270 likes | 1.29k Views
CULTURAL DEVIANCE THEORIES (TEORI-TEORI PENYIMPANGAN BUDAYA). Tiga teori utama dari cultural deviance theories adalah :. 1) social disorganization; 2) differential association; 3) culture conflict. Social disorganization.
E N D
CULTURAL DEVIANCE THEORIES (TEORI-TEORI PENYIMPANGAN BUDAYA) Eva Achjani Zulfa
Tigateoriutamadari cultural deviance theories adalah: 1) social disorganization; 2) differential association; 3) culture conflict. Eva Achjani Zulfa
Social disorganization memfokuskan diri pada perkemmbangan area-area yang angka kejahatannya tinggi yang berkaitan dengan disintegrasi nilai-nilai konvensional yang disebabkan oleh indusstrialisasi yang cepat, peningkatan imigrasi, dan urbanisasi. Eva Achjani Zulfa
differential association orang belajar melakukan kejahatan sebagai akibat hubungan (contact) dengan nilai-nilai dan sikap-sikapantisocial, serta pola-pola tingkab laku kriminal. Eva Achjani Zulfa
culture conflict kelompok-kelornpok yang berlainan belajar conduct norms (aturan yang mengatur tingkah laku) yang berbeda, dan bahwa conduct norms dari suatu kelompok mungkin berbemuran dengan aturan-aturan konvensional kelas menengah. Eva Achjani Zulfa
deviant any behavior that members of a social group define as violating their norms.“ dapatditerapkanbaikpada: • perbuatannon-kriminal yang dipandangolehkelompokitusebagaianehatautidakbiasa • perbuatankriminal (perbuatan yang olehmasyarakatdilarang) Eva Achjani Zulfa
C. CULTURE CONFLICT THEORY Eva Achjani Zulfa
conduct norms: Conduct norms (norma-norma yang mengaturkehidupankitasehari-hari) merupakanaturan-aturan yang merefleksikansikap-sikapdarikelompok-kelompok yang masing-masingdarikitamemilikinya. Tujuandarinorma-normatersebutadalahuntukmendefinisikanapa yang dianggapsebagaitingkahlaku yang pantasatau normal danapa yang dianggaptingkahlakutakpantasatau abnormal. Eva Achjani Zulfa
conduct norms • setiapkelompokmemiliki conduct norms-nyasendiri • bahwaconduct norms darisatukelompokmungkinbertentangandengan conduct norms kelompok lain. • Seeorangindividu yang mengikutinormakelompoknyamungkinsajadipandangtelahmelakukansuatukejahatanapabilanorma-normakelompoknyaitubertentangandengannorma-normadanmasyarakatdominan. • perbedaanutamaantaraseorangkriminaldenganseorang non kriminaladalahbahwamasing-masingmenganutperangkat conduct norms yang berbeda. Eva AchjaniZulfa
Sellin • Konflik Primer konflikprimer terjadiketikanorma-normadariduabudayabertentangan(clash) • KonflikSekunder munculjikasatubudayaberkembangmenjadibudaya yang berbeda-beda, masing-masingmemiliikiperangkat conduct norms-nyasendiri. Eva Achjani Zulfa
TigakemungkinanMunculnyaKonflik Primer • Pertentangan itu bisa terjadi di perbatasan antara area-area budaya yang berdekatan; • apabila hukum dari satu kelompok budaya meluas sehingga mencakup wilayah dari kelompok budaya yang lain; atau • apabila anggota-anggota ada satu kelompok berpindah ke budaya yang lain. Eva Achjani Zulfa
KonflikSekunder Konflik jenis ini terjadi ketika satu masyarakat homogen atau sederhana menjadi masyarakatrakat yang kompleks di mana sejumlah kelompok-kelompok sosial berkembang secara konstan dan norma-norma seringkali tertinggal. Eva Achjani Zulfa
Teori sub-budaya muncul sebagai respon atas problem khusus yang tidak dihadapi oleh anggota budaya dominan. Eva Achjani Zulfa
Marvin Wolfgang dan Franco Ferracuti • Berakardariteorikonflikbudaya. • Menurutteori subculture of violence, system nilaidaribeberapa sub-budayamenuntutpenggunaankekerasansecaraberlebihdalamsituasisosialtertentu. • Norma ini, yang berdampakpadatingkahlakusehari-hari, mengalamipertentangandengannorma-normakonvensionalmilikkelasmenengah. Eva AchjaniZulfa
Albert Cohendelinquent subculture • muncuIdidaerah-daerahkumuhdarikota-kota'besarAmerikaSerikat. • MenurutCohen, posisirelatifkeluarga-keluargamudadalamstrukktursosialmenentukan problem-problem yang akandihadapianakkanaksepanjanghidupnya. • Keluarga-keluargakelasbawah yang tidakpernahmengenalgayahidupkeluargakelasmenengah, sebagaicontoh, tidakdapatmennsosialisasikananak-anakmerekadengancara yang akanmempersiapkanmerekauntukmemasukikelasmenengah. • Anak-anaktumbuhdenganketrampilankomunikasi yang miskin, lemahdalamkomitmenpendidikan, danketidakmampuanmenundakeinginan. Eva Achjani Zulfa
delinquent subculture • Sekolahmenampilkansatu problem khusus. • Di sana, anak-ankkelasbawahdievaluasioleh guru-guru kelasmenengahatasdasaralatukurkelasmenengah. • Pengukuraninidilandasinilai-nilaikelasmenengahsepertikepercayaandiri, cara-cara yang baik, penghargaankepadahargabenda, rencanajangkapanjang. • Denganukuran-ukuransepertiitu, anak-anakkelasmenengahjatuhdibawahstandar yang mestimerekadapatapabilamerekainginberkompetisisecarasukksesdengananak-anakkelasmenengah Cohen berpendapatbahwapengalamanmerekaitumembawafrustasidantekanan, yang merekatanggapidenganmengadopsisatudaritigaperanan yaitu: corner boy, college boy, atau delinquent boy. Eva Achjani Zulfa
corner boy mencobaberbuat yang terbaikdarisituasi yang buruk. Merekamenghabiskanwaktudilingkungannyadengankelompokbermainnya, menghabiskanwaktusiangdalambeberapaaktiviitaskelompoksepertiberjucliatauberlombaatletik. Diamendapatkanbantuandariteman-temanbermainnyadaniasangatsetiakepadakelompoknyaitu. Kebanyakananak-anakkelasbawahmenjadi corner boys. Padaakhirnyamerekamendapatpekerjaankasardanhidupdengangayahidupkonvensional. Eva Achjani Zulfa
college boy Anak-anak ini berjuang terus menerus untuk memasuki standar-standar kelas menengah, tetapi peluang mereka untuk sukses sangat terbatas karena hambatan akaademis dan sosial mereka. Eva Achjani Zulfa
delinquent boy. • hedonismesesaat, • pencariansemata-matakesenangan, tanpaperencanaanataupemiikirantentangapa yang akandilakukan, dimanaataukapan. • Anak-anakdelinquent berkeluyurandijalan-jalansampaiseseorangmendapatsatuide; kemudianmelakukanperbuatanbegitusajatanpamemiikirkanakibatnyaotonomikelompokadalah yang paling penting. • Anggota-anggotaitusalingsetiasatudengan yang lain danmelawansetiapupayadarikeluarga, sekolahataumasyarakatuntukmengekangtingkahlakumereka. Eva Achjani Zulfa