E N D
IKLAN PERCETAKAN BANDUNG Edisi 10 | 1440 H • 3
06 08 DAFTAR ISI 06 Editorial Tafsir Demokrasi Para Ulama 08 Kajian Utama Demokrasi dan Kekuasaan 14 Al-Muhajirin “menjadi Hafidz al-Qur’an bukanlah Mimpi” Liputan Pesantren Lembaga Tahfidz Qur’an Laatahzan 17 “Menghadapi Era Milenial” Santri 3 Bekal Santri 40 22 Liputan Khusus 5 Tahun “Beritalangitan Mengabdi” 26 “Metode Pengobatan al-Quran” Kesehatan Terapi Lebah 32 Mata Hati Sang Kiyai Tawakkal Kunci Ketenangan dan Kecukupan 26 22 36 Fakta & Opini Keterlibatan Kaum Tarekat di Dunia Politik 40 Biografi Raden Alit Prawatasari Pahlawan Cianjur 60 48 di Inggris Dunia Islam Islam, Agama Terbesar Kedua 50 Rihlah Pesona Keindahan Wisata Situ Gunung 50 56 Kampus Religi Pesan Persatuan dari Singapura, Malaysia dan Thailand 48 60 Resensi Buku Menemukan Sejarah: Wacana Pergerakan Islam di Indonesia 4 • Edisi 10 | 1440 H
DEWAN REDAKSI Dewan Penasehat & Pelindung Prof.Dr.KH. Maman Abdurahman, MA Ketua MUI Pusat H. M. Taufik As’adi, S.Ag Ketua Umum MUI Provinsi Bali Dr. Abdi Kurnia Djohan Pengurus Lembaga Dakwah PBNU & Dosen UI KH. Abdul Azis Affandy Dewan Syuriah PBNU Dr. H. Sakti Alamsyah, M.Pd Rektor Universitas Muhammadiyyah Sukabumi KH. Fathullah Mansur, Lc Pimpinan Ponpes Ibadurrahman Kota Sukabumi KH. Drs. Muchtar Adam Pimpinan Ponpes Al-Qur’an Babussalam Bandung KH. Rachmat Muhammad Soji Lc., MA. Pimpinan Ponpes Bina Insan Madani Sukabumi MUQADDIMAH Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. gan beberapa Ulama tentang Demokrasi. Untuk selengkapnya seputar kajian tentang Demokrasi dapat pembaca telaah dalam Kajian Utama yang ditulis oleh Prof. DR KH. Maman Abdurahman, MA. Dalam Edisi ke-10 ini, Redaksi akan sedikit membahas pandan- menampilkan tulisan lainnya, mulai dari Biografi yang dalam Edisi kali ini menampilan biografi Haji Prawatasari, beliau adalah seorang Ulama Pejuang yang kontra langsung dengan Gubernur Jenderal VOC, Joan van Hoorn. Agaknya Haji Prawatasari ini adalah orang yang cukup penting, sehingga Gubernur Jenderal VOC, sebagai penguasa tinggi di Hindia Belanda perlu turun tangan. Selain Kajian Utama seperti biasa majalah Suara Ulama selalu Pimpinan Umum - Pemred Dedi ‘Ahmad’ Husna Wakil Pemimpin Redaksi Sumardi Pesantren Bani Hasyim dan Lembaga Tahfidz Qur’an Laatahzan Al-Muhajirin, pembahasan tentang Terapi Sengat Lebah di kolom Kesehatan, kolom Mata Hati Sang Kiyai membahas Tawakkal kepada Allah, kemudian informasi dari Dunia Islam tentang Perkembangan Islam di Inggris, Liputan Khusus perjalan Beritalangitan, Kolom Fakta & Opini redaksi menyuguhkan tulisan Ikhwan Fadh Ahmad Arifan, M.Ag dari Kota Malang, dengan judul “Keterlibatan Kaum Tarekat di Dunia Politik”. Kami angkat pula berbagai kolom menarik seperti, Liputan Redaktur Pelaksana Udas | Deni | Saepul | Andri Redaktur IT & Litbang Didik Khariswanda Sekretaris Redaksi Aden Andi Sirkulasi & Distribusi Agus Ardiansyah harapannya adalah ditahun ini Majalah Suara Ulama dapat terus terbit dan tegak berdiri menyuarakan Syiar Islam sebagai lampu penerang ditengah kegelapan dan fitnah yang terus bertubi-tubi menimpa Umat Islam. Semoga kita terhindar dari fitnah-fitnah tersebut. Tentunya terbitan kali ini menjadi terbitan diawal tahun 1440H, Penerbit BIsNet Foundation Kantor : Jl. Talaga Bodas No 31 Kota Bandung (Graha Kadin) Tlp: 022-7300703 Ext 309 Biro Bali - NTB Kantor : Jl. Mertasari no. 119 Sidakarya, Denpasar - Bali Hotline: 0813 1936 210 kekurangan dan kesalahan mohon maaf sebesar-besarnya. Selamat membaca, semoga sajian kami bermanfaat, atas segala Percetakan PercetakanBandung.Com Jl. Kembar Timur 1 No 11 A, Bandung (Isi diluar Tanggungjawab Percetakan) Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Dari Redaksi, Penasehat Hukum H. Abdul Kadir Makaramah, SH.MH Kantor Hukum: Raal & Associates Law Firm Jl. Raya Pemongan No. 59x Denpasar Selatan - Bali Iklan dan Langganan Hot Line : 0822 1407 3036 (Doel) Edisi 10 | 1440 H • 5
Editorial 6 • Edisi 10 | 1440 H
tAFSIR DEMOKRASI PARA UlAMA Oleh : Dedi ‘Ahmad’ Husna* T memandang dan mengimplementasikan dalam tatacara kehidupan bernegara. Seperti diantaranya seorang Ulama besar, al-Maududi yang secara tegas menolak demokrasi. Menurutnya, Islam tidak mengenal paham demokrasi yang memberikan kekuasaan besar kepada rakyat untuk menetapkan segala hal. Demokrasi adalah buatan manusia sekaligus produk dari pertentangan Barat terhadap agama sehingga cenderung sekuler. Al-Maududi menganggap demokrasi modern (Barat) merupakan sesuatu yang bersifat syirik. afsir tentang Demokrasi dari para Ulama sampai dengan saat ini, masih terjadi perbedaan faham Konsep Demokrasi yang merupakan kekuasaan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat telah mengabaikan keberadaan agama. Parlemen sebagai salah satu pilar demokrasi dapat saja menetapkan hukum yang bertentangan dengan nilai agama kalau anggotanya menghendaki. Karenanya, menurut Iqbal Islam tidak dapat menerima model demokrasi Barat yang telah kehilangan basis moral dan spiritual. Atas dasar itu, Iqbal menawarkan sebuah konsep Demokrasi Spiritual yang dilandasi oleh etik dan moral ketuhanan. Jadi yang ditolak oleh Iqbal bukan demokrasi an sich. Melainkan, prakteknya yang berkembang di Barat. Lalu, Iqbal menawarkan sebuah model demokrasi sebagai berikut: Pertama, Tauhid sebagai landasan asasi. Kedua, Kepatuhan pada hukum. Ketiga, toleransi sesama warga. Keempat, tidak dibatasi wilayah, ras, dan warna kulit. Kelima, Penafsiran hukum Tuhan melalui ijtihad. tersebut merupakan wewenang Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Manusia hanyalah menjabarkan dan merumuskan hukum sesuai dengan prinsip yang digariskan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Jadi, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berposisi sebagai al-Syâri’ (legislator) sementara manusia berposisi sebagai faqîh (yang memahami dan menjabarkan) hukum-Nya. Demokrasi Barat berfikir tentang batas kewenangan Tuhan. Menurut Aristoteles, setelah Tuhan menciptakan alam, Dia membiarkannya. Dalam filsafat Barat, manusia memiliki kewenangan legislatif dan eksekutif. Sementara, dalam pandangan Islam, Allah Subhanahu Wa Ta’ala pemegang otoritas tersebut. Dalam Al-Qur’an disebutkan: Menurutnya, Islam menganut paham teokrasi (berdasarkan hukum Tuhan). Tentu saja bukan teokrasi yang diterapkan di Barat pada abad pertengahan yang telah memberikan kekuasaan tak terbatas pada para Pendeta. Sedangkan pandangan Mohammad Iqbal seorang Ulama asal Pakistan menyampaikan Kritikannya terhadap demokrasi. Menurut Mohammad Iqbal, sejalan dengan kemenangan sekularisme atas agama, demokrasi modern menjadi kehilangan sisi spiritualnya sehingga jauh dari etika. “....... Ingatlah! Segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Maha Suci Allah, Tuhan seluruh alam.” (QS. al-A’râf: 54). Inilah batas yang membedakan antara sistem Syariah Islam dan sistem Demokrasi Barat. Kemudian menurut Muhammad Imarah, Islam tidak menerima demokrasi secara mutlak dan tidak menolaknya secara mutlak. Dalam demokrasi, kekuasaan legislatif (membuat dan menetapkan hukum) secara mutlak berada di tangan rakyat. Sementara, dalam sistem Syura (Islam) kekuasaan Wallahu A’lam. *Penulis adalah Pemimpin Redaksi Majalah Suara ‘Ulama Edisi 10 | 1440 H • 7
Kajian Utama “ Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. al-Nisa 4 : 59) 8 • Edisi 10 | 1440 H
Demokrasi & Kekuasaan Oleh : Prof. DR. KH. Maman Abdurahman, MA* Melalui demokrasi, keputusan yang diambil berdasarkan suara terbanyak. Demokrasi terbentuk menjadi suatu sistem pemerintahan sebagai respon kepada masyarakat umum di Athena yang ingin menyuarakan pendapat mereka. Dengan adanya sistem demokrasi, kekuasaan absolut satu pihak melalui tirani, kediktatoran dan pemerintahan otoriter lainnya dapat dihindari. Demokrasi memberikan kebebasan berpendapat bagi rakyat, namun pada masa awal terbentuknya belum semua orang dapat mengemuka- kan pendapat mereka, melainkan hanya laki-laki saja. Sementara itu, wanita, budak, orang asing dan penduduk yang orang tuanya bukan orang Athena tidak memiliki hak untuk itu . A. Pengertian Demokrasi Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan politik, yang kekuasaan pemerintahannya berasal dari rakyat, baik secara langsung (demokrasi langsung) atau melalui perwakilan (demokrasi perwakilan). Istilah ini berasal dari bahasa Yunani (dēmokratía) “kekuasaan rakyat”, yang dibentuk dari kata (dêmos) “rakyat” dan (Kratos) “kekuasaan”, merujuk pada sistem politik yang muncul pada pertengahan abad ke-5 dan ke-4 SM di negara Yunani Kuno, khususnya Athena, menyusul revolusi rakyat pada tahun 508 SM. Istilah demokrasi diperkenalkan pertama kali oleh Aristoteles sebagai suatu bentuk pemerintahan, yaitu pemerintahan yang menggariskan bahwa kekuasaan berada di tangan orang banyak (rakyat). Abraham Lincoln dalam pidato Gettysburg-nya mendefinisikan demokrasi sebagai “Pemerintahan dari Rakyat, oleh Rakyat, dan untuk Rakyat”. Hal ini berarti kekuasaan tertinggi dalam sistem demokrasi ada di tangan rakyat dan rakyat mempunyai hak, kesempatan dan suara yang sama di dalam mengatur kebijakan pemerintahan. “Abraham Lincoln dalam pidato Gettysburg-nya mendefinisikan demokrasi sebagai “Pemerintahan dari Rakyat, oleh Rakyat, dan untuk Rakyat”. Hal ini berarti kekuasaan tertinggi dalam demokrasi ada di tangan rakyat dan rakyat mempunyai hak, kesempatan dan suara yang sama di dalam mengatur kebijakan pemerintahan.” B. Perbedaan Islam dan Demokrasi Menurut Dhiyauddin ar-Rais, ada tiga aspek yang membedakan Islam dan demokrasi. Pertama, dalam demokrasi yang sudah populer di Barat, definisi Bangsa atau Umat dibatasi batas wilayah, iklim, darah, suku-bangsa, bahasa dan adat-adat yang mengkristal. Dengan kata lain, demokrasi selalu diiringi pemikiran nasionalisme atau rasialisme yang digiring tendensi Edisi 10 | 1440 H • 9
