga dalam sebuah keluarga. Hadirnya budaya patriarkhi yang menjadi kultur di dalam masyarakat juga berpengaruh terhadap munculnya KDRT karena budaya patriarkhi menganggap kaum laki-laki lebih superior dibanding perempuan walaupun keduanya telah bersatu dalam ikatan pernikahan.
Bentuk-Bentuk Kekerasan Dalam Rumah Tangga Kekerasan Fisik Kekerasan Psikis Kekerasan Seksual Kekerasan Ekonomi
Faktor-Faktor Penyebab TerjadinyaKekerasan Dalam Rumah Tangga • Laki-laki dan perempuan tidak berada dalam posisi setara • Masyarakat menganggap laki-laki dengan menanamkan anggapan bahwa laki-laki harus kuat, berani serta tanpa ampun. • KDRT dianggap bukan sebagai permasalahan sosial, tetapi persoalan pribadi terhadap relasi suami istri. • Pemahaman keliru terhadap ajaran agama, sehingga timbul anggapan bahwa laki-laki boleh menguasai perempuan
Sedangkan Strauss A. Murray menyebutkan bahwa terdapat lima faktor yang menyebabkan KDRT yaitu: • Pembelaanataskekuasaanlaki-laki • Diskriminasidanpembatasandibidangekonomi • Bebanpengasuhananak • Wanitasebagaianak-anak • Orientasiperadilanpidanapadalaki-laki
Implikasi Terjadinya Kekerasan Dalam Rumah Tangga Korban KDRT mengalami gangguan psikis berupa kemalasan/keenggananuntukmerawatdirisepertimakantidakteratur, kehilanganminatuntukberinteraksidenganorang lain, yang tampildalamperilakumengurungdiri. Tidakjarangakibattindakkekerasanterhadapistrijugamengakibatkankesehatanreproduksiterganggusecarabiologis yang padaakhirnyamengakibatkanterganggunyasecarasosiologis. Istri yang teraniayaseringmengisolasidiridanmenarikdirikarenaberusahamenyembunyikanbuktipenganiayaanmereka.
Dampakterhadapekonomikeluarga Dampak ini menimpatidaksajaperempuan yang tidakbekerjatetapijugaperempuan yang mencarinafkah. Sepertiterputusnyaaksesekonomisecaramendadak, kehilangankendaliekonomirumahtangga, biayatakterdugauntukhunian, kepindahan, pengobatandanterapisertaongkosperkara.
Kekerasan Dalam Rumah TanggaSebagai Perilaku Menyimpang Di dalam kehidupan bermasyarakat, nilai-nilai yang dianut oleh keluarga berhubungan dengan fungsi yang dianutnya khususnya fungsi sosialisasi serta perlindungan/proteksi. Jika dikemudian hari pada suatu keluarga terjadi kekerasan di dalam rumah tangga, maka kejadian tersebut bisa dikatakan sebagai perilaku menyimpang.
Menurut Clinard & Meier (1989) yang mendefinisikan 4 sudut pandang dimana suatu perilaku dikatakan sebagai bentuk perilaku menyimpang yang mana jenis kekerasan dalam rumah tangga termasuk perilaku menyimpang berdasarkan sudut pandang absolut. Sudut pandang absolut menganggap bahwa segala jenis perilaku yang menyimpang adalah suatu perilaku yang menyimpang atau tidak sesuai dengan norma-norma dasar yang dianut oleh masyarakat.
Suatu tindakan kekerasan dalam rumah tangga dapat dikategorikan perilaku menyimpang karena masyarakat menganut norma bahwa keluarga adalah tempat berlindung bagi sebuah individu untuk merasakan kasih dan sayang. Emile Durkheim mengatakan bahwasannya penyimpangan dapat ditemukan dimana saja, bahkan lingkungan orang suci (yang dianggap memiliki homogenitas).
Contoh Kasus: KDRT yang Dialami Siti Nur Jazilah Wajah Lisa Sebelum dan Sesudah Mengalami KDRT Siti Nur Jazilah atau yang akrab disapa Lisa mengalami KDRT yang dilakukan oleh suaminya yang bernama Mulyono, hal ini terjadi lantaran Lisa menginginkan bercerai dengan suaminya karena suaminya sering memukul dirinya. Namun suami Lisa menolak dan kemudian Lisa melarikan diri ke kota Pontianak. Akan tetapi dalam pelariannya di kota Pontianak, Mulyono berhasil menemukan Lisa dan membawa pulang Lisa kembali ke kota Pasuruan. Karena adanya perasaan takut ditinggal Lisa, maka Mulyono menyiramkan cairan pembersih lantai ke wajah Lisa sehingga wajah lisa mengalami kerusakan.
Dari kasus tersebut dapatlah diketahui bahwa KDRT yang dilakukan oleh suami Lisa melanggar pasal 44 ayat 1 UU No 23 Tahun 2004 tentangKekerasandalamRumahTangga (KDRT) dan terbukti melakukan tindak kekerasan dalam rumah tangga. Disamping itu, tindakan tersebut merupakan perilaku yang menyimpang karena telah melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat khususnya pranata keluarga yaitu melanggar fungsi proteksi atau perlindungan.