610 likes | 1.14k Views
Pemodelan SPK. Sri Kusumadewi . Materi Kuliah [5]: (Sistem Pendukung Keputusan). Tujuan. Mahasiswa dapat perlunya pemodelan sistem pendukung keputusan. Pemodelan.
E N D
Pemodelan SPK Sri Kusumadewi. Materi Kuliah [5]: (Sistem Pendukung Keputusan)
Tujuan • Mahasiswa dapat perlunya pemodelan sistem pendukung keputusan.
Pemodelan • Pemodelan merupakan suatu upaya untuk melakukan analisis sistem pendukung keputusan (SPK) dengan cara meniru bentuk nyata-nya daripada melakukannya pada sistem nyata.
Alasan Penggunaan Model (1) • Manipulasi model (seperti mengubah variabel) akan lebih mudah dilakukan daripada melakukannya pada sistem nyata. • Model dapat menghemat waktu. • Biaya untuk menganalisis model jauh lebih murah jika dibandingkan dengan mengaplikasikannya pada sistem nyata. • Resiko kesalahan pada bentuk model dengan melakukan trial & error (coba-coba) jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan melakukannya pada sistem nyata.
Alasan Penggunaan Model (2) • Lingkungan bisnis yang banyak mengandung ketidakpastian. • Model matematika dapat menganalisis kemungkinan solusi dalam jumlah yang lebih banyak bahkan tidak terbatas. • Model meningkatkan pembelajaran & pelatihan. • Model-model dan metode-metode untuk mendapatkan solusi telah tersedia di web. • Ada beberapa Java applet (atau pemrograman web lainnya) yang tersedia untuk menyelesaikan model-model tersebut.
Pemodelan • Pemodelan pada SPK mencakup tujuh permasalahan: • Identifikasi masalah dan analisis lingkungan. • Identifikasi variabel • Peramalan (forecasting). • Penggunaan beberapa model keputusan. • Seleksi kategori model yang sesuai. • Manajemen model. • Pemodelan berbasis pengetahuan
Identifikasi Masalah dan Analisis Lingkungan • Pada tahap ini akan dilakukan pengawasan, pelacakan, dan interpretasi terhadap informasi-informasi yang telah terkumpul. • Analisis dilakukan terhadap domain dan dinamika dari lingkungan yang ada. • Pada bagian ini perlu juga diidentifikasi budaya organisasi dan proses pengambilan keputusan. • Dapat digunakan business intelligence tools untuk keperluan tersebut.
Identifikasi Variabel • Pada tahap ini akan diidentifikasi variabel-variabel yang relevan. • Variabel tersebut meliputi variabel keputusan, variabel intermediate (tak terkontrol), dan variabel hasil. • Untuk kepentingan tersebut, dapat digunakan influence diagramuntuk menunjukkan relasi antar variabel-variabel tersebut.
Peramalan (forecasting) • Apabila suatu SPK diimplemantasikan, maka akibatnya akan dirasakan di kemudian hari. • Oleh karena itu, peramalan mutlak diperlukan.
Penggunaan Beberapa Model • Suatu sistem pendukung keputusan dapat terdiri-atas beberapa model. • Masing-masing model merepresentasikan bagian yang berbeda dari masalah pengambilan keputusan.
Seleksi Kategori Model (1) • Ada tujuh kategori model SPK sebagaimana telah dijelaskan pada bagian terdahulu. • Setiap kategori memiliki beberapa teknik-teknik tertentu. • Pada dasarnya, teknik-teknik tersebut dapat diaplikasikan baik dalam model statis maupun model dinamis.
Kategori Model (2) • Model statis umumnya memberikan asumsi adanya operasi perulangan dengan menggunakan kondisi yang identik. • Model dinamik (time-dependent) merepresentasikan skenario yang senantiasa berubah dari waktu ke waktu.
