190 likes | 642 Views
MATERI KEWIRAUSAHAAN (ENTREPREUNERSHIP). Oleh : Ir . Tri Erina, MM, MBA. MUTIARA KEGIATAN WIRAUSAHA MENURUT ISLAM. Motif Berwirausaha dalam Bidang Perdagangan Dagang Buat Cari Untung?
E N D
MATERI KEWIRAUSAHAAN(ENTREPREUNERSHIP) Oleh : Ir. Tri Erina, MM, MBA
MUTIARA KEGIATAN WIRAUSAHA MENURUT ISLAM Motif Berwirausaha dalam Bidang Perdagangan Dagang Buat Cari Untung? Jika ini yang menjadi tujuan usahanya, maka seringkali mereka menghalalkan berbagai cara untuk mencapai tujuan tersebut. Adalah sifat tidak baik apabila orang banyak berbicara dan banyak bohongnya, bila dipercaya selalu khianat, bila berjanji sering ingkar, punya utang selalu ditunda pembayarannya, bahkan mengelak untuk membayar, bila punya kekuasaan ia menindas dan mempersulit orang lain, tidak pernah ia memberi kemudahan dalam hal yang menjadi wewenangnya. Atau dalam menagih piutang, ia bisa berlaku tidak manusiawi dan sebagainya. Perilaku demikian sangat ditentang dalam ajaran Islam, seperti diungkapkan dalam sebuah hadis yang artinya: Allah mengasihi orang yang bermurah hati waktu menjual, waktu membeli dan waktu menagih utang.
Berdagang adalah Hobi Konsep berdagang adalah hobi, kebanyakan dianut oleh para pedagang Cina. Inilah suatu karakter dari orang Cina yang selalu berusaha tampil baik agar dipercaya orang lain, dan iapun selalu menguji kejujuran orang lain. Berdagang adalah Ibadah Bagi orang Muslim, kegiatan berdagang sebenarnya lebih tinggi derajatnya, yaitu dalam rangka beribadah kepada Allah SWT. Berdagang adalah sebagian dari hidup kita yang harus ditujukan untuk beribadah kepada-Nya, dan wadah untuk berbuat baik kepada sesama. Ada sebuah hadis yang menyatakan: “Sekali-sekali tidaklah seorang Mukmin akan merasa kenyang (puas) mengerjakan kebaikan, sampai puncaknya ia memasuki surga” (HR. Tirmidzi). Hadispun mengingatkan kepada kita bahwa: “Sesungguhnya amal itu berdasarkan niat, dan sesungguhnya bagi setiap manusia pahala menurut apa yang diniatkannya” (Muttafaq’alaih).
Misalnya, seorang pedagang membeli barang ke pabrik atau grosir, kemudian diangkut ke tempatnya berdagang, niatkan bahwa itu ibadah kita, agar memberi kemudahan kepada pembeli yang membutuhkan barang itu. Berdasarkan niat kita di atas, maka para pembeli tidak perlu pergi jauh-jauh ke kota atau ke pabrik untuk membeli satu jenis barang. Kemudian kita jual barang itu dengan harga yang tidak terlalu tinggi, dengan niat dapat membantu mensejahterakan kehidupan masyarakat. Berbuat Baik Dapat Menenangkan Otak dan Menyehatkan Badan Berwirausaha memberi peluang kepada seseorang untuk banyak berbuat baik, bukan sebaliknya. Misalnya membantu kemudahan bagi orang yang berbelanja, kemudahan memperoleh alat pemenuhan kebutuhan, pelayanan cepat memberi potongan, memuaskan hati konsumen, dan sebagainya.
Hal tersebut diungkapkan dalam sebuah buku yang berjudul “The Healing Brain” (Otak yang menyembuhkan) yang ditulis oleh Robert Ornstein dan Dokter David Sobel, yang telah memenangkan American Health Award (Majalah Tempo, 25 Juni 1988). Diungkapkannya bahwa fungsi otak yang utama bukan untuk berfikir, tetapi untuk mengendalikan sistem kesehatan tubuh. Menurutnya, vitalitas otak dalam menjaga kesehatan ternyata banyak bergantung pada frekuensi perbuatan baik. Manusia adalah makhluk sosial, bergaul, bermuamalah, bekerjasama, tolong menolong, dan kegiatan komunikasi dengan orang lain adalah sebuah aspek kerja otak.
Perintah Kerja Keras Berusaha dalam bidang bisnis dan perdagangan adalah usaha kerja keras. Menurut Murphy dan Peck,guna mencapai sukses dalam seseorang, harus dimulai dengan kerja keras. Setelah itu diikuti dengan mencapai tujuan dengan orang lain, penampilan yang baik, keyakinan diri, membuat keputusan, pendidikan, dorongan ambisi, dan pintar berkomunikasi. Sebagai seorang Muslim, kita dituntut agar tidak hanya mementingkan atau mengutamakan kerja keras untuk dunia saja atau akhirat saja, tetapi ditengah-tengah antara keduanya, maksudnya jangan sampai kita dilalaikan oleh pekerjaan mencari harta saja, tapi berusahalah dan selalu dekat kepada Allah SWT. Seperti dinyatakan dalam Al-Quran, yang artinya : Carilah kebahagiaan yang telah disediakan Allah di akhirat kelak, dan jangan kalian melupakan kebahagiaan kalian di dunia ini (QS. Al-Qashas : 77).
