E N D
Menolak Pembebasan Pada pengalaman yang lain, saya melihat Hatta “dihukum” oleh neneknya dengan menerima hukuman berdiri di bawah sebuah pohon jambak, yang terletak di halaman rumah orang tuanya. Kabarnya, ia terlambat pulang dari bermain bola bersama teman-temannya. Kemudian di sekitar pohon jambak itu diberi garis keliling, sehingga ia tidak dibenarkan melangkah keluar garis. Ketika waktu sudah senja, Mak Aliah (Paman Saleh, mamaknya), datang untuk menjemput dengan maksud membebaskannya. Hukuman telah selesai dan hendak dibawanya masuk ke rumah. Tetapi Hatta tak mau, walaupun pamannya sendiri yang membebaskannya. Hatta berprinsip untuk tetap menjalankan hukuman. Menolak pembebasan. Mamaknya menjadi penasaran dan tidak mengerti. Barulah ia menjadi tahu setelah Hatta mengeluarkan pernyataan, “Saya tidak mau, karena yang menghukum saya adalah nenek“. Mamaknya (Paman Saleh atau Malik Aliah) kembali ke dalam rumah mencari sang nenek. Setelah neneknya sendiri datang menjemput, barulah Hatta setuju untuk melangkah keluar garis, lalu masuk ke rumah. M. Rasjid Manggis Dt. Radjo Panghoeloe, Pribadi Manusia Hatta, Seri 5, Yayasan Hatta, Juli 2002