Manajemen Model (1) • Untuk menjaga integritas dan aplikabilitasnya, model perlu dikelola sebaik mungkin. • Untuk keperluan tersebut dibutuhkan suatu model base management system. • Model Base Management System (MBMS) merupakan paket perangkat lunak yang dibangun dengan kapabilitas yang mirip dengan DBMS.
Manajemen Model (2) • Kapabilitas MBMS meliputi: • kontrol, • fleksibilitas, • umpan balik, • antarmuka, • adanya pengurangan redundansi, dan • adanya peningkatan konsistensi.
Pemodelan Berbasis Pengetahuan • Sistem berbasis pengetahuan menggunakan sekumpulan aturan dalam menyelesaikan permasalahannya. • Sistem pakar merupakan salah satu model pendukung keputusan yang bersifat kualitatif. • Sistem pakar merupakan sistem berbasis pengetahuan.
Influence Diagram (1) • Influence diagram adalah representasi grafis dari suatu model keputusan yang digunakan untuk membantu perancangan model, pengembangan dan pemahaman. • Kata influence merujuk pada ketergantungan suatu variabel pada tingkatan tertentu terhadap variabel yang lainnya.
Influence Diagram (2) • Ada 3 simbol utama yang digunakan untuk membuat influence diagram, yaitu: • Kotak, menunjukkan variabel keputusan • Lingkaran, menunjukkan variabel intermediate (tak terkontrol) • Oval, menunjukkan variabel hasil (outcome) baik bersifat intermediate maupun final
variabel keputusan variabel intermediate variabel hasil
Hubungan antar variabel (1) • Hubungan dengan kepastian: Koleksi kesayangan Jumlah buku
Hubungan antar variabel (2) • Hubungan dengan ketidakpastian : Penjualan Harga
Hubungan antar variabel (3) • Pada variabel random (resiko) diberi tanda () di atas nama variabel: Permintaan Penjualan
Hubungan antar variabel (4) • Preferensi (biasanya merupakan hubungan antara variabel hasil), dilambangkan dengan: • Bentuk panah dapat berupa panah satu arah atau panah dua arah tergantung pada arah pengaruh antar variabel.
Contoh • Diketahui model profit sebagai berikut: • Profit = pemasukan – pengeluaran • Pemasukan = unit terjual * harga jual per unit • Unit terjual = 0,5 * jumlah yang dikeluarkan untuk iklan • Pengeluaran = biaya per unit * unit terjual – biaya tetap.
Harga setiap unit Jumlah yang dikeluarkan untuk iklan Pemasukan Unit yang terjual Profit Biaya tiap unit Pengelu-aran Biaya tetap
Business Intelligence (BI) • Business Intelligence (BI) merupakan suatu proses untuk melakukan ekstraksi data-data operasional [perusahaan] dan mengumpulkannya dalam sebuah data warehouse. • Selanjutnya data warehouse diproses menggunakan berbagai analisis statistik [atau data mining], sehingga dapat diperoleh berbagai kecenderungan atau pola data. • Hasil penyederhanaan tersebut disajikan kepada end user yang biasanya merupakan pengambil keputusan, dapat diambil keputusan berdasarkan fakta-fakta aktual, dan tidak hanya mengandalkan intuisi dan pengalaman kuantitatif belaka.
Business Intelligence (BI) • BI merupakan aplikasi dan teknologi untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis dan menyediakan akses ke data untuk membantu penggunanya dalam mengambil keputusan bisnis dengan lebih baik. • Aplikasi ini mencakup beberapa aktivitas sistem pendukung keputusan, seperti: • query, • reporting, • OnLine Analytical Processing (OLAP), • statistical analysis, • forecasting, dan • data mining.
Business Intelligence (BI) • BI akan berfungsi sebagai analis dan sekaligus memberikan rekomendasi pada pengguna terhadap tindakan yang sebaiknya diambil. • BI berfungsi sebagai dashboard, pengguna BI akan cepat mengenali penyimpangan-penyimpangan pada perusahaan sekaligus dengan penyebabnya sebelum hal tersebut berkembang menjadi masalah yang serius.