fanatisme. Adapun menurut Islam, Umat tidak terikat batas wilayah atau batasan lainnya. Ikatan yang hakiki di dalam Islam adalah ikatan akidah, pemikiran dan perasaan. Siapa pun yang mengikuti Islam, ia masuk salah satu negara Islam terlepas dari jenis, warna kulit, negara, bahasa atau batasan lain. Dengan demikian, pandangan Islam sangat manusiawi dan bersifat internasional. kekuasaan tertinggi dalam Islam sangat nyata sebagai perpaduan dua hal, yaitu Umat dan syariat Islam. Jadi, syariat pemegang kekuasaan penuh dalam negara Islam. Demokrasi seperti itulah yang dipahami aktivis Islam termasuk Ikhwanul Muslimun (IM) saat terjun ke dalam kehidupan politik dan bernegara di negara demokrasi. Ustadz Ma’mun al Hudhaibi hafizhahullah pernah ditanya pandangan “IM” tentang demokrasi dan kebebasan individu. Katanya, Jika demokrasi berarti rakyat memilih orang yang akan memimpin mereka, “IM” menerima demokrasi. Namun, jika demokrasi berarti rakyat dapat mengubah hukum-hukum Allah subhanahu wa ta’ala dan mengikuti kehendak mereka, Ikhwan Muslimun “menolak demokrasi”. Kedua, tujuan-tujuan demokrasi modern Barat atau demokrasi yang ada pada tiap masa adalah tujuan-tujuan yang bersifat duniawi dan material. Jadi, demokrasi ditujukan hanya untuk kesejahteraan Umat (rakyat) dengan upaya pemenuhan kebutuhan dunia yang ditempuh melalui pembangunan, peningkatan kekayaan atau gaji. Adapun Islam selain mencakup pemenuhan kebutuhan duniawi (materi) mempunyai tujuan spiritual yang lebih utama dan fundamental. “Kedaulatan Umat (rakyat) menurut demokrasi Barat adalah sebuah kemutlakan. Jadi, rakyat pemegang kekuasaan tertinggi tanpa peduli kebodohan, kezaliman atau kemaksiatannya. Namun dalam Islam, kedaulatan Umat (rakyat) tidak mutlak, melainkan terikat dengan ketentuan-ketentuan syariat sehingga Umat tidak dapat bertindak melebihi batasan- batasan bahkan keluar “IM” hanya mau terlibat dalam sistem yang memungkinkan syariat Islam diberlakukan dan kemungkaran dihapuskan. Menolong, meskipun sedikit, masih lebih baik daripada tidak menolong. Mengenai kebebasan individu, “IM” menerima kebebasan individu dalam batas-batas yang dibolehkan Islam. Namun, jika kebebasan individu yang menjadikan muslimah memakai pakaian pendek, minim dan atau seperti pria adalah haram dan Ikhwan Muslimun tidak akan toleran. Ketiga, kedaulatan Umat (rakyat) menurut demokrasi Barat adalah sebuah kemutlakan. Jadi, rakyat pemegang kekuasaan tertinggi tanpa peduli kebodohan, kezaliman atau kemaksiatannya. Namun dalam Islam, kedaulatan Umat (rakyat) tidak mutlak, melainkan terikat dengan ketentuan- ketentuan syariat sehingga Umat tidak dapat bertindak melebihi batasan- batasan bahkan keluar dari syariat. dari syariat.” Menurut Islam, kekuasaan tertinggi bukan di tangan penguasa karena Islam tidak sama dengan paham otokrasi. Kekuasaan bukan pula di tangan tokoh- tokoh agamanya karena Islam tidak sama dengan teokrasi. Begitupun bukan di tangan UU karena Islam tidak sama dengan nomokrasi atau di tangan Umat karena Islam bukan demokrasi dalam pengertian yang sempit. Jawabannya, C. Kekuasaan dalam Islam Menurut “teori ketuhanan” kekuasaan berasal dari Tuhan (Divine Right of Kings). Penguasa bertahta atas kehendak dan anugrah Tuhan sebagai pemberi kekuasaan kepadanya. Teori ketuhanan adalah suatu teori yang mengatakan kekuasaan politik diperoleh melalui kekuatan, 10 • Edisi 10 | 1440 H
Prof. DR. KH. Maman Abdurahman, MA sebagai pemberian Tuhan dalam persaingan antar kelompok. Negara dibentuk oleh pihak yang menang, dan kekuatanlah yang membentuk kekuasaan dan pembuat hukum. yang mendapat pancaran Illahi ditetap- kan melalui pemilihan atau penunjukan. Dengan demikian sumber kekuasaan kepala negara bukan berasal dari rakyat, melainkan datang dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang melimpahkannya kepada sejumlah kecil orang pilihan. “Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Ali-Imran 3 : 26) Adapun “teori kontrak sosial” adalah suatu teori yang menerangkan kekuasaan diperoleh melalui perjanjian masyarakat. Artinya kekuasaan politik bersumber dari rakyat, dan legitimasinya melalui perjanjian masyarakat. Dengan kata lain terjadinya penyerahan kekuasaan oleh anggota masyarakat kepada seseorang atau lembaga. Dengan demikian, suatu Hukumah dan Daulah (pemerintahan dan negara) dapat terbentuk apabila suatu kelompok masyarakat mampu mengalahkan kelompok masyarakat lain. Dengan kemenangan itu ia memperoleh kekuasaan politik. Demikian juga pandangan Al-Ghazali. Dengan mendasarkan kepada surat al-Nisa ayat 59 yang memerintahkan orang-orang mukmin taat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, kepada Rasul-Nya dan kepada para Ulil Amri (pemimpin), “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar- benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. al-Nisa 4 : 59) Ibnu Abi Rabi’ lebih dekat ditarik kepada “teori ketuhanan”. Hal ini didasarkan pada pendapatnya bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengangkat penguasa-penguasa bagi masyarakat. Penguasa-penguasa itu mendapat pancaran Illahi dan menetapkan mereka dengan karamah-Nya. Sebab ia tidak menyinggung apakah seorang penguasa Dan surah Ali-Imran ayat 26 yang menegaskan bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan kerajaaan (kekuasaan) kepada yang Ia kehendaki, Al-Ghazali mendukung adagium yang mengatakan bahwa kepala negara atau Edisi 10 | 1440 H • 11
Prof. DR. KH. Maman Abdurahman, MA sultan adalah bayangan Allah di atas bumi-Nya. Dalam surat Ali-Imran Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: arti bahwa kekuasaan kepala negara itu muqaddas (disucikan). Karenanya rakyat wajib mentaati segala perintahnya. Sistem pemerintahan dalam pemikiran Al-Ghazali adalah teokrasi. “Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mem- punyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Ali-Imran 3 : 26) “Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Ali-Imran 3 : 26) Tapi meskipun seseorang menjadi Sultan atau Kepala Negara atas kehendak Allah Subhanahu Wa Ta’ala, menurut Al-Ghazali, ia juga harus mendapat tafwidh (penyerahan kekuasaan) dan tauliyyat (pengangkatan dari orang lain). Dengan ini berbeda dari Ibnu Abi Rabi’. Menurutnya ada tiga cara memperoleh tafwidh dan tauliyyat, yaitu dengan cara penetapan dari Nabi, penetapan dari Sultan yang sedang berkuasa dengan menunjuk Putra Mahkota (wilayat al-‘ahd) dari putra- putranya atau orang Quraisy lainnya, dan pengangkatan dari pemegang kekuasaan, yang diperkuat dengan baiat oleh Ulama yakni “ahl al-halli wa al-aqd”, Baiat yang sifatnya terbatas. Karena itu, rakyat wajib mengikuti dan mentaati-Nya, tidak boleh menen- tangnya. Untuk itu, menurutnya dalam kenyataan Tuhan memilih di antara cucu-cucu Adam menjadi Nabi-nabi dan para pemimpin. Para Nabi bertugas untuk membimbing Umat ke jalan yang benar, dan para Raja atau Pemimpin mengendalikan rakyat agar tidak bermusuhan sesama mereka, dan dengan kebijaksanaannya ia mewujudkan kemashlahatan rakyat. Wallahu A’lam. *Penulis adalah Guru besar di UNISBA, Ketua Dewan Pimpinan MUI Pusat, Ketua Umum PERSIS Periode 2010-2015 Alur pemikiran Al-Ghazali tersebut, menurut Muhammad Jalal Syaraf dan Ali Abd al-Mu’thi Muhammad, mengandung 12 • Edisi 10 | 1440 H
Deddy Mizwar - Dedi Mulyadi (Foto : doc. tribunnews.com) Edisi 10 | 1440 H • 13
Pesantren “Harus diluruskan, setiap motivasi dan niatan mengikuti program ini bukan untuk Prestise, Karir, kebanggaan apalagi pujian, karena motivasi seperti itu tidak akan berhasil. Harus memiliki satu tujuan, bahwa menghafal al-Qur’an hanya untuk beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Maka dengan begitu akan dimudahkan untuk menghafal setiap ayat” Lembaga Tahfidz Qur’an Laatahzan Al-Muhajirin “menjadi Hafidz al-Qur’an bukanlah Mimpi” U ratusan Hafidz dan Hafidzoh. Berbeda dengan Lembaga Tahfidz pada umumnya yang memerlukan waktu lama untuk sia Lembaga ini terbilang relatif masih muda, berdiri pada tahun 2014, hingga kini telah menghasilkan empat belas angkatan dan meluluskan bisa Hafidz, lembaga ini memiliki pola pembelajaran yang cukup singkat yaitu hanya empat puluh hari saja. Kemudian dalam waktu yang terbilang singkat itu para Santri tidak hanya menjadi Hafidz saja, tetapi juga mendapat pelajaran bagaimana menulis Al-Qur’an dengan baik dan benar. Berangkat dari Lembaga Pendidikan Diniyyah di bawah naungan Yayasan Laatahzan Al-Muhajirin yang dipimpin oleh KH. M. Anwarsyah, menginginkan adanya program Tahfidz, kemudian para pengurus mencoba menggabungkan beberapa metode, dan melahirkan satu metode khusus untuk program Tahfidz. 14 • Edisi 10 | 1440 H
Ilustrasi - Santri Penghafal al-Qur’an (foto: darunnajah.com) Hingga pada tahun 2014 lahirlah “Daurah Tahsin dan Tahfidz Qur’an 40 Hari hafal 30 Juz” yang dimotori oleh Ust. Ahmad Nurul Fajri, al-Hafidz. Daurah ini berjalan dengan metode karantina 40 hari. Selain Santri umum yang ingin Hafidz Qur’an, Laatahzan juga kedatangan Santri utusan dari berbagai lembaga Tahfidz Qur’an untuk belajar metoda pembelajaran Daurah 40 hari tersebut. Bahkan ada beberapa lembaga yang Pimpinan nya langsung mengikuti “Daurah Tahsin dan Tahfidz Qur’an 40 Hari hafal 30 Juz”, Yayasan Laatahzan Al-Muhajirin. Pada awalnya banyak yang meragu- kan Program Daurah ini, dengan waktu yang singkat santri dapat menghafal 30 Juz, sedangkan Lembaga Tahfidz lain membutuhkan waktu 3 sampai 5 tahun. Namun pada kenyataannya, ada juga santri yang dapat menyelesaikan hafalan 30 Juz dalam waktu 20 hari. Menurut Ustadz Fajri hal itu dikarenakan santri tersebut sudah berbekal hafalan 15 Juz. Ditambah dengan suasana karantina yang sepenuhnya dibuat kondusif untuk membangun konsentrasi sehingga hafalan lebih cepat terserap karena fokus nya penuh. Ada tiga metode yang diterapkan di Laatahzan. Pertama adalah metoda menulis al-Qur’an, ini dilaksanakan dengan cara follow the line, yakni menebalkan tulisan dengan media al-Qur’an tulis, tujuannya untuk membantu santri menyimpan teks bacaan al-Qur’an dalam memorinya. Sebagian ahli berpendapat seseorang akan lebih kuat mengingat sesuatu yang pernah di tulisnya. Terlebih lagi ketika hasil tulisannya (al-Qur’an tulis) tersebut kemudian dijadikannya media untuk menghafal dengan membacanya berulang-ulang. Edisi 10 | 1440 H • 15
Ust. Ahmad Nurul Fajri, SS.,MM Daurah Tahsin dan Tahfidz Qur’an yang sebelumnya 50 Hari kini menjadi 40 Hari Kedua adalah metoda Tahsin, tujuan nya agar santri memahamai bacaan yang baik dan benar makhrojul hurufnya, termasuk juga lagu atau gaya bacaannya agar ayat-ayat yang dibaca jadi mudah diingat dan tidak jenuh. Dengan begitu, santri akan menikmati hafalannya, nada yang enak ini akan meningkatkan daya ingat, karena pada dasarnya otak manusia cenderung mudah mengingat sesuatu yang enak didengar. nya yang berbeda. Juga pola pendekatan kepribadian antara Santri dan Muhafizh menentukan keberhasilan sebenarnya jadi tidak bisa diabaikan. Hal tersebut penting, karena selama mengikuti “Daurah” santri harus terbebas dari setiap tekanan baik urusan keluarga, pekerjaan dan lain sebagainya. Jika ternyata santri masih memiliki urusan yang harus diselesaikan maka lebih baik ditangguhkan atau dipulangkan, karena tidak akan berhasil, santri tidak akan memiliki fokus yang baik dan akhirnya gagal. Dari semua metode yang digunakan tadi, sebetulnya kondisi psykis dari santri juga harus diperhatikan, Maka dari itu biasanya calon santri yang akan mendaftar, dilakukan interview terlebih dahulu, ditanyakan apa motivasinya mengikuti “Daurah Tahsin dan Tahfidz Qur’an 40 Hari” ini. Termasuk juga harus tuntas semua urusan yang belum selesai diluar, baik dirumah dan keluarganya. Modal bagi calon santri yang akan mengikuti “Daurah Tahsin dan Tahfidz Qur’an 40 Hari hafal 30 Juz”, adalah suka menghafal al-Qur’an, santri yang mengikuti program “Daurah” ini rata- rata gemar menghafal al-Qur’an, sedikit atau banyak calon santri pasti memiliki modal hafalan, maka tidak heran jika 40 hari selesai. Ketiga, hafalan menggunakan metode Utsmani, cara ini sudah umum digunakan, hanya teknik penyampaian- Harus diluruskan, setiap motivasi dan niatan mengikuti program ini bukan untuk Prestise, untuk Karir, kebanggaan apalagi pujian, karena motivasi seperti itu tidak akan berhasil. Harus memiliki satu tujuan, bahwa menghafal al-Qur’an hanya untuk beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Maka dengan begitu yakin akan dimudahkan untuk menghafal setiap ayat. Daurah Tahsin dan Tahfidz Qur’an Al-Muhajirin, Yayasan Laatahzan Al-Muhajirin Penulis : Udas Photo Editor : Iwan Adi Cahya : Sumardi 16 • Edisi 10 | 1440 H
