170 likes | 458 Views
Assalamuallaikum Wr.Wb. Kelompok 6. Desi Nur Anggraeni Dheta Ernilia Puspita Dini Anggraini Harni Tri Astuti Kurnia Sari Mei Sapita Triandini M. Ikhsan Abdilah Ririn Tri Utami Widia Astuti Rahmat Hidayat Eva Aryandini. PERAN MILITER DALAM MENANGANI KASUS – KASUS BENCANA ALAM.
E N D
Kelompok 6 • Desi Nur Anggraeni • Dheta Ernilia Puspita • Dini Anggraini • Harni Tri Astuti • Kurnia Sari • Mei Sapita Triandini • M. Ikhsan Abdilah • Ririn Tri Utami • Widia Astuti • RahmatHidayat • Eva Aryandini
PERAN MILITER DALAM MENANGANI KASUS – KASUS BENCANA ALAM Dosen : Bapak Mujiana Kewarganegaraan
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang masalah 2. Rumusan masalah 3. Pembahasan 4. Kesimpulan 5. Saran 6. Daftar pustaka
Latar Belakang Masalah Bencana alam di negara kita pada akhir-akhir ini terjadi seakan tiada henti mendera, merenggut ribuan nyawa, merusakan harta benda dan menyisakan penderitaan bagi jutaan masyarakat. Dari semua kejadian bencana tersebut, TNI selalu menjadi leading sector dalam pelibatannya. Dengan demikian, walaupun tugas TNI dalam penanggulangan bencana alam di wilayah hanyalah bersifat membantu Pemerintah Daerah, namun bukan berarti tidak diperlukan upaya untuk mengoptimalkan kesiapan
Saat terjadi bencana, dibutuhkan kapal-kapal dalam jumlah yang cukup besar untuk mengangkut bantuan ke wilayah yang bencana. ke lokasi bencana. Pertambangan minyak lepas pantai terdekat dengan lokasi bencana dapat dimanfaatkan untuk mengoperasikan helicopternya guna melakukan tindakan bantuan awal sekaligus menjadi on-scene coordinator. Bahkan, industri pariwisata maritim dapat dijadikan early warning jika tanda-tanda bencana tsunami muncul. Potensi-potensi industri jasa maritim (Potinjasmar) ini perlu untuk dipersiapkan dan dibina dengan baik jauh sebelum bencana terjadi agar dapat terjalin koordinasi yang baik dilandasi kesepahaman yang dituangkan dalam suatu standard operating prosedur.Peran tersebut perlu untuk mengaktualisasikan TNI AL dalam rangka ‘winning the heart and mind of the people’ dalam fungsi pertahanan negara terhadap ancaman nonmiliter.
Dalam KKA ini, Injasmar didefinisikan sebagai ‘segala kegiatan untuk memproses atau mengolah sumber daya alam (SDA) dan atau sumber daya buatan (SDB) dengan menggunakan sarana prasarana serta peralatan yang menghasilkan suatu produk baru yang berkenaan dengan laut dan berhubungan dengan pelayaran’ • Definisi Bencana: ‘peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, manusia, dan/atau keduanya yang mengakibatkan korban penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana, prasarana dan fasilitas umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat’
Organisasi. Penanggulangan bencana alam di Indonesia telah diupayakan secara terpusat dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden RI No. 3 tahun 2001 tentang Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (Bakornas PBP). Pada tahun itu juga dikeluarkan perubahan organisasi PBP melalui Keputusan Presiden RI no. 111 tahun 2001 tentang perubahan atas Keputusan Presiden Nomor 3 tahun 2001. Badan ini diketuai oleh Wakil Presiden RI yang beranggotakan kementerian-kementerian dibawahnya termasuk Panglima TNI. • Merumuskan dan menetapkan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi yang cepat, efisien, dan efektif. b. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi secara terpadu. c. Memberikan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi yang meliputi pencegahan, penyelamatan, rehabilitasi dan rekonstruksi.
