430 likes | 1.56k Views
SUMBER NORMA, NILAI DAN HUKUM EKONOMI ISLAM. Sumber hukum (Sudarsono, 2004 hal 25) yang diakui sebagai landasan ekonomi islam terdiri dari: Al-Qur’an Al-Hadits Ijtihad Ijma Qiyas ‘Urf Istihsan Istishlah Istishab Maslahah Mursalah. SUMBER HUKUM EKONOMI ISLAM.
E N D
Sumber hukum (Sudarsono, 2004 hal 25) yang diakui sebagai landasan ekonomi islam terdiri dari: • Al-Qur’an • Al-Hadits • Ijtihad • Ijma • Qiyas • ‘Urf • Istihsan • Istishlah • Istishab • Maslahah Mursalah SUMBER HUKUM EKONOMI ISLAM
Ayat pengelolaan harta: Surat an-Nisa’ ayat 10, Surat adz-dzariyat ayat 19 • Ayat tentang Perdagangan: Surat Yunus ayat 67, Surat Al-Jumu’ah ayat 10 • Ayat tentang riba: Surat Ali Imran ayat 130, Al-Baqarah ayat 278 • Ayat tentang Utang: Surat al-baqarah 280, 282 • Ayat tentang Pertanian dan perkebunan: Surat Al-’An’am ayat 99 AL-QUR’AN
Ayat tentang Perikanan dan perhiasan ayat; Surat an-Nahl ayat 14 • Ayat tentang Peternakan; Surat an-Nahl ayat 5 • Ayat tentang Pertambangan dan Industri; Surat al Hadiid ayat 25 • Ayat tentang Pakaian; Surat al-A’raaf ayat 26 • Ayat tentang Industri Konstruksi; Surat al A’raaf ayat 74 • Ayat tentang industri perkapalan; Surat Huud; ayat 37 • Ayat tentang besi baja; Surat al-Anbiiyaa ayat 80, surat Saba’ ayat 10-11
وَمَا ءَاتَيْتُمْ مِنْ رِبًا لِيَرْبُوَ فِي أَمْوَالِ النَّاسِ فَلَا يَرْبُو عِنْدَ اللَّهِ وَمَا ءَاتَيْتُمْ مِنْ زَكَاةٍ تُرِيدُونَ وَجْهَ اللَّهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُضْعِفُونَ Dan sesuaturiba (tambahan) yang kamuberikan agar diabertambahpadahartamanusia, makaribaitutidakmenambahpadasisi Allah. Dan apa yang kamuberikanberupazakat yang kamumaksudkanuntukmencapaikeridhaan Allah, maka (yang berbuatdemikian) itulahorang-orang yang melipatgandakan (pahalanya). DALIL tentang riba
فَبِظُلْمٍ مِنَ الَّذِينَ هَادُوا حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ طَيِّبَاتٍ أُحِلَّتْ لَهُمْ وَبِصَدِّهِمْ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ كَثِيرًا(160)وَأَخْذِهِمُ الرِّبَا وَقَدْ نُهُوا عَنْهُ وَأَكْلِهِمْ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ مِنْهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا Makadisebabkankezalimanorang-orangYahudi, Kamiharamkanatasmereka (memakanmakanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkanbagimereka, dankarenamerekabanyakmenghalangi (manusia) darijalan Allah, dandisebabkanmerekamemakanriba, padahalsesungguhnyamerekatelahdilarangdaripadanya, dankarenamerekamemakanhartaorangdenganjalan yang batil. Kamitelahmenyediakanuntukorang-orang yang kafirdiantaramerekaitusiksa yang pedih.
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَأْكُلُوا الرِّبَا أَضْعَافًا مُضَاعَفَةً وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ(278)فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُءُوسُ أَمْوَالِكُمْ لَا تَظْلِمُونَ وَلَا تُظْلَمُونَ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.