Santri BEKAL SAntri 3 “Menghadapi Era Milenial” m mondok, Fadil juga tengah menempuh pendidikan formal di SMK Bani Hasim. Saat ini Fadil duduk di kelas 12 dan sudah menguasai beberapa Juz hafalan al-Qur’an. uhamad Fadil Abdullah biasa dipanggil Fadil, salah seorang Santri di Pondok Pesantren Bani Kedua, Santri zaman sekarang harus memiliki keterampilan wirausaha. Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam telah memberikan contoh untuk kita teladani. Beliau juga merupakan seorang Wirausahawan yang sukses. Kesungguhannya dalam berdagang mengantarkan Rasulullah mencapai kondisi yang mandiri secara finansial di usia muda. Keteladanan inilah yang harus dicontoh oleh santri, mandiri secara finansial harus dirintis sejak muda. “Bukan hanya menguasai kitab kuning saja, tapi juga mampu menjadi seorang profesional di berbagai bidang” Hasyim Warung Kiara Sukabumi. Selain Fadil berpendapat setidaknya ada tiga hal yang harus dilakukan santri untuk menghadapi era Milenial agar tidak mengalami degradasi pemikiran. Pertama, harus memiliki kecerdasan intelektual dan berfikir kritis dalam menyikapi setiap persoalan. Santri harus mampu menyesuaikan dengan perubahan zaman tanpa harus melepas jati dirinya, sehingga tidak ada lagi sekuleritas antara dunia dan akhirat. Ketiga, santri harus berkarakter religius. Persoalan kenakalan remaja, kriminal, dan merosotnya moral pemuda di negeri ini adalah akibat kurangnya pendidikan moral. Pesantren sejak dulu telah memberikan solusi ternyata, dengan menerapkan pendidikan moral khusus, dimana tujuannya melahirkan santri dengan etika luhur dan berakhlak mulia. Penulis : Andri. Photo : Agus S. Editor : Saepul. Santri harus terus mengembangkan kemampuan diri untuk meneruskan estafeta perjuangan para pendahulunya. Bukan hanya menguasai kitab kuning saja tapi juga mampu menjadi seorang profesional di berbagai bidang. Harapan besar saya, semoga santri dapat menjadi pelopor peradaban kemajuan Indonesia. Muhamad Fadil Abdullah (Santri Pondok Pesantren Bani Hasyim) Edisi 10 | 1440 H • 17
Pesantren Pondok Pesatren Bani Hasyim “Aktifitas yang kita lakukakan disini bernilai investasi dimata Allah” u Kejuruan Kesehatan”. Inilah SMK Bina Husada Mandiri cikal bakal dari Pondok Pesantren Bani Hasyim, yang berdomisili di Kampung Cigadog, Desa Bantarkalong Kecamatan Warung Kiara - Sukabumi. Komplek Pendidikan ini berdiri di lahan seluas ± 3 ha, dengan badan Hukum bernama Yayasan Bina Husada Mandiri. Letaknya bersebelahan dengan sungai Cimandiri. Pemandangan sungai yang indah sangat refresentatif untuk belajar, disini Santri atau Siswa tertutup aksesnya dengan dunia luar, untuk kepentingan konsentrasi pembelajaran. sia nya masih relatif muda, berdiri pada tahun 2014 lalu dengan menggunakan format “Sekolah Menengah “Saat ini yang tengah dijalani yaitu usaha Yaitu jasa sewa Perahu Karet untuk wisatawan, kebetulan wilayah ini memiliki potensi wisata arung jeram” produktif. Latar belakang berdirinya Pondok Pesantren Bani Hasyim sendiri pada awalnya karena banyak Siswa SMK Bina Husada Mandiri yang berdomisili jauh, maka muncul gagasan mendirikan Pondok Pesantren yang dikolaborasikan dengan SMK Bina Husada Mandiri. Pondok Pesantren Bani Hasyim ini kemudian berdiri pada tahun 2016 dan hingga saat ini hampir separuh Siswa SMK Bina Husada Mandiri mondok dan menjadi Santri Pesantren Bani Hasyim. KH. Jamiludin Hasyim (Ketua Dewan Pembina Pesantren Bani Hasyim) 18 • Edisi 10 | 1440 H
pendidikan ini dapat terselenggara tanpa terkendala biaya. Saat ini yang tengah dijalani yaitu usaha produktif. Yaitu jasa sewa Perahu Karet untuk wisatawan, kebetulan wilayah ini memiliki potensi wisata arung jeram. Usaha Produktif tersebut akan dikembangkan oleh Program Wakaf Investasi Pendidikan. Mekanismenya orangtua Santri atau Siswa di arahkan untuk berwakaf satu kali saja ketika mendaftarkan anaknya sekolah disini. Wakaf ini akan di investasikan ke unit Usaha Produktif tadi, sehingga Dana Wakaf itu tidak habis tapi terus berputar. Ruang Kelas dan Lab. di SMK Bina Husada Mandiri Pesantren dan SMK ini terbilang menjadi solusi bagi masyarakat. Selain pilihan program pendidikan yang cukup menjanjikan bagi masa depan, juga membebaskan Santrinya dari biaya Pondok dan hanya dikenakan biaya makan saja. Dalam menerapkan aturan harus tegas, karena aturan tidak akan pernah tegak apabila banyak dikompromikan. Memang berbanding lurus dengan konsekuensinya. Karena disiplin yang ketat itu justru kurang diminati banyak orang, ketika mereka tahu aturannya ketat, banyak calon Santri atau Siswa yang mundur. Selain usaha produktif di sektor pariwisata tadi, saat ini Yayasan Bina Husada Mandiri tengah menyiapkan investasi jangka panjang di sektor perkebunan berupa penanaman kayu Jabon, meski ini perputarannya lama tetapi hasilnya nanti diharapkan dapat memenuhi kebutuhan yang cukup besar, semisal pembangunan bangunan baru atau kebutuhan lainnya. Tetapi apapun itu, hakikatnya adalah keinginan untuk menyelenggarakan sebuah hajatan yang bernilai ibadah, sebagai bukti ketaatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. SMK Bina Husada Mandiri sendiri memiliki tiga bidang kejuruan yaitu Keperawatan, Farmasi, serta perbankan Syariah. Sedangkan Pondok Pesanten Bani Hasyim memiliki Program Tahfidz Qur’an. Sehingga saat lulus nanti selain memiliki keterampilan dari SMK, diharapkan telah Hafidz atau minimal memiliki bekal hafalan al-Qur’an. Padahal fungsi aturan itu untuk membatasi seseorang agar jangan sampai melakukan pelanggaran. Apabila kurang suka dengan aturan berarti masih senang melakukan pelanggaran. Seperti dikatakan sebelumnya Pesanten Bani Hasyim membebaskan Santrinya dari biaya Pondok dan hanya dikenakan biaya makan saja. Sedangkan untuk biaya operasional Pesantren sepenuhnya menjadi tanggungjawab Pengurus. Targetnya ingin Pendidikan ini sepenuhnya gratis, agar para Santri dan Siswa fokus belajar tidak perlu memikirkan biaya. Ketika ditemui Redaksi Suara Ulama di Ruang Perpustakaan Pesantren, Ketua Dewan Pembina Pesantren Bani Hasyim KH. Jamiludin Hasyim mengatakan, pola pendidikan yang diterapkan di Pesantren dan SMK ini mengedepankan pembinaan akhlak, maka dari itu disiplin tinggi diterapkan. Setiap pelanggaran Syar’i akan dikenakan sangsi berat, seperti Santri atau Siswa yang ketahuan berpegangan tangan atau berduaan dengan yang jelas bukan mahromnya maka akan langsung dikeluarkan. Menyelenggarakan sebuah Lembaga Pendidikan bukan sebagai bisnis, melainkan keninginan untuk melahirkan generasi terbaik yang akan meneruskan perjuangan Islam ini. Semoga segala ikhtiar ini menjadi investasi terbaik yang akan kita petik hasilnya di akhirat kelak. Aamiin yaa robbal alamiin... Penulis : Udas Photo : Agus Setiawan Editor : Sumardi Maka dari itu, para Pengurus Yayasan Bina Husada Mandiri selalu senantiasa memikirkan cara bagaimana agar Edisi 10 | 1440 H • 19
Liputan Khusus Ilustrasi - Burung bulbul (foto: c.pxhere.com) 5 Tahun “Beritalangitan mengabdi” Yayasan Beritalangitan Islamic Network atau lebih familiar disebut “BIsNet Foundation”, merupakan sebuah Non-Governmental Organization (NGO) yang menggeluti bidang Media, Sosial dan Pendidikan. BIsNet yang sebelum- nya bernama “Beritalangitan” berdiri pada tahun 2014. Kiprahnya dimulai dengan sebuah formasi Media Online yang secara khusus mengangkat tema- tema perjuangan Umat Islam dalam melaksanakan Dakwah Islamiyyah. “Liputan Pondok Pesantren Salafiyyah”, tujuannya adalah mengangkat sisi perjuangan dari Pondok Pesantren Salafiyyah (Pesantren Tradisional) yang begitu luar biasa perjuangannya membangun fondasi Umat islam dengan mencetak generasi yang terbaik. “Jadilah seperti Burung Bulbul, yang dengan paruh kecilnya mencoba memadamkan Api yang membakar Ibrahim” Dia tahu bahwa itu usaha kecil, tapi dia juga tahu bahwa Allah akan mencatat sekecil apapun Perjalanan beritalangitan dimulai dari kunjungan seluruh awak Media beritalangitan.com ke sebuah Dusun di Yogyakarta, dimana Dusun tersebut merupakan Desa Wisata Religi. Inilah Dusun Mlangi, terletak di sebelah Barat Laut Kota Yogyakarta, tepatnya di desa Mlangi, Nogotirto, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman - Yogyakarta. amalnya. Media Online yang diberi nama “beritalangitan.com” ini kerapkali begerilya dari satu Pesantren ke Pesantren lainnya dengan Program 22 • Edisi 10 | 1440 H
Masjid Jami’ Mlangi terletak di dusun Mlangi Kabupaten Sleman - Yogyakarta Disana terdapat Masjid Jami’ Mlangi, termasuk salah satu Masjid Pathok Negoro yang legendaris, dibangun pada masa Kiyai Nur Iman (Kerabat Sultan Hamengku Buwono I) sekitar tahun 1760-an. Disana terdapat sedikitnya 10 Pondok Pesantren Salafiyyah yang mengelilingi Masjid Jami’ Mlangi. para Kiyai. Bisa dikatakan para Kiyai yang menjadi pemimpin keseharian masyarakat disana. Sebut saja Pondok Pesantren Miftahul Huda Manonjaya, Pondok Pesantren Cipari, Pondok Pesantren Sukamanah dan masih banyak lagi. Setelah mengawali perjalanannya dengan memperkenalkan Dusun Mlangi, beritalangitan.com mulai menyusuri wilayah Priangan Timur Jawa Barat. Dimana disanalah banyak berdiri Pondok Pesantren Pejuang, yang telah berdiri sejak zaman penjajahan, dan menancapkan panji-panji Islam dengan tegak dibawah desingan peluru penjajah. Generasi saat ini mungkin tidak tahu bagaimana sepak terjang Umat Islam dalam melawan kaum penjajah. Sejarah ini telah banyak didistorsi, diseleweng- kan dan dikuburkan sengaja ditiadakan agar tidak ada yang tahu bagaimana Islam memperjuangan Kemerdekaan. Mlangi merupakan Dusun yang nuansa keagamaan begitu mendominasi. Segala kebiajakan yang terkait hajat masyarakat dibicarakan di Masjid oleh Tidak berhenti sampai di Media Online, beritalangitan yang kini bertransformasi menjadi BIsNet Foundation yang kemudian melebarkan sayapnya dengan membuat Media Cetak berupa majalah “Suara ‘Ulama”. Tetap senada dengan pendahulunya beritalangitan.com, Suara ‘Ulama tetap menyasar perjuangan Umat Islam dalam menegakkan kalimat Tauhid di bumi pertiwi. Selain mengangkat kisah perjuangan Umat Islam, majalah Suara ‘Ulama juga memuat tulisan-tulisan para Ulama dari berbagai Elemen keIslaman. Program “Kajian Kitab Al-Hikam” Pesanten Daarul Ummah Edisi 10 | 1440 H • 23