Berusaha dan kerja keras sangat ditekankan oleh Rasululloh Saw., kita tidak boleh berpangku tangan, mengharapakan rizki hanya dengan berdoa saja. Berdoa tanpa usaha tidak ada gunanya. Diriwayatkan bahwa Umar bin Khatab selesai salat menjumpai sekelompok orang yang membenamkan dirinya di mesjid, dengan alasan tawakkal dan berdoa kepada Allah, maka beliau memperingatkan: Janganlah sekali-kali di antara kalian ada yang duduk-duduk malas mencari rizki dan membaca doa Ya Allah limpahkanlah rizki kepadaku, padahal mereka mengetahui bahwa dari langit tidak akan turun hujan emas dan perak. Oleh sebab itu, kita harus rajin berusaha di samping tetap berdoa. Seperti ditekankan oleh Rasululloh Saw.: Apabila kalian selesai salat subuh, jangan kalian tidur dan malas mencari rizki. (HR. Thabarani)
Perdagangan Pekerjaan Mulia dalam Islam Jika kita tinjau pekerjaan dagang sebagai suatu bagian dari bisnis, maka pekerjaan dagang ini mendapat tempat terhormat dalam ajaran agama. Dalam Al-Quran Allah berfirman, yang artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba (QS. Al-Baqarah: 275). Secara lengkap arti Surat A-Baqarah: 275 sebagai berikut: Orang-orang yang makan riba, tidak dapat berdiri melainkan ia berdiri seperti orang yang kemasukan setan. Mereka mengatakan bahwa jual beli itu sama saja dengan riba. Barangsiapa yang telah sampai seruan ini kepadanya, dan berhenti memakan riba, maka baginya apa yang telah diperolehnya itu, dan urusannya kembali kepada Allah. Dan barangsiapa yang masih meneruskan praktik riba, maka mereka adalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
Perilaku Terpuji dalam Perdagangan Menurut Imam Al-Ghazali ada enam sifat perilaku yang terpuji dilakukan dalam perdagangan, yaitu: Tidak mengambil laba lebih banyak, seperti yang lazim dalam dunia dagang. Membayar harga agak lebih mahal kepada pedagang miskin, ini adalah amal yang lebih baik daripada sedekah biasa. Artinya jika anda membeli barang dari seorang penjual yang keadaannya miskin, maka lebihkanlah pembayaran dari harga semestinya. Memberi potongan kepada pembeli yang miskin, ini akan memiliki pahala yang berlipat ganda. Bila membayar utang, pembayarannya dipercepat dari waktu yang telah ditentukan.
Membatalkan jual beli, jika pihak pembeli menginginkannya. Ini sejalan dengan prinsip “Customer is King” dalam ilmu marketing. Bila menjual bahan pangan kepada orang miskin secara cicilan, maka jangan ditagih bila orang miskin itu tidak mampu untuk membayarnya, dan membebaskan mereka dari utang jika meninggal dunia. Manajemen Utang Piutang Orang yang terlilit utang, kemudian lemah imannya, maka mereka bisa terjerumus ke perbuatan yang lebih hina, misalnya bunuh diri. Benarlah Rasululloh yang selalu berdoa: Ya Allah, saya mohon perlindungan-Mu daripada duka cita dan kesedihan, saya mohon perlindungan-Mu daripada kelemahan dan kemalasan, saya mohon perlindungan-Mu daripada tumpukan utang dan tekanan orang (HR. Abu Daud).
Dilain pihak ada pula orang yang senang menunda pembayaran utangnya, walaupun sebenarnya ia mampu melunasi atau mencicil. Siapa saja orang yang berutang, sedang ia sengaja untuk tidak membayarnya, maka ia akan bertemu dengan Allah sebagai pencuri. (HR. Ibnu Majah dan Baihaqi). Dosa utang ini tidak akan hapus sebelum dibayar atau dibayarkan, bahkan orang yang mati syahidpun dosa utangnya tidak berampun. Akan kuampuni orang yang mati syahid semua dosanya kecuali utangnya (HR. Muslim). Yang memberi pinjaman, niatkan untuk ikut membantu meringankan beban sesama, ikut mengatasi kesulitan orang atau meningkatkan kesejahteraan orang lain, bukan menyengsarakan orang.
Membina Tenaga Kerja Bawahan Tenaga kerja yang dipekerjakan di perusahaan adalah partner pengusaha. Tidak boleh terjadi pertentangan kepentingan pengusaha dengan pekerja, sebab mereka saling membantu dalam menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat banyak. Oleh karena itu, pengusaha harus memberikan upah yang layak bagi pekerjanya.