390 likes | 1.04k Views
Materi ini bertujuan memahami dan menerima ketentuan waris Islam dan memiliki pengetahuan ketentuan pembagian waris Islam, serta dapat menerapkannya dalam kehidupan keluarga. <br>
E N D
PEDOMAN PRAKTIS PERHITUNGAN WARISKAJIAN MENURUT HUKUM ISLAM OLEH: ROHMAT SUPRAPTO, S.Ag, MSI
BAB IPENDAHULUAN • SUMBER UTAMA HUKUM ISLAM ADALAH AL-QUR’AN DAN AL-SUNNAH (BERUPA PERKATAAN, PERBUATAN DAN KETETAPAN NABI MUHAMMAD SAW). • HUKUM ISLAM BERSIFAT FLEXIBLE, BISA MENERIMA PANDANGAN DARI BERBAGAI KALANGAN, BAIK DARI KALANGAN UMAT ISLAM SENDIRI MAUPUN DARI KALANGAN LUAR YANG TIDAK BERTENTANGAN DENGAN PRINSIP AJARAN ISLAM YANG BERSUMBER DARI AL-QUR’AN DAN SUNNAH RASUL. • HUKUM WARIS ISLAM SECARA RINCI TELAH DIKEMUKAKAN OLEH AL-QUR’AN DITAMBAH OLEH HADITS-HADITS NABI DAN IJTIHAD PARA ULAMA SERTA PARA PAKAR HUKUM ISLAM. • HARTA WARIS DALAM ISLAM ADALAH HARTA MUWARIS YANG KEPEMILIKANNYA SECARA OTOMATIS BERALIH KEPADA AHLI WARISNYA SETELAH MUWARIS MENINGGAL DUNIA DENGAN SYARAT TELAH DISELENGARAKAN JENAZAHNYA, DILUNASI HUTANG-HUTANGNYA DAN DILAKSANAKAN WASIAT-WASIATNYA.
KONSEP HARTA DALAM ISLAM (1) • PEMILIK HARTA SECARA MUTLAK DALAM ISLAM ADALAH ALLAH, MANUSIA DIBERIKAN HAK ATAS HARTA DAN MENGGUNAKANNYA SESUAI DENGAN PETUNJUK-PETUNJUKNYA MELALUI SYARI’AT YANG TELAH DITETAPKANNYA. • HARTA DIBERIKAN KEPADA MANUSIA MELALUI USAHA YANG HAQ (BENAR) BUKAN DENGAN CARA BATHIL (TIDAK BENAR) MELALUI PRINSIP HALAL DAN THAYYIB. • BENTUK USAHA YANG HAK ADA DUA MACAM: 1. IHRAZ AL-MUBAHAT (MEMILIKI BENDA-BENDA YANG BOLEH DIMILIKI), SEPERTI: RUMPUT DAN PEPOHONAN DI HUTAN BELANTARA YANG TIDAK DIMILIKI ORANG, BINATANG BURUAN DAN IKAN-IKAN DI LAUT, ATAU DENGAN CARA IHYA AL-MAWAT (MENGHIDUPKAN/MENGGARAP TANAH MATI YANG BELUM DIMILIKI SIAPAPUN, ATAU TELAH PERNAH DIMILIKI TETAPI TELAH DITINGGALKAN SAMPAI TERLANTAR DAN TAK TERURUS). APABILA SESEORANG TELAH MENGUASAI DENGAN MAKSUD MEMILIKI, MAKA MENJADILAH MILIKNYA. MENGUASAI DENGAN MAKSUD MEMILIKI SECARA MUBAH ITU DIISTILAHKAN DENGAN IHRAZ, DILAKUKAN DENGAN DUA SYARAT: (A) JANGANLAH BENDA ITU TELAH DIKUASAI OLEH ORANG LAIN LEBIH DAHULU; (B) BERNIAT UNTUK MEMILIKINYA. 