Pondok Pesanten Mahasiswa Daarul Ummah di Kampung Balengbeng, Kabupaten Cianjur - Jawabarat Perjuangan menyuarakan kebenaran tidak hanya ditempuh melalui tulisan saja, Dakwah secara Konvensional pun di jalankan oleh BIsNet. Dengan format “Kajian Kitab Al-Hikam” menggunakan pola “nomaden”, artinya Kajian Hikam ini dilakukan dengan berpindah-pindah tempat. Sengaja, agar banyak orang bisa menikmati kajian Hikam. Dari masjid ke masjid, dari satu kota ke kota lain pun dijelajahi BIsNet dengan membawa bendera Kajian Kitab Al-Hikam. Pondok Pesantren Mahasiswa Daarul Ummah, menyelenggarakan pendidikan secara gratis baik di Pondok maupun di Perguruan Tinggi Islam. Karena konsep dari Daarul Ummah adalah Pondok Pesanten Mahasiswa (PPM), maka para santri kebanyakan lulusan SMA/Sederajat dan di prioritaskan kepada anak Yatim. Alhamdulillah Shafar tahun 1440 H pendidikan kepesantrenan sudah di mulai. Sementara bidang pendidikan begitu gencarnya, bukan berarti BIsNet absen dari kegiatan yang lain. Bidang Media beritalangitan.com dan Majalah Suara ‘Ulama semakin eksis dengan berkem- bangnya performa dari sisi teknologi maupun keredaksian, bahkan ditambah lagi dari bidang Sosial dengan dibentuknya Program Wakaf Al-Qur’an yang bernama “WAQI” dan divisi Sosial Kemanusiaan “BIsNet for Humanity”. Dari Kajian Hikam inilah kemudian lahir cikal bakal dari Pondok Pesantren Mahasiswa Daarul Ummah, dimana atas izin Allah, salah satu jamaah Kajian Kitab Hikam yang dilaksanakan di Cianjur pada saat itu, bersedia menyerahkan lahan seluas 1.400m² untuk dikelola dan didirikan Pondok Pesantren. Penyaluran Donasi kepada Korban Bencana Gempa Lombok 24 • Edisi 10 | 1440 H
WAQI singkatan dari Wakaf Al-Qur’an Indonesia, merupakan bidang yang mengelola Wakaf Al-Qur’an, dengan motonya “Wakaf 1 Juta Al-Qur’an untuk Keluarga Indonesia”. WAQI merupakan salah satu program kontinuitas BIsNet dalam rangka memberantas buta huruf Al-Qur’an di Indonesia. Puncaknya pada bulan Dzulhijjah 1439 H, BIsNet Foundation melaksana- kan Ibadah Qurban bersama-sama dengan Masyarakat, Donatur, Relawan dan Simpatisan dengan menyembelih tiga ekor Sapi dan tiga ekor Kambing yang kemudian didistribusikan kepada Masyarakat sekitar Pondok Pesantren Daarul Ummah sebagai wujud syukur atas segala pencapaian. yang hendak berbuat sekecil apapun dengan harapan dicatat sebagai amal sholeh. Seperti kisah Bulbul kecil yang dengan paruh mungilnya bertekad kuat hendak memadamkan api yang memba- kar Ibrahim, dia sadar bahwa usahanya tidak akan berarti secara hitungan logika, tetapi dia tahu bahwa Alloh pasti akan mencatat sekecil apapun amalnya. Ribuan eksemplar Al-Qur’an telah ditebar BIsNet dari Jawa Barat hingga Nusantara. Bahkan program ini pernah mendapat apresiasi Bupati Sukabumi Drs. H. Marwan Hamami, MM, dengan ikut berpartisipasi mewakafkan 650 eksemplar Al-Qur’an kepada program ini. Penulis : Udas Photo Editor Perjalanan ini bukanlah akhir, melainkan awal dari sebuah perjuangan yang sesungguhnya masih jauh sangat terbentang. Semoga BIsNet Foundation bisa menjadi inspirasi bagi siapa saja : doc. BIsNet : Sumardi Sedangkan BIsNet for Humanity (BFH), Divisi ini bertugas menggalang dan menyalurkan Dana untuk bantuan sosial. Tahun 1439 H, “BFH” ikut andil Penggalangan dan Penyaluran Dana dikancah Nasional seperti Bencana Gunung Agung Bali dan Gempa Lombok. Untuk skala lokal BIsNet for Humanity membina Anak Yatim dan membagikan santunan setiap bulan, pembagian Takjil di bulan Ramadhan. Pembagian Daging Qurban dari Program Patungan Qurban bersama BIsNet Pembagian al-Qur’an Wakaf kepada para Jamaah Jum’at Masjid Agung Palabuhanratu Edisi 10 | 1440 H • 25
Kesehatan TERAPI LEBAH “Metode Pengobatan Al Quran” “Terapi sengat lebah telah dilakukan sejak dulu kala diberbagai bangsa dan negara, nenek moyang kita telah mengamalkannya untuk menjaga kesehatannya dengan menggunakan lebah yang produktif (hidup)” Oleh : Hj. Anna Rosdiana, S.Ag* terhadap manusia berasal dari racun yang masuk kedalam tubuh manusia yang menyebar pada jaringan organ tubuh, racun ini akan menyebabkan sakit pada badan dari kepala hingga kaki maka teori Cina racun dalam badan dilawan racun dalam lebah maka racun dalam tubuh akan netral, penyakitpun hilang dan sakit menjadi reda. Di Cina ada rumah sakit khusus yang menerapkan pengobatan ini, bernama “Fujian Apitherapy Hospital”, karena pengobatan ini cepat dan aman. Tahun 1888, Dr Philip Tere telah meneliti hubungan antara sengat lebah untuk kesembuhan rematik. Racun lebah ternyata memiliki pengaruh sebagai antibiotik yang alami atas racun pada seribu simpul saraf dan racun tetanus, pengaruh ini karena racun lebah yang mengandung banyak enzim. Kajian Urich menyatakan bahwa racun lebah yang masuk kedalam tubuh manusia akan membentuk zat antibiotik yang alami bagi organ tubuh dengan demikian maka zat itu melawan semua racun A. Muqaddimah Pengobatan sengat lebah pada penderita nyeri sendi dan arhritis telah digunakan di Yunani dan pelopornya adalah bapak kedokteran modern yaitu Hippocrates, beliau menggunakan terapi ini tidak dengan metode lain karena terapi inilah yang paling efektif dan cepat pada sasarannya tanpa efek samping, Pengobatan dengan terapi ini diikuti oleh dokter-dokter lainnya sesudahnya. Dalam buku Bee Venom Therapy tulisan Susan Wilkinson, sengat lebah mampu menyembuhkan artritis (radang sendi) 12 x perlakuan (2x perminggu) selama 6 minggu, lalu disimpulkan bahwa terapi sengat lebah lebih aman, efektif sepanjang pasien tidak alergi terhadap sengat lebah. Sejak dulu di Cina telah ditemukan teori “Yi Du Gong Du” artinya racun melawan racun dengan menggunakan media sengat lebah untuk mengobati berbagai macam penyakit. Mereka meyakini, penyakit Wisata Edukasi tentang Lebah di Taman Wisata Lebah Madu Pramuka 26 • Edisi 10 | 1440 H
yang berasal dari kuman dan bakteri penyebab penyakit, serta menghalau berbagai macam infeksi penyakit. Ia mengobati ankilosis, osteo dan reUmatoid-artritis, asma, radang pada kulit, eksim, psoriasis dan khususnya berhasil mengobati tuli dan kebutaan karena degenerasi retina atau karena sakit panas scalet atau campak pada masa kanak kanak. Retinitis pigmentosa, penyakit kronis keturunan yang banyak terjadi di Amerika Latin juga banyak yang disembuhkan, begitu banyak permintaan pada Dr. Owen sehingga ia harus membatasi terapinya hanya pada mereka yang menderita asma, ketulian dan kebutaan yang ia pilih karena ia dapat menyembuhkan penyakit tersebut sepenuhnya. Di Jerman, Inggris dan Rusia racun lebah dianalisa dan didalamnya ada zat mellitin dan apamin. Ditemukan bahwa salah satu dari enzim yang terkandung dalam racun lebah mampu meningkat- kan produksi molekul rhematoid dalam cairan yang melumasi sambungan sendi. Dr. Gerald Wiessman, pakar arthritis yang telah mengadakan penelitian sendiri tentang sengat lebah terhadap tikus yang diinjeksi arthritis artifisial menyimpulkan bahwa sengat lebah memang merangsang produksi kortisol dalam tubuh, efek yang paling tampak adalah bahwa gejala arthritis itu dihentikan bukan disembuhkan. Tahun 1930-an, Dr. Bodog F. Beck dari Hungaria menulis tentang manfaat sengat lebah untuk mengatasi arthritis dan rematik dalam bukunya Bee Venom Therapi. Dia meninggal dunia pada tahun 1942 di Amerika Serikat setelah dia meyakinkan para dokter di AS untuk mencoba terapi ini. Kemudian ketertarikan itu berkurang, meski masih ada beberapa yang tetap percayainya. Baru kemudian pada tahun 1962 kepercayaan itu bangkit lagi ketika Dr. Yoseph Broadman menulis “Bee Venom: The Natural Curative for Arthritis and ReUmatism”. Dalam bukunya dia mengklaim bahwa dia telah sukses mengobati 40 kasus arthritis dengan sengat lebah. Tahun 1980, Dr. Julia Owen di Inggris berhasil mengobati pasien-pasiennya dengan sengat lebah yang diternaknya secara khusus. Ia mewarisi keterampilan tentang terapi sengat lebah dari enam generasi dokter di keluarganya yang berasal dari Austria dan ia memperbaiki teknik-tekniknya, seperti yang dilakukan oleh generasi-generasi sebelumnya. Dr. Julia Owen telah mengobati beberapa orang terkenal, termasuk raja dari Italia, Prof. Phirani ahli elektronik, Rigo Tovar anggota kelompok musik terkenal di Meksiko dan Prof. Benes yang menjadi Presiden Cekoslowakia. Ilustrasi Pengobatan Sengat Lebah (foto: tncrsiazainab.files.wordpress.com) “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia” Edisi 10 | 1440 H • 27
Di Korea selatan, Dalam laporan mengenai hasil penelitian yang mereka lakukan dan dipublikasikan oleh jurnal “Radang Sendi dan Rematik”. Para ahli ini menjelaskan bahwa lebah sangat kaya dengan zat mellitin yang sangat ampuh untuk mengobati peradangan. Efektifitas zat tersebut telah berhasil dibuktikan dalam eksperimen pengobatan tikus yang terkena radang sendi, meskipun menggunakan dosis yag sangat kecil, akan tetapi menunjukan kemajuan dan berkurangnya pembengkakan. muntah, sakit kepala, dan biduran (urticaria), muncul reaksi alergi yang sangat parah beberapa saat dilakukan- nya dengan menggunakan sengat lebah. Cina, Korea, Rumania, Bulgaria, Rusia, Inggris, Brazil & di Asia, Eropa dll. B. Tadabur Surat An Nahl Surat An Nahl (Lebah) terdiri dari 128 ayat termasuk dalam golongan surat Makkiyah. Surat ini dinamakan An-Nahl yang berarti lebah karena didalamnya terdapat firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala pada ayat 68 yang artinya: “Dan Tuhanmu mewahyu- kan pada lebah, ........” (QS. An Nahl 16 : 68) Makalah yang di tulis oleh seorang ahli bernama Dr. Romanenko, dalam mengenal penyakit kulit dan kelamin, edisi tahun 1981, disebutkan: “Sengat lebah mengandung asam organik, amino dan histamin. Efek obat yang terdapat didalam bisa lebah berasal dari khasiatnya yang dapat membangkitkan antibodi di dalam tubuh. Ada beberapa penyakit kulit, seperti misalnya penyakit lupus (sejenis penyakit kulit) yang menyerang wajah yang dapat diatasi dengan menggunakan sengat lebah”. Dr. Agovonov menulis dalam jurnal penyakit syaraf dan jiwa edisi tahun 1983 didalamnya tertulis: “Efek obat yang terdapat didalam bisa lebah muncul dari kandungan asam amino yang terdapat di dalamnya, beberapa zak aktif seperti menitin, apamine, phopolipase, hyaluronidase dan histamine. Kandungan ini dapat memberi efek penenang terhadap susunan syaraf pusat dan dapat meningkatkan kinerja sistem kekebalan tubuh (antibody) secara umum”. Lebah adalah mahluk Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang mendapat wahyu sebagaimana nabi menerima wahyu, kata “auha” (wahyu) kalimat ini disinggung didalam al-Qur’an lebih dari 40 kali, kalimat ini mengandung 2 pengertian: Pertama, wahyu yang kita fahami adalah wahyu sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada para Nabi dan Rasul-Nya. Dalam Konverensi Terapi Akupuntur se Dunia ke II di Nanjing RRC pada pertengahan September 1993, Organisasi Kesehatan se-Dunia WHO mengakui terapi lebah ini dengan menamakan apipunktur. Terapi ini telah dipresentasikan oleh para dokter dengan kajian ilmiah berdasarkan zat yang ada pada racun lebah yang kaya akan zat zat yang bermanfaat untuk manusia. Kini terapi sengat lebah diterapkan beberapa negara antara lain Kedua, memiliki arti “ilham” yang sebagaimana disebutkan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam surat Thaha ayat 38, yang artinya: ”Ketika kami mengilhamkan kepada ibumu sesuatu yang diilhamkan” (QS. Thaha 20 : 38) Memang, kadang kala terjadi gejala over sensitivitas terhadap lebah yang muncul dalam bentuk meningkatannya suhu badan, menggigil, mual, muntah- “Perlu kita ketahui bahwa yang disebut obat bukan hanya madunya saja tetapi kalau lebih dalam, akan sampai pada satu kenyataan bahwa potensi semua dari lebah adalah obat, baik itu sarangnya, propolisnya, madunya, larva, royal jelly dan termasuk juga racun yang dikeluarkannya” Pesantren al-Qur’an Babusslam Ciburial, Dago Atas, Bandung menerapkan Pengobatan Sengat Lebah 28 • Edisi 10 | 1440 H
