850 likes | 1.86k Views
KARSINOMA SEL SKUAMOSA RONGGA MULUT. PRESENTASI KASUS Azmil B Atiman Benjamin Ngatio Bernardus Sandi P. ILUSTRASI KASUS. Ilustrasi Kasus. Nama : Tn. NS Usia : 39 thn Alamat : Bogor Pekerjaan : karyawan Pendidikan : SLTA Ras/Suku : Sunda. Anamnesis.
E N D
KARSINOMA SEL SKUAMOSA RONGGA MULUT PRESENTASI KASUS Azmil B Atiman Benjamin Ngatio Bernardus Sandi P
Ilustrasi Kasus Nama : Tn. NS Usia : 39 thn Alamat : Bogor Pekerjaan : karyawan Pendidikan : SLTA Ras/Suku : Sunda
Anamnesis Pasien dengan keluhan udah ada luka dan terasa ada pembengkakan. Bila menelan terasa sakit kira-kira 2 bln. Di bawah lidah ada bengkak, bag leher ada bengkak. Kalau minum air sakit di daerah leher. Lidah juga merasa gatal. Benjolan leher sudah kira2 1 bln terakhir. Baru minum obat antibiotik. Saat ini antibiotik sudah tidak diminum slm 1 mggu. Awalnya spt sariawan di lidah sblh kanan, sdh pakai obat kumur betadine + abothyl. Sariawan pernah sembuh, muncul lagi, kmdn tjd p’bengkakan di lidah kanan. Sariawan awal sembuhnya 1 bln.
Bila makan makanan manis menetap lama rasanya. Mati rasa (-), rasa nyut2 (+) di bwh lidah, nyut2 bisa sampai daerahh di bwh telinga, riw lidah tgigit (-), riw keluarga dgn sakit yg sama (-0, bleeding gusi (-). Ludah lbh bnyk terutama malam hari hingga terbangun dr tdr sbnyk 4 – 5x utk meludah. Rasa haus btambah (-). Non smoker 4 bln ini. Dulu merokok 2 bks/hr slm 18 thn. Riw sariawan sblmnya (-). Riwayat pakai obat kumur Listerine (1 hari 3x slama 1 thn utk mendapat efek segar, kdg beli kdg tdk/ tdk selalu bkesinambungan). Abothyl dipakai ½ botol.
Riwayat Sosial • Menikah thn 2001 • 2 anak ( 6 thn dan 4 thn) Riw penyakit Sistemik disangkal
Pemeriksaan Ekstra Oral Kelenjar limfe: Submandibula (-) Submental (-) Servikal kanan (+), kenyal sakit (-) kiri (-) Bibir tdk ada kelainan, fordyce granule (+) Wajah asimetri kanan > kiri Kel ludah lingualis teraba keras fluktuatif, pembsran kira2 3 cm, sakit (-)
Pemeriksaan Intra Oral Kebersihan mulut Kalkulus sub gingiva (+), supra gingiva (+) Stain (+), debris (+) Gingiva pigmentasi susp merokok Kel parotid pembsran, difus, nyeri (-) Mulut kering, ludah kental, berbuih Gigi geligi missing di gigi 8 kanan atas dan gigi 8 kiri bawah
Mukosa bukal, mukosa labial, Palatum durum dan Palatum Mole tdk ada kelainan Lidah dorsum Pgerakan lidah: nyeri (+), protraksi terhambat/terfiksasi Pgerakan lidah ke kanan tdk bs oleh karena sakit Lidah ventral Lateral kanan ulserasi p x l = 3 x 1 cm kedalaman kira2 1 cm; 0,5 cm, nekrotik area (-), daerah ulserasi sampai dasar mulut, indurasi (+), nyeri tekan (+) Dasar mulut ada keterlibatan ulserasi pd dasar mulut kanan Perabaan muara kel parotid scr 10 (+)
Diagnosis • Susp KSS Rencana perawatan KIE : utk kontrol ke OM bila perlu selama masa perawatan konsul ke bedah onkologi
EPIDEMIOLOGI • Kankerronggamulutmerupakansalahsatukanker yang paling banyakprevalensinyadiberbagaibelahandunia, danmerupakansatudarisepuluhpenyebabkematian yang paling sering. • Di AmerikaSerikat, tiaptahunterdiagnosislebihdari 1 jutapenderitabarukanker, penderitabarukankermulutdanorofaringterdiagnosismendekati 3% darikeseluruhanpenderitabaru.
Pada laki-laki, kanker mulut menempati 4% dari seluruh kanker yang ada di tubuh dan 2% kematian akibat kanker. • Sedangkan pada wanita, kanker mulut menempati 2% dari seluruh kanker yang ada di tubuh dan 1% kematian akibat kanker.
