820 likes | 3.94k Views
TOLAK UKUR KETOKSIKAN. SUBSTANSI. Variabel toksisitas. Tolak ukur kualitatif. Tolak ukur kuantitatif. Hubungan kekerabatan dan respon. Tujuan Instruksional khusus :. Dapat memahami variabel ketoksikan racun Dapat memahami tolak ukur kualitatif ketoksikan racun
E N D
TOLAK UKUR KETOKSIKAN h_baroroh@yahoo.co.id
SUBSTANSI Variabel toksisitas Tolak ukur kualitatif Tolak ukur kuantitatif Hubungan kekerabatan dan respon h_baroroh@yahoo.co.id
Tujuan Instruksional khusus : • Dapat memahami variabel ketoksikan racun • Dapat memahami tolak ukur kualitatif ketoksikan racun • Dapat memahami tolak ukur kuantitatif ketoksikan racun • Dapat memahami hubungan kekerabatan dosis dan respon h_baroroh@yahoo.co.id
VARIABEL KETOKSIKAN RACUN • Variabel bebas : kondisi pemejanan • Variabel kendali : kondisi makhluk hidup • Variabel tergantung : wujud serta sifat efek toksik h_baroroh@yahoo.co.id
TOLOK