470 likes | 1.62k Views
RESPON TUBUH TERHADAP CEDERA. Oleh: Alfyana Nadya R.,Mkep STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA. Tujuan. Tujuan Umum: Setelah mengikuti perkuliahan selama 2x50 menit diharapkan mahasiswa mengetahui respon tubuh terhadap cedera secara umum Tujuan Khusus :
E N D
RESPON TUBUH TERHADAP CEDERA Oleh: Alfyana Nadya R.,Mkep STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
Tujuan • Tujuan Umum: Setelah mengikuti perkuliahan selama 2x50 menit diharapkan mahasiswa mengetahui respon tubuh terhadap cedera secara umum • TujuanKhusus: Mengetahui peran Leukosit dalam proses peradangan Mengetahui proses penyembuhan luka
Reaksi Peradangan • Peradangan merupakan reaksi vaskular yang hasilnya merupakan pengiriman cairan, zat-zat terlarut dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstisial pada daerah cedera atau nekrosis
Peradangan • Merupakan gejala yang menguntungkan bagi tubuh • Peradangan sebagai suatu pertahanan dimana hasil dari proses peradangan adalah netralisasi dan pembuangan agen penyerang, penghancuran jaringan nekrosis dan pembentukan keadan yang dibutuhkan untuk pemulihan
Tanda Pokok Peradangan
Rubor (Kemerahan) • Merupakan hal pertama yang yang terlihat didaerah peradangan • Saat reaksi peradangan, ateriol yang mensuplai daearah tsb melebar sehingga lebih banyak darah mengalir ke mikrosirkulasi lokal. • Kapiler yang sebelumnya kosong atau terisi sebagian dengan cepat akan terisi penuh dengan darah
Kalor ( Panas ) • Daerah peradangan pada kulit menjadi lebih panas dari sekelilingnya, karena darah yang disalurkan tubuh ke permukaan daerah yang mengalai peradangan lebih banyak daripada daerah yang normal.
Dolor ( Nyeri ) • Dolor merupakan rasa sakit akibat dari proses peradangan • Rasa sakit disebabkan karena adanya perubahan konsentrasi lokal ion-ion yang merangsang ujung-ujung saraf. Penyebab lain yaitu pengeluaran zat kimia seperti histamin yang juga merangsang saraf-saraf. • Pembengkakan jaringan yang mengalami peradangan menyebabkan peningkatan tekanan lokal sehingga menimbulkan rasa sakit
Tumor ( Pembengkakan ) • Pembengkakan timbul karena pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstisial • Campuran dari cairan dan sel yang tertimbun di daerah peradangan disebut eksudat
Fungsio laesa ( Perubahan Fungsi) • Perubahan fungsi yang terjadi karena adanya pembengkakan, nyeri, sirkulasi abnormal dan lingkungan kimiawi lokal yang abnormal
Leukosit • Leukosit(WBC) adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik yang berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. • Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh • Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler/diapedesis. • Nilai normal untuk jumlah leukosit dalam individu dewasa 4000 -10000/mm3 sel darah putih.
Peran Leukosit dalam Proses peradangan • Jumlah tiap jenis leukosit yang bersirkulasi dalam darah perifer dibatasi dengan ketat, tetapi diubah “sesuai kebutuhan” jika timbul peradangan. • Peran setiap jenis leukosit berbeda dalam proses peradangan
Granulosit • Merupakan golongan leukosit yang terdiri atas netrofil, eosinofil dan basofil. • Sel pertama yang diproduksi dalam jumlah besar saat peradangan adalah netrofil • Netrofil mampu bergerak aktif dan mampu menelan berbagai zat dengan proses yang disebut fagositosis • Eosinofil berperan dalam membri respon terhadap rangsangan kemotaktik (zat toksik terhadap parasit), mencerna partikel dengan cara fagositosis, dan mematikan mikroorganisme • Basofil memberi respon terhadap sinyal kemotaktik yang dilepaskan dalam perjalanan reaksi imunologis. Basofil jumlahnya sangat sedikit dalam eksudat.