Kankermulutmerupakankanker yang dihubungkandenganpeningkatanusia. 95% kasusmunculpadaorang-orangdenganusialebihdari 40 tahun, dengan rata-rata terjadipadausia 60 tahun. • Padaumumnyakankermulutmelibatkanlidah, orofaring, dandindingmulut. Lidah, gusi, lidahbagian dorsal, danpalatumjarangmenjadilokasikankermulut. • Jeniskankermulut yang paling seringyaitukankerselskuamosa.
Etiologi dan faktor resiko • Usia > 40 tahun • penurunan imunitas • akumulasi perubahan genetik • durasi terekspos oleh inisiator dan promoter (termasuk iritan kimia, fisika, virus, efek hormon, penuaan sel, penurunan imunitas)
Tembakau (rokok ataupun dikunyah) • Karsinogen : a. Nitrosamin (nikotin) b.Hidrokarbon aromatik polisiklik c. Nitrosodicthanolamine d.Nitrosoproline e.Polonium • Alkohol Alkohol + tembakau EFEK SINERGISTIK
Patogenesis • Sel normal displasia lesi maligna • Lesi displasia (kriteria histomorfologi) • Ringan: sel yang mengalami displasia ringan terbatas pada lapisan basal epitelium • Sedang dan Parah perubahan morfologi seluler
Karsinoma in situ : lesi yang meliputi seluruh lapisan epitel dengan sel-sel abnormal, tapi tanpa invasi ke membran basal Karsinoma didiagnosis jika lesi telah menginvasi membran basal dan menginvasi jaringan penyambung.
TUMOR JINAK ATAU GANAS ? • Biopsi : • Pada tumor jinak gambaran berupa parakeratosis, ortokeratosis, hyperkeratosis, akartosis, hiperplasipedo, epitekomatus dan sel-sel radang akut serta kronis. • Tumor jinak yang cenderung berubah ke arah keganasan gambaran sel epitel yang abnormal, mengalami perubahan ukuran, morfologi, orientasi dan kematangan. • Karsinoma in situ bila sel mengenai membrane basal • Tumor ganas atau kanker adanya sel-sel abnormal pada seluruh bagian epithelium dan sel abnormal ini sampai melewati membrane basal menembus jaringan di bawahnya.
Secara klinis, tumor ganas dapat memiliki gambaran : • Gambaran tumor tidak uniform, kasar, bergranul. • Penyebaran ke kelenjar limfe regional, membesar, keras, sulit digerakkan. • Gejala sistemik berat, dapat terjadi kaheksia. • Metastasis
Kanker mempunyai karakteristik berbeda dengan tumor jinak karena: • Kanker / neoplasma ganas tidak berkapsul, mengadakan invasi dan merusak jaringan asalnya. • Mempunyai kemampuan yang tidak terkendali untuk berkembang tidak wajar/abnormal dibanding pertumbuhan sel normal. • Sel kehilangan sifat berdiferensiasi dan cenderung menjadi sel primitif/muda. • Dapat terjadi metastasis pada lokasi yang jauh dari tumor induknya/primernya.
Lesi Pre kanker • Lesi pre kanker pada bahasan disini terbagi menjadi: • Lesi pre kanker • Leukoplakia • Eritriplakia • Keadaan/kondisi pra kanker • Liken planus • Fibrosis submukosa
Lesi Pra Kanker • Deteksi : Toluidine blue nilai jaringan • Penilaian tergantung dari penglaman dan pengetahuan penilai dan klinis. • Minimal, diketahui area yang akan dibiopsi • Hasil positif lesi inflamasi dan ulseratif • Hasil negatif palsu tidak umum • Kontrol 14 hari beri waktu pada lesi untuk mengecil atau menghilang.
Leukoplakia • Lesi putih pada mukosa mulut, tidak hilang dengan digosok dan tidak dapat diklasifikasikan sebagai lesi lain. • Biasanya di mukosa bukal pola plak multipel • Leukoplakia halus penggunaan tembakau. • Oral Hairy Leukoplakia sering di pinggir lateral lidah pada pasien dengan imunosupresi kronik, infeksi virus Epstein- Barr.
Eritroplakia • Analog leukoplakia, beda warna • Risiko lebih besar untuk menjadi displasia/ keganasan (4-7 kali)
Keadaan/ Kondisi Pra Kanker Liken Planus • Merupakan penyakit mukokutaneus yang dimediasi secara imun, • Biasanya terjadi pada dewasa dan lebih sering pada wanita. • Kronik liken planus menunjukkan resiko kanker yang rendah namun dapat diukur dan kanker mulut telah diidentifikasi sebagai peninggian dari area liken planis atropik yang kemerahan.
