1 / 16

NARASUMBER WAWANCARA Pertemuan 13 & 14

NARASUMBER WAWANCARA Pertemuan 13 & 14. Ma t a kuliah : O 0 264 / TEKNIK WAW A NCARA MEDIA Tahun : 2008 / 2009. Learning Objectives.

Download Presentation

NARASUMBER WAWANCARA Pertemuan 13 & 14

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. NARASUMBER WAWANCARAPertemuan 13 & 14 Matakuliah: O0264 / TEKNIK WAWANCARA MEDIA Tahun : 2008 / 2009

  2. Learning Objectives Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa dapat menyimpulkan pengertianbahwateknik wawancara yang dilakukan oleh jurnalis kepada narasumber menjadi landasan penulisan berita yang faktual.

  3. Pengertian Narasumber • Narasumber artinya orang yang dipercaya dapat sebagai sumber suatu berita. • Narasumber memberikan informasi dan mengetahui secara jelas mengenai peristiwa yang terjadi. • Narasumber dapat merupakan orang ketiga, berarti orang yang tidak ada hubungannya dengan peristiwa yang terjadi; dapat juga sebagai orang yang “tersangka” berarti kemungkinan terlibat dalam peristiwa yang terkait.

  4. Wawancara Narasumber • Bagi media televisi, wawancara narasumbermerupakan bagian dari “show” sehingga tidak terpisahkan dari kinerja media. • Kemampuan jurnalistik dalam wawancara narasumber dapat disaksikan langsung, dan seberapa jauh kualitas wawancara dapat diikuti dan diperhatikan langsung oleh pemirsa. • Di sejumlah negara acara wawancara ini bahkan menjadi pertunjukan tersendiri yang sangat penting dan ditunggu-tunggu oleh pemirsa. • Jurnal sebagai para pewawancara sering menyebut acara menarik ini sebagai “Talk Show”.

  5. Decide whom to interview • Media Komunikasi atau team Jurnalis yang terkait harus menentukan siapa yang akan di wawancara dalam sebuah kasus atau peristiwa. • Untuk ini dapat digunakan beberapa kalimat tanya, seperti: - Siapa yang langsung terlibat dalam peristiwa itu? - Siapa yang terkena akibat dari peristiwa itu (misalnya penggusuran)? - Siapa yang bertanggung jawab atas kejadian peristiwa itu (misalnya jatuhnya pesawat Adam Air)

  6. Persuade reluctant sources(1/2) • Narasumber yang menjadi sumber wawancara seharusnya dapat dibujuk untuk memberikan keterangan. • Ada beberapa alasan mengapa narasumber tidak mau bicara menjelaskan kejadian perkara yang sebenarnya dan lengkap, antara lain: 1. Mereka tidak memiliki waktu: maka jurnalis dapat menawar-kan tempat dan waktu yang nyaman bagi mereka. Atau jurnalis akan datang ke tempat (kantor atau rumah) narasumber dan akan membatasi waktu (berapa lama) wawancara diadakan. 2. Mereka takut memberikan keterangan: menjelaskan apa yang diinginkan oleh jurnalis atau memberikan keterangan yang penting narasumber takut jika nantinya dianggap sebagai tersangka. Maka jurnalis jangan membuat kata-kata sebagai “wawancara”, tetapi ajakan untuk bicara atau ngobrol saja.

  7. Persuade reluctant sources(2/2) • Narasumber tidak mengetahui apa yang seharusnya dikatakan: mungkin jurnalis memilih narasumber yang salah atau mungkin narasumber tidak jelas mengenai apa yang diinginkan oleh jurnalis atau media komunikasi. Jelaskan apa yang anda inginkan dan wawancara dengan anak-anak dibawah usia hukum, jurnalis harus memperhatikan unsur hukum dan etika. • Narasumber itu dilindungi: hal ini penting karena kadang-kadang jurnalis terhalang oleh birokrasi dari sekretaris, orang humas atau ajudan dari narasumber. Jika memungkinkan tulislah surat permohonan bertemu langsung dengan narasumber. Atau telepon mereka seusai jam kerja. Jika sempat menyaksikan narasumber sedang bermain olahraga, atau jika jurnalis menemukan narasumber sedang hadir dalam sebuah acara; datangilah dengan sopan, siapa tahu saat itu dapat dijanjikan waktu untuk diajak berbincang.

  8. Observasi Narasumber (1/3) Observasi merupakan pengamatan terhadap realitas sosial. Pengamatan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: Pengamatan Langsung dan Pengamatan tidak Langsung. Narasumber disebut melakukan pengamatan langsung jika ia menyaksikan sebuah peristiwa dengan mata kepalanya sendiri. Pengamatan ini dapat dilakukan dalam waktu yang pendek dan panjang. Pendek atau singkat waktunya berarti setelah melihat sebuah peristiwa dan dia mencatat seperlunya atau bahkan tidak mempunyai catatan, lalu narasumber meninggalkan tempat kejadian.Dalam hal ini jurnalis menjadi sulit untuk mewawancarai.

