310 likes | 1.41k Views
Sumber hukum islam dan kontribusi umat islam indonesia. Arif Mustafa, S.Pd.I, M.S.I Disampaikan pada kuliah MPK UNIVERSITAS BRAWIJAYA.
E N D
Sumber hukum islam dan kontribusi umat islam indonesia Arif Mustafa, S.Pd.I, M.S.I Disampaikan pada kuliah MPK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Inilah kitab (Quran) yang diturunkan Allah swt kepada Muhammad saw, yang menjadi petunjuk untuk menuju hidup bahagia dunia dan akhirat, tetapi pada saat ini banyak orang islam tidak menggunakan sebagai pedoman, membaca dan mengkajinya, serta mengaplikasikan dalamkehidupan. Mereka lebih tertarik membaca facebook, twitter tiap pagi, siang dan sore, bagaimana dengan anda sebagai generasi penerus islam?
آلمّ(1) ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لاَ رَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَ (2) الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلوٰةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ (3) وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَا اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِاْلاخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ (4) اُولَئِٰكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَاُولَئِٰكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ (5) [البقرة/1-5] اِنَّا اَنْزَلْنَآ اِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِتَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ بِمَآ اَرَاكَ اللهُ وَلاَ تَكُنْ لِلْخَآئِنِيْنَ خَصِيْمًا [النساء/105] اِنَّ هٰذَا الْقُرْآَنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ اَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ اَجْرًا كَبِيْرًا [الإسراء/9] وَاَطِيْعُوا اللهَ وَالرَّسُوْلَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ[العمران/132]
Sumber Hukum Islam menetapkansesuatuatautidakmenetapkannya Pokok atau ushul menyembah-Nya, menuruti perintah-Nya Pokok dalam menetapkan sesuatu aturan islam dalam rangka menyempurnakan keislaman
Secara umum SHI dapat dipetakan sebagai berikut • AL-QUR'AN • Pengertianal-Qur’an Al-Qur’an berasaldari kata “qara’a”, berartimengumpulkandanmenghimpun, jugaberarti“qur’anah”, artinyabacaan. (QS. Al-Qiyamah 75 : 17-18) Al-Qur’an adalahkalamataufirman Allah yang diturunkankepada Muhammad saw. Secaralafaz, maknadangayabahasa, yang termaktubdalammushaf yang dinukilsecaramutawatir, yang bagipembacaannyamerupakanibadah. 2. Nama-namaAl-Qur’an: Al-Kitab= Tulisan yang Lengkap (QS. Al-Baqarah2:2), Al-Furqan = Memisahkan yang Haqdari yang Bathil (QS. Al-Furqon 25:1), Al-Mau’idhah = Nasihat (QS. Yunus 10:57), Asy-Syifa’ =Obat (QS. Yunus 10:57), Al-Huda = Yang Memimpin (QS. Al-Jin 72:13), Al-Hikmah = Kebijaksanaan (QS. Al-Isra 17:39), Adz-Dzikru = Peringatan (QS. Al-Hijr 15:9). 3. KedudukanAl-Qur’an: Al-Qur’an sebagaisumberutamadanpertamadariseluruhajaranIsam, berturut-turut Al-SunnahdanIjtihad.
3. Fungsi Al-Qur’an: • SebagaiMukjizatNabi Muhammad SAW (QS. Al-Isra 17: 88) • Pedomandanpetunjukhidupbagimanusia (QS. An-Nisa 4: 105) • Pemisah yang hakdengan yang batil (QS. Asy-Syura 42: 24) • Peringatanbagimanusia (QS. Al-Furqon 25: 1) • Sebagaikorektordanpenyempurnaterhadapkitab-kitab Allah yang sebelumnya ( QS. Al-Maidah 5: 48) 4. Isi kandungan al-Qur’an: • Keimanandankeyakinan • Tuntunanibadahdanhukum • Berisidayatarikdanancaman • Berisitataaturan yang diperlukanmanusiadalamhubungannyadengan Allah, manusia, hewan, danalamsekitar demi kebahagiaanduniadanakhirat • Berisiriwayat-riwayat orang terdahulubaik yang taatmaupun yang mengingkari. 5. Kodifikasi Al-Qur’an: • WahyuturunkepadaNabi, Nabilangsungmemerintahkanparasahabatpenuliswahyuuntukmenuliskannyasecarahati-hati. Begitumerekatulis, kemudianmerekahafalkansekaligusmerekaamalkan • Padaawalpemerintahankhalifah yang pertamadariKhulafaurRasyidin, yaitu Abu BakarShiddiq, Qur’an telahdikumpulkandalammushhaftersendiri
