170 likes | 667 Views
Pertemuan ketiga. SUMBER : Baharuddin. 2004. Paradigma Psikologi Islami . Yogyakarta : Pustaka Pelajar. PARADIGMA PSIKOLOGI ISLAMI. PARADIGMA. MODEL BERPIKIR (MODE OF THOUGHT ) ATAU MODE OF INQUIRY TERTENTU, YANG PADA GILIRANNYA MENGHASILKAN PENGETAHUAN ( MODE OF KNOWING ) TERTENTU PULA
E N D
Pertemuan ketiga SUMBER : Baharuddin. 2004. Paradigma Psikologi Islami. Yogyakarta : Pustaka Pelajar PARADIGMA PSIKOLOGI ISLAMI
PARADIGMA • MODEL BERPIKIR (MODE OF THOUGHT) ATAU MODE OF INQUIRY TERTENTU, YANG PADA GILIRANNYA MENGHASILKAN PENGETAHUAN (MODE OF KNOWING) TERTENTU PULA • PANDANGAN MENDASAR SUATU DISIPLIN ILMU TENTANG APA YG MENJADI POKOK PERSOALANNYA • PANDANGAN MENDASAR YANG MENJADI ASUMSI DASAR, SEKALIGUS ATURAN MAIN DALAM SUATU DISIPLIN ILMU. DIPEROLEH DARI KESATUAN KONSENSUS DALAM DISIPLIN ILMU TERSEBUT
PARADIGMA PSIKOLOGI ISLAMI • MODEL BERPIKIR (MODE OF THOUGHT) ATAU MODE OF INQUIRY YANG DITAATI SEDEMIKIAN RUPA DALAM MEMBANGUN PSIKOLOGI ISLAMI, YANG PADA GILIRANNYA MENGHASILKAN PENGETAHUAN (MODE OF KNOWING) TENTANG PSIKOLOGI ISLAMI
PARADIGMA ILMU PSIKOLOGI • SAINS : ILMIAH OBJEKTIV DAN RASIONAL • STRUKTURALISME : KESADARAN • FUNGSIONALISME : KESADARAN • PSIKOANALISIS : KETIDAKSADARAN • BEHAVIORISME : PROSES BELAJAR • HUMANISTIK : EMOSI • KOGNITIF : PIKIRAN • TRANSPERSONAL : KESADARAN DAN KETIDAKSADARAN • PSIKOLOGI ISLAMI ?
PARADIGMA PSIKOLOGI ISLAMI • ALLAH SEBAGAI SUMBER DARI SEGALA SUMBER ILMU PENGETAHUAN (Q.S. AN-NUUR (24) : 35) • SUMBER ILMU PENGETAHUAN ADA DUA : • AYAT VERBAL (QAULIYAH: AL QUR’AN & AL HADIST) • AYAT NON VERBAL (KAUNIYAH: ALAM SEMESTA)
… METODE MEMPEROLEH ILMU PENGETAHUAN CARA : • PENGALAMAN SENSORIS : OBSERVASI, WAWANCARA, EKSPERIMEN, RISET EMPIRIS, DLL • LOGIKA : ARGUMENTASI LOGIS MELALUI NALAR/AKAL • PENGALAMAN SPIRITUAL-TRANSENDENTAL (RELIGIUS EXPERIENCE) PENGALAMAN IMAN SARANA : RUH, NAFS, QOLBU, AKAL, INDERAWI, FISIK, FITRAH
PARADIGMA FILOSOFIS • ASUMSI DASAR : MANUSIA HIDUP DENGAN FITRAH YANG DICIPTAKAN ALLAH DALAM DIRINYA (Q.S. AR-RUUM (30) : 30) • ONTOLOGI (WHAT) MANUSIA DENGAN FITRAH-NYA ADALAH MAKHLUK “SEMI LANGIT-BUMI” (SPIRITUAL DAN FISIKAL). • EPISTEMOLOGI (WHY) MANUSIA MEMERLUKAN BIMBINGAN DALAM HIDUPNYA MELALUI NURANI (CAHAYA ALLAH DALAM DIRI). • AKSIOLOGI (HOW) DALAM SETIAP AKTIVITASNYA, MANUSIA BERUSAHA MENDAPATKAN RIDHO, CINTA, DAN PERJUMPAAN DENGAN ALLAH SWT
ONTOLOGI (WHAT) KEBENARAN • KEBENARAN TRANSENDENTAL / LANGIT / ILAHIYAH TUNGGAL • KEBENARAN EMPIRIK-HISTORIK / BUMI / INSANIYAH PLURAL • KEBENARAN ILAHIYAH SBG WUJUD BIMBINGAN ALLAH AYAT, ISYARAT, HUDAN/PETUNJUK, RAHMAT. SIFAT KEBENARANNYA : MUTLAK / ABSOLUT • KEBENARAN INSANIYAH PENGHAYATAN DAN PENELITIAN THD FAKTA DAN DATA YG BERSIFAT EMPIRIK-SENSUAL, EMPIRIK-LOGIK, EMPIRIK ETIK, EMPIRIK ESTETIK, EMPIRIK TRANSENDENTAL. SIFAT KEBENARANNYA : PROBABILISTIK/ RELATIF (SIAP DIREVISI/UP TO DATE)
Q.S AL A’RAF (7) : 172 • Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