Keadaan/ Kondisi Pra Kanker Fibrosis submukosa • merupakan penyakit dari mukosa mulut, ditandai dengan atrofi epitelial dan fibrosis dari submukosa. • Etiologi dari fibrosis submukosa tidak diketahui.
Tanda dan Gejala • Asimptomatik, teridentifikasi setelah parah • Massa di mulut dan leher, pembesaran KGB • Disfagia, bahkan odinofagia, otalgia • Gerakan mulut terbatas,gangguan/hilangnya fungsi lidah, pengaruhi bicara, menelan dan makan. • Perdarahan di mulut (jarang) • Perubahan jaringan : warna, ulserasi
Klasifikasi Tumor Rongga Mulut dan Orofaring (WHO) • Tumor epitel ganas • Lesi Prekusor Epitelial • Tumor jinak epithelial • Tumor kelenjar ludah • Tumor jaringan lunak • Tumor hematolimfoid • Melanoma mukosa ganas • Tumor sekunder
1.Karsinoma sel skuamosa Karsinoma verukosa Karsinoma sel skuamosa basaloid Karsinoma sel skuamosa papiler Karsinoma sel spindel Karsinoma sel skuamosa akantoliltik Karsinoma adenoskuamosa Karsinoma kunikulatum 2.Karsinoma Limfoepitelial Tumor epitel ganas
Tumor jinak epithelial 1. Papiloma • Papiloma sel skuamosa dan veruka vulgaris • Kondiloma akuminatum • Hyperplasia epithelial fokal 2. Tumor sel granular 3. Keratoakantoma
1. Karsinoma kelenjar ludah Karsinoma sel asinus Karsinoma mukoepidermoid Karsinoma kistik adenoid Adenokarsinoma polimorfus low-grade Adenokarsinoma sel basal Karsinoma epithelial-myoepitelial Karsinoma clear sel Kistadenokarsinoma Adenokarsinoma musinus Karsinoma onkositik Karsinoma duktus kelenjar ludah Tumor kelenjar ludah
Tumor kelenjar ludah 2. Adenoma kelenjar ludah • Adenoma pleomorfik • Myoepithelioma • Adenoma sel basal • Adenoma kanalikular • Papiloma duktus • Kistadenoma
Tumor jaringan lunak • Sarkoma Kaposi • Limfangioma • Tumor kondromiksoid ektomesenkimal • Musinosis oral fokal • Epulis sel granular congenital
1. Limfoma sel B besar difus 2. Limfoma sel mantle 3. Limfoma folikular 4. Tipe MALT dari limfoma sel ekstranodal zona marginal sel B 5. Limfoma Burkitt 6. Limfoma sel T 7. Plasmasitoma ekstramedular 8. Histiositosis sel Langerhans 9. Sarcoma ekstrameduler myeloid 10. Tumor/sarcoma sel dendritik folikular Tumor hematolimfoid
DIAGNOSIS Prinsip utamanya adalah dengan menegakkan diagnosis kanker secara histopatologi dan menentukan apakah ada keganasan juga di tempat lain Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan terpenting dan diagnostiknya adalah dengan biopsi.
BIOPSI Pada awal dapat dilakukan toluidin blue, pemeriksaan ini juga dipakai untuk membantu menentukan lokasi biopsi. Pengambilan jaringan harus adekuat Jaringan yang adekuat untuk pemeriksaan harus sampai ke jaringan di bawah membran basal dan mengikutsertakan jaringan normal. Displasia atau atipia menggambarkan sejumlah kelainan seluler yang termasuk perubahan morfologi dan ukuran sel, peningkatan gambaran mitosis, hiperkromatisme, perubahan dari orientasi dan maturasi sel normal.
PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Darah termasuk : Tes fungsi hati, Darah Perifer Lengkap, Ureum-creatinine dan elektrolit, Serum kalsium, Serum ferritin, alpha-antitrypsin, dan alfa-antiglikoprotein Radiografi intraoral & dental, untuk membantu melihat keterlibatan tulang di sekitar tumor. Computed Tomography (CT) dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) digunakan untuk membantu evaluasi klinis dan proses staging tumor primer dan kelenjar limfe regional (perluasan lokal dari penyakit dan mengidentifikasi metastasis ke kelenjar limfe) CT scanning untuk mengevaluasi keterlibatan tulang kortikal, sedangkan MRI untuk mengevaluasi perluasan ke jaringan lunak dan keterlibatan neurovascular bundle. Radiografi dada untuk melihat metastasis ke paru, karena merupakan tempat metastasis yang sering