Dalamperkembanganselanjutnya, tumbuh pula usaha-usahauntukmenyempurnakancara-carapenulisandanpenyeragamanbacaan, dalamrangkamenghindariadanyakesalahan-kesalahanbacaanmaupuntulisan. 6. PembagianIsi Al-Qur’an: • Al-Qur’an terdiridari 114 surat; 91 suratturun di Makkahdan 23 suratturun di Madinah. Ada pula yang berpendapat, 86 turun di Makkah, dan 28 di Madinah terdiri dari 6632 ayat. • Surat/ayatyang turunsebelumNabiHijrahdinamakansuratMakkiyyah, padaumumnyasuratnyapendek-pendek, menyangkutprinsip-prinsipkeimanandanakhlaq, panggilannyaditujukankepadamanusia • Surat/ayatyang turunSetelahNabiHijrahkeMadinahdisebutsuratMadaniyyah, padaumumnyasuratnyapanjang-panjang, menyangkutperaturan-peraturan yang mengaturhubunganseseorangdenganTuhanatauseseorangdenganlainnya ( syari’ah ). • Atasinisiatifparaulamamakakemudian Al-Qur’an dibagi-bagimenjadi 30 juz
B. Al-HADIS/SUNNAH • Pengertian al-Hadisdan as-Sunnah • Secarabahasahadisberartibaru, dekat, daninformasi. Sedangkan as-Sunnahberarticara, jalan, undang-undang, kebiasaandantradisi. • Secaraistilahhadisberartisegalaperbuatan (af’al), perkataan (aqwal), dankeizinanNabi Muhammad saw (taqrir). • 2. Hadis dalam SHI • Hadis menjadi sumber hukum islam yang kedua setalah al-Quran adapun ayat yang menujukkan itu ialah: • QS.an-Nisa’: 80 3. Fungsi al-Hadisterhadap al-Qur’an: • a. Bayan Tafsir, yaitumenerangkanayat-ayat yang sangatumum, mujmaldanmusytarak. Sepertihadits : “Shallukamaro-aitumuniushalli“. (Shalatlahkamusebagaimanakamumelihatkushalat) adalahmerupakantafsirandaripadaayat Al-Qur’an yang umum, yaitu :“Aqimush- shalah“, (Kerjakanshalat) • b. Bayan Taqrir, yaitu as-Sunnahberfungsiuntukmemperkokohdanmemperkuatpernyataanal-Qur’an. Sepertihadits yang berbunyi : Fungsiiniberkaitandenganhalmenguatkanataumenggarisbawahiapa yang adadalam al-Qur’an. Sebagaicontoh Allah melarangberdusta yang termaktubdalam QS al-Hajj 30: Makajauhilaholehmuberhala-berhala yang najisitudanjauhilahperkataan-perkataandusta. KemudianlaranganinidipertegashadisNabi saw, “….maukahkamuakuberitahukan 3 dosa yang paling besar?kamimenjawab, ya,wahairasulullah!beliaubersabda, berbautsyirikkepada Allah swt, dandurhakakepada orang tua, berdusta…(HR.Bukharidan Muslim).
Bayan Taudhih, yaitumenerangkanmaksuddantujuansesuatuayat al-Qur’an, “dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki[282] (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu” kemudian dijelaskan dalam hadis sepertipernyataanNabi : “Dari AbiHurairahra.Rasulullah saw bersabda“dilarangseseorangmengawinisecarabersamaseseorangperempuandengansaudaraperempuandariayahnyasertaseorangperempuandengansaudaraperempuandariibunya”. (HR. Bukhari). Allah tidakmewajibkan zakat melainkansupayamenjadibaikharta-hartamu yang sudahdizakati“, adalahtaudhih (penjelasan) terhadapayat Al-Qur’an dalamsurat at-Taubah 9: 34. “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih”
3. PerbedaanAntara Al-Qur'an dan Al-HaditssebagaiSumberHukum • Al-Qur’an nilaikebenarannyaadalahqath’I (absolut), sedangkan al-Haditsadalahzhanni (kecualihaditsmutawatir) • Seluruhayat al-Qur’an mestidijadikansebagaipedomanhidup. Tetapitidaksemuahaditsmestikitajadikansebagaipedomanhidup • Al-Qur’an sudahpastiotentiklafazhdanmaknanyasedangkanhaditstidak • Apabila Al-Qur’an berbicaratentangmasalah-masalahaqidahatauhal-hal yang ghaib, makasetiapmuslimwajibmengimaninya. 4. KodifikasiHadis • Padazaman‘Umar bin Abdul Azis, khalifah ke-8 daridinastiBaniUmayyah (99-101 H) timbulinisiatifsecararesmiuntukmenulisdanmembukukanhadits • KodifikasiHaditsdilatarbelakangiolehadanyausaha-usahauntukmembuatdanmenyebarluaskanhadits-haditspalsudikalanganummat Islam, baik yang dibuatolehummat Islam sendirikarenamaksud-maksudtertentu, maupunoleh orang-orang luar yang sengajauntukmenghancurkan Islam daridalam.