Business Intelligence (BI) • BI memberikan ukuran-ukuran yang dapat menentukan kinerja organisasi. • Analogi dengan dashboard mobil: • BI memberikan informasi kondisi internal, seperti halnya suhu pada kendaraan. • BI memberikan sinyal-sinyal pada pengemudi bila terjadi kesalahan pada kendaraan, sepertibila bensin akan habis pada kendaraan. • Semuanya berguna bagi pengemudi agarmampu mengendalikan kendaraannya dengan lebih baik dan mampu membuat keputusan yang tepat dengan lebih cepat.
Business Intelligence (BI) • Keungulan-keunggulan BI: • Membutuhkan biaya yang relatif murah dalam pengadaannya. • Proses pembuatan laporan dapat dilakukan dengan cepat • Adanya Graphic User Interface (GUI) yang dapat dibentuk sesuai selera. • Mampu meminimalisasi masalah-masalah teknis, terutama terkait dengan human error. • Mudah dalam integrasi data • Adanya konsolidasi informasi, karena data diolah dalam satu platform. • Adanya respon yang cepat, sehingga dapat digunakan untuk mengantisipasi suatu kejadian.
Business Intelligence (BI) • Manfaat BI untuk organisasi non-profit: • Meningkatkan kualitas data dan informasi pada suatu organisasi. • Memudahkan proses monitoring terhadap kinerja organisasi. • Meningkatkan nilai investasi teknologi informasi yang telah ada sebelumnya. • Menciptakan pegawai yang memiliki akses informasi yang baik (well-informed workers) • Meningkatkan efisiensi biaya
Business Intelligence (BI) • Ada 3 pendekatan yang dapat digunakan dalam membangun BI di suatu organisasi, yaitu: • Top-down Approach • Bottom-up Approach • Practical Approach
Business Intelligence (BI) • Top-down Approach • Pendekatan top-down sangat tepat bagi suatu organisasi yang akan membangun BI dimana pada waktu yang bersamaan organisasi tersebut juga sedang melakukan perubahan proses kerja (bussiness process re-engineering) secara menyeluruh di seluruh aspek organisasi. • Pada pendekatan ini, kerangka data warehouse secara menyeluruh (enterprise data warehouse) harus disusun terlebih, baru kemudian diikuti oleh data warehouse di setiap unit (data mart).
Business Intelligence (BI) • Kelebihan dari pendekatan top-down ini adalah : • Pembangunan BI langsung mencakup data seluruh organisasi • Kerangka BI akan lebih terstruktur, bukan gabungan dari berbagai data mart (data parsial) • Penyimpanan data menjadi terpusat • Kontrol informasi dapat dilakukan secara tersentralisasi
Business Intelligence (BI) • Kelemahan dari pendekatan top-down ini adalah: • Waktu implementasi lebih lama • Risiko kegagalan relatif tinggi karena kerumitannya. • Membutuhkan biaya yang relatif besar
Business Intelligence (BI) • Bottom-Up Approach • BI yang akan disusun berasal dari tingkat unit baru kemudian diintegrasikan menjadi data warehouse. • Pendekatan ini sangat cocok digunakan untuk suatu organisasi yang memprioritaskan pembangunan BI di tingkat unit dulu, baru setelah sukses akan dilanjutkan ke unit-unit yang lainnya.
Business Intelligence (BI) • Kelebihan dari pendekatan bottom-up ini adalah : • Lebih mudah diimplementasikan • Risiko kegagalan relatif lebih kecil • Bersifat incremental, dimana data mart yang lebih penting dapat dijadwalkan lebih awal • Memungkinkan anggota tim proyek untuk belajar dengan baik.
Business Intelligence (BI) • Kelemahan dari pendekatan bottom-up ini adalah: • Tiap data mart merupakan departmental-view • Dimungkinkan adanya duplikasi di setiap unit. • Dimungkinkan data tidak konsisten dan sulit untuk direkonsiliasikan. • Adanya beberapa antarmuka yang sulit untuk dikelola.