Tahapan pemanfaatan Injasmar dalam penanggulangan bencana alam belum dirumuskan. UU no 3 / 2004 tentang TNI telah mengamanatkan kepada TNI AL untuk melaksanakan tugas pokoknya dalam operasi militer perang (OMP) dan operasi militer selain perang (OMSP). Dalam hal penanggulangan bencana alam, TNI AL perlu bekerjasama dengan semua komponen masyarakat, termasuk diantaranya adalah ‘saudara kembar’nya, yaitu Injasmar. Kerjasama ini perlu dibangun sedini mungkin jauh sebelum terjadinya bencana alam dengan mengikuti siklus suatu bencana alam yang diawali dengan tahapan pra bencana, saat bencana dan pasca bencana.
Rumusan Masalah • Bagaimana peran militer dalam menangani kasus bencana alam ? • Apa yang di lakukan oleh militer dalam kasus bencana alam ? • Bagaimana proses militer dalam menangani kasus bencana alam ? • Bagaimana tindakan militer dalam menangani kasus bencana alam ?
Pembahasan • Peran militer dalam menangani bencana alam ... • Membantu korban bencana alam dengan sukarela. • Berkerja sama dengan tim SAR dalam menangani bencana alam. • Siap siaga bencana. • Yang di lakukan oleh militer • Langsung terjun ke tempat kejadian. • Mampu mengevakuasi korban. • Mampu memberi motivasi kepada korban.
3. Proses militer dalam menghadapi kasus bencana alam • Menyusun perencanaan dan pengembangan. • Action Plan. • Latihan Gabungan. • Pencegahan (preventive). 4. Tindakan militer dalam menghadapi kasus bencana alam • Tahap Pra Bencana. • Saat Bencana. • Pasca Bencana.
kesimpulan Wujud tanggungjawab TNI atau Militer dalam pengelolaan bencana diarahkan untuk pembinaan jauh sebelum bencana terjadi sesuai dengan tahapan pada siklus bencana. Jauh sebelum bencana terjadi TNI atau Militer perlu menyatukan pandangan, sikap dan pola tindak yang dilatihkan secara periodik dan dievaluasi hasilnya agar kerjasama ini dapat secara efektif mengurangi jumlah korban dan terarah dalam melakukan proses pemulihan . Adapun pasal yang terkait dalam kasus ini Sesuai Pasal 7 ayat (3) UU no.2 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan diamanatkan menjadi unsur utama pertahanan terhadap ancaman non militer dibantu oleh semua komponen negara. Karenanya, penanggulangan bencana alam menjadi tugas dan tanggungjawab kementerian-kementerian non pertahanan untuk mengkoordinir dan mengerahkan kekuatan yang ada sesegera mungkin ke lokasi bencana.
Saran • Untuk dapat melaksanakan tugas OMSP dalam penanganan bencana, perlu disiapkan berbagai pelatihan terhadap personel TNI AL yang bertugas di Lanal/Lantamal dalam hal pengelolaan dan penanggulangan bencana, serta penyediaan peralatan yang dapat dimanfaatkan untuk penanganan bencana sedini mungkin. • TNI AL perlu menjalin koordinasi yang erat dengan Bakornas PBP dan satuan di bawahnya sehingga setiap upaya pelatihan dan penyediaan peralatan penanggulangan bencana alam dapat dimasukkan sebagai jadwal kegiatan dari Bakornas tersebut. Dengan demikian, kegiatan-kegiatan tersebut dapat diinventarisir oleh Bakornas dan menjadi aset penting untuk dikerahkan saat terjadi bencana.
TNI AL perlu memberdayakan dan memanfaatkan Injasmar dalam upaya pengelolaan dan penanggulangan bencana jauh sebelum bencana terjadi melalui penyusunan SOP, latihan gabungan, penerapan tindakan-tindakan pencegahan serta evaluasinya. Untuk itu diperlukan pelatihan-pelatihan internal TNI AL kepada personel-personel yang bertugas di pangkalan-pangkalan, di KRI, pesawat, maupun batalyon-batalyon Marinir mengenai pengelolaan bencana. Para personel tersebut dijadikan sebagai LO (Liaison Officer) untuk menjadi motor dalam pengelolaan Injasmar menghadapi ancaman nonmiliter berupa bencana alam.
Daftar Pustaka http://bungaintanahmad.wordpress.com/2011/08/05/tni-al-dan-peran-dalam-penanganan-bencana-alam/ http://ichsani-nur.blogspot.com/ www.wikipediamiliter.com