“Al-Quran sebagai obat, adalah didalamnya terdapat rahasia dari keajaiban penciptaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Terapi Lebah salah satu pengobatan yang disebutkan dalam Al-Quran surat An Nahl ayat 68-69” Gambar Anatomi Lebah Madu (foto: behdashtmohit.com) akan keluar madu dan juga keluar racun (bee venom). Pada surat Thaha ayat 38 “wahyu” diartikan sebagai “ilham”. Pengertian serupa dapat diterapkan pada ayat dalam surat Al-Nahl ayat 68. Dalam menafsirkan ayat ini Ibnu Katsir berkata: “wahyu” disini berarti “ilham”, petunjuk dan arahan Allah Subhanahu Wa Ta’ala terhadap lebah untuk membuat sarang sarangnya diperbukitan, pepohonan dan tempat - tempat yang dihuni oleh manusia dan selanjutnya membuat madu. obat bagi manusia sedangkan di surat selanjutnya yaitu surat Al Isra’ diterang- kan bahwa Al Qur’an pun mengandung obat dan rahmat bagi orang - orang yang beriman. Perlu kita ketahui bahwa yang disebut obat bukan hanya madunya saja tetapi kalau lebih dalam, akan sampai pada satu kenyataan bahwa potensi semua dari lebah adalah obat, baik itu sarangnya, propolisnya, madunya, larva, royal jelly dan termasuk juga racun yang dikeluarkannya, karena racun yang keluar dari lebah memiliki zat kimia pengobatan yang dasyat daripada madu dan yang lainnya, dari bisa lebah ada protein komplek dan hal lain dikandung- nya adalah senyawa kimia yang dibutuhkan oleh manusia. “.......... Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyem- buhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang memikirkan”. (QS. An Nahl 16 : 69) Lebah telah banyak memberi kenikmatan kepada manusia, tanpa manusia sadari diantaranya “Madu”. Ada persamaan antara madu sebagai obat, penjelasan ini terkandung dalam Al-Quran yaitu sebagai penyembuh (syifa). Perhatikan Surat Yunus ayat 57, “Dan kami turunkan dari Al Quran (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, sedangkan bagi orang-orang yang zalim (al-Quran itu) hanya akan menambah kerugian” (QS. Al Isra’ 17: 82) Surat yang ke 16 adalah Surat An Nahl yang artinya “Lebah” didalamnya ada : ”Fiihi Syifaau lil Naas” adalah potensi ”lebah” bukan madunya saja tapi semua yang dihasilkan lebah adalah obat. Lebah memiliki banyak keajaiban. Salah satunya keajaiban itu terlihat pada jenisnya ada yang jantan, ada betina, tetapi juga ada jenisnya bukan jantan dan bukan betina. Keajaibannya selanjutnya terlihat pada sarangnya yang tersusun dalam bentuk lubang- lubang yang sama bersegi enam dan Al-Quran adalah penawar serta penyembuh dan rahmat untuk orang- orang yang beriman, apa yang ditunjuk oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam Al-Quran sebagai obat, adalah didalam- nya terdapat rahasia dari keajaiban penciptaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Terapi Lebah salah satu pengobatan yang disebutkan dalam Al Quran surat An Nahl ayat 68-69. Dari perut lebah “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman” (QS. Yunus 10 : 57) Didalam surat An Nahl ayat 69 Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengatakan bahwa air madu yang keluar dari lebah adalah Edisi 10 | 1440 H • 29
“Dan kami turunkan dari Al Quran (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, sedangkan bagi orang-orang yang zalim (al-Quran itu) hanya akan menambah kerugian” (QS. Al Isra’ 17: 82) diselubungi selaput yang sangat halus menghalangi udara atau bakteri yang menyusup kedalamnya. Juga keajaiban pada khasiat madu, yang menjadi obat berbagai penyakit. Keajaiban lebah mencakup itu semua, dan mencakup pula sistem kehidupannya yang penuh disiplin dan dedikasi dibawah pimpinan seekor ratu. Lebah dipilih Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk menggambarkan keajaiban ciptaan-Nya. Ilustrasi Pengobatan Sengat Lebah (foto: 2.bp.blogspot.com) “Racun sengat lebah mempunyai kekuatan yang lebih kuat daripada madu dengan kadar 10 kali ganda daripada kekuatan yang ada pada madu,selain itu bisa lebah membunuh racun dan kuman-kuman penyakit, ini semua merupakan satu mukjizat Allah Subhanahu Wa Ta’ala” Bisa lebah atau Bee Venom disebut juga zootoxin, adalah sejenis racun yang digunakan oleh sekumpulan hewan bagi tujuan pertahanan dan memburu mangsa, sedangkan lebah tidak akan sembarang menyengat karena setelah menyengat dia akan mati, untuk itu lebah memiliki tujuan tertentu dalam melaksanakan tugasnya. Melihat keajaiban lebah dan kandungan bisa yang banyak dalam lebah maka sangat sesuai untuk tujuan kesehatan, karena ternyata sejarah telah membuktikan sengatannya pun dapat menjadi obat untuk semua penyakit. 30 • Edisi 10 | 1440 H
Gambar Honey bee / Apis mellifera (foto: wikipedia.org) diselubungi selaput yang sangat halus menghalangi udara atau bakteri yang menyusup kedalamnya. Juga keajaiban pada khasiat madu, yang menjadi obat berbagai penyakit. Keajaiban lebah mencakup itu semua, dan mencakup pula sistem kehidupannya yang penuh disiplin dan dedikasi dibawah pimpinan seekor ratu. Lebah dipilih Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk menggambarkan keajaiban ciptaan-Nya. Dunia pengobatan telah mendapat- kan racun sengat lebah sebagai obat yang sama dengan madu, bahkan dia mempunyai kekuatan yang lebih kuat daripada madu dengan kadar 10 kali ganda daripada kekuatan yang ada pada madu itu sendiri dengan cara disengat- kan, selain itu bisa lebah membunuh racun dan kuman-kuman penyakit, ini semua merupakan satu mukjizat Allah Subhanahu Wa Ta’ala. hormon cortison dan streroid, sedangkan peptida 401 berperan sebagai antigen. Tidak semua jenis lebah dapat digunakan untuk pengobatan. Jenis lebah yang digunakan untuk pengobatan adalah lebah madu dari jenis Apis Mellifera atau Apis Cerana, sedangkan Lebah hutan seperti apis dorsata atau dikenal dengan lebah gong tidak digunakan untuk tujuan terapi. Manfaat Umum Terapi Lebah 1. Masalah otot dan saraf, seperti: rematik, asam urat, pegal linu, leher kaku, stroke/lumpuh 2. Masalah perut dan pencernaan: maag, kembung, perih, masuk angin, wasir. 3. Masalah pernafasan: batuk, asma, bronkhitis. 4. Masalah tulang: polio, kanker tulang, nyeri sendi. 5. Masalah Kesuburan. 6. Masalah ginjal, sakit tulang belakang. 7. Darah, tinggi/rendah, kanker (kelenjar, rahim, paru dll) 8. Bermanfaat untuk menghilangkan pusing, memar, migraine, sakit gigi. 9. Sakit bahu, tangan, dada, punggung. 10. Bermanfaat kepada penyakit kulit, kutil, infeksi. 11. Bermanfaat kepada penyakit gangguan tidur / stress dan ketergantungan dengan obat. 12. Bermanfaat untuk penyakit HIV. * Penulis adalah Direktur Rumah Sehat Thibbun Nabawi Center Babussalam Secara keseluruhan racun sengat lebah terdiri atas 120 komponen dan baru terdeteksi baru 40-an komponen yakni 11 peptida, 5 enzim, 3 amine, karbohidrat, lemak dan asam amino. Peptida yang paling berperan adalah mellitin, apamin, mast cell, degranu- lating peptida. dan adolapin. Mereka sebagai anti peradangan, anti jamur, anti bakteri, antipiretik dan merangsang ACTH (adrenal corticotrophic hormone). Selain itu mellitin, apamin dan peptida 401 mempunyai peran lain, mellitin dan apamin merangsang kelenjar adrenalin dan kelenjar pituary untuk menghasilkan Bisa lebah atau Bee Venom disebut juga zootoxin, adalah sejenis racun yang digunakan oleh sekumpulan hewan bagi tujuan pertahanan dan memburu mangsa, sedangkan lebah tidak akan sembarang menyengat karena setelah menyengat dia akan mati, untuk itu lebah memiliki tujuan tertentu dalam melaksanakan tugasnya. Melihat keajaiban lebah dan kandungan bisa yang banyak dalam lebah maka sangat sesuai untuk tujuan kesehatan, karena ternyata sejarah telah membuktikan sengatannya pun dapat menjadi obat untuk semua penyakit. Edisi 10 | 1440 H • 31
Mata Hati Sang Kiyai Ilustrasi - Tawakkal sebagai Kunci (foto: muslimah.or.id) tAwAKKAL Kunci Oleh : H. Rachmat Muhammad Soji Lc., MA* Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam pernah ditanya seseorang mengenai makna Tawakkal. “Apakah aku mengikat untaku, lalu bertawakkal? Atau aku biarkan saja dan aku bertawakkal?” Beliau allallahu Alaihi Wasallam menjawab: “Ikat dan tawakkal!” (H.R. Tirmizi). Ketenangan Kecukupan & Imam Al-Jurjani mendefinisikan Tawakkal sebagai sebuah kepercayaan penuh dengan apa yang ada ditangan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dan memutuskan harapan dari apa yang ditangan manusia. T keburukan setelah kita mengerahkan segenap kemampuan. Dalam hal yang memang kita tidak bisa, atau tidak boleh melakukan lebih dari apa yang telah kita lakukan. Jadi secara sederhana, dapat kita simpulkan bahwa Tawakkal artinya mengandalkan atau bersandar pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam segala urusan kita, tidak pada apapun selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala, termasuk tidak pada usaha kita sendiri, menganggap nol, seakan tidak usaha apapun, setelah kita usaha maksimal. Jadi Allah lagi, Allah lagi, dan Allah terus. awakkal artinya menyerahkan urusan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, baik berkaitan dengan usaha mendatangkan manfaat, atau berkaitan dengan usaha menyelamatkan diri dari 32 • Edisi 10 | 1440 H
Ilustrasi - Ketengan Jiwa (foto: jatenglive.com) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (Ath-Thalaq 65 : 3). Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak mungkin mengingkari janji-Nya. Menariknya, bukan hanya diberi, tapi cukup. Bukan sekedar ada, tapi cukup. Bukan banyak, tapi cukup. Karena bisa jadi kita mendapatkan, kita orang berada, kita orang yang punya banyak, tapi bisa jadi tidak cukup. Yang nikmat itu selalu cukup, dan cukup itu relatif, bisa besar, bisa kecil, tapi cukup. Banyak juga untuk apa kalau tidak cukup, misalnya pendapatan kita naik dari 5 juta menjadi 10 juta, tapi ternyata mulai saat itu biaya berobat naik 5 juta rutin. Terus kita dapat apa? Sungguh cukup itu yang jadi tujuan. Maka serahkanlah pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, pasti cukup. Ada banyak keuntungan yang akan didapat oleh orang yang bertawakkal. Yang paling pertama, adalah ketenangan jiwa dalam menjalani segala urusannya, karena dia telah merasa menyandarkan urusannya kepada Dzat pemilik alam semesta. Bagaimana tidak, orang yang menyerahkan urusannya kepada orang yang lebih kuat saja, seringkali merasa tenang karena merasa ada jaminan, apalagi merasa dijamin oleh Allah. Allah Subhanahu Wa Ta’ala suka kalau kita meminta, mengandalkan, dan menyerahkan urusan kita pada-Nya. “159. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (Ali-Imran 3 : 159) Yang kedua, ia akan dicintai oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kenapa Allah cinta? Karena Allah suka dengan orang yang mengakui ketuhanan-Nya. Saya tidak bermaksud menyamakan dengan makhluk, tapi untuk memudahkan pemahaman saja. Bayangkan jika ada seorang rakyat yang tidak percaya dengan kemampuan pemimpinnya dalam menyelesaikan urusan orang tersebut, sehingga dia tidak minta dibantu, apalagi menyerahkan urusan tersebut padanya, maka yakin pemimpin itu akan marah, tidak akan suka, dan juga dipastikan tidak akan dibantu. Keempat, orang yang selama hidupnya bertawakkal nanti di akhirat akan menjadi penghuni surga tanpa hisab. Dalam hadis imam Bukari Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam pernah bersabda, yang maknanya: “Ada 70.000 (tujuh puluh ribu) Umat Rasulullah yang akan masuk surga tanpa hisab.” Ketika Beliau Sallallahu Alaihi Wasallam ditanya, “bagaimana sifat orang-orang tersebut” beliau menjawab: “Mereka adalah orang-orang yang tidak pernah bersandar pada orang lain, pada obat- obatan, dan pada fenomena kejadian. Ketiga, orang yang bertawakkal akan dicukupkan oleh Allah. Ini janji Allah: “3. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki) Edisi 10 | 1440 H • 33
