620 likes | 2.76k Views
IJMA’ SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM. OLEH: Vitri Nur Hayati (07650045) Dwi Kharisma Setya U. (07650070) Zulfa Ulin Nuha (08650066 ) Aprilia Dewi K. (08650120) Afif Syarifudin (09650041). IJMA’ SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM. Definisi ijma ’ Dasar hukum ijma ’ Rukun-rukun ijma ’
E N D
IJMA’ SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM OLEH: VitriNurHayati (07650045) DwiKharismaSetya U. (07650070) ZulfaUlinNuha(08650066) ApriliaDewi K. (08650120) AfifSyarifudin(09650041)
IJMA’ SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM Definisiijma’ Dasarhukumijma’ Rukun-rukunijma’ Kekuatanijma’ sebagaihujjah Buktikekuatanijma’ sebagaihujjah Kemungkinan-kemungkinanmengadakanijma’ Terbentuknyaijma’ Macam-macamijma’ Objekijma’
DEFINISI IJMA’ Ijma’ menurutulamailmuushulfiqihadalahkesepakatansemuamujtahidmuslimpadamasasetelahnyawafatnyaRasulullah saw atashukumsyara’ mengenaisuatukejadian yang belumadaketetapannyadalamkitabdansunnah. Dalamdefinisidisebutkan “SetelahwafatnyaRasulullah saw”, karenasemasahidupnya, beliausendiriadalahsebagairujukanhukumsyara’, sehinggatidakmungkinadaperbedaanhukumsyara’ jugatidakadakesepakatan. Karenakesepakatanhanyabisaterwujuddaribeberapa orang.
DASAR HUKUM IJMA’ (1) Al-Qur’an Allah swtberfirmanpada Q.S.An-Nisa’:59 yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dantaatilahRasul-Nyadanulilamridiantarakamu”. Perkataanamri yang terdapatpadaayatdiatasberartihal, keadaanatauurusan yang bersifatumummeliputiurusanduniadanurusan agama. Ulilamridalamurusanduniaadalah raja, kepalanegara, pemimpinataupenguasasedangulilamridalamurusan agama ialahparamujtahid. Dari ayatdiatasdipahamibahwajikaparaulilamriitutelahsepakattentangsesuatuketentuanatauhukumdarisuatuperistiwa, makakesepakatanituhendaklahdilaksanakandandipatuhiolehkaummuslimin.
DASAR HUKUM IJMA’ (2) Al-Hadits Bilaparamujtahidtelahmelakukanijma’ tentanghukumsyara’ darisuatuperistiwaataukejadian, makaijma’ ituhendaklahdiikuti, karenamerekatidakmungkinmelakukankesepakatanuntukmelakukankesalahanapalagikemaksiatandandusta, sebagaimanasabdaRasulullah saw, yang artinya, “umatkutidakakanbersepakatuntukmelakukankesalahan.” (HR.AbuDauddanTirmidzi).
DASAR HUKUM IJMA’ (3) Akal Pikiran Setiapijma’ yang dilakukanatashukumsyara’, hendaklahdilakukandandibinaatasasas-asaspokokajaranislam. Karenaitu, setiapmujtahiddalamberijtihadhendaklahmengetahuidasar-dasarpokokajaranislam, batas-batas yang telahditetapkandalamberijtihadsertahukum-hukum yang telahditetapkan. Jikamemangsumbernyatidakada, bolehmenggunakansumber lain misalnyaqiyas, istihsan, atau yang lain asalkantidakmenyalahi Al-Qur’an danHadits.
RUKUN IJMA’ (1) • Harusadabeberapa orang mujtahiddikalaterjadinyaperistiwadanparamujtahiditulah yang melakukankesepakatan (menetapkanhukumperistiwaitu). Seandainyatidakadabeberapa orang mujtahid di waktuterjadinyasuatuperistiwatentulahtidakakanterjadiijma', karenaijma' ituharusdilakukanolehbeberapa orang. • Yang melakukankesepakatanituhendaklahseluruhmujtahid yang adadalamdunia Islam. Jikakesepakatanituhanyadilakukanolehparamujtahid yang adapadasuatunegarasaja, makakesepakatan yang demikianbelumdapatdikatakansuatuijma'.
RUKUN IJMA’ (2) • Kesepakatanituharusdinyatakansecarategasolehsetiapmujtahidbahwaiasependapatdenganmujtahid-mujtahid yang lain tentanghukum (syara') darisuatuperistiwa yang terjadipadamasaitu. Jangansekali-kali tersiratdalamkesepakatanituunsur-unsurpaksaan, atauparamujtahid yang diharapkankepadasuatukeadaan, sehinggaiaharusmenerimasuatukeputusan. • Kesepakatanituhendaklahmerupakankesepakatan yang bulatdariseluruhmujtahid. Seandainyaterjadisuatukesepakatanolehsebahagianbesarmujtahid yang ada, makakeputusan yang demikianbelumpastiketarafijma'. Ijma' yang demikianbelumdapatdijadikansebagaihujjahsyari'ah.
