140 likes | 491 Views
PERTEMUAN KE-4. FASE-FASE PENGEMBANGAN PSIKOLOGI ISLAMI. REFERENSI : Nashori, F. 2002. Agenda Psikologi Islami , Yogyakarta : Pustaka Pelajar. LIMA FASE PENGEMBANGAN PSIKOLOGI ISLAMI. PERIODE PRA PENGEMBANGAN FASE TERPESONA FASE KRITIK PERIODE PENGEMBANGAN FASE PERUMUSAN
E N D
PERTEMUAN KE-4 FASE-FASE PENGEMBANGAN PSIKOLOGI ISLAMI REFERENSI : Nashori, F. 2002. Agenda Psikologi Islami, Yogyakarta : Pustaka Pelajar
LIMA FASE PENGEMBANGAN PSIKOLOGI ISLAMI • PERIODE PRA PENGEMBANGAN • FASE TERPESONA • FASE KRITIK • PERIODE PENGEMBANGAN • FASE PERUMUSAN • FASE PENELITIAN • FASE PENERAPAN
1. FASE TERPESONA • Meyakini bahwa Psikologi modern benar-benar dapat menjelaskan kondisi dan ajaran Islam secara ilmiah • Mustafa Zewar (Badri, 1995) yakin kebenaran konsep psikoanalisis bahwa figur Tuhan muncul karena figur ayah sudah tak sangat hebat • Mempercayai psikologi bebas nilai tidak dipengaruhi nilai agama/budaya tertentu (meski teorinya banyak yang dikembangkan sesuai budaya yang tidak percaya Tuhan) • Mempercayai bahwa teori psikologi senantiasa bersifat universal, misal setiap remaja mengalami storm and stress
2. FASE KRITIK • Muncul pemikiran kritis terhadap teori psikologi modern, misalnya : • Psikoanalisis dikritik sebagai aliran yang tidak mempercayai potensi asal yang bersifat positif, yaitu percaya kepada Tuhan • Behaviorisme dikritik menafikan keberadaan makhluk gaib yang mempengaruhi perilaku manusia
3. FASE PERUMUSAN • Merumuskan kajian Psikologi Islami berdasarkan : • Isi dan penjelasan Al Qur’an dan Al Hadist • Khazanah pemikiran kaum muslimin tentang manusia • Sintesis dari konsep dan teori psikologi modern dengan konsep Islam tentang manusia • Kehidupan manusia yang hidup dalam dan dengan ajaran Islam
Metode Perumusan Psikologi Islami (Nashori, 2002) • Metode ilmiah (method of science) • Metode keyakinan (method of tenacity) • Metode rasiosinasi (method of ratiocination) • Metode otoritas (method of authority) • Metode intuisi (method of intuition)
Metode Ilmiah • Mengandalkan penggunaan indera untuk memahami objek menggunakan kaidah-kaidah ilmiah ilmu pengetahuan Barat • Termasuk : metode eksperimen, deskriptif (observasi, riset korelasional), fenomenologi
Metode Rasiosinasi • Dalam pandangan Islam, manusia harus mempergunakan rasionalitas sambil menyadari keterbatasannya. • Rasio penting, tetapi kita tidak boleh menganut rasionalisme. • Contoh QS Ar Ruum: 12??
Metode Keyakinan • Meyakini kebenaran sesuatu tanpa keraguan apapun didalamnya. • Sumber : wahyu Ilahi (Al Qur’an dan AL Hadits) • Wahyu (Al Qur’an) selalu dalam keadaan otentik karena dalam penjagaanNya (QS AL Hijr: 9). • Wahyu ditempatkan di atas rasio.
Metode Intuisi • Menggunakan intuisi, qalbu, atau mata hati nuraninya untuk mengetahui dan memahami apa yang terjadi dalam diri manusia. • Kasyaf (ketersingkapan) dan futuh (keterbukaan) • Seseorang dapat melihat dengan mata batinnya tentang kenyataan yg tidak dapat dilihat panca indera. • Contoh : kemampuan Nabi Khidir, Nabi Yusuf, precognition, retrocognition, clairvoyance
Metode Otoritas • Menyandarkan kepercayaan pada orang yang memiliki banyak pengalaman atau pengetahuan dalam suatu bidang tertentu. • Berangkat dari metode ilmu tafsir bi al ma’tsur. • Sumber : Rasulullah dan para alim ulama’, orang-orang yang ahli dalam bidang tertentu.
4. FASE PENELITIAN • Konsep/teori yang telah dirumuskan, dicek dalam kehidupan nyata/empirik melalui penelitian ilmiah • Berdasarkan rumusan hasil Simposium Nasional Psikologi Islami II 1996 di Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Bandung, metode penelitian yang digunakan : dekriptif dan eksperimen
5. FASE PENERAPAN • Hasil perumusan dan penelitian psikologi Islami digunakan untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam kehidupan • Menerapkan hasil rumusan dan penelitian Psikologi Islami dalam praktik tertentu • Mengakomodasi kekayaan tradisi keislaman sebagai intervensi psikologi • Menambahkan perspektif Islam terhadap intervensi psikologi modern yang telah berkembang