Macam-MacamHadis • Dilihatdarisegijumlah orang yang menyampaikan: • Haditsmutawatir, yaituhadits yang diriwayatkanolehbanyak orang kepadabanyak orang danseterusnyasehinggatercatatdenganbanyaksanad. Dan mustahil orang yang banyakitusepakatuntukberdusta • Haditsmasyhur, yaituhadits yang diriwayatkanolehtiga orang ataulebihhinggatercatatdengansanadsekurang-kurangnyatiga orang • Haditsaziz, yaituhadits yang diriwayatkanolehdua orang sanadhinggatercatatdenganduasanad • Haditsgharib, yaituhadits yang diriwayatkanseorangsanadhinggatercatatsatusanad. b. Dilihatdarisegikualitasnya: • HaditsShahih. Yaitusunnah/hadits yang diriwayatkanoleh orang-orang yang adil(baik), kuathafalannya, sempurnaketelitiannya, sanadnyabersambungsampaikepadaRasul, tidakmempunyaicacat, dantidakbertentangandengandalilperiwayatan yang lebihkuat (Al Qur’an) • HaditsHasan. Yaitusunnah/hadits yang diriwayatkanoleh orang-orang yang adil(baik), sanadnyabersambungsampaikepadaRasul, tidakmempunyaicacat,dantidakbertentangandengandalil yang lebihkuat (Al Qur’an), tapikekuatanhafalanatauketelitianperawinyakurangbaik.
C. IJTIHAD • PengertianIjtihad • Secarabahasaijtihadberartipencurahansegenapkemampuanuntukmendapatkansesuatu. • Menurutistilahialahmengerahkansegalapotensiakalpikirandankemampuansemaksimalmungkinuntukmenetapkanhukum-hukumsyari’ah. • Dasarkeharusanberijtihadialah QS. A-Nisa 4: 59. • 2. KedudukanIjtihad • Padadasarnya yang ditetapkanolehijtihadtidakdapatmelahirkankeputusan yang mutlakabsolut. Sebabijtihadmerupakanaktifitasakalpikiranmanusia yang relatif • Sesuatukeputusan yang ditetapkanolehijtihad, mungkinberlakubagiseseorangtapitidakberlakubagi orang lain • Ijtihadtidakberlakudalamurusanpenambahanibadahmahdhah. Sebaburusanibadahmahdhahhanyadiaturoleh Allah danRasulullah • Keputusanijtihadtidakbolehbertentangandengan al-Qur’an dan as-Sunnah • Dalam proses berijtihadhendaknyadipertimbangkanfaktor-faktormotifasi, akibat, kemaslahatanumum, kemanfaatanbersamadannilai-nilai yang menjadiciridanjiwadaripadaajaran Islam
Syarat Mujtahid Pertama, persyaratan umum (al-syurut al-‘ammah), yang meliputi: (1) balig, (2) berakal sehat, (3) kuat daya nalarnya, dan (4) beriman atau mukmin. Kedua, persyaratan pokok (al-syurut al-asasiyah), yaitu syarat-syarat mendasar yang menuntut mujtahid supaya memiliki kecakapan berikut: (1) mengetahui Qur’an, (2) memahami Sunnah, (3) memahami maksud-maksud hukum syari’at, dan (4) mengetahui kaidah-kaidah umum (al-qawa’id al-kulliyat) hukum Islam.Ketiga, persyaratan penting (al-syurut al-hammah), yakni beberapa persyaratan yang penting dipunyai mujtahid. Syarat-syarat ini mencakup: (1) menguasai bahasa Arab, (2) mengetahui ilmu ushul al-fiqh, (3) mengetahui ilmu mantik atau logika, dan (4) mengetahui hukum asal suatu perkara (al-bara’ah al-asliyah).Keempat, persyaratan pelengkap (al-syurut al-takmiliyah) yang mencakup: (1) tidak ada dalil qat’i bagi masalah yang diijtihadi, (2) mengetahui tempat-tempat khilafiyah atau perbedaan pendapat, dan (3) memelihara kesalehan dan ketaqwaan diri.