QS. Ar-Ruum: 39“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yakan ng berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalaya).” • QS. Al-Baqarah: 278: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.” HUKUM SISTEM EKONOMI ISLAMAL-QUR’AN
“Sesungguhnya Allah tidak menyukai kalian menyia-nyiakan harta” (H.R. Bukhari) • “Umar bin Khatab memiliki seratus bagian dari tahah Khaibar yang ia beli, lalu ia datang kepada Rasul saw. Dan berkata, “wahai Rasul, sesungguhnya aku memperoleh harta yang belum pernah kuperoleh sebelumnya sebanyak itu, sedangkan aku bermaksud menjadikannya sarana taqarub/dekatkan diri kepada Allah swt.” maka Rasul saw bersabda “Pertahankan pokoknya dan manfaatkanlah hasilnya di jalan Allah” (HR. Sufyan dari Ubaidillah ibnu Umar dari Nafi, dari Ibnu Umar) HADITS tentang harta
“Sesungguhnya Allah mencintai seorang diantara kamu yang melakukan pekerjaan dengan baik (ketekunan)” HR. Bukhari • “Seseorang bertanya kepada Nabi, jenis penghasilan mana yang terbaik, nabi menjawab “Hasil kerja seorang dengan tangannya sendiri dari setiap transaksi perdagangan yang disetujui” (HR. Ahmad) HADITS tentang kerja keras
“Pedagang yang jujur dan dapat dipercaya termasuk dalam golongan para nabi, orang-orang yang benar-benar tulus dan para syuhada’” (HR. Tarmizi, Darimi dan Daruqutni) • “Allah memberikan rahmatnya pada setiap orang yang bersikap baik ketika menjual, membeli dan membuat suatu pernyataan” (HR. Bukhari) HADITS tentang Perdagangan
“Sesungguhnya riba itu bisa terjadi pada jual beli secara utang (kredit)” (HR. Bukhari muslim, dan Ahmad) • “Dari Ubada bin Sami ra. Nabi saw bersabda; “Emas untuk emas, perak untuk perak, gandum untuk gandum. Barang siapa membayar lebih atau menerima lebih dia telah berbuat riba, Pemberi dan penerima sama saja” (HR. Muslim dan Ahmad) HADITS tentang riba
“Sebaik-baik manusia adalah yang sebaik-baik membayar utang” (HR. Muslim) • “Dilarang menjual ikan di laut, yang seperti gharar “ (HR. Muslim) HADITS tentang utang dan larangan judi
Ijma’ merupakan kesepakatan para mujtahid memutuskan suatu masalah setelah wafatnya Rasul terhadap peristiwa. • Ijma terdiri dari: • Ijma sharih; kesepakatan mujtahid terhadap hukum mengenai suatu peristiwa. • Ijma sukuti; sebagian mujtahid terang-terangan menyatakan pendapatnya dengan fatwa, atau memutuskan perkara sebagian lainnya diam. IJMA’
Ijtihad; mencurahkan daya kemampuan untuk menghasilkan hukum syara’ dari dalil-dalil syara’ secara terperinci. • Ijtihad merupakan penafsiran kembali dasar hukum ekonomi Islam seperti Al-Qur’an dan hadits untuk disesuaikan dengan kondisi yang ada. • Qiyas adalah mempersamakan peristiwa yang tidak terdapat nash hukumnya denga peristiwa yang terdapat nash. Karena illat: Exs: khomer dengan narkotik (memabukkan) IJTIHAD DAN QIYAS
Diartikan sebagai kemaslahatan yang tidak disyariatkan oleh syara’. MASLAHAH MURSALAH
Istishab: pelajaran yg diambil dari sahabat rasul. Menurut istilah adalah menjadikan hukum tetap di masa lalu, tetap dipakai sampai sekarang, sampai ada dalil yang menunjukkan perubahannya. • Istishan adalah membandingkan apa yang dilakukan mujtahid dari qiyas jalli (jelas) kepada qiyas khaffi (yang tersembunyi). Istishab dan Istishan
Adat istiadat atau kebiasaan yang sudah seperti menjadi adat istiadat namun tetap tidak menyalahi aturan Islam. • Macam-macam urf: • Urf shahih: kebiasaan yang dilakukan yang tidak bertentangan dengan syara’. Misal adat membayar mahar • Urf fasid: kebiasaan yang dilakukan berlawanan denga syara’ contoh akad dengan perjanjian riba URF