Manosit • Dalam aliran darah disebut manosit, dalam eksudat disebut makrofag • Fungsi makrofag sama dengan netrofil yaitu sel yang bergerak aktif, memberikan respon terhadap rangsangan kemotaksis, fagosit aktif, dan mampu mematikan serta mencerna berbagai agen
Perbedaan Manosit & Netrofil • Netrofil • berumur pendek < 1 minggu • Tidak mampu melakukan pembelahan sel dan mensintesis enzim pencernaan • Manosit (Makrofag) • mampu bertahan > 1minggu dalam jaringan • Mampu membelah dan mensintesis enzim intraseluler
Limfosit • Terdapat dalam eksudat dalam jumlah yang sangat kecil tapi dalam waktu yang sangat lama (sampai kronik) • Fungsi limfosit berada dalam bidang imunologis
Proses Penyembuhan Luka
LUKA luka adalah rusak atau terputusnya kontinuitas jaringan tubuh
Proses Penyembuhan Luka • Penyembuhan luka merupakan suatu proses penggantian jaringan yang mati/rusak dengan jaringan baru dan sehat oleh tubuh dengan jalan regenerasi. • Luka dikatakan sembuh apabila permukaannya dapat bersatu kembali dan didapatkan kekuatan jaringan yang mencapai normal.
Penyembuhan Luka Primer • Merupakan jenis penyembuhan luka dimana pinggir luka saling didekatkan agar penyembuhan luka dapat terjadi • Misalnya pada luka insisi pembedahan • Tepi luka dihubungkan oleh sedikit bekuan darah yang fibrinnya bekerja sbg lem—terjadi peradangan akut pada tepi luka—makrofag memasuki bekuan darah dan mulai menghancurkan—terjadi pertumbuhan kedalam o/ jaringan granulasi didaerah yg ditempati bekuan darah—luka mjd jaringan parut—epitel regenerasi menebal dan matang shg menyerupai kulit didekatnya
Penyembuhan Luka Sekunder (disertai granulasi) • Proses identik dg penyembuhan primer • Perbedaan : lebih banyak granulasi yang terbentuk,proses lebih lama dan jaringan parut yang lebih besar • Pada luka besar granulasi menutupi dasar luka sbg lapisan lembut dan mudah berdarah, atau keadaan lain yaitu granulasi tumbuh nyata dibawah keropeng dan terjadi regenerasi epitel dibawah keropeng.
Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka & Peradangan
Sirkulasi darah • Jika suplai darah kurang maka proses peradangan berjalan lambat, infeksi menetap dan proses penyembuhan yang tidak sempurna
Suplai Leukosit • Penderita penyakit keganasan mengalami gangguan dalam menghasilkan eksudat selular dalam sumsum tulang sehingga fungsi dan jumlah leukosit terganggu dan mudah terkena infeksi
Status Gizi • Proses penyembuhan tergantung pada proliferasi sel dan aktivitas sintetik khususnya sensitif terhadap defisiensi suplai darah lokal dan peka terhadap keadaan gizi penderita
Aspek Sistemik pada Peradangan
Demam • Merupakan fenomena umum yang menyertai proses peradangan lokal • Penyebab demam yaitu dilepaskannya pirogen endogen dari netrofil dan makrofag. Zat ini mempengaruhi pusat pengatur suhu tubuh di hipotalamus dan menimbulkan demam.
Perubahan Hematologis • Peradangan mempengaruhi proses maturasi dan pengeluaran leukosit dari sumsum tulang yang mengakibatkan kenaikan jumlah suatu jenis leukosit disebut leukositosis • Protein darah juga mengalami perubahan bersamaan dengan perubahan laju endap darah.
Perubahan Metabolisme dan Endokrin • Reaksi peradangan lokal sering diiringi berbagai gejala “konstitusional” berupa malaise, anoreksia dan kelemahan fisik