2. AQAD (MEMPEROLEH HARTA YANG TELAH DIMILIKI SESEORANG MELALUI SUATU TRANSAKSI). BENTUK INI ADA DUA CARA : (A) PERALIHAN HARTA BERLANGSUNG DENGAN SENDIRINYA (OTOMATIS), DISEBUT IJBARI, SEPERTI MELALUI WARISAN; (B) PERALIHAN HARTA MELALUI USAHA, KEHENDAK DAN PERJANJIAN TIMBAL-BALIK ANTARA DUA ATAU BEBERAPA PIHAK, DISEBUT DENGAN IKHTIYARI, SEPERTI JUAL BELI, PEROLEHAN JASA (GAJIH/HONORARIUM), MAHAR (DALAM AKAD NIKAH), DSB. • PEROLEHAN HARTA DALAM ISLAM BUKANLAH TUJUAN, NAMUN SBG SARANA KEHIDUPAN DAN UNTUK MENCAPAI KERIDHAAN ALLAH, MAKA CARA MENDAPATKAN HARTA HENDAKNYA DILAKUKAN DENGAN BERDO’A, MEMOHON REZKI KEPADA ALLAH KARENA PADA HAKIKATNYA HARTA TERSEBUT ADALAH MILIK ALLAH.
KONSEP HARTA DALAM ISLAM (2) • TUJUAN UTAMA HARTA UNTUK MENUNJANG KEHIDUPAN MANUSIA. OLEH KARENANYA HARTA DIGUNAKAN UNTUK MAKSUD TERSEBUT. ADA BEBERAPA PETUNJUK ALLAH TENTANG CARA PENGGUNAAN HARTA, YAITU SBB: 1.DIGUNAKAN UNTUK KEBUTUHAN HIDUP MANUSIA SENDIRI, SEBAGAIMANA DISEBUTKAN DALAM AL-QUR’AN BERIKUT: كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (المرسلات: ). “(Dikatakankepadamereka): "Makandanminumlahkamudenganenakkarenaapa yang telahkamukerjakan” (Q.S. 77/al-Mursalât: 43). WALAUPUN YANG DISEBUTKAN DALAM AYAT TSB HANYA MAKAN DAN MINUM, TETAPI YANG DIMAKSUD TENTUNYA SEGALA KEBUTUHAN HIDUP, SEPERTI PAKAIAN DAN PERUMAHAN, DLSB. SELAIN ITU, ADA PULA PETUNJUK TENTANG LARANGAN PEMANFAATAN HARTA YANG DILAKUKAN DENGAN CARA: a) ISRÂF (BERLEBIH-LEBIHAN DALAM MEMANFAATKAN HARTA). ... وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلاَ تُسْرِفُوا إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ (الأعراف: ). “… makandanminumlah, danjanganlahberlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidakmenyukaiorang-orang yang berlebih-lebihan” (Q.S. 7/al-A’raf: 31). b) TABDZÎR (BOROS, MENGHAMBUR-HAMBURKAN HARTA UNTUK SESUATU YANG TIDAK BERMAN- MANFAAT ... وَلاَ تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا. إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُورًا (الإسراء: -). “… danjanganlahkamumenghambur-hamburkan (hartamu) secaraboros. Sesungguhnyapemboros-pemborosituadalahsaudara-saudarasyaitandansyaitanituadalahsangatingkarkepadaTuhannya” (Q.S. 17/al-Isrâ’: 26-27).