Al-Ma’idah ayat 23 menjelaskan kepada kita harus bertawakkal (foto: bening.media) Muncul pertanyaan, adakah yang lebih tahu secara detail tentang kita selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala? Jawabannya, “tentu tidak ada”. Mereka hanya berserah dan bersandar kepada Tuhan mereka, Allah Azza Wa Jalla.” bisa menghalangi. Juga sebaliknya jika Allah Subhanahu Wa Ta’ala ingin menahan kebaikan atau keburukan dari kita, maka tidak ada yang bisa melepaskannya. Hal ini Allah tegaskan dalam Firman-Nya: Sebenarnya banyak alasan mengapa kita harus bersandar hanya kepada Subhanahu Wa Ta’ala. Diantaranya: Kedua, Karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala Maha Menggenggam segala sesuatu. Mantapkan dalam hati kita, tidak pernah ada kejadian sekecil apapun dan sedahsyat apapun yang terjadi diluar izin Allah Subhanahu Wa Ta’ala. “17. Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.” (QS. Al-An’am 6 : 17) Pertama, karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala Maha Mengetahui dengan sangat teiliti atas segala yang berkaitan dengan kita. Mengapa kita begitu yakin kepada dokter? disuruh beli dan makan obat apapun kita turuti? Karena kita yakin dokter mengetahui apa yang terjadi dengan tubuh kita. Padahal tidak sedikit kita menemukan salah diagnosis dan salah obat, bahkan ada sekian penyakit yang belum ditemukan obatnya. Mantapkan dalam hati kita, jika Allah Subhanahu Wa Ta’ala ingin memberi kebaikan, tidak ada siapapun yang bisa menghalangi, dan jika Allah Subhanahu Wa Ta’ala ingin menimpakan sebuah bencana, maka siapapun tidak Kemudian dalam Surat lain: “107. Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Ilustrasi - Berharap dan Tawakkal kepada Allah (foto: internet) 34 • Edisi 10 | 1440 H
Ilustrasi - Shalat sebagai media Komunikasi dengan Allah (foto: 4.bp.blogspot.com) Bagi Allah ini tidak berlaku. Allah Subhanahu Wa Ta’ala membantu kita hanya kasihan saja, titik. Tidak ada tujuan subjektif. Maka serahkan pada Allah saja cukup. Maka dari itu Allah Subhanahu Wa Ta’ala tegaskan, serahkan urusanmu pada Dzat Yang Maha Hidup, Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Yunus 10 : 107) “58. Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa-dosa hamba-hamba-Nya.”(QS.Al-Furqan 25:58) Tawakkal adalah indikator iman. Kita tidak akan percaya menyerahkan urusan kita kecuali kepada yang kita percaya atas kemampuannya. Maka yang akan membuat kita mengandalkan Allah adalah iman kita. Sedalam apa iman kita, sedalam itulah tawakkal kita. Ketiga, Karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak pernah lupa, lalai, tidur, apalagi mati. Sedangkan apabila kita mengandalkan Mahluk, benda lain, dan pihak lain selain Allah, maka mereka akan terkena lupa, lalai, tidur, bahkan mati. Sebagai contoh, orang itu sudah komitmen akan bantu kita, tapi pada saatnya, dia lupa, sakit, atau malah ketika kita butuh bantuannya, dia sudah meninggal. Keempat, Karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala menolong dengan penuh kasih-sayang. Apabila kita meminta bantuan orang lain, sudah tentu tidak gratis. Pasti ada maunya, baik materi maupun imateri, seperti ingin dibalas budi, dituruti, bahkan tidak tahan setelahnya ingin diketahui banyak orang bahwa dia telah membantu. Sebaliknya, semakin iman kita tipis, semakin tipislah tawakkal kita. Bisa dikatakan orang yang tidak tawakkal, pasti tidak iman, dan orang yang tidak iman tidak akan bertawakkal. Jadi antara tawakkal dan iman laksana dua mata uang yang tidak mungkin berpisah. “23. ...Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman”. (QS. Al-Maidah 5 : 23) Wallahu A’lam. *Penulis adalah Pimpinan Pondok Pesantren Bina Insan Madani Sukabumi Jawa Barat . H. Rachmat Muhammad Soji Lc., MA* Edisi 10 | 1440 H • 35
Fakta & Opini Oleh : Fadh Ahmad Arifan M.Ag* “Keterlibatankaum tarekat didunia Politik” S lagi mengurusi kepentingan Dunia (Kekuasaan). epintas antara dunia Tasawuf dan Politik tampak bertentangan. Yang satu cenderung mengurusi Ruhaniah dan satunya Harus diakui, politik yang dipraktek- kan politisi masa kini ujungnya adalah kursi kekuasaan. Akan tetapi, sejarah perkembangan Tasawuf tak luput dari dunia politik. Misalnya: Abu Dzar al- Ghifari yang mengkritisi kebijakan dan gaya hidup Muawiyyah. Dari beberapa referensi yang saya himpun, ditemukan tiga bentuk keterlibatan Tarekat Sufi di Dunia Politik: Ilustrasi - Dzikir dan Biji Tasbih identik dengan Tarekat (foto: datdut.com) 1. Jihad mengusir Penjajah (Anti kolonialisme), 2. Membantu pemerintah melawan pemberontakan, 3. Mendirikan Partai politik dan Berafiliasi kepada Capres Tertentu. Sebuah Tarekat Sufi yang terlibat politik praktis biasanya nuansa spiritual maupun “barokah” akan memudar. Dalam keterlibatan- nya di ranah politik, otomatis memunculkan 3 dampak negatif: perpecahan internal, pengawasan ketat dan pelarangan aktifvitas Tarekat sufi seperti yang terjadi di era kejayaan Uni Soviet & Turki (Elizabeth Sirriyeh, Sufi dan anti Sufi, 2003, hal 226). 36 • Edisi 10 | 1440 H
Cuplikan Film “Battle Of Empire Fetih 1453”, Ketika Sultan Muhammad al-Fatih diberi motivasi oleh syeikh Aq Syams al-Din A. Anti Kolonialisme Ketika Sultan Muhammad al-Fatih akan merebut Konstantinopel (1453 M), Muhammad al-Fatih melibatkan Ulama Sufi dan pengikut Tarekat (darwis) untuk menghidupkan ruh jihad dan semangat juang diri mereka. Sultan memasukkan mereka ke dalam pasukannya, sultan selalu berbuka puasa dengan mereka, karena ia memerintahkan kepada mereka agar berpuasa. Dengan puasa, jiwa mereka menjadi kuat. Ulama Sufi yang menyertai perjuangan Sultan Muhammad al-Fatih adalah syeikh Aq Syams al-Din. Tidak lupa Sultan al-Fatih meminta doa agar Umat islam bisa merebut Konstatinopel. Syeikh Aq Syams al-Din juga mengajak Sultan Muhammad al-Fatih untuk berkhalwat dan berzikir. (As’ad Khatib, Allahu akbar!: Etos jihad kaum sufi, 2003, hal 117-120). Fadh Ahmad Arifan M.Ag* Cuplikan Film “Battle Of Empire Fetih 1453”, Sultan al-Fatih memimpin Shalat sebelum serangan terakhir ke Konstantinopel Edisi 10 | 1440 H • 37
Sepanjang abad 19-20 M, kaum Tarekat Sufi merupakan gerakan perlawanan terhadap dominasi Asing dan Kediktatoran pemerintah. Di Nigeria utara, Syeikh Ustman (Tarekat Qadiriyah) memimpin gerakan Jihad melawan penguasa Habe yang gagal memerintah menurut Syariat Islam. Kemudian ada sosok Ahmad al-Mahdi (Tarekat Samaniyah), beliau berhasil membuat kerepotan pemerintah kolonial Inggris di Sudan. (Ajid Tohir, Gerakan Politik Kaum Tarekat, 2000, hal 18). turut membantu pasukan kesultanan Banten menghadapi penjajah Belanda, terutama yang dipimpin kapten Van Happel yang berusaha menaklukkan Banten. Kala itu, Kapten Van Happel bekerjasama dengan Sultan Haji, putera Sultan ageng Tirtayasa. (Yulita Mansyur, Tarekat Khalwatiyyah Yusuf dan Tarekat Khalwatiyyah Saman, 1995, hal 24). Beralih ke Kaum Tijani pimpinan Syeikh Badruzzaman yang pada awal- nya mendukung gerakan DI dengan mengerahkan Murid Tijani bergabung bersama pasukan Sabilillah. Namun karena Syeikh Badruzzaman berselisih faham tentang konsep jihad darurat S.M. Kartosoewirjo, beliau memisahkan diri pada tahun 1951. Konsep jihad itu berbunyi, “Siapa yang tak mau tunduk pada perjuangan DI, maka wajib dibunuh”. Akhirnya beliau beserta pengikut Tijani menghindar dari pergumulan politik DI/TII dan Pemerintah Republik. (Dudung Abdurrahman, Gerakan sosial politik Kaum Tarekat, 2009, hal 150-157). Kemudian pada Juli 1888, wilayah Anyer di Banten dilanda pemberontakan. Pemberontakan petani itu benar-benar mengguncang kolonial Belanda karena pemberontakan itu dipimpin pengikut Tarekat Qadiriyah-Naqsyabandiyah (TQN), yang dipimpin oleh Syekh Abdul Karim, KH. Marzuki dan KH. Wasid. (Ajid Tohir, hal 152-155). Tarekat Bakriyah (berdiri abad 16M) dipimpin oleh Muhammad al-Bakri. Pada 1872, Tarekat itu melakukan perlawanan terhadap bangsa Eropa di Mesir. Di Irak tersebar pengikut Naqsyabandiyah dan Qadiriyah. Awalnya, Naqsyabandiyah mendapat pengaruh politik ketika Syeikh Muhammad Said (w. 1920) mendirikan partai politik rahasia bernama Hizb Al-Ahd pada 1914. Partai yang didirikan kaum Sufi itu juga menentang kehadiran Inggris di Irak. (Harian Republika edisi 11 Desember 2011). C. Mendirikan Parpol dan berafiliasi ke Capres tertentu Mendirikan Partai Politik (Parpol), contohnya adalah Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) yang dirintis oleh tokoh-tokoh Naqsyabandiyah di SUmatera pada tahun 1928 dan Partai Politik Tarekat Islam (PPTI) bentukan Syeikh Haji Djalaluddin, Bukittinggi. Syeikh Djalaluddin selalu meyakinkan keberadaan PPTI diakui secara resmi, sehingga banyak Khalifah Naqsyabandiyah-Khalidiyah bergabung dengan partai tersebut. B. ‘Membantu Pemerintah melawan DI/TII Pada masa Orde lama, Mursyid dan pengikut TQN di Pesantren Suralaya berusaha membantu Gerilyawan Republik jika terjadi kontak senjata dalam perlawanan terhadap musuh. Setelah Tentara Nasional Indonesia terbentuk tahun 1947, Pesantren ini dijadikan sebagai salah satu pos penghubung bagi perjuangan TNI di Jawa barat. Di Nusantara, selama Syeikh Yusuf al-Makassar menyebarkan ajaran tarekatnya baik di kalangan Sultan maupun di khalayak umum, beliau juga Syaikh Abdullah bin Nur Muhammad atau Abah Sepuh (duduk di tengah), pendiri Pondok Pesantren Suryalaya (foto: alif.id) 38 • Edisi 10 | 1440 H
Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) yang dirintis oleh tokoh-tokoh Naqsyabandiah (foto: 2.bp.blogspot.com) Pengikut Tijaniyah di Garut punya afiliasi politik yang berbeda, setelah Masyumi dibubarkan oleh Presiden Soekarno, Syeikh Badruzzaman memberikan kebebasan kepada para pengikutnya untuk berafiliasi ke partai apapun terlebih lagi PERTI yang dipan- dang mengakomodasi ideologi kaum Tarekat. (Dudung Abdurrahman, hal 166). berhasil memecah Tarekat ini menjadi dua kubu, yakni kubu yang tetap setia dengan sikap Syeikh Makmun dan ahli warisnya serta kubu yang mendukung Golkar di bawah kepemimpinan Asyari Al-Hakim. (M. Zainuddin Daulay, Tarekat Muffaridiyah : Suatu Kajian tentang Gerakan Sosial Keagamaan, 2007, hal 124-125). mendukung Parpol atau Calon tertentu, akan mendapat kucuran dana, hibah tanah, perbaikan fasilitas umum maupun kemudahan akses birokrasi (diangkat jadi PNS). (Mohammad abdun nasir dkk, Polarisasi tarekat dalam Jurnal istiqro’ Vol 5 Nomor 1, 2006, hal 104-108). Sebelum mengakhiri tulisan ini, menurut pandangan saya, Politik itu tidak kotor, yang kotor adalah pihak tertentu yang menggunakan Politik untuk kepentingan keluarga (politik dinasti) dan Money Oriented. Sebuah Tarekat Sufi yang terlibat politik praktis biasanya nuansa spiritual maupun “barokah” akan memudar. Dalam keterlibatannya di ranah politik, otomatis memunculkan 3 dampak negatif: perpecahan internal, pengawasan ketat dan pelarangan aktifvitas Tarekat sufi seperti yang terjadi di era kejayaan Uni Soviet & Turki. (Elizabeth Sirriyeh, Sufi dan anti Sufi, 2003, hal 226). Wallahu’allam Selanjutnya, berafiliasi kepada Parpol tertentu. Di era Orde Baru, kaum Tarekat dalam hal ini diwakili Kiyai sebagai Aktor Politik; punya afiliasi politik yang berbeda. Tahun 1979, di Internal Jami’iyyah Tarekat Muktabarah terjadi pergesekan antara Kubu KH. Idham Chalid dari PPP dan KH. Mustain Romly dari Golkar. (Martin Van Bruinessen, NU: Tradisi, Relasi-relasi Kuasa, 1999). Sementara di masa Reformasi, Mursyid Tarekat dan Pesantren yang mereka asuh, punya afiliasi Parpol dan Capres Tertentu. Contoh: TGH Sibawaih di Lombok tengah, sejak tahun 2004 beliau menjadi penasehat Spriritual Susilo Bambang Yudhoyono. Untuk Jokowi, belum saya peroleh data atau informasi mengenai Tarekat Sufi yang menjadi pendukung beliau saat berlaga di pilpres 2014 lalu. Terbelahnya kaum Tarekat bukan hanya terjadi di Jombang. Tetapi juga internal Tarekat Muffaridiyah di SUmatera utara. Syeikh Muhammad Makmun dan ahli warisnya tak mau Muffaridiyah digiring mendukung Golkar. Tarekat ini solid dan tidak tergoda politik. Pasca wafatnya Syeikh Makmun pada tahun 1978, Pemerintah Orde baru D. Motivasi Terlibat ke Dunia Politik Apa motivasi kaum Tarekat melibat- kan diri ke dalam dunia politik? Terdapat 2 Motif: Idealis dan Pragmatis. Yang idealis, politik dipandang sebagai bagian yang tak terpisah dari Agama, sehingga perlu beramar ma’ruf (control elite). Sementara itu yang pragmatis, dengan *Penulis adalah Alumnus Studi ilmu Agama Islam di Pascasarjana UIN Malang. Pernah mengampu mata kuliah Pemikiran modern Dalam islam di Prodi Pendidikan Bahasa Arab, STAI al-Yasini, Pasuruan, Jawa timur. Edisi 10 | 1440 H • 39
Biografi rAdEn ALit PrAwAtASAri PAHLAwAn Bila kita tengok perjuangan di tatar Cianjur, bahwa kekuatan-kekuatan ciAnjur perjuangan kemerde- kaan pada masa itu tumbuh dan bergolak di Pondok-Pondok Pesantren. (Ade Supartini/ Kompasiana.com) “Para bupati harus melarang masuk para penjahat atau perampok seperti Prawata serta semua musuh Kompeni dan Kerajaan Cirebon ke daerahnya, atau menyerahkan mereka hidup atau mati kepada Pangeran Aria Cirebon atau penguasa Kompeni di Cirebon, jika tidak demikian maka para bupati itu akan dihukum dan dipecat...” Masa sebelum kemerdekaan, para Kiyai memimpin rakyat dalam perjuangan fisik menentang penjajahan. Mereka menempa moralitas masyarakat dengan pendidikan agama serta mendidik masyarakat agar berakhlakul kharimah. Siapakah instruksi di atas? Mengapa Joan van Hoorn begitu menggebu-gebu ingin menangkapnya baik dalam keadaan hidup maupun mati? Agaknya Prawata ini sehingga seorang Gubernur Jenderal VOC, sebagai penguasa tertinggi di Hindia Belanda waktu itu perlu turun tangan. B di Kemendag saat ini baru berjumlah 700-an. sebenarnya Prawata yang disebut-sebut dalam Dalam beberapa literatur, bahwa orang pertama yang datang ke wilayah Cianjur, 330 tahun yang lalu adalah Raden Jayassana. Ia menjadi bupati dan mendapat gelaran Raden Aria Wiratanudatar I. Orang Cianjur menyebutnya Dalem Cikundul karena tempat pertamanya di Cikundul. orang yang cukup penting, anyak yang beranggapan julukan Kota Santri bagi kabupaten Cianjur merupakan hal baru, ini didasari oleh banyaknya Pondok Pesantren. Berdasarkan data dari Kemendag Cianjur, pada tahun 2014 saja jumlah pesantren diwilayah Cianjur mencapai 1500 pesantren, namun yang telah terdaftar Raden Jayassana merupakan keturunan dari Prabu Siliwangi dari Kerajaan Talaga Manggung, Majalengka. Silsilah Raden Jayassana sebagai keturunan Prabu Siliwangi berasal dari Prabu Pucuk Uum yang mempunyai putra bernama Sunan Parunggangsa. Sebelum berhijrah ke Cianjur, Raden Jayassana ditugaskan ayahnya menyebarkan agama Islam, lalu menimba ilmu di Pondok Pesantren di Gunung Jati. “Cianjur Kota Santri”, bukan karena banyak jumlah Pondok Pesantrennya saja, Julukan Kota Santri itu sendiri lahir dari akar sejarah panjang. Cianjur terlahir sekitar tahun 1677, mulai dirintis oleh para Ulama dan Santri yang gencar mengembang- kan Syiar Islam. Cianjur sering disebut Gudang Santri dan Kiyai dan mendapat julukan Kota Santri. Ketika menapakkan kakinya di Cianjur, Raden Jayassana telah menjadi penyebar Agama Islam. Sejak saat itu, suasana ke-Islaman sudah mulai terasa di berbagai aspek kehidupan. Cianjur menjadi terkenal dengan sebutan Tatar Santri hingga sekarang ini. Edisi 10 | 1440 H • 41
Para Kiyai Cianjur memang menjadi sumber semangat, bagi para pejuang yang kala itu melawan penjajahan Belanda. Para Kiyai Cianjur juga menjadi kebanggaan bagi masyarakat. Siapa sangka tempat olah raga yang ramai dipadati masyarakat setiap hari minggu itu mengandung sejarah... Silsilah Raden Alit Prawatasari Dalam Buku “Kiyai dari Tatar Santri” karya Ruddy AS, disebutkan bahwa Raden Alit merupakan keturunan Sancang Kuning dari Singacala, Panjalu. Sebagian besar sejarawan Sunda sendiri meyakini ia lahir dan dibesarkan di tanah Jampang. Kalaupun tidak dilahir- kan di Jampang, setidaknya ia dibesar- kan dan tumbuh menjadi seorang Ulama di daerah yang terkenal sebagai pusat pelatihan militer (akademi militer) para jagabaya (prajurit Kerajaan Pajajaran) tersebut. Beragam aktivitas dilakukan oleh warga di Taman Prawatasari. Hari libur Taman selalu dipadati masyarakat Cianjur, ada yang lari pagi, senam atau hanya berjalan-jalan bersama keluarga sambil menikmati hidangan jajanan khas kota Cianjur. Hingga kini masih berdiri kokoh Taman Prawatasari yang berlokasi di Kampung Joglo, kelurahan Sawah Gede, Kota Cianjur. Lukisan KH. Raden Alit Prawatasari (foto: internet) “ Waktu masih bocah, Prawatasari dipanggil Raden Alit. Bisa jadi istilah alit (dalam bahasa Sunda berarti “Kecil”) mengacu kepada dua arti: Pertama, ia merupakan anak paling kecil (bungsu) dalam struktur keluarganya, kedua karena sifatnya yang selalu bergaul dengan para “kawula alit” (rakyat kecil). Sebuah kondisi yang memberinya pengaruh besar untuk menjadi seorang pemberontak terhadap segala bentuk kezaliman Penjajah. Pada tahun 2015, diresmikan dengan nama besar seorang Kiyai yang berjuang dengan pedang terhunus melawan penjajah Belanda. Adalah beliau Raden H. Alit Prawatasari termasuk kalangan Kiyai yang berjihad fisabilillah melawan penjajah secara fisik. Raden Alit merupakan keturunan Sancang Kuning dari Singacala, Panjalu. Sebagian besar sejarawan Sunda sendiri meyakini ia lahir dan dibesarkan di tanah Jampang. ” Taman Prawatasari, Jl Pangeran Hidayatullah Kelurahan Sawahgede Cianjur (foto: @mociberbulu) 42 • Edisi 10 | 1440 H
“ Haji Prawatasari, beliau adalah seorang Ulama Pejuang yang kontra langsung dengan Gubernur Jenderal VOC, Joan van Hoorn. Agaknya Haji Prawatasari ini adalah orang yang cukup penting, sehingga Gubernur Jenderal VOC, sebagai penguasa tinggi di Hindia Belanda perlu turun tangan. ” Prof. Dr. Hj. Nina Herlina Lubis, M.S - Ahli Sejarah Perjuangan Raden Alit Prawatasari Dikutip dari tulisan Prof Nina Herlina Lubis dengan judul “Sepenggal Kisah Awal Abad Ke-18: Haji Prawatasari Versus Kompeni”, para pahlawan seperti Diponegoro, Imam Bonjol, Teuku Umar, Hasanudin, Cut Nyak Din, mungkin sudah banyak diketahui orang. Mereka adalah tokoh-tokoh sejarah yang memiliki peranan penting dalam percaturan perjuangan melawan penjajah di Indonesia. “Zij (de regenten) zullen vooral de quade menschen en roovers of oproermakers als den PaapPrawata en alle vijanden van de Comp. en ‘t Cheribo nsche rijk uit haar landen moeten weeren, en alle dezelve, ‘it zij heevende of doot san den Pangerang Aria Cheribon of te de Comp. Gezaghebber op Cheribon overleeveren. Op poepe van andere selven daar over te sullen worden gestraft en uit haar gezaggezet” (F. de Haan: 1911-25a). Demikian bunyi sebagian instruksi yang dikeluarkan Gubernur Jenderal VOC, Joan van Hoorn, pada tanggal 22 Maret 1706, yang terjemahan bebasnya adalah: “Para bupati harus melarang masuk para penjahat atau perampok seperti Prawata serta semua musuh Kompeni dan Kerajaan Cirebon ke daerah- nya, atau menyerahkan mereka hidup atau mati kepada Pangeran Aria Cirebon atau penguasa Kompeni di Cirebon, jika tidak demikian maka para bupati itu akan dihukum dan dipecat”. Masih banyak tokoh-tokoh sejarah lokal, yang belum begitu dikenal masyarakat luas, yang sebenarnya mempunyai peranan segaris dengan tokoh nasional. Sekalipun tokoh-tokoh sejarah lokal tidaklah sama bobotnya atau “kehebatan”-nya dengan tokoh- tokoh nasional, gejala historisnya bisa dianggap penting apabila dipandang dalam perspektif nasional. Salah seorang tokoh yang kiranya penting untuk ditampilkan adalah Haji Prawatasari, seorang Ulama Pejuang dari daerah Jampang. Namun siapakah dia sebenarnya? Lukisan Joan van Hoorn (foto: wikimedia.org) Siapakah sebenarnya Prawata yang disebut? Mengapa Joan van Hoorn begitu kuat ingin menangkapnya? Edisi 10 | 1440 H • 43
Agaknya Prawata ini adalah orang yang cukup penting, sehingga Gubernur Jenderal VOC, sebagai penguasa tinggi di Hindia Belanda perlu turun tangan. Untuk mengetahui apa dan siapa Prawata, kita mundur menapaki jejak sejarah ke masa silam sebelum instruksi itu dikeluarkan. Kompeni sangat mementingkan usaha perdagangannya, mereka lebih suka memanfaatkan elite pribumi untuk mengurus masalah ini. Oleh karena itu pelaksanaannya diserahkan kepada Bupati Cianjur, sebagai penguasa wilayah Jampang. Dalam pelaksanaan di lapangan, Bupati Cianjur menyerah- kannya kepada Raden Alit, seorang yang mempunyai pengaruh besar di kalangan rakyat Jampang. Haji Prawatasari awalnya enggan menerima tugas tersebut; tetapi dari- pada tugas itu dijalankan oleh orang lain yang belum tentu dapat memahami aspirasi rakyat, maka diterimanya juga tugas itu, dengan harapan ia dapat menjadi bufer (penyangga) antara penguasa dengan rakyat. Penguasaan Kompeni atas Wilayah Jampang Perjanjian yang ditandatangani pada tanggal 19-20 Oktober 1677, oleh penguasa Kompeni dan Kerajaan Mataram, mengakibatkan sebagian besar wilayah Priangan yang tadinya ada di bawah “Penguasaan” Mataram, jatuh ke tangan Kompeni; dalam hal ini termasuk antara lain wilayah Jampang, Cianjur, Kampung Baru (Bogor), Tangerang, dan Cikalong. Pada mulanya rakyat Jampang tidak mengeluh melaksanakan penanaman nila dan menyerahkan belerang sesuai dengan waktu dan jumlah yang ditentukan. Namum seiring dengan berjalannya waktu, rakyat Jampang mulai merasakan betapa waktu dan tenaganya habis terkuras untuk melaksanakan kewajiban kepada kompeni; sedangkan mata pencaharian pokok terbengkalai. Raden Alit lebih dikenal dengan nama Haji Prawatasari, orang yang disebut-sebut sebagai “PaapPrawata” dalam Instruksi 22 Maret 1706 di atas. Paap adalah istilah yang digunakan Belanda untuk menyebut kaum Ulama dalam konotasi yang negatif, yang berkedudukan sebagai counter-elite (sang penantang penguasa yang sah). Haji Prawatasari sebagai pemimpin yang dekat langsung dengan rakyat, dapat merasakan penderitaan mereka. Kemudian ia mengutus beberapa orang menghadap Bupati Cianjur, untuk mengusulkan dihentikannya tanam paksa dan penyerahan paksa tersebut. Jelas usul itu ditolak mentah-mentah oleh Bupati, karena bisa-bisa ia dituduh tidak loyal kepada Kompeni, bahkan ia bisa dicopot dari jabatannya. (sejak dikeluarkannya Undang-undang Van Couper tahun 1684, para bupati Priangan diangkat oleh Kompeni). Dalam penguasaan Kompeni inilah rakyat Jampang wajib menyerahkan sejumlah belerang (yang sumbernya antara lain di Gunung Gede) dalam batas waktu tertentu. Di samping itu mereka diwajibkan menanam nila/indigo dan menyerahkan hasilnya kepada Kompeni. Haji Prawatasari, adalah seorang Ulama yang mempunyai kewibawaan sosial yang tinggi dikalangan rakyat Jampang. Bupati Cianjur cukup jeli melihat hal ini, sehingga untuk dapat melaksanakan kewajibannya terhadap Kompeni, Haji Prawatasari inilah dijadikan ujung tombak di lapangan. Hasil dari keputusan tersebut membuat Haji Prawatasari akhirnya nekad mengambil sikap. Tanaman nila dimusnahkan dan penyerahan belerang dihentikan, membuat Bupati berang. Kemudian dikirimlah utusan untuk membereskan urusan itu. Ternyata pertemuan utusan Bupati tersebut dengan Haji Prawatasari berakhir bentrok fisik. Ini lah awal perlawanan Haji Prawatasari terhadap Kompeni. Ilustrasi - perjuangan para Penambang Belerang (foto: Vita Ayu Anggraeni) 44 • Edisi 10 | 1440 H
