170 likes | 393 Views
Module 25 -26. Exercise: (Western Culture and Arts). Western culture article American Culture British Culture Australian Culture European Culture. Western culture article http://www.si.edu/ http://www.findarticles.com/p/articles/mi_m0887/is_2_19/ai_59969843. American Culture
E N D
Module 25 -26 Exercise: (Western Culture and Arts)
Western culture article • American Culture • British Culture • Australian Culture • European Culture
Western culture article • http://www.si.edu/ • http://www.findarticles.com/p/articles/mi_m0887/is_2_19/ai_59969843
American Culture • http://www.greatdreams.com/native.htm • http://www.si.edu/resource/faq/nmah/afroam.htm
http://members.aol.com/TeacherNet/20CC.html • http://www.si.edu/RESOURCE/FAQ/nmai/start.htm
British Culture • http://www.oxford-royale.co.uk/?gclid=CLHunOTewIYCFQOETAodtEdPOw • http://www.woodlands-junior.kent.sch.uk/customs/
Australian Culture • http://www.dfat.gov.au/facts/culture_arts.html • http://www.inaustralia.com.au/Info/Culture.htm
European Culture http://ec.europa.eu/culture/portal/index_en.htm
Budaya Kultural Luntur dan Mengalami DegradasiPadahal, Merupakan Identitas dan Aset BangsaBANDUNG, (PR).-Budaya kultural bangsa Indonesia secara lambat laun terus luntur, sekaligus mengalami degradasi. Padahal, di samping merupakan identitas suatu bangsa, budaya kultural juga merupakan aset yang harus dipertahankan dan terus dikembangkan.
"Bahkan kekayaan budaya yang kita miliki merupakan aset bangsa dalam menunjang dunia kepariwisataan, seperti halnya negara-negara Asia lainnya. Namun sangat disayangkan justru sebaliknya generasi di kita malah semakin melupakan, dan hal ini pada akhirnya menimbulkan degradasi budaya," ujar mantan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, I Gde Ardika, dalam acara diskusi Budaya dan Pariwisata di Aula Barat ITB, Jalan Ganesha, Sabtu (12/2).
Menurut Ardika, lunturnya budaya kultur bangsa yang tengah terjadi merupakan salah satu penyebab merosotnya dunia kepariwisataan di Indonesia. Kecenderungan yang terjadi saat ini, masyarakat lebih mementingkan kepentingan ekonomi hingga menyisihkan serta mengesampingkan kepentingan lainnya. Misalnya, keberadaan budaya.
Hal lain yang juga luput dari perhatian pemerintah maupun masyarakat umumnya, adalah keberadaan alam sekitar. "Padahal, kebudayaan maupun alam merupakan modal utama dunia kepariwisataan," tegas Ardika. Kondisi itu semakin diperparah dengan para pelaku pariwisata yang tidak lagi menghormati alam dan budaya, sebagai sumber penting dalam kepariwisataan di Indonesia. "Mereka justru merusak alam dan budaya, yang berarti membunuh dunia kepariwisataan," ujarnya.
Gelandangan kultural • Hal senada dikatakan Deputi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Bidang Seni dan Film, Sri Hartanto. Menurutnya, bangsa Indonesia adalah bangsa gelandangan kultural karena telah banyak melupakan budaya lokal tradisional Indonesia.
Menurut pandangan Sri Hartanto, hal itu disebabkan masyarakat Indonesia lebih senang dan mempelajari budaya baru (budaya barat-red.) dan melupakan budaya tradisionalnya masing-masing. "Namun sayang, yang dipelajari dari budaya barat itu hanya kulit luarnya. Akibatnya, budaya lokal makin tersingkirkan dan hilang secara perlahan," ujarnya.
Padahal, lanjutnya, mempelajari budaya baik lokal maupun internasional harus secara mendalam dan tidak hanya kulit luarnya. Sebab bila hal itu terus terjadi maka bangsa Indonesia tidak akan pernah mengalami kemajuan.
Untuk mengantisipasi hilangnya budaya tradisional Indonesia, menurut Sri Hartanto, pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata tengah menggalakkan internalisasi nilai-nilai budaya luhur bangsa ke seluruh lapisan masyarakat. Dimulai dari kalangan masyarakat menengah ke bawah sampai masyarakat menengah ke atas.
"Kita mulai dari dunia pendidikan dan pelaku wisata terlebih dahulu, yang kemudian disusul sampai ke seluruh lapisan masyarakat," katanya. • Selain itu, upaya lainnya adalah pelestarian budaya tradisional di setiap daerah serta seleksi ketat budaya tradisional yang akan melakukan pementasan seni budaya di luar negeri. "Kita tidak mau mementaskan seni budaya Indonesia ke luar negeri yang belum benar-benar siap. Takut memengaruhi dan merugikan perkembangan seni budaya tradisi di negeri sendiri," tambah Sri Hartanto. (A-87)***