790 likes | 2.81k Views
hukum syara definisi dan deskripsi. Khithab at-Taklifi: Wajib, Sunah, Mubah, Makruh, Haram. Khithab al-Wadh’i: Syarat, Sabab, Batal, Fasad, Azimah & Rukhsah. Hukum Syara’: خِطَابُ الشَّارِعِ اْلمُتَعَلِّقُ بِأَفْعَالِ اْلعِبَادِ، بِالإِقْتِضآِء اَوْ التَّخْيِيْرِ اَوْ اْلوَضْعِ
E N D
hukum syaradefinisi dan deskripsi • Khithab at-Taklifi: Wajib, Sunah, Mubah, Makruh, Haram. • Khithab al-Wadh’i: Syarat, Sabab, Batal, Fasad, Azimah & Rukhsah.
Hukum Syara’: خِطَابُ الشَّارِعِ اْلمُتَعَلِّقُ بِأَفْعَالِ اْلعِبَادِ، بِالإِقْتِضآِء اَوْ التَّخْيِيْرِ اَوْ اْلوَضْعِ seruanpembuatsyariat (as-Syari’) yang berkaitandenganperbuatanmanusia, baikberupatuntutan (iqtidha’), pilihan (takhyir) ataupunwadhi’. Hukum Taklifi: seruan yang menjelaskanhukum-hukumperbuatanmanusia. (Wajib, Sunnah, Makruh, Haram & Mubah) Hukum Al-Wadh’i: Seruan yang mejelaskanberbagaiperkara yang dituntutolehhukumperbuatanmanusia. (as-Sabab, as-Syarth, al-Mani’, as-Shihah, al-Buthlan, Fasad, al-’Azimah & Rukhshah)
Wajib / Fardhu • ما طلبه الشارع طلبا جازما لا فرق بين أن يكون الطلب ثبت بدليل قطعي أو ثبت بدليل ظني • Perkara yang dituntut secara tegas (thalab jazim) oleh pembuat hukum (as-Syari), baik tuntutan tersebut berasal dari dalil qath’i atau dalil zhanni. • Terdapat nash dengan bentuk perintah atau yang semakna, menunjukan suatu perbuatan yang harus dilakukan, dengan tuntutan tegas. (siksa jika ditinggalkan, terus dilakukan Rasul saw, perbuatan yg berat tapi mesti dilakukan, dengan redaksi & tema yg fardhu/wajib dll)
Contoh: Kewajiban Shalat (5 waktu) • إِنَّ الصَّلاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا • Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman (QS. an-Nisa [4]: 103) • وَأَقِيمُوا الصَّلاةَ • Dan dirikanlah shalat.(QS.an-Nuur [24]: 56) • Perintah ini bersifat jazm dengan qarinah yang terdapat pada ayat lain: • مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ. قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ • ‘Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?’ Mereka menjawab: ‘Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat’.(QS. al-Mudatstsir [74]: 42-43)
Jilbab • WahaiNabi, katakanlahkepadaistri-istrimu, anak-anakperempuanmu, danwanita-wanitaMukmin, hendaklahmerekamengulurkanjilbabnyakeseluruhtubuhmereka. (QS al-Ahzâb [33]: 59) • Ummu ‘Athiyahpernahbertutur : • أَمَرَنَا رَسُوْلُ اللهِ أَنْ نُخْرِجَهُنَّ فِي اْلفِطْرِ وِاْلأَضْحَى، الْعَوَاتِقُ وَاْلحَيْضُ وَذَوَاتِ الْخُدُوْرِ، فَأَمَّا الْحَيْضُ فَيَعْتَزِلْنَ الصَّلاَةَ وَيَشْهَدْنَ الْخَيْرَ وَدَعْوَةَ الْمُسْلِمِيْنَ. قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ إِحْدَانَا لاَ يَكُوْنُ لَهَا جِلْبَابٌ. قاَلَ: لِتُلْبِسَهَا أُخْتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا • Rasulullah saw. memerintahkankami—baikiabudakwanita, wanitahaid, ataupunwanitaperawan—agar keluar (menujulapangan) padahari Raya IdulFitridanIdulAdha. Bagiparawanita yang sedanghaiddiperintahkanuntukmenjauhdaritempatshalat, tetapitetapmenyaksikankebaikandanseruanataskaum Muslim. Akulantasberkata, “YaRasulullah, salahseorangdiantarakamitidakmemilikijilbab.” Rasulullah pun menjawab, “Hendaklahsaudaranyameminjamkanjilbabnyakepadanya.” (HR Muslim) • قَالَ رَسُوْلُ اللهِ مَنْ جَرَّ ثَوْبَهُ خُيَلاَءَ لَمْ يَنْظُرِ اللهُ إِلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. فَقَالَتْ أُمُّ سَلَمَةِ: فَكَيْفَ يَصْنَعُ النِّسَاءُ بِذُيُوْلِهِنَّ؟ قَالَ: يُرْخِيْنَ شِبْرًا. قَالَتْ: إِذًا يَنْكَشِفُ أَقْدَامُهُنَّ. قَالَ: يُرْخِيْنَ ذِرَاعًا لاَ يَزِدْنَ عَلَيْهِ. • Rasulullah saw. telahbersabda, “Siapasaja yang mengulurkanpakaiannyakarenasombong, Allah tidakakanmemandangnyapadahariKiamat.” UmmuSalamahbertanya, “Lantas, bagaimanadenganujungpakaian yang dibuatolehparawanita?” Rasulullah saw. menjawab, “Hendaklahdiulurkansejengkal.” UmmuSalamahberkatalagi, “Kalaubegitu, akantampakkeduatelapakkakinya.” Rasulullahmenjawablagi, “Hendaklahdiulurkansehastadanjanganditambah.” (HR. at-Tirmidzi)
Contoh: Hukum Wajibnya Jihad • قَاتِلُوا الَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلا بِالْيَوْمِ الآخِرِ وَلا يُحَرِّمُونَ مَا حَرَّمَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَلا يَدِينُونَ دِينَ الْحَقِّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حَتَّى يُعْطُوا الْجِزْيَةَ عَنْ يَدٍ وَهُمْ صَاغِرُونَ • “Perangilahorang-orang yang tidakberimankepada Allah dantidak (pula) kepadaharikemudiandanmerekatidakmengharamkanapa yang telahdiharamkanoleh Allah danRasul-Nyadantidakberagamadengan agama yang benar (agama Allah), (yaituorang-orang) yang diberikan Al Kitabkepadamereka, sampaimerekamembayarjizyahdenganpatuhsedangmerekadalamkeadaantunduk”.(QS. At Taubah[9]:29) • Ayat ini menunjukan wajib, karena terdapat qarinah (indikasi) dari ayat lain: • إِلَّا تَنْفِرُوا يُعَذِّبْكُمْ عَذَابًا أَلِيمًا • Jikatidakberangkat,maka kalian akandiadzabdenganadzab yang sangatpedih. (QS. At-Taubah 9:39)
Mandub(Sunnah, Nafilah, Mustahabb, Tathawwu’, Tabarru) • خطاب الشارع متعلقا بطلب الفعل طلبا غير جازمأو ما يحمد فاعله شرعا ولا يذم شرعا تاركه. • SeruanpembuatSyariatuntukmelakukanperbuatandengantuntutantidakbegitutegas (ghairjazim); PerbuatanygdipujisyaradanpelakunyatidakdicelaolehSyara’ meskimeninggalkannya. • Terdapat nash syara yang menunjukan tuntutan, kemudian terdapat qarinah yang memberikan arti tarjih(dorongan)serta sifatnya yang tidak pasti. Contoh: صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ تَفْضُلُ عَلَى صَلاَةِ الْفَرْدِ بِسَبْعٍ وَعِشْرِيْنَ دَرَجَةً Shalat jamaah itu lebih utama dari shalat sendirian dua puluh tujuh derajat(al-Bukhari) Shalatjama’ahdianjurkannamunRasul saw membiarkanbeberapasahabat yang tidakberjamaah.
Haram/Mahzhur • خطاب الشارع بطلب ترك الفعل طلبا جازما. وهو الذي يذم شرعا فاعله • Seruanpembuatsyariatygmenunjukantuntutanuntukmeninggalkanperbuatandengantuntutantegas; pelakunyadicelasyara. • Terdapat nash syara yg menunjukkan tuntutan untuk meninggalkan suatu perbuatan, baik berbentuk larangan (sighat nahyi) atau yang semakna dengannya. Kemudian terdapat qarinah yang menunjukkan bahwa tuntutan (untuk meninggalkan) tersebut bersifat pasti. • Contoh: • ولا تقربوا الزنى إنه كان فاحشة وساء سبيلا • “Dan janganlahkamumendekatizina; sesungguhnyazinaituadalahsuatuperbuatan yang kejidansuatujalan yang buruk” (QS al-Isra [17]: 32)
Makruh • خطاب الشارع متعلقا بطلب الترك طلبا غير جازم، فهو المكروه. وقد عرف بأنه ما يمدح شرعا تاركه ولا يذم شرعا فاعله • Seruan Pembuat Syariat berkenaan tuntutan untuk meninggalkan suatu perbuatan tanpa ketegasan; Syara memuji yang meninggalkan perbuatan itu dan jika dilakukan tidak akan dicela syara. • Contoh: • نَهَي رَسُوْلُ اللهِ صَلىَ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ التَّبَتُّلِ • “Rasulullah SAW telahmelarangtindakanmembujang”(HR. ad-DarimidariAisyah) Perbuatan tsb dilarang Rasul saw, namun pd satu sisi Rasul saw membiarkan membujangnya beberapa sahabat yg mampu.
