E N D
RESPON NEGARA MESIR TERHADAP PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA KELOMPOK 6 Anggota: ELZA YULIA M. FIKA AYU FITRIA GALUH CIKAL KUSUMA RESTU YULIANTI TINA ARYANI Kelas XII IPS 1 SMAN 1 batujajar SEJARAH PEMINATAN
Pada Tahun 1945di Tanggal 17Bulan Agustus terdapat Sebuah Negara yang terletak di antara Benua Asia dan Benua Australia serta Samudera Hindia dan Samudera Pasifik yang dimana mayoritas penduduknya memeluk agama islam. konon katanya Negara tersebut telah memproklamasikan kemerdekaan bangsanya yang baru lahir setelah mengalami penjajahan yang begitu pedih oleh 2 negara yaitu dan . Negara tersebut bernama ......... INDONESIA
Akan tetapi,..... Proses kemerdekaan negara Indonesia tidak cukup hanya saja ditandai dengan pembacaan proklamasi kemerdekan oleh Soekarno Hatta yang disertai upacara pengibaran bendera merah putih dan diiringi lagu Indonesia Raya. Sebab kemerdekaan bangsa ini belum berarti apa-apa sebelum adanya pengakuan dari negara lain.
22 MARET 1946 Ada apa pada tanggal tersebut...???? Itu adalah tanggal ketika ada sebuah negara yang mengakui Indonesia telah merdeka untuk pertama kalinya .Negara tersebut adalah MESIR. Mesir merupakan negara yang terletakdi tepi Laut Merah dan Laut Mediterania di bagian timur laut Benua Afrika. Mesir juga merupakan negara berbentuk republik dengan mayoritas penduduk beragama islam.Kesamaan unsur agama inilah yang juga menjadi salah satu faktor kedekatan dan terjalinnya hubungan baik antara Indonesia dengan Mesir.
PERAN TOKOH NASIONAL Mesir tercatat sebagai negara pertama yang mengakui proklamasi kemerdekaan Indonesia.Hal ini juga tidak terlepas dari adanya kedekatan emosional tokoh tokoh nasional seperti M.Natsir, Sutan syahrir, H.Agus Salim dll yang mendapatkanmomentumnyapada 17 Agustus 1945 untuk menjalin suatu kekerabatan dengan tokoh-tokoh pergerakkan Islam di Mesir seperti Hasan albana dengan gerakan Ikhwanul Muslimin yang juga turut memperjuangkan kemerdekaan bumi-bumi islam yang lainnya. Selain itu Merekajuga membentukpanitia-panitiaperkumpulankemerdekaan Indonesia di negara-negaraTimur Tengah denganpanitiapusatnyaberada di Mesir. Merekaberperansepertilayaknyadutabesardenganmenjalinkomunikasidenganparapimpinannegeri-negeri Arab, ulama, ormas yang menghasilkandukungansangatkuatkepada Indonesia.
Di Mesir ada sebuah Organisasi Islam, Al- Ikhwan Al-Muslimun yang dipimpin Syaikh Hasan Al- Banna telah memperlihatkan respon positif terhadap kemerdekaan Indonesia. Ia menggalang opini umum lewat pemberitaan media yang memberikan kesempatan luas kepada para Mahasiswa Indonesia yang berada di Mesir untuk menulis tentang kemerdekaan Indonesia untuk disebarluaskan baik melalui Koran lokal ataupun acara tabligh akbar.
DUKUNGAN DARI RAJA MESIR Karena kuatnya dukungan rakyat Mesir atas kemerdekaan Indonesia akhirnya mendorong Raja Farouq serta pemerintah Mesir mengakui kedaulatan pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 22 Maret 1946. Raja Farouk juga menyampaikan alasan dukungan Mesir dan Liga Arab kepada Indonesia dengan mengatakan ”karena persaudaran Islamlah, terutama, kami membantu dan mendorong Liga Arab untuk mendukung perjuangan bangsa Indonesia dan mengakui kedaulatan negara itu”
BLOKADE BELANDA BELANDA YOGYAKARTA Mohammad Abdul Mun,im Begitu informasi kemerdekaan indonesia disebarkan ke seluruh dunia ,pemerintah mesir langsung mengirim Mohammad Abdul Mun,im selaku Konsul Jenderal Mesir di Bombay ,India menuju Yogyakarta(waktu itu ibu kota RI) dengan menembus blokade Belanda untuk menyampaikan dokumen resmi pengakuan Mesir kepada Negara Republik Indonesia.
Setelah Mesir mengirimkan Konsul Jenderal mereka ke Indonesia, Pengakuan Mesir terhadap Indonesia diperkuat dengan ditandatanganinya Perjanjian Persahabatan antara Indonesia dengan Mesir di Kairo.