Norma adalah aturan atau ketentuan yg mengikat warga kelompok dl masyarakat, dipakai sbg panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku yg sesuai dan berterima: setiap warga masyarakat harus menaati -- yg berlaku Sistem ekonomi islam memiliki prinsip sebagaimana dalam pemikiran pemikiran Choudhury (1986), didasarkan atas prinsip : • Tauhid (norma/moral Islam), • Brotherhood (persaudaraan), • Work and productivity (kerja & produktivitas), • Distributive equity (distribusi pendapatan & kekayaaan yang merata), • Cooperation (kerjasama), • Organization (organisasi), • Islamic institutionalism (institusi islam). NORMA SISTEM EKONOMI ISLAM
Doa orang Islam “Rabbana, anugerahi kami kebaikan dunia dan kebaikan akhirat dan selamatkan kami dari siksa neraka” (al-Baqarah 202) • Alam adalah hak milik mutlak Allah swt. (Al-Maidah;120) • Hak milik relatif perseorangan diakui sebagai hasil jerih payah usaha yang halal dan hanya digunakan untuk hal-hal yang halal pula (annisa 32) • Allah melarang untuk menimbun kekayaan tanpa ada manfaat bagi sesama manusia (at-Taubah 43) • Di dalam harta orang kaya, terdapat hak orang miskin, Fakir, dan lain sebagainya (al-Israa’ 26, al an’am 14) • Allah menghalalkan perniagaan atas dasar sama-sama suka (an-tarodihin) dan melarang keras memakan harta sesama dengan batil (an-nisa 29, al baqarah 188) maupun dengan jalan penipuan (al-an’am 152) ataupun jalan-jalan pencurian (al-Maidah 38) • Allah menghalalkan perniagaan dan mengharamkan riba (al-Baqarah 275, 278-280) • NB: Saifuddin Anshari, Wacana Islam: Pokok-pokok pikiran tentang Paradigma dan sistem islam, Gema Insani, 2004 hal 144 NILAI DAN NORMA
Kerja(resource utilization) • Kompensasi(compensation) • Efisiensi(efficiency) • Professional (professionalism) • Kecukupan (efficiency) • Pemerataankesempatan(equal opportunity) • Kebebasan (freedom) • Kerjasama(cooperation) • Persaingan (competition) • Keseimbangan(equilibrium) • Solidaritas (solidarity) • Information simetri(Symmetris information) • Hiduphemat/tidakbermewah-mewah (abstain from wasteful and luxurious living) 3. Prinsip Ekonomi Islam
Sistematika Nilai Sistem Ekonomi Islam Sistem Ekonomi Filsafat Sistem Ekonomi Nilai-nilai Instrumental Sistem Ekonomi Nilai-nilai Dasar Sistem Ekonomi
Filsafat Sistem Ekonomi Allah Maha Pencipta, dan semua ciptaanNya tunduk kepadaNya. Manusia adalah khalifah Allah. Dunia dan seluruh alam adalah milik Allah. Manusia memilikinya secara terbatas. Pembatasan tingkah laku individual Pengaturan organisasi pemilikan. Iman kepada hari kiamat mempengaruhi semua tingkah laku ekonomi. TAUHID Norma tingkah laku para pelaku ekonomi.
Sifat Ekonomi Islam Bersumber dari Tuhan dan mengikat Ada bukan karena alasan apologetik Produksi dan konsumsi dilakukan bukan karena alasan manfaat semata, melainkan karena diizinkan oleh Tuhan Berasas: Tauhid, ibadah, khilafah, dan takaful
Nilai Instrumental SistemEkonomi Islam 1.Zakat 2.PelaranganRiba 3.KerjasamaEkonomi 4.JaminanSosial 5.PerananPemerintah 6. Kebebasan Individu didasarkan nilai tauhid 7. Hak terhadap harta 8. Ketidaksamaan ekonomi dalam batas wajar 9. Distribusi kekayaan 10. Larangan menumpuk kekayaan
NilaiDasarSistemEkonomi Pemilikan Keseimbangan Keadilan • Berartikebebasanbersyaratakhlak Islam • Harusditerapkandisemuafasekegiatanekonomi • Alokasikansejumlahhasilkepada yang takmampumasukpasaratautaksanggupmembelimenurutkekuatanpasar. • Kebenaran, Kejujuran, Keberanian, Kelurusan • Pemilikanhanyaatasmanfaatnya • Pemilikanterbatassepanjangumur • Takadapemilikanindividuatasbarangumum • Sederhana • Hemat • Menjauhipemborosan(thdppemilikan & pengelolaansumberdaya) • Menikmatihasilpembangunan • Perbaikankesejahteraansetiapindividu