KEKUATAN IJMA’ SEBAGAI HUJJAH Bilakeempatunsurijma’ diatasterpenuhi, makahukumdarikesepakatantersebutadalahundang-undanghukumsyara’ yang wajibdiikutidantidakbolehmenyalahinya. Bagimujtahidpadamasaperikutnyatidakbolehmenjadikanperistiwatersebutsebagaiobjekijtihad, karenahukum yang telahditetapkandenganijma’ tersebutadalahhukum yang pasti, yang tidakdibenarkanmenyalahiataumerubahnya.
BUKTI KEKUATAN IJMA’ SEBAGAI HUJJAH • Sebagaimana Allah swtdalam Al-Qur’an memerintahkankepada orang-orang mukminuntuktaatkepada Allah dantaatkepadaRasul-Nya, DiajugamemerintahkanuntuktaatkepadaUlilAmri. • Padadasarnyahukum yang telahdisepakatiolehpendapatsemuamujtahidumat Islam adalahhukumumat yang diperankanolehparamujtahidnya. Ada beberapaHaditsdarirasuldanatsardariparasahabat yang menunjukkanterpeliharanyaumat (dalamkebersamaan) darikesalahan. • Ijma’ atassuatuhukumsyara’ harusdidasarkanpadasandaransyara’ pula, karenamujtahid Islam memilikibatasan-batasan yang tidakbolehdilanggar.
TERBENTUKNYA IJMA’ Kesepakatanitupadadasarnyaadalahhukum yang dihasilkandarimusyawarah orang banyak, bukanpendapatperorangan. Diriwayatkanbahwa Abu bakarketikamenerimasuatupengaduanmasalahdantidakmendapatkanhukumnyadalamkitab Allah maupun al-sunnah, makabeliaumengumpulkanpemimpinumatsertaparasahabatpilihanuntukdiajakmusyawarah. Bilamerekabersepakatatassatupendapat, makahukumnyasegeradilaksanakan,
MACAM-MACAM IJMA’(ditinjaudarisegiyakinatautidaknyaterjadisuatuijma’) • Ijma’ Qath’iyaitusuatukesepakatanparaulamadalammenetapkanhukumsuatumasalahtanpaadanyabantahandiantaramereka. • Contoh: ijma’ ataswajibnyashalat 5 waktudanharamnyaberzina. Ijma’ jenisinitidakseorangpun yang mengingkariketetapannyadankeberadaannyasebagaihujjah, dandikafirkanbagi orang yang menyelisihinyajikaiabukantermasuk orang yang tidakmengetahuinya. • Ijma’ Dhanniyaituhukum yang dihasilkanijma' itudhanni, masihadakemungkinan lain bahwahukumdariperistiwaataukejadian yang telahditetapkanberbedadenganhasilijtihad orang lain ataudenganhasilijma' yang dilakukanpadawaktu yang lain.
MACAM-MACAM IJMA’(ditinjaudarisegicaraterjadinya) • Ijma’ Bayaniyaituparamujtahidmenyatakanpendapatnyadenganjelas den tegas, baikberupaucapanmaupuntulisan. Ijma’ bayanidisebutjugaijma’ shahih, ijma’ qauli, atauijma’ hakiki. • Ijma’ Sukutiyaituparamujtahidseluruhatausebagianmerekatidakmenyatakanpendapatnyadenganjelasdantegas, tapimerekaberdiamdirisajaatautidakmemberikanreaksiterhadapsuatuketentuanhukum yang telahdikemukakanmujtahid lain yang hidupdimasanya. Ijma’ sepertiinidisebutjugaijma’ ‘itibari.
MACAM-MACAM IJMA’[ditinjaudarimasaterjadinya (1)] • Ijma’ Sahabat, yaituijma’ yang dilakukanolehparaSahabatRasulullahsaw • Ijma’ Khulafaurrasyiin, yaituijma’ yang dilakukanolehKhalifah Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali. Tentusajahalinihanyadapatdilakukanpadamasake-empat orang ituhidup, yaitupadamasakhalifah Abu Bakar. Setelah Abu Bakarmeninggalduniaijma’ tersebuttidakdapatdilakukanlagi. • Ijma’ Shaikhan, yaituijma’ yang dilakukanoleh Abu Bakardan Umar bin Khattab
MACAM-MACAM IJMA’[ditinjaudarimasaterjadinya(2)] • Ijma’ al Madinah, yaituijma’ yang dilakukanolehulama-ulamaMadinah. Ijma’ al Madinahmerupakansalahsatusumberhukumislam. • Ijma’ UlamaKufah, yaituijma’ yang dilakukanolehulama-ulamaKufah. MadzhabHanafimenjadikanijma’ ulamakufahsebagaisalahsatusumberhukumislam.
OBJEK IJMA’ Objekijma’ adalahsemuaperistiwaataukejadian yang tdakadadasarnyadalam Al-Qur’an dan Al-Hadits, peristiwaataukejadian yang behubungandenganibadatghairumahdhah (ibadah yang tidaklangsungditujukankepada Allah swt) bidangmu’amalat, bidangkemasyarakatanatausemuahal-hal yang berhubungandenganurusanduniawitetapitidakadadasarnyadalam al-Qur’an dan al-Hadits.
Sekian dan TerimaKasih