  9. Observasi Narasumber (2/3) • Narasumber mempunyai waktu yang panjang berarti dia berada di tempat atau bahkan mengalami kejadian dalam waktu yang lama. Narasumber mempunyai catatan atau menulis laporan kejadian. Ini memudahkan jurnalis dalam meliput wawancara. • Narasumber disebut melakukan pengamatan tidak langsung, jika ia tidak menyaksikan peristiwa yang terjadi, melainkan mendapat keterangan dari orang lain lagi yang menyaksikan peristiwa itu.

  10. Observasi Narasumber (3/3) • Obsevasi atau pengamatan disini tidak sama persis dengan pengamatan seorang peneliti pada disiplin ilmu yang lain. • Pada ilmu yang lain seseorang peneliti melakukan pengamatan berdasarkan konsep dan hipotesis. Hasilnya, biasanya dilaporkan dengan disertai pemecahan masalah menurut peneliti. • Tetapi seseorang pekerja pers atau jurnalis melakukan pengamatan untuk melaporkan kejadian sebuah peristiwa apa adanya.

  11. Saat awal bertemu Narasumber (1/2) • Narasumber langsung: jika jurnalis bertemu pertama kali dengan narasumber, tanyakan nama, umur, alamat, dan nomor teleponnya. Setelah mengumpulkan informasi tersebut, ejalah namanya dan bacakan informasi yang anda peroleh (tangkap) sehingga bila ada kesalahan dapat dikoreksi. No.telepon tidak harus ditulis dalam berita, namun jurnalis harus mengetahuinya untuk mengadakan kontak dengan narasumber. • Narasumber yang tidak langsung: informasi narasumber didapat dari orang lain (tangan kedua), jurnalis harus memeriksa kebenaran sumber berita jika salah dibetulkan. • Saat Wawancara: jangan sekali-kali beranggapan jurnalis sudah mengetahui semuanya. Jurnalis selalu harus mengecek ulang setiap informasi yang penting. Namun bila wawancara dan materi tulisan nanti menyangkut materi yang rumit, pastikanlah dulu secara garis besar jurnalis sudah mengetahui hal itu, jadi saat wawancara seolah-olah jurnalis hanya tinggal konfirmasi.

  12. Saat awal bertemu Narasumber (2/2) • Data matematis: jika ada dalam wawancara maka jurnalis harus mengecek angka-angka dan menghitung ulang. Banyak jurnalis yang berdalih bermacam-macam bila seorang pembaca yang kritis mengirim surat ke redaksi dan menunjuk kan perhitungan yang keliru dalam tulisan jurnalis. • Statistik:harus dicermati benar dengan penuh kecurigaan. Jurnalis dapat membuktikan apa saja dengan statistik, tergantung bagaimana cara jurnalis menyajikann dan apa saja yang dimasukkan atau tinggalkan. Tanyakanlah kepada sumber secara cermat untuk meyakinkan kebenaran angka tersebut. • Alat untuk menipu masyarakat: seorang jurnalis tidak boleh membiarkan dirinya menjadi alat untuk menipu masyarakat. Kekritisan dan pengecekan yang teliti sering dapat menghindarkan hal itu terjadi.

  13. Jumlah Narasumber (1/2) • Narasumber yang diwawancara oleh jurnalis tidak dibatasi jumlahnya harus berapa orang. Yang penting hasil yang diliput harus konstruktif dapat menjadi suatu berita yang faktual. • Contohnya: untuk membongkar kasus pencurian kayu gelondong (illegal logging) danmemberikan gambaran yang lebih lengkap tentang jurnalis dapat melakukan wawancara dengan pemangku adat, polisi hutan, masyarakat di sekitar hutan, juga penguasa di tingkat kelurahan, kecamatan, kabupaten, gubernur serta Kapolri sampai pelaku.

  14. Jumlah Narasumber (2/2) • Dengan demikian berita yang disajikan merupakan perpaduan antara fakta (facs news) dan opini atau pendapat atau omongan (talk news). • Untuk menggali keterangan atau informasi atau keterangan dari seorang narasumber , wawancara yang diperlukan tidak sekadar sambil lalu, tetapi memerlukan kekhususan. • Dalam dunia jurnalistik wawancara khusus dan opini mempunyai nilai tambah, lebih-lebih kalau yang menjadi sumber wawancara memiliki nama atau keistimewaan dan opini yang dikemukakan merupakan suatu yang sama sekali baru dan belum pernah dikemukakaan kepada media lain.

  15. Closing Setelah memahami pengertiankeunikan para narasumber yang menjadi landasan berita yang akan ditulis oleh jurnalis. Mahasiswa dapat mempelajari slide ini dengan cermat untuk bekal praktek di lapangan tatap muka berikutnya yang ditentukan. The End

More Related