Selain dukungan yang diberikan Mesir terhadap Kemerdekaan Indonesia, Liga Arab pun juga turut mendukung. Disebabkan Karena persaudaran sesama islam, Liga Arab mendukung dan mengakui kedaulatan Indonesia berdasarkan hasil keputusan resmi tanggal 18 NOVEMBER 1946 menganjurkan kepada semua negara anggota Liga Arab (Arab League) supaya mengakui Indonesia sebagai negara merdeka yang berdaulat. Alasan Liga Arab memberikan dukungan kepada Indonesia merdeka didasarkan pada ikatan keagamaan,persaudaraan serta kekeluargaan.
Dukungan dari Liga Arab dijawab oleh Presiden Soekarno dengan menyatakan bahwa antara negara-negara Arab dan Indonesia sudah lama terjalin hubungan yang kekal “karena di antara kita timbal balik terdapat pertalian agama”. Pemerintah Indonesia dalam hal ini Ir. Soekarno langsung mengirimkan delegasi Indonesia ke Mesir pada tanggal 7 April 1946 sebagai rasa terimakasih Pemerintah Indonesia terhadap Pemerintah Mesir. Pengiriman Delegasi Indonesia pada tanggal tersebut menjadikan delegasi pertama yang dilakukan pemerintah RI ke luar negeri setelah merdeka.
Sementara pernyataan Sutan Syahrir atas dukungan negara-negara Arab yang diungkapkan di Harian Ikhwanul Muslimin, Mesir pada 5 Oktober 1947 … “Adalah suatu kenyataan adanya kecenderungan mengembang dalam ummat Islam di dunia ke arah persatuan dan peleburan dalam satu persudaraan Islam yang bertujuan memutuskan rantai-rantai penjajahan asing … Indonesia menyokong Pakistan sepenuhnya. Indonesia negeri Islam dan akan berjuang di barisan kaum Muslimin.”
BELANDA BERAKSI Pengakuan Mesir terhadap Indonesia tidak serta merta didapatkan dengan cara yang mudah, tetapi melewati proses yang cukup panjang dan heroik. ! Aksi Militer Belanda Pertama Setelah Indonesia resmi memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945 dan juga telah mendapat pengakuan dari Negara Mesir pada 22 Maret 1946 pihak Belanda tidak begitu saja tinggal diam atas tindakan Indonesia tersebut. Pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda melancarkan Aksi Militer terhadap Indonesia dengan tujuan untuk menghancurkan Negara yang baru saja mendapatkan pengakuan internasional dari Negara Mesir.
TINDAKAN PEMERINTAH INDONESIA Ketika Belanda melancarkan Aksi Militernya delegasi Indonesia yang masih berada di Timur tengah segera menghubungi pemerintah mesir, perwakilan-perwakilan Arab dan Islam di Kairo dan Sekjen Liga Arab A.R. Azzam Pasya yang berada di New York guna membantu apa yang sedang dihadapi Indonesia. Kepala Negara Arab berupaya menyokong perjuangan Indonesia. Delegasi Indonesia ingin melakukan perlawanan dengan cara menjalankan politik bumi hangus, yaitu kami akan merasa lebih baik negeri kami hancur lebur dari pada hidup tentram, sedang kemerdekaan dan kehormatan kami di injak-injak.
KONTRIBUSI MESIR TERHADAP INDONESIA KontribusiKonkretdariPascaagresimiliterBelanda ke-1, 21 juli 1947, pada 9 Agustuskapal "Volendam" milikBelandapengangkutserdadudansenjatatelahsampai di Port Said. RibuanpendudukdanburuhpelabuhanMesirterutamadariaktifisIkhwanulMusliminberkumpul di pelabuhanitu. Merekamenggunakanpuluhan motor-boat denganbenderamerah-putihberkeliaran di permukaan air gunamengejardanmenghalau motor-motor-boat perusahaanasing yang inginmenyuplai air & makananuntukkapal "Volendam" milikBelanda yang berupayamelewatiTerusan Suez, hinggakembalikepelabuhan.
RESPON RAKYAT MESIR TERHADAP PERJUANGAN INDONESIA • Simpati rakyat Mesir terhadap perjuangan di Indonesia antara lain juga diperlihatkan pada rapat umum partai-partai politik dan organisasi massa pada 30/7/1947, di antara pembicara bahkan terdapat (Presiden) Habib Burguiba dari Tunisia dan Allal A Fassi, pemimpin Maroko. Rapat umum itu menyetujui satu resolusi. Antara lain: • 1. Pemboikotan barang-barang buatan Belanda di seluruh negara-negara • Arab. • 2. Pemutusan hub diplomatik antara negara-negara Arab dan Belanda • Penutupan pelabuhan-pelabuhan dan lapangan-lapangan terbang di • wilayah Arab terhadap kapal-kapal dan pesawat-pesawat Belanda • (secara konkret poin ini dilaksanakan di Terusan Suez). • 3. Pembentukan tim-tim kesehatan untuk menolong korban-korban agresi • Belanda (secara konkret Mesir mengirim misi Bulan Merah ke Indonesia • lengkap dengan obat, alat kesehatan dan tim dokter).