REFERENSI : Nashori, F. 2002. Agenda Psikologi Islami, Yogyakarta : Pustaka Pelajar VISI PSIKOLOGI ISLAMI
VISI PSIKOLOGI ISLAMI • VISI : • IMPIAN TENTANG SESUATU • SESUATU YANG DIYAKINI BERHARGA / PENTING • SESUATU YANG DIHARAPKAN KEBERADAANNYA SUATU SAAT DI MASA DEPAN • VISI PSIKOLOGI ISLAMI : • IMPIAN TENTANG KEBERADAAN PSIKOLOGI ISLAMI PADA MASA YANG AKAN DATANG
VISI PSIKOLOGI ISLAMI (INDONESIA) • Berdasarkan Rumusan Hasil Dialog Nasional Pakar Psikologi Islami 1997 di Fakultas Psikologi Universitas Darul ‘Ulum Jombang (Nashori, 2002) : • Psikologi Islami diarahkan menjadi mazhab baru dalam pelataran psikologi, tepatnya mazhab kelima setelah mazhab pertama psikoanalisis, kedua behaviorisme, ketiga psikologi humanistik, dan keempat psikologi transpersonal • Psikologi Islami diarahkan menjadi salah satu fondasi utama bagi pembentukan peradaban baru bagi umat manusia yang didasarkan pada nilai-nilai Islam
Psikologi Islami Sebagai Mazhab Baru(Nashori, 2002) • Paradigma baru dalam melihat keterkaitan manusia dengan Tuhan • Psikoanalisis : tidak percaya Tuhan (percaya Tuhan = delusi) • Behaviorisme : acuh tak acuh/tak peduli Tuhan/non inderawi • Humanistik : nilai-nilai kehidupan penting, tapi bukan/berbeda dengan nilai-nilai agama (sekuler) • Transpersonal : mempercayai adanya pengalaman puncak berbagai pemeluk agama • Menempatkan qolbu sebagai pusat diri manusia (psikologi sebelumnya menempatkan akal sebagai pusat diri manusia) • Qolbu dapat mengetahui sesuatu di atas logika akal, berkecenderungan kepada kebenaran, memiliki kekuatan mempengaruhi benda dan peristiwa
Psikologi Islami Sebagai Pembentuk Peradaban Baru • Psikologi Islami dimaksudkan untuk memahami manusia dari semua dimensinya, yaitu organo-biologi, psiko-edukasi, sosiokultural, dan psiko-spiritual. Ukuran utama untuk memahami manusia adalah aspek psiko-spiritualnya secara khusus yang dapat dilihat dari tingkatan kemampuan untuk membangun hubungan dengan Tuhan. • Psikologi Islami mempunyai potensi untuk menjawab tantangan kehidupan masyarakat modern, yaitu kemajuan material yang tidak dibarengi dengan peningkatan moral-spiritual. • Psikologi Islami tidak hanya mendeskripsikan siapa sesungguhnya manusia, tapi juga menunjukkan tugas dan tanggung jawab yang diemban untuk memakmurkan alam dan kehidupan yang telah dikaruniakan Tuhan
STRATEGI PENCAPAIAN VISI PSIKOLOGI ISLAMI Berdasarkan rumusan Simposium Nasional Psikologi Islami IV tahun 2000 di Universitas Indonesia : • Menggali lebih dalam filsafat manusia dalam Islam sehingga dapat dijadikan dasar dalam mengembangkan teori psikologi islami • Mengembangkan psikologi islami dalam setiap tahapan perkembangan ilmu agar memenuhi syarat menuju mazhab baru, yaitu : • Diakui dan didukung oleh banyak tokoh/ahli • Menghasilkan banyak buku • Dikaji secara luas, ada dialektika ilmiah • Adanya pertemuan-pertemuan ilmiah • Adanya diskusi-diskusi secara intensif