KONSEP HARTA DALAM ISLAM (3) 2. DIGUNAKAN UNTUK MEMENUHI KEWAJIBAN TERHADAP ALLAH, YAKNI ADA DUA MACAM: a)Kewajibanmateri yang berkenaandengankewajiban agama, yang merupakanhutangterhadap Allah, seperti: membayarzakatataunadzar, ataukewajibanmaterilainnya. Walaupundemikianmateriinipadahakikatnyajugauntukkepentingansesamamanusia. يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُمْ مِنَ الأَرْضِ ... (البقرة: 267). “Haiorang-orang yang beriman, nafkahkanlah (dijalan Allah) sebagiandarihasilusahamu yang baik-baikdansebagiandariapa yang Kamikeluarkandaribumiuntukkamu …” (Q.S. 2/al-Baqarah: 267). b) Kewajibanmateri yang harusditunaikanuntukkeluarga, yakni: isteri, anak, dankerabat. ... وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ... (البقرة: 233). “… dankewajiban ayah memberimakandanpakaiankepadaparaibu (isteri) dengancara yang ma`ruf …” (Q.S. 2/al-Baqarah: 233). يَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ قُلْ مَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ خَيْرٍ فَلِلْوَالِدَيْنِ وَاْلأَقْرَبِينَ ... (البقرة: 215). “Merekabertanyakepadamutentangapa yang merekanafkahkan. Jawablah: Apasajaharta yang kamunafkahkanhendaklahdiberikankepadaibu-bapak, kaumkerabat …” (Q.S. 2/al-Baqarah: 215).
KONSEP HARTA DALAM ISLAM (4) 3. DIMANFAATKAN BAGI KEPENTINGAN SOSIAL. Hal inidilakukankarenameskipunsemuaorangdituntutuntukberusahamencarirezki, namun yang diberikan Allah tidaklahsamauntuksetiaporang. Ada yang mendapatkanbanyaksehinggamelebihikeperluanhidupnyasekeluarga, tetapiada pula yang mendapatkansedikitdankurangdarikeperluanhidupnya. Yang mendapatkanrezkisedikitinimemerlukanbantuansaudaranya yang mendapatrezkiberlebihdalambentukinfakdansedekah. وَاللهُ فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ فِي الرِّزْقِ ... (النحل: 71). “Dan Allah melebihkansebahagiankamudarisebahagian yang lain dalamhalrezki …” (Q.S. 2/al-Baqarah: 71). وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ ... (المنافقون: 10). “Dan belanjakanlahsebagiandariapa yang telahKamiberikankepadamusebelumdatangkematiankepadasalahseorangdiantarakamu …” (Q.S. 63/al-Munâfiqûn: 10). • DI SAMPING LARANGAN DI ATAS, ALLAH JUGA MELARANG MENGGUNAKAN HARTA UTK TUJUAN NEGATIF, YANG DAPAT MENYULITKAN KEHIDUPAN, MENYAKITI DAN MENJAUHKAN ORANG DARI MELAKSANAKAN PERINTAH AGAMA, DI ANTARANYA: إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللهِ ... (الأنفال: 36). “Sesungguhnyaorang-orang yang kafiritu, menafkahkanhartamerekauntukmenghalangi (orang) darijalan Allah …” (Q.S. 8/al-Anfâl: 36).
KONSEP HARTA DALAM ISLAM (5) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللهِ ثُمَّ لاَ يُتْبِعُونَ مَا أَنْفَقُوا مَنًّا وَلاَ أَذًى لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ ... (البقرة: 262). “Orang-orang yang menafkahkanhartanyadijalan Allah, kemudianmerekatidakmengiringiapa yang dinafkahkannyaitudenganmenyebut-nyebutpemberiannyadandengantidakmenyakiti (perasaansipenerima), merekamemperolehpahaladisisiTuhanmereka …” (Q.S. 2/al-Baqarah: 262). • SECARA KHUSUS NABI SAW MELARANG MENGGUNAKAN HARTA YANG DIPEROLEHNYA DENGAN CARA: 1. Ihtikâr, yaitupenimbunansecaraspekulatifdalambentukbarangsewaktuhargamasihstabil, kemudianmenimbunnyaditempattertentusehinggaterjadikelangkaan, laludijualnyadenganharga yang lebihtinggi. لاَ يَحْتَكِرُ اْلأَخَاطِئٍ (رواه مسلم). “Tidakada yang melakukanpenimbunan, kecualihanyaorangyansalah (berdosa)” (H.R. Muslim). 2. Iddikhâr, yaitumenumpukbaranguntukkepentingansendiridanuntukdimakansendirisewaktuorang lain telahmengalamikelangkaanmakanan. Laranganiniberlakuuntukwaktu-waktutertentu (temporal), yaitumusimkelangkaanbahanpokok. كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ إِدِّخَارِ لُحُومُ اْلأَضَاحِى فَوْقَ ثَلاَثٍ ِلأَجْلِ الدَّافَةِ فَاْلآنَ فَكُلُوا وَادْخَرُوا (رواه البخارى). “Sesungguhnyasayatelahmelarangkamumenumpukdagingqurbanlebihdarikeperluantigaharikarenaadakunjungantamu, sekarangmakanlahdantumpuklah” (H.R. al-Bukhâry).