Al Hurriyyah (fredom of making contract) • Al Musaawah (equality) • Al Adalah (justice) • Al Ridha (willingness) • As Shidqu (faithful) • Al Kitabah (documentation) PrinsipDasarAkadMuamalat
«الصلح جائز بين المسلمين إلا صلحاً حرم حلالاً أو أحل حراماً، والمسلمون على شروطهم إلا شرطاً حرم حلالاً أو أحل حراماً» • Kompromi (damai) bolehantarakaummuslimin, kecuali yang mengharamkan yang halaldanmenghalalkan yang harom. • Kaummusliminbergantungpadapersyaratan yang merekabuatsendiri, kecualisyarat yang mengharamkan yang halaldanmenghalalkan yang haram “ (HR Abu DauddanTirmidzi) Pertama : Kebebasan / الحرية
«الصلح جائز بين المسلمين إلا صلحاً حرم حلالاً أو أحل حراماً، والمسلمون على شروطهم إلا شرطاً حرم حلالاً أو أحل حراماً» • Kompromi (damai) bolehantarakaummuslimin, kecuali yang mengharamkan yang halaldanmenghalalkan yang harom. • Kaummusliminbergantungpadapersyaratan yang merekabuatsendiri, kecualisyarat yang mengharamkan yang halaldanmenghalalkan yang haram “ (HR Abu DauddanTirmidzi) PRAKTEK : Syaratkelebihandiharamkan Pertama : Kebebasan / الحرية
مثال: مالك بلغني عن أبي هريرة قال: للمملوك طعامه وكسوته بالمعروف – بين مالك وأبوهريرة اثنان. • MalikMengatakan : Telahsampaikepadaku Abu Hurairahmengatakan: “bagibudak (berhak) mendapatkanmakanandanpakaiansecaramakruf ( baiksesuaikebiasaan)” (HR Muwattho’) • PRAKTEK :Secaraumumdalamsetiapakad (termasuktabarru’), secarakhususdalamakadTijary Kedua : Al-Musaawah
فَإِنْ كَانَ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ سَفِيهًا أَوْ ضَعِيفًا أَوْ لَا يَسْتَطِيعُ أَنْ يُمِلَّ هُوَ فَلْيُمْلِلْ وَلِيُّهُ بِالْعَدْلِ • Jika yang berutangituorang yang lemahakalnyaataulemah (keadaannya) ataudiasendiritidakmampumengimlakan, makahendaklahwalinyamengimlakandenganjujur (Al-Baqoroh 282) • PRAKTEK :Keadilanantarapenjualdanpembeli, bahkanjugaprodusendankonsumenakhir Ketiga : Keadilan (al-adaalah)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ • Haiorang-orang yang beriman, janganlahkamusalingmemakanhartasesamamudenganjalan yang batil, kecualidenganjalanperniagaan yang berlakudengansukasama-sukadiantarakamu (QS An-Nisa 29) • PRAKTEK : jenisakad, harga, barangdanpelayanan Keempat : Keridhoan
« الْبَائِعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِى بَيْعِهِمَا وَإِنْ كَذَبَا وَكَتَمَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا ». أَخْرَجَهُ الْبُخَارِىُّ وَمُسْلِمٌ • “ keduabelahpihak (penjualdanpembeli) masihdalamtenggangpemilihan (khiyar) selamabelumberpisah, jikamerekaberduajujurdantelahmenjelaskandenganbaik, makadiberkahibagikeduanya, jikaberdustadanmenyembunyikan, makadihapuskeberkahanitu” (HR Bukhori Muslim) • PRAKTEK : ManipulasidanKolusi Kelima : Kejujuran
وَلَا تَسْأَمُوا أَنْ تَكْتُبُوهُ صَغِيرًا أَوْ كَبِيرًا إِلَى أَجَلِهِ ذَلِكُمْ أَقْسَطُ عِنْدَ اللَّهِ وَأَقْوَمُ لِلشَّهَادَةِ وَأَدْنَى أَلَّا تَرْتَابُوا إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً حَاضِرَةً تُدِيرُونَهَا بَيْنَكُمْ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَلَّا تَكْتُبُوهَا • danjanganlahkamujemumenulisutangitu, baikkecilmaupunbesarsampaibataswaktumembayarnya. • Yang demikianitu,: (1) lebihadildisisi Allah dan (2) lebihdapatmenguatkanpersaksiandan (3) lebihdekatkepadatidak (menimbulkan) keraguanmu,, Keenam : Pencatatan