E N D
Teori Pertumbuhan Ekonomi Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, nilai PDB yangdigunakan adalah PDBberdasarkan harga konstan (PDB riil) sehingga angka pertumbuhan yang dihasilkan merupakan pertumbuhan riil yang terjadi karena adanya tambahan produksi dan bukan karena pengaruh dari perubahan harga.
Jika selang waktu hanya satu periode, tingkat pertumbuhan ekonomi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: PEt = PDB riilt – PDB riilt-1 x 100 % PDB riilt-1 Keterangan: PEt = Pertumbuhan ekonomi periode t (triwulanan atau tahunan) PDB riilt = Produk Domestik Bruto riil periode t (berdasarkan harga konstan) PDB riilt–1 = PDB riil satu periode sebelumnya.
Jika interval waktunya lebih dari satu periode, penghitungan tingkat pertumbuhan ekonomi dapat menggunakan persamaan sebagai berikut: PDB riilt = PDB riil0 (1+r)2 Keterangan: PDB riilt = Produk Domestik Bruto riil periode t (berdasarkan harga konstan) PDB riil0 = PDB riil satu periode awal atau sebelumnya r = tingkat pertumbuhan t = jarak periode
Tujuan utama daripenghitungan pertumbuhan ekonomi adalah ingin melihat apakah kondisi perekonomian makin membaik. Ukuran baik atau buruk dapat dilihat dari struktur produksi maupun dari sisi pengeluaran. Dengan melihat struktur produksi, dapat diketahui apakah ada sektor yang terlalu tinggi atau terlalu lambat pertumbuhannya.
Pembangunan dan PertumbuhanEkonomi Pembangunan ekonomi lebih luas pengertiannya daripada pertumbuhan ekonomi. Jika konsep pertumbuhan ekonomi lebih menekankan pada perubahan-perubahankuantitatif,pembangunan ekonomi menekankan pada unsur kualitatif. Pertumbuhan ekonomi hanya merupakan salah satu unsur pembangunan ekonomi. Pembangunan Ekonomi = Pertumbuhan Ekonomi + Perubahan Struktural
Pertumbuhan menunjukkan perubahan secara kuantitatif. Artinya, jika output perekonomian dari waktu ke waktu makin bertambah, dikatakan telah terjadi pertumbuhan. Perubahan menunjukkan perubahan ke arah kematangan. Kematangan dalam hal ini berarti terjadinya perubahan-perubahan yang kualitatif seperti sikap, kelembagaan, dan perubahan struktural. Ketiga perubahan tersebut saling terkait dan saling memengaruhi.
Tabel 1. Perbedaan antara Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi
Teori Pertumbuhan Ekonomi Teori ini dikembangkan oleh kaum klasik. Menurut teori tersebut, berlakunyathe law of diminishing returns menyebabkantidaksemuapenduduk dapat dilibatkan dalam proses produksi. Jika dipaksakan, akan menurunkan tingkat output perekonomian. Agar penambahan tenaga kerja dapat meningkatkan output, yang harus dilakukan adalah investasi barang modal dan sumber daya manusia yang menunda terjadinya gejala the law of diminishing returns. a. Teori Jumlah Penduduk Optimal
b. Teori Pertumbuhan Neo-Klasik Teori ini dikembangkan oleh Solow (1956) yang merupakan penyempurnaan dari teori-teori klasik sebelumnya. Fokus pembahasan teori pertumbuhan neo-klasik adalah akumulasi stok barang modal dan keterkaitannya dengan keputusan masyarakat untuk menabung atau melakukan investasi.
C. Teori Schumpeter Schumpeter menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh inovasi dan pengusaha. Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan output masyarakat yang disebabkan semakin banyaknya jumlah faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi tanpa perubahanteknologi produksi itu sendiri. Adapun pembangunan ekonomi adalahkenaikan output yang disebabkan oleh inovasi yang dilakukan oleh pengusaha.
d. Teori Harrod-Domar Teori ini dikembangkan secara terpisah dalam periode yang bersamaan oleh E. S. Domar dan R. F. Harrod. Keduanya melihat pentingnya investasi terhadap pertumbuhan ekonomi, sebab investasi akan meningkatkan stok barang modal, yang memungkinkan peningkatan output. Sumber dana domestik untuk keperluan investasi berasal dari bagian produksi (pendapatan nasional) yang ditabung.
Beberapa tokoh dari aliran historis juga memandang pertumbuhan ekonomi sebagai proses perubahan secara bertahap, di antaranya: Werner Sombart membagi menjadi empat tingkatan, yaitu: a) Volkapitalismus/prakapitalis/kapitalis purba; b) Fruhkapitalismus/kapitalis madya; c) Hochkapitalismus/kapitalis raya; d) Spatkapitalismus/kapitalis akhir. 2) Friedrich List membagi menjadi lima tingkatan, yaitu masa: a) Berburu dan mengembara; d) Kerajinan industri; b) Berternak dan bertani; e) Industri perniagaan c) Bertani dan kerajinan; .
Gambar 1.4 Werner Sombart adalah tokoh yang membagi pertumbuhan ekonomi menjadi empat tingkatan yaitu kapitalis purba, madya, raya, dan akhir.