1 / 20

abses

fs,knldnglbsl<br>f

yoga_made
Download Presentation

abses

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KEPANITERAAN KLINIK • MODUL GIGI & MULUT • RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA • FAKULTAS KEDOKTERAN • UNIVERSITAS PALANGKA RAYA REFERATAbses Submandibula PEMBIMBING: drg. Heinz Frick, Sp.BM DISUSUN OLEH: Mira Aprilia,S.Ked Ni Made Yogaswari,S.Ked Maria Agavina Septi,S.Ked Heriyanti Hanna Tamari,S.Ked

  2. Pendahuluan • Nyeri tenggorok dan demam yang disertai dengan terbatasnya gerakan membuka mulut dan leher  abses leher dalam. • Abses leher  ruang potensial diantara fasia leher dalam sebagai akibat penjalaran infeksi dari berbagai sumber • Angka kejadian abses submandibula berada di bawah abses peritonsil dan retrofaring. 70 – 85% dari kasus disebabkan oleh infeksi dari gigi, selebihnya karena sialadenitis, limfadenitis, laserasi dinding mulut atau fraktur mandibula.

  3. ANATOMI

  4. ….ANATOMI Ruangsubmandibulamemilikibatas • batasinferior yaitulapisan superficial fascia leherdalammemanjangdari hyoid kemandibula, • bataslateral dibentukolehmandibulaitusendiri • batassuperior yaitumukosadaridasarmulut.

  5. Definisi • Absesleherdalamterbentuk di dalamruangpotensial di antarafasialeherdalamsebagaikelanjutaninfeksidaridaerahkepalaleher. Padaabses submandibular, ruangpotensialiniterdiridariruang sublingual dansubmaksila yang dipisahkanolehototmilohioid.

  6. Etiologi aerob: • Alfa Streptokokushemolitikus • Stafilokokus • Bakteroides anaerob: • Peptostreptokokus • Peptokoki • Fusobakteriumnukleatum • Sumberinfeksidapatberasaldari gigi-geligi(odontogenic infection) faring/akibattrauma padasalurannafasdan organ cernaatas (upper aerodigetivetrauma • infeksikelenjarliur • infeksisalurannapasatas • bendaasing • intervensialat-alatmedis • 20% idiopatik.

  7. PATOGENESA • Berawaldarietiologidiatassepertiinfeksigigi. Nekrosispulpakarenakariesdalam yang tidakterawatdanperiodontal pocketdalammerupakanjalanbakteriuntukmencapaijaringanperiapikal. Karenajumlahbakteri yang banyak, makainfeksi yang terjadi • Infeksiodontogen menyebarmelaluijaringanikat (perikontinuitatum), pembuluhdarah (hematogenous), danpembuluhlimfe (limfogenous) danpenjalaransecaraperkontinuitatumkarenaadanyacelah/ruang di antarajaringanberpotensi tempatberkumpulnya pus.

  8. PATOFISIOLOGI • Penjalaraninfeksipadarahang membentukabses palatal, absessubmukosa, abses gingiva, cavernous sinus thrombosis, abses labial, danabses facial. • Penjalaraninfeksipadarahangbawah membentukabsessubingual, absessubmental, abses submandibular, absessubmaseter, dan angina ludwig. • Ujung akar molar keduadanketigaterletakdibelakangbawahlineamylohyoidea (tempatmelekatnyam. Mylohyoideus) yang terletak di aspekdaammandibula, sehinggajika molar keduadanketigaterinfeksidanmembentukabses, pus nyadapatmenyebarkeruangsubmandibuladandapatmeluaskeruangparafaringeal.

  9. PATOFISIOLOGI • Absespadaakargigimenyebarkeruangsubmandibulaakanmenyebabkansedikitketidaknyamananpadagigi, danpembengkakansekitarwajah di daerahbawah. • Setelah 3 haripembengkakanakanterisi pus. Jikatidakdiberikanpenanganan, maka pus akankeluar, menyebabkanterbentuknyafistelpadakulit. • Pus tersebutjugadapatmenyebarkejaringan lain sekitartenggorokan, daninidapatmenyebabkan problem pernafasan. Jadiabses submandibular merupakankondisi yang serius.

  10. Manifestasi Klinis : Gejala Umum, gejala abses : • Nyeri • Bengkak • Eritema pada jaringan • Trismus • Demam • Pembengkakan pada abses : • Terasa Nyeri • Panas

  11. Diagnosis abses mandibula • Diagnosis absessubmandibuladitegakkanberdasarkan anamnesis, gejalaklinis, danpemeriksaanpenunjangsepertifotopolosjaringanlunakleheratautomografikomputer.

  12. Anamnesis • tentangriwayat tonsillitis danperitonsilabses. • riwayat trauma retrofaringcontohintubasi • dental caries danabses.

  13. Pemeriksaan Fisik • Ditemukanpembengkakandibawahrahangbaik unilateral maupun bilateral danberfluktuasi.

  14. Pemeriksaan Penunjang • Rontgen leherposisi lateral • Terdapatgambaran tissue swelling, tampaksebagaibayanganradioopak. • CT-scan • Denganmenggunakankontras, merupakan gold standaruntukmengevaluasiinfeksipadadaerahleherdalam. • Absesakantampaksebagaibangunanataulesi, air fluid level, danlokulasi. • Pemerksaanfisik yang ditunjang CT-scan memilikisensitivitas 95%.

  15. Tatalaksana • Pemberian Antibiotik (parenteral) Evakuasi abses dapat dilakukan dengan melakukan insisi abses, insisidibuatpadatempat yang paling berfluktuasi, setelah abses terbentuk (biasanya dalam 48-72 jam) maka evakuasi abses dapat dilakukan. • Mengingat adanya kemungkinan sumbatan jalan nafas, maka tindakan trakeostomi perlu dipertimbangkan. • Pasiendirawatinap 1-2 harihingga gejaladantandainfeksireda.

  16. Prognosis • seiringdenganpenggunaaanantibiotikyang semakinluas, angkamortalitastersebutturunhinggamencapai di bawah 5%. Penggunaanantibiotikintravenamemberikan prognosis yang baikjikadigunakanpada masa-masa awalkasuspenyakit.

  17. BAB III Kesimpulan • Abses submandibula merupakan suatu peradangan yang disertai pembentukan pus pada daerah submandibula. Sebagian besar abses leher dalam disebabkan oleh campuran berbagai kuman, baik kuman aerob, anaerob, maupun fakultatif anaerob. • Abses submandibula dapat ditandai dengan keluhan demam, produksi air liur yang banyak, trismus akibat keterlibatan musculus pterygoid, disfagia dan sesak nafas akibat sumbatan jalan nafas oleh lidah yang terangkat ke atas dan terdorong ke belakang.

  18. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya pembengkakan di daerah submandibula, fluktuatif, dan nyeri tekan. Pada insisi didapatkan material yang bernanahatau purulent (merupakantandakhas). • Untuk tatalaksana abses submandibula dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik dan insisi abses ditempat yang berfluktuasi. Tatalaksana harus segera dilakukan untuk menghindari terjadinya komplikasi yang dapat membahayakan kondisi pasien.

  19. Daftar Pustaka • Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Abses leher dalam. Dalam: Fachruddin D, Editor. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi keenam. Jakarta: FKUI; 2007. hal 226 • Marcincuk MC. Deep Neck Infection. Diaksesdariwww.emedicine.com. Last update 27 Mei 2005 • Rosen EJ, Bailey BJ. Deep Neck Space and Infection dibacakandalam Grand Rounce Presentation, UTMB, Dept. of Otolaringology. Editor Quinn FB, Ryan MW. 2002 • Ruckenstein M.J. Comprehensive Review of Otolaryngology, Phyladelphia, Saunders. 2004. Pp 178-180. • Scott BA, StiernbergCM,DriscollBP.Infections of the Deep Spaces of the Neck.Dalam Bayley BJ, Head and Neck Surgery-Otolaryngology Vol 1Edisi Ketiga.Texas,Lippincott Williams and Wikins Publisher:2001.Hal 68. • Novialdi & Ade Asyari. 2011. PenatalaksanaanAbsesSubmandibuladenganPenyulit Uremia danInfarkMiokardium Lama. BagianTelingaHidungTenggorokBedahKepalaLeher (THT-KL) FakultasKedokteranUniversitasAndalas, Padang • Huang T, chen T, Rong P, Tseng F, Yeah T, Shyang C. 2004. Deep neck infection: analysis of 18 cases. Head and neck. Ock, 2004.860-4. • Jyoti S, Amiya R. Patnaik , Neerja and Rajesh Sood. Management of Submandibular Abscess with Limited Resources. Department of Anesthesia, PGIMS, Rohtak, Haryana, Department of Anesthesia, PGIMER and Dr RML Hospital, New Delhi, India. June 2018. Available from : http://www.karnatakaanaesthj.org/temp/KarnatakaAnaesthJ3237-151039_041143.pdf. • Scott BA, Steinberg CM, Driscoll BP. Infection of the deep Space of the neck. In: Bailley BJ, Jhonson JT, Kohut RI et al editors. Otolaryngology Head and neck surgery. Philadelphia: JB.Lippincott Company 2001.p.701-15 • Fachruddin D. Absesleherdalam. Dalam: Iskandar M, Soepardi AE editor. Buku ajar ilmupenyakittelingahidungtenggorok. Edisike 7. Jakarta: BalaiPenerbit FK-UI. 2007:p. 185-8 • Ruckenstein M.J. Comprehensive Review of Otolaryngology, Phyladelphia, Saunders. 2004. Pp 178-180. • Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Abses leher dalam. Dalam: Fachruddin D, Editor. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi keenam. Jakarta: FKUI; 2007. hal 226 • Marcincuk MC. Deep Neck Infection. Diaksesdariwww.emedicine.com. Last update 27 Mei 2005 • Rosen EJ, Bailey BJ. Deep Neck Space and Infection dibacakandalam Grand Rounce Presentation, UTMB, Dept. of Otolaringology. Editor Quinn FB, Ryan MW. 2002 • Scott BA, StiernbergCM,DriscollBP.Infections of the Deep Spaces of the Neck.Dalam Bayley BJ, Head and Neck Surgery-Otolaryngology Vol 1Edisi Ketiga.Texas,Lippincott Williams and Wikins Publisher:2001.Hal 68 • Thiago Pires Brito. Deep neck abscesses: study of 101 cases.  Brazilian Journal of OTORHINOLARYNGOLOGY.  UniversidadeEstadual de Campinas (UNICAMP), Faculdade de CiênciasMédicas, Departamento de Otorrinolaringologia, Campinas, SP, Brazil.  Received 28 October 2015; accepted 12 April 2016 Available online 5 May 2016  (http://www.scielo.br/pdf/bjorl/v83n3/1808-8694-bjorl-83-03-0341.pdf) • Wulansari I, Goreti MW, Raharjdo. Abses Submandibula odontogenik pada penderita idiopatik trombositopenia purpura. Fakultas kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta. 2016

More Related