BAB IIATURAN SEBELUM PEMBAGIAN WARIS • PENYEBAB MENERIMA DAN TIDAK MENERIMA HARTA WARIS A.SEBAB-SEBAB BERHAK MENERIMA HARTA WARIS 1. PERTALIAN NASAB (HUBUNGAN DARAH), SEPERTI: AYAH, IBU, KAKEK, NENEK, ANAK, DSB. 2. PERKAWINAN, YAKNI MENJADI SUAMI ATAU ISTERI. 3. MEMERDEKAKAN (MU’TIQ). 4. SESAMA ORANG YANG BERAGAMA ISLAM. B.SEBAB-SEBAB TIDAK BERHAK MENERIMA HARTA WARIS 1. MENJADI BUDAK/HAMBA SAHAYA 2. MEMBUNUH 3. MURTAD 4. BEDA AGAMA • HAL-HAL YANG HARUS DILAKUKAN SEBELUM MENERIMA HARTA WARIS • PENYELENGGARAAN JENAZAH • PELUNASAN HUTANG MAYIT • PELAKSANAAN WASIAT MAYIT
BAB IIIAHLI WARIS AHLI WARIS LAKI-LAKI • ANAK LAKI-LAKI • CUCU LAKI-LAKI DARI ANAK LAKI-LAKI • AYAH • AYAHNYA AYAH (KAKEK) • SAUDARA LAKI-LAKI SEIBU-SEBAPAK • SAUDARA LAKI-LAKI SEBAPAK • SAUDARA LAKI-LAKI SEIBU • ANAK LAKI2 SDR LAKI2 SEIBU-SEBAPAK • ANAK LAKI2 SDR LAKI2 SEBAPAK • PAMAN SEIBU-SEBAPAK DENGAN AYAH • PAMAN SEBAPAK DENGAN AYAH • KEPONAKAN (ANAK PAMAN) DARI SDR LAKI2 SEIBU-SEBAPAK DENGAN AYAH • KEPONAKAN (ANAK PAMAN) DARI SDR LAKI2 SEBAPAK DENGAN AYAH • SUAMI • LAKI-LAKI YANG MEMERDEKAKANNYA AHLI WARIS PEREMPUAN • ANAK PEREMPUAN • CUCU PEREMPUAN DARI ANAK LAKI-LAKI • IBU • IBUNYA AYAH (NENEK DARI AYAH) • IBUNYA IBU (NENEK DARI IBU) • SAUDARI SEIBU-SEBAPAK • SAUDARI SEBAPAK • SAUDARI SEIBU • ISTERI • PEREMPUAN YANG MEMERDEKAKANNYA
BAB IVKADAR PEMBAGIAN HARTA WARIS (1) • 1/2 BAGIAN • SEORANG ANAK PEREMPUAN TANPA ANAK LAKI-LAKI • SEORANG ANAK PEREMPUAN DARI ANAK LAKI-LAKI TANPA ANAK (LAKI-LAKI/PEREMPUAN) • SEORANG SAUDARA PEREMPUAN S TANPA ANAK ATAU CUCU • SEORANG SUAMI, TANPA ANAK ATAU CUCU • 1/4 BAGIAN • SUAMI, ADA ANAK ATAU CUCU • ISTERI, TANPA ANAK ATAU CUCU • 1/8 BAGIAN • ISTERI, ADA ANAK ATAU CUCU • 2/3 BAGIAN • DUA/LEBIH ANAK PEREMPUAN TANPA ANAK LAKI-LAKI • DUA/LEBIH ANAK PEREMPUAN DARI ANAK LAKI2 TANPA ANAK (LAKI-LAKI/PEREMPUAN) • DUA/LEBIH SAUDARA PEREMPUAN TANPA ANAK ATAU CUCU