Sumedang juga seribu keluarga. (demikian F. de Haan dalam bukunya Priangan, de Preanger Regentschappen Onder het Nederlandsch Bestuur tot 1811). Bulan Maret 1703, pasukan Kompeni di bawah pimpinan Pieter Scipio, menyerang langsung Jampang, dengan maksud menghancurkan basis kekuatan Prawatasari. Pasukan pribumi dengan persenjataan sederhana berupa golok, pedang, keris dan tombak melawan dengan taktik “pukul dan lari”. Dalam pertempuran ini, Haji Prawatasari dikabarkan tewas oleh Kompeni. Tetapi sebenarnya, Ulama Pejuang itu berhasil lolos dari kejaran Kompeni. Ilustrasi Pertempuran melawan Kompeni (foto: sportourism.id) Untuk menekan Prawatasari, Kompeni memindahkan sisa penduduk Jampang sebanyak 1354 orang ke Bayabang di tepi Sungai Citarum. Dalam proses pemindahan ini banyak penduduk yang meninggal karena kelelahan, kelaparan dan penyakit sebelum tiba di tempat tujuan. Peristiwa ini tidak menggoyah- kan semangat Haji Prawatasari, ia terus bergerilya. Beberapa hari pasca kejadian bentrok, dikirimlah pasukan untuk menangkap Prawatasari, akan tetapi mereka harus berhadapan dengan rakyat Cikalong pendukung Prawatasari, sehingga penangkapan pun gagal. Peristiwa yang terjadi pada awal tahun 1702 itulah yang mengantarkan Haji Prawatasari kepada perjuangan fisik, perang gerilya selama lima tahun melawan Kompeni dan penguasa pribumi pendukungnya, sejak dari Jampang, wilayah Priangan Tengah dan Timur sampai akhirnya ke Banyumas. Ulama sebagai Pemimpin yang dekat dengan rakyat, mudah mengumpulkan masa. Demikian juga dengan Haji Prawatasari. Dalam waktu singkat, ia berhasil mengumpulkan pasukan sejumlah tiga ribu orang, baik yang berasal dari kalangan rakyat Jampang maupun simpatisan dari luar Jampang. Jumlah tersebut relatif besar bila dibandingkan dengan jumlah penduduk pada masa itu. Misalnya Kabupaten Bandung berpenduduk seribu keluarga, Juni tahun 1704, Kompeni kembali menyerang Haji Prawatasari, kemudian ia pindah dan bertahan di muara Sungai Penderitaan rakyat Jampang telah meletup menjadi kebencian kepada sang penindas. Tak dapat disangkal lagi bahwa elite birokrasi pribumi (dalam hal ini bupati dan aparatnya) yang bekerja sama dengan penjajah juga menjadi sasaran kebencian rakyat. Akibatnya Haji Prawatasari dan Rakyat pendukung- nya bukan saja harus berhadapan dengan Kompeni tetapi juga dengan para Bupati Priangan. Lukisan Soni Ahmad Saleh - Gambaran penyerangan yang dilakukan oleh Haji Prawatasari kepada VOC Edisi 10 | 1440 H • 45
Makam Aria Salingsingan di Dayeuhluhur, Cilacap, Jawa Tengah, yang disebut-sebut sebagai makam Haji Prawatasari (foto: satelitpost.com) Citanduy, dan mendapat serangan Kompeni kembali di bulan Oktober tahun itu juga, akibatnya Prawatasari terpaksa menyerang balik Kompeni di daerah Utama, Bojonglopang, dan Kawasen di daerah Ciamis. Karena itu, para bupati dari seluruh wilayah Jawa bagian Barat dikumpulkan, dan dalam rapat tersebut para bupati ditugasi untuk menangkap Prawatasari dalam tempo enam bulan. Ternyata perintah itu tak menghasilkan apa-apa. Akhirnya Gubernur Jenderal Joan van Hoorn terpaksa mengeluarkan instruksi susulan, di mana sebagiannya berbunyi seperti dikutip pada awal tulisan ini. Pada tanggal 12 Juli 1707, beliau tertangkap dan menjalani hukuman mati di Kartasura. Jasad Haji Prawatasari dikebumikan di tepi sungai Cibeet, Kecamatan Dayeuh Luhur, Cilacap. Penduduk setempat menyebut makam tersebut dengan nama makam Kiyai Cianjur. Pada akhir tahun 1704, Prawatasari kembali ke Jampang, lalu menyusup ke Batavia dan pada tahun 1705 ia kembali bergerilya di sekitar Bogor. Kompeni yang merasa kewalahan, mengeluarkan ancaman kepada penduduk, bahwa barangsiapa yang berani membantu Prawatasari akan dibunuh, dan siapa saja yang dapat menangkapnya, akan diberi hadiah tiga ratus ringgit. Akan tetapi tak ada seorang pun yang mau menangkap Prawatasari, bahkan secara diam-diam banyak yang memberi bantuan. Itulah sepenggal kisah tentang seorang Ulama Pejuang sekalipun perjuangannya lebih bersifat lokal, mungkin kiranya cukup relevan untuk dikedepankan dalam perspektif sejarah nasional, dalam rangka sumbangan sejarah lokal terhadap sejarah nasional. Akibat instruksi tersebut, kedudukan Prawatasari semakin terjepit, sementara pasukan semakin berkurang jumlahnya. Logistik juga semakin sulit, sedangkan di mana-mana pasukan Kompeni. Pasca Perlawanan di Tangerang pada tahun 1706, Prawatasari hijrah ke daerah Banyumas. Celakanya, di sana Haji Prawatasari berhadapan dengan pasukan Kompeni yang cukup kuat. Terpaksa Ulama Pejuang yang tangguh itu menyingkir ke daerah Bagelen. Penulis : Sumardi Photo : Ilham B (cover), doc. Internet Editor : Saepul Sementara itu Prawatasari terus membuat Perlawanan, seperti di Sumedang pada bulan Agustus 1705 berhasil menghancurkan pasukan Kompeni di. Perlawanan Prawatasari yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun itu, ternyata menimbulkan kekacauan dan kerusakan yang tidak sedikit di wilayah penguasaan Kompeni. Karena terjepit dari sana-sini, dan perjuangan yang telah berlangsung 5 tahun lebih (seperti perjuangan Pangeran Diponegoro), Raden Alit alias Haji Prawatasari, seorang Bangsawan yang merakyat, Ulama Pejuang gagah berani itu akhirnya kehabisan daya. 46 • Edisi 10 | 1440 H
ISLAM Agama Terbesar Kedua di Inggris G yang bergabung memperkuat militer Inggris di negara pesemakmuran, seperti India, Pakistan, dan Bangladesh. Kerajaan dan Pemerintah Inggris sangat mengapresiasi dan memberikan penghargaan kepada mereka. edung British Muslim Heritage Lancashire, Whalley, Inggris, menyimpan banyak informasi mengenai Islam. Siapa pun yang masuk ke dalamnya akan melihat fakta sejarah mengenai kedekatan Umat Islam dengan Inggris. Banyak Umat Islam Penghargaan itu menjadi tanda berkembangnya Muslim di Inggris. Kini Islam adalah agama terbesar kedua di sana. Populasi Muslim Inggris pada 2011 mencapai 2.786.635 orang. Jumlah ini lebih banyak 1,55 juta orang bila dibandingkan hasil sensus 2001. Ilustrasi - Muslimah Inggris (foto : era-m.us) Tahun 2014 jumlah penduduk Muslim di Inggris diperkira- kan meningkat menjadi 3.114.992. Sekitar setengah-nya atau 1.554.022 orang lahir di luar negeri. Di seluruh Inggris dan Wales populasi Muslim berjumlah 3.047.000 atau 97,8 persen dari seluruh Muslim Inggris atau 5,4 persen dari total populasi. Tahun 2011 Inggris memiliki 100 ribu orang yang baru memeluk Islam. Sebanyak 66 persen di antaranya adalah perempuan. Islam adalah agama resmi yang tumbuh paling cepat di Inggris. Para pengikutnya berusia muda dari semua kelompok agama. Hampir 95 persen Muslim tinggal di negeri yang kini dipimpin Ratu Elizabeth II, putri pertama penguasa Inggris sebelumnya, Raja George VI. Tiga perempat Muslim tinggal di London, Yorkshire, dan Humberside. Sensus 2011 menunjukkan, ada 77 ribu Muslim di Skotlandia, 46 ribu orang di Wales, dan 3.800 Muslim di Irlandia Utara. Sebagian dari mereka adalah warga asli Inggris. Antara tahun 2001 dan 2009, populasi Muslim meningkat hampir 10 kali lebih cepat daripada populasi non-Muslim. Mayoritas mereka yang ada di Inggris berafiliasi kepada Sunni secara teologi. Sementara, lainnya merupakan Syiah dan Ahmadiyah. Kelompok Muslim Inggris terbesar adalah imigran dari Pakistan dan Bangladesh. Selain itu, mereka juga berasal dari India, Arab, Kurdi, Turki, dan Afrika. 48 • Edisi 10 | 1440 H
Dunia Islam Ilustrasi - Muslimah Inggris mengenakan Cadar (foto : rabwah.net) Munculnya ratusan pengadilan syariah resmi, mempertegas wajah Inggris yang semakin Islami. Pengadilan itu beroperasi di ibu kota beriringan dengan keberadaan banyak masjid baru. Sebelumnya, Wali Kota London Sadiq Khan menilai kondisi London yang damai dengan keberagaman membuat teroris kurang senang. “Teroris tidak tahan dengan multikulturalisme London,” ujar Khan setelah serangan teror mematikan di Westminster. Tahun 2020, perkiraan jumlah Umat Islam yang melaksana- kan shalat di masjid mencapai 683 ribu. Sementara jumlah Umat Kristiani yang menghadiri Misa mingguan turun menjadi 679 ribu. Namun, tidak dipaparkan data perbandingan dari tahun ke tahun untuk jumlah pengunjung masjid maupun gereja. Sejak tahun 2001, sebanyak 500 gereja di London dari semua denominasi telah diubah menjadi rumah pribadi. Selama periode yang sama, masjid-masjid di Inggris semakin berkembang. Sejak 2012 hingga 2014, proporsi orang Inggris yang mengidentifikasi diri mereka sebagai Anglikan turun dari 21 persen menjadi 17 persen atau ada penurunan 1,7 juta orang. Sementara, menurut survei yang dilakukan Institut Riset Sosial NatCen, jumlah Muslim tumbuh hampir satu juta orang. Sementara jemaat gereja turun daripada jumlah generasi sebelumnya. Jumlah jemaat gereja akan tiga kali lebih rendah daripada Muslim yang pergi secara teratur ke masjid setiap JUmat. Saat ini, ada 423 masjid baru di London. Sebagian besar masjid tersebut penuh sesak pada waktu shalat, berbanding terbalik dengan gereja yang jarang kedatangan pengunjung. The Daily Mail pernah mempublikasikan foto-foto gereja dan masjid yang berjarak beberapa meter di jantung kota London. Di Gereja San Giorgio yang mampu menampung 1.230 jemaat, hanya berisi 12 orang untuk merayakan Misa. Sementara di Gereja Santa Maria, hanya berisi 20 orang. Di Masjid Brune Street Estate yang berada tak jauh dari lokasi memperlihatkan pemandangan berbeda. Ruangan yang hanya mampu menampung 100 orang, nyatanya penuh sesak oleh jamaah. London juga penuh dengan pengadilan syariah. Secara resmi ada 100 pengadilan. Kemunculan sistem peradilan paralel ini diduga karena Undang-undang Arbitrase Inggris dan sistem Resolusi Sengketa Alternatif. Universitas-universitas Inggris juga memajukan hukum Islam. Sumber : REPUBLIKA Ilustrasi - Muslim Inggris melaksanakan Shalat Berjamaah (foto : nu.or.id) Edisi 10 | 1440 H • 49
Pesona Keindahan Wisata Situ Gunung 50 • Edisi 10 | 1440 H