1 / 13

PUISI

PUISI. Puisi Lama 1. Pantun Bukan kemenyan bukan tawas hanya kemiri di dalam panci Hati dinda sangat was-was takut kanda memungkir janji. 2. Syair. Diriku hina amatlah malang Padi ditanam tumbuhlah ilalang Puyuh di sangkar jadi belalang Ayam ditambat disambar elang.

valmai
Download Presentation

PUISI

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PUISI Puisi Lama 1. Pantun Bukan kemenyan bukan tawas hanya kemiri di dalam panci Hati dinda sangat was-was takut kanda memungkir janji.

  2. 2. Syair Diriku hina amatlah malang Padi ditanam tumbuhlah ilalang Puyuh di sangkar jadi belalang Ayam ditambat disambar elang

  3. 3. Gurindam Awal diingat akhir tidak Alamat badan akan rusak Barang siapa mengenal dua Tahulah dia barang terperdaya

  4. B. Puisi Baru • Distikon Puisi dua baris seuntai HANG TUAH Baju berpuput alun digulung Banyu direbus buih di bubung Selat malak ombaknya memecah Pukul memukul belah-membelah Bahtera ditepuk buritan dilanda Penjajah diantuk haluan diunda Amir Hamzah

  5. 2. Terzina • Puisi tiga baris seuntai BAGAIMANA Kadang-kadang aku benci Bahkan sampai aku maki …… diriku sendiri Seperti aku menjadi seteru …… diriku sendiri Ok.Mandank

  6. 3. Kuatrin Puisi empat baris seuntai NGARAI SIANOK Barat himpitan gunung Singgalang Atas daratan di bawahnya Hingga tengkah tak alang-alang Ngarai lebar dengan dalangnya Rifai Ali

  7. 4. Kuint Puisi lima baris seuntai HANYA KEPADA TUHAN Satu-satunya perasaan Yang saya rasakan Hanya dapat saya katakan kepada Tuhan Yang pernah merasakan Or.Mandank

  8. 5. Sektet Puisi enam baris seuntai BUNDA DAN ANAK Masak jambak Buah sebuah Diperan alam di ujung dahan Merah Beuris-uris Bendera masak bagi selera Rustam Efendi

  9. 6. Septima Puisi tujuh baris seuntai API UNGGUN Diam tenang kami memandang Api unggun menyala riang Menjilat meloncat menari riang Berkilat-kilat bersinar terang Nyala api nampaknya curai Hanya satu cita dicapai Alam nan tinggi, sunyi sepi Intojo

  10. 7. Stanza PERTANYAAN ANAK KECIL Hai kayu-kayu dan daun-daun! Mengapakah kamu bersenang-senang? Tertawa-tawa bersuka-sukaan? Oleh angin dan terang,senang? Adakah angin tertawa bersama kami? Bercerita bagus menyenangkan kami? Aku tidak mengerti kesukaan kamu Mengapa kamu tertawa-tawa?

  11. Berbalas Pantun Anak orang kampung melayu, hendak menjelang desa Tambun. Kita mengaku orang melayu, orang melayu gemar berpantun Sunggung tajam daun mensiang, tumbuh di tebat tepi danau. Kami berpantun bukanlah girang, untuk pengobat hati yang risau.

  12. Berbalas Pantun • Kota Bandung di Jawa Barat, negeri indah Parahyangan. Peluk guling panggil semangat, minta bertemmu mojang Priangan Dari Sumedang ke Sukabumi naik delaman ditarik kuda. Kulit kuning permata jeli, mojang Priangan tiada dua.

  13. Berbalas Pantun • Asam pauh dari sebarang asam belimbing dari lampung Badan jauh di rantau orang teringat adik jauh di kampung Buah ara masak dibantun ayam jago di dalam bertaji Kutanya di dalam pantun, masihkah adik pegang janji

More Related