KADAR PEMBAGIAN HARTA WARIS (2) • 1/3 BAGIAN • IBU, TANPA ANAK ATAU CUCU ATAU DUA/LEBIH SAUDARA (LAKI2/ PEREMPUAN) • DUA/LEBIH SAUDARA PEREMPUAN, TANPA AYAH DAN ANAK (LAKI-LAKI/PEREMPUAN). • 1/6 BAGIAN • IBU, ADA ANAK ATAU CUCU ATAU DUA/LEBIH SAUDARA (LAKI2/ PEREMPUAN) • AYAH, ADA ANAK ATAU CUCU (JIKA TANPA ANAK/CUCU, AYAH SEBAGAI ‘ASHABAH) • NENEK, TANPA AYAH (JIKA IBUNYA AYAH); TANPA IBU (JIKA IBUNYA IBU) • KAKEK, TANPA AYAH TAPI ADA ANAK/CUCU (JIKA ADA AYAH TERHALANG) • CUCU PEREMPUAN (DARI ANAK LAKI2), TANPA ANAK LAKI2 ATAU DUA/LEBIH ANAK PRP. • SAUDARA SEIBU (LAKI2/PEREMPUAN), TANPA ANAK ATAU AYAH • SAUDARA PEREMPUAN SEBAPAK, TANPA ANAK/AYAH NAMUN ADA SEORANG SAUDARA PEREMPUAN SEKANDUNG (SEIBU-SEBAPAK).
BAB VMASALAH-MASALAH DALAM PEMBAGIAN HARTA WARIS (1) • ‘AUL • ADALAH MASALAH PENYELESAIAN HARTA WARIS DI LUAR KETENTUAN KADAR YANG SUDAH DITENTUKAN, KARENA HARTA KURANG DARI PEMBAGIAN MENURUT KADAR PEMBAGIAN YANG TELAH DITENTUKAN (DIDAPATKAN JUMLAH PEMBILANG MELEBIHI PENYEBUTNYA). PENYELESAIANNYA, JUMLAH PEMBILANG MENJADI PENYEBUT SEHINGGA DAPAT TERBAGI TANPA ADA KEKURANGAN HARTA WARIS. • RADD • ADALAH MASALAH PENYELESAIAN HARTA WARIS DI LUAR KETENTUAN KADAR YANG TELAH DITENTUKAN, KARENA ADA SISA (KELEBIHAN) HARTA. CARA PENYELESAIANNYA ADALAH SISA HARTA ITU DIBAGI KEPADA AHLI WARIS YANG ADA HUBUNGAN NASAB (DARAH) BERDASARKAN PERBANDINGAN MENURUT KADAR PEMBAGIAN YANG TELAH DITENTUKAN. • GHARRAWAIN • ADALAH AHLI WARIS YANG HANYA TERDIRI DARI AYAH, IBU DAN SUAMI; ATAU AYAH, IBU DAN ISTERI. CARA PERHITUNGAN PEMBAGIAN WARISNYA DI LUAR KETENTUAN PEMBAGIAN WARIS SESUAI KADAR YANG TELAH DITENTUKAN KHUSUSNYA BAGI AYAH DAN IBU. AYAH DAN IBU BEROLEH SISA HARTA DIBAGI SEBAGAIMANA PEROLEHAN ANAK LAKI-LAKI BERBANDING ANAK PEREMPUAN (DUA BERBANDING SATU), SETELAH PEROLEHAN SUAMI ATAU ISTERI.