Mubah • ما دل الدليل السمعي على خطاب الشارع بالتخيير فيه بين الفعل والترك من غير بدل. • Seruanpembuatsyariat yang ditunjukkanolehdalilsam’i yang dalamnyaberisipilihanantaramelaksanakandanmeninggalkantanpadisertaibadal (konpensasi). • Contohnyasepertifirman Allah: • وَاشْرَبُوا مِنْ رِزْقِ اللَّهِ وَلاَ تَعْثَوْا فِي اْلأَرْضِ مُفْسِدِينَ • Makandanminumlahrezeki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan(QS. Al-Baqarah[2]:60) Perintahmakandanminumdalamayattersebutbisadipilihantaradikerjakandanditinggalkan, tanpaadakonpensasipahaladosa, atausanksibagi yang meninggalkannya.
Hukum al-Wadh'i • As-Sabab: sifat yang mengikat, yang ditunjukan dalil syariah, ia merupakan informasi (penanda) keberadaan hukum dan bukan penetapan (tasyri) hukum. Misal: - Akad adalah sebab perpindahan kepemilikan. - Nishab adalah sebab dikeluarkannya zakat. - Hilal adalah sebab dilaksanakan puasa.
Syarat & Rukun • Asy-Syarth (syarat): Sifat pelengkap masyruth (objek yang disyaratkan) dalam hal yang dituntut oleh hukum terhadapnya, atau yang dituntut oleh objek itu sendiri. - Wudhu adalah syarat Shalat. - Haul (1 thn qamariah) adalah syarat nishab zakat. • Rukun: Bagian dari substansi sebuah hukum. - Ruku adalah rukun shalat - Dua pihak yg berakad, Shighat (Ijab-Qabul) & objek akad adalah Rukun Akad.
Mani', Sah, Batil • Al-Mâni: sifat pencegah dilaksanakannya hukum, sifat tersebut ditunjukan oleh dalil. - Gila adalah penghalang tuntutan shalat. - Hutang adalah penghalang kewajiban zakat. - Pembunuhan disengaja adalah penghalang warisan. • As-Shihah (Sah): kesesuaian dengan perintah Syara’; implikasinya halal di dunia & pahala di akhirat. - Jual-Beli yang terpenuhi syarat & rukun adalah sah, artinya jual belinya halal dan akan mendapat pahala. • Al-Buthlan (Batil): tidak sesuai dgn perintah Syara’ dari asalnya.
Fasad • Fasad (rusak): Sesuatu yg asalnya sah, namun ada sebab yang mengakibatkannya menyimpang dari perintah Syara’. Artinya jika sebab itu hilang maka Fasadnya hilang. Fasad tidak terdapat dlm perkara Ibadah. - Jual Beli orang Kampung (yg tidak tahu harga pasar) dengan orang Kota adalah Jual-Beli Fasad, namun jika orang Kampung telah mengetahui harga pasar, maka menjadi sah kembali. - Perseroan (Syarikah) asalnya adlh sah jika akadnya terpenuhi badan (pengelola & pemodal) dan modal; namun jika hanya modal saja maka tidak sah.
Azimah & Rukhshah • ‘Azimahadalahhukum yang disyariatkansecaraumum yang wajibdikerjakanolehmanusia. • Sedangkanrukhshahadalahhukum yang disyariatkansebagaidispensasibagi ‘azimahkarenauzurtertentu, sementarahukum ‘azimah-nyatetaptidakberubah, namuntidakwajibdikerjakanolehmanusia. • Semuanyamestiditunjukanolehdalil, contoh: • Contoh, puasaadalahhukum ‘azimahsedangkanpembatalanpuasabagiorangsakitataubepergianmerupakanhukumrukhshah, dimanamasing-masingdinyatakanolehdalilsyar’i. Firman Allah: • Haiorang-orang yang beriman, diwajibkanataskamuberpuasasebagaimanadiwajibkanatasorang-orangsebelumkamu agar kamubertakwa, (yaitu) dalambeberapahari yang tertentu. Makabarangsiapadiantarakamuada yang sakitataudalamperjalanan (laluiaberbuka), maka (wajiblahbaginyaberpuasa) sebanyakhari yang ditinggalkanitupadahari-hari yang lain.(QS. Al-Baqarah [2]: 183-184)
Kesimpulan • Semuadeskripsitentanghukumsyara’ akanmenjadikanumat Islam tidakmudahmenghalalkanygharamdanmengharamkanyghalal; ataumewajibkanygtidakwajib, ataumengharamkansesuatupadahaltidakharam, dsb. • Umatmenjadigenerasiygcemerlang & mampumenelaahsendiridalil-dalil.