MESIR MENGAKUI DE FACTO NEGARA INDONESIA Pengakuan de facto berarti pengakuan terhadap suatu fakta ,pengakuan sementara yang diberikan negara lain dalam hal untuk mengadakan hubungan dengan negara yang akan diakui tetapi hanya bersifat sementara. Biasanya hanya melaksanakan pertukaran-pertukaran wakil khusus. Ditandai dengan respon positif yang dilakukan pemerintah Indonesia melalui Panitia Pusat yang dipimpin Haji Agus Salim beserta delegasi lainnya AS Baswedan, Mr. Nazir dan Profesor Dr Rasyidi yang langsung terbang ke Mesir semenjak Mesir telah lebih dahulu mengunjungi Indonesia pasca pengakuan pada 22 Maret 1946. Kemudian dari pihak Mesir telah resmi mengakui de facto wakil Indonesia yang diwakili Panitia Pusat.
MESIR MENGAKUI DE JURE NEGARA INDONESIA Pengakuan de jure bersifat pengakuan penuh , dilakukan secara yuridis dan tidak dapat ditarik kembali. Dibuktikan diakuinya Indonesia secara de jure oleh Mesir pada 18 November 1946 melalui pertemuan para menteri luar negeri negara-negara Liga Arab dimana mereka menetapkan resolusi tentang pengakuan kemerdekaan Indonesia sebagai negara merdeka dan berdaulat penuh. Indonesia bisa menjadi pembahasan pada pertemuan tersebut didasari oleh kinerja Panitia pusat yang sebelumnya telah bernegosiasi dengan Kerajaan Mesir pada saat itu yaitu Raja Faruk, dan juga didasari oleh rasa simpati kalangan negara arab yang mayoritas muslim mendengar lahirnya negara baru yang mayoritas berpenduduk muslim yakni Indonesia Setelah resmi Indonesia diakui baik secara de facto dan de jure oleh Mesir, Hubungan antara Indonesia Mesir menjadi tambah erat. Hal ini ditandai dengan mengadakan perjanjian persahabatan, hubungan diplomatic dan perdagangan antara Indonesia-Mesir. Maka Pada 10 Juni 1947 ditandatanganilah perjanjian tersebut di Kementerian Luar Negeri Mesir. Dari pihak Mesir yang menandatangani Menteri Luar negeri Fahmi Nokrasyi Pasya, dan dari pihak Indonesia oleh Menteri muda luar negeri Haji Agus Salim.
SIDANG DEWAN KEAMANAN PBB Pengakuan yang diberikan Mesir secara de facto kepada Indonesia pada 22 Maret 1946 didahului dengan dibahasnya Masalah Indonesia pada sidang Dewan Keamanan PBB dikarenakan status Indonesia pada saat itu yang sedang di jajah Belanda. Lalu hal tersebut mendapat reaksi dari negara liga arab untuk membahas bersama dewan keamanan. Inilah hasil positif pada sidang tersebut salah satunya, mempercepat pengakuan negara-negara arab yang gunanya membuka jalur bagi wakil Indonesia(Bung Syahrir dan Agus Salim) untuk ikut serta dalam sidang Dewan Keamanan PBB di kemudian hari.
RESPON NEGARA ARAB LAINNYA (Liga Arab) Setelah itu Raja Faruk yaitu pemimpin Mesir secara tegas dan de facto mengakui Indonesia yang sebelumnya Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaannya. Hal itulah yang membuat semangat kalangan Panitia Pusat Indonesia untuk segera bernegosiasi dengan seluruh negara negara di liga arab untuk turut serta mengikuti jejak Mesir yang pertama kali mengakui Indonesia secara de facto. Akhirnya sejumlah negara turut serta mengikuti jejak Mesir... IRAK LEBANON SYRIA YAMAN
KONDISI SAAT INI Hubungan antara negara Indonesia dan negara Mesir tidak hanya sebatas pada periode kemerdekaan itu saja,namun hingga kini keduanya terus menjamin hubungan baik di segala bidang.Hubungan baik antara Indonesia dengan Mesir dan negara-negara Arab diperkuat lagi atas dasar keagamaan,persaudaraan serta kekeluargaan.
HIDUP YANG TAK DI PERJUANGKAN TAK DAPAT DI MENANGKAN -SUTAN SYAHIR-.