Business Intelligence (BI) • Practical Approach • Merupakan kombinasi antara pendekatan top-down dan bottom-up. • Pengembangan BI akan dimulai dengan perencanaan dan pendefinisian arsitektur kebutuhan data warehouse organisasi secara keseluruhan (standardisasi). • Selanjutnya akan dilakukan serangkaian pembuatan BI pada tiap unit yang memang benar-benar membutuhkan.
Business Intelligence (BI) • Beberapa faktor yang mengakibatkan kegagalan implementasi BI: • Adanya perencanaan yang kurang matang. • Kualitas data yang kurang baik • Perubahan organisasi tak terantisipasi dengan baik. • Pengadaan sistem BI yang bersifat one-stop shoping. • Pengembangan BI hanya mengandalkan tenaga outsourcing
Data Warehouse • Data Warehouse dapat diartikan sebagai gudang data. • Tujuan utama pembuatan data warehouse adalah untuk menyatukan data yang beragam ke dalam sebuah tempat penyimpanan dimana pengguna dapat dengan mudah: • menjalankan query (pencarian data), • menghasilkan laporan, dan • melakukan analisis.
Data Warehouse • Salah satu keuntungan yang diperoleh dari keberadaan data warehouse adalah dapat meningkatkan efektifitas pembuatan keputusan. • Bill Inmon mendefinisikan data warehouse sebagai basisdata yang memiliki karakter: • Subject Oriented, • Integrated, • Non-volatile, • Time Variant.
Data Warehouse • Subject Oriented • Suatu data warehouse harus berorientasi subyek atau disusun menurut jenis subyeknya. • Subject oriented (lawan dari transaction oriented) menuntut agar data-data transaksi ini disusun dengan melihat area subyeknya. • Misal: pada perbankan, sebagai subyeknya adalah nasabah. Sehingga akan lebih baik jika data disusun menurut nasabah.
Data Warehouse • Integrated • Data warehouse umumnya dibentuk dengan cara menggabungkan beberapa basisdata yang mungkin berbeda baik teknologi maupun kodifikasi suatu pada tabel referensinya. • Untuk menghasilkan subject oriented yang konsisten, data-data dari berbagai sumber harus diintegrasikan. • Oleh karena itu, teknologi dan kode-kode referensi yang mungkin berbeda tersebut harus disatukan.
Data Warehouse • Non-Volatile • Data warehouse pada umumnya merupakan data yang sudah final (bukan data yang masih bergerak atau masih mungkin diubah). • Data-data operational biasanya mencakup data-data yang bergerak, seperti Order yang belum diverifikasi. Data-data ini masih memiliki status yang belum final (volatile). • Data warehouse merupakan data yang hanya bisa dibaca dan tidak bisa dimodifikasi (Read Only).
Data Warehouse • Time Variant • Time-variant berarti memiliki dimensi waktu sebagai variabel. • Sebagai contoh: Produk terjual 5000 kemasan. Harus diketahui: dalam hari? Bulan? Tahun? • Aspek time variant memberikan kemampuan untuk menyajikan informasi dalam bentuk trend.
Data Warehouse • Bagian-bagian data warehouse: • Data mart, merupakan bagian dari data warehouse yang berguna dalam mendukung kebutuhan dari suatu fungsi bisnis atau unit tertentu. • Data mart dapat berdiri sendiri atau terhubung ke data warehouse yang telah ada. • Ada beberapa karakteristik dari data mart yang membedakannya dengan data warehouse, yaitu : • Data mart hanya berfokus pada satu kebutuhan pengguna dengan satu unit atau fungsi bisnis • Data mart tidak secara normal berisi data operasional secara terperinci • Data mart berisi lebih sedikit data jika dibanding dengan data warehouse, sehinggalebih mudah dimengerti dan dipahami.