3. Bentuk-BentukIjtihad • Ijma’ = konsensus = ijtihadkolektif. Yaitupersepakatanulama-ulama Islam dalammenentukansesuatumasalahijtihadiyah • Qiyas= reasoning by analogy. Yaitumenetapkansesuatuhukumterhadapsesuatuhal yang belumditerangkanoleh al-Qur’an dan as-Sunnah, dengandianalogikankepadahukumsesuatu yang sudahditerangkanhukumnyaoleh al-Qur’an/as-Sunnah, karenaadasebab yang sama • Istihsan= preference. Yaitumenetapkansesuatuhukumterhadapsesuatupersoalanijtihadiyahatasdasarprinsip-prinsipumumajaran Islam sepertikeadilan, kasihsayangdan lain-lain. • MashalihulMursalah= utility, yaitumenetapkanhukumterhadapsesuatupersoalanijtihadiyahataspertimbangankegunaandankemanfaatan yang sesuaidengantujuansyari’at. • SaddudzDzari'ah, yaitumenetapkanhukumatasdasarkehilangankerusakan/kemadorotanbagiseseorangatausegolongan orang. • Istishab,yaitumenetapkanhukumatashukum yang telahberlakusampaiadahukum yang merubahnya. • 'Urf,yaitumenetapkansuatuhukum yang telahmenjadikebiasaanmasyarakat.
Dalam Al Quran Surat An Nisa : 59 disebutkanbahwasetiapmuslimwajibmengikutikehendak Allah, kehendakRasuldankehendakulil ‘amriyakni orang ygmempunyai “kekuasaan” berupailmupengetahuanutkmengalirkanajaranhukumIslam dariduasumberutamanyayakni Al Quran danSunnahNabiMuhammad. Ulir-amri disini dapat kita pahami sebagai pengusa yaitu orang-orang yang memenuhi ber-ijtihad (mujtahid)bahasaarab, memahamiulumul Qur’an, Kaidahfiqihsertabeberapapersyaratan yang lain.
Dasar hukum islam • Tidakmemberatkandantidakbanyaknyabeban • Sifatnyaberangsur-angsurdalampenen-tuanhukum • Sejalandengankebaikan orang banyak • Berdasarkanpadapersamaandan kea-dilan
ibadah mahdhoh Ghoiru mahdhoh Ibadah vertikal yaitu hubungan seorang hamba dengan penciptanya (habluminallah) contoh: salat, zakat, puasa Ibadah horizontal: ibadah yang berkaitan antara hubungan dengan sesama (hablu minannas)
Fungsi hukum islam Seiring dinamika kehidupan masyarakat dewasa ini, muncul berbagai macam persoalan yang dihadapi manusia. Berbagai permasalahan tersebut harus dikelolah dengan baik untuk dicarikan solusinya dengan tetap berpatokan pada ketentuan-ketentuan yang telah digariskan dalam al-Qur’an dan al-Hadis. Dari hal tersebut, hukum Islam dalam kehidupan bermasyarakat memiliki fungsi yang dapat dijabarkan di bawah ini : ibadah amar makruf nahi munkar zawajir (penjeraan) tandzim wa ishlah al-ummah Fungsi ibadah merupakan kewajiban pokok dalam upaya kita mengabdi kpd allah Sanksi yang akan diterima umat islam ketika melakukan pelanggaran terhadap syariat: qisas[2:178] , diyat, ta’zir, rajam Fungsi ini untuk memperlancar interaksi dalam kehidupan masyarakat agar terwujud masyarakat yang harmonis, aman dan sejahterah Perintah dan larangan yang harus dalam rangka mencapai kemaslahatan dan kemudharatan dunia dan akhirat
Sumber hukum islam berdasarkan isinya dapat di klasifikasi dalam lima bagian pokok dapat dijabarkan sebagai berikut Hukum taklifi At-Tahrim Al-Karohah Al-Ibahah An-Nadab Al-Ijab firman yang menuntutuntukmengerjakan suatuperbuatandengantuntutan yang pasti. Dlm hukumFiqihbiasadisebutdenganistilahwajib firman yang Menuntut suatu perbuatan yang tidak pastituntutan yang pasti. Dlm hukumFiqihbiasadisebutdenganistilahsunah firman yang menuntutuntukmeninggalkansuatuperbuatandengantuntutan yang pasti. Dlm hukumFiqihbiasadisebutdenganistilah Haram firmanyang menuntutuntukme-ninggalkansuatuperbuatandengantuntutan yang tidakpasti. DalamhukumFiqihbiasadisebutdenganistilahMakruh yaitufirmanyangmem Bolehkansesuatuuntukdiperbuatatauditinggalkan. DalamhukumFiqihbiasadisebutdenganistilahMubah
Kontribusi umat islam di indonesia Telah menjadi bagian dari kehidupan bangsa Indonesia yang memang mayoritas sejak awal kemerdekaannya. Antara lain dipelopori oleh: Hazairin, Hasbi Ash-Shiddiqy, Syafruddin Prawiranegra, dll. Akhir-akhir ini kontribusinyasemakin signifikan dengan dirativikasinya beberapa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan hukum Islam antara lain: UU No 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, PP No 28 Tahun 1977 Tentang Perwakafan Tanah Milik, UU No 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, Inpres No 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam, UU No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, yang menampung Bank Syari’ah, UU No 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat, dll.