MASALAH-MASALAH DALAM PEMBAGIAN HARTA WARIS (2) • HIJAB DAN MAHJUB • ADALAH PARA AHLI WARIS YANG BERSTATUS SEBAGAI PENGHALANG DAN YANG DIHALANGI UNTUK MEMPEROLEH HARTA WARIS, KARENA STATUSNYA YANG LEBIH DEKAT ATAU LEBIH JAUH DENGAN MUWARIS. MISALNYA CUCU TERHALANG MENERIMA WARIS KARENA ADA ANAK. • GONO-GINI • ADALAH BERASAL DARI TRADISI (ADAT) BEBERAPA KELOMPOK MASYARAKAT DI INDONESIA, DI MANA ISTERI PADA DASARNYA TELAH BERSUSAH-PAYAH MENGURUSI RUMAH TANGGA NAMUN SANG ISTERI DIANGGAP TIDAK MEMILIKI HARTA APAPUN KARENA TIDAK MENGHASILKAN HARTA . JERIH PAYAH ISTERI OLEH ADAT DIHARGAI DENGAN HAK PEMILIKAN. KEMUDIAN, OLEH HUKUM PERUNDANGAN DI INDONESIA (UU PERKAWINAN DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM) DIRUMUSKAN BAHWA GONO-GINI ADALAH HARTA BERSAMA SUAMI-ISTERI (TERHITUNG MULAI SAAT TANGGAL PERKAWINAN) DENGAN PEROLEHAN MASING-MASING SEPARUH HARTA APABILA TERJADI PERCERAIAN (CERAI HIDUP ATAU CERAI MATI). • WASIAT WAJIBAH • ADALAH SEBUAH WASIAT YANG DITETAPKAN OLEH HUKUM PERUNDANGAN DI INDONESIA YANG BERSIFAT WAJIB (WALAUPUN MUWARIS TIDAK MENGUCAPKAN WASIAT SEBELUM MENINGGAL DUNIA) YANG DIBERIKAN KEPADA ANAK ANGKAT ATAU ORANG TUA YANG BERBEDA AGAMA.
BAB VIPRAKTIK PEMBAGIAN WARIS • Jikaseseorangmeninggaldunia, meninggalkanhartaberjumlah3 buahrumah(masing-masingsehargaRp. 150.000.000,-), sebidangtanahseluas 25 ha. (permeterharganyaRp. 2.000.000,-), simpananuangdi Bank Rp. 3.000.000.000,- danuangtunaiRp. 750.000.000,-. Ahli warisnyaterdiridari: 2 (dua) orang isteri, 2 (dua) orang anaklaki-laki, 3 (tiga) orang anakperempuan, 3 (tiga) orang cuculaki-laki dan 5 (lseorangsaudaralaki-lakidan 2 (dua) orang sauaraperempuan, sertaibunya. Namunima) orang cucuperempuan(semuacucudarianakperempuannya), sebelummeninggal, iaberwasiat (di hadapan para ahliwarisnya) agar sebuahrumahnyadiberikankepadasebuah Yayasan, dan 2 (dua) orang pembantunyadiberimasing-masingRp. 25.000.000,-.Berapakahmasing-masingahliwarismemperolehhartawaris? • Sepasangsuamiisterimeninggaldunia. Merekatidakmeninggalkananak, namunmengasuhseoranganak. Sang suamimeninggalkanibudanseorangsaudari, sang isterimeninggalkan ayah, ibudansaudaralaki-laki. Sang suamimeningalkanhartaRp. 540.000.000,-,sedang sang isterimeninggalkanhartaRp. 270.000.000,-. Bagaimanacaramembagiwarisbagiahliwaris yang ditingalkanmereka (menurutperhitunganwaris Islam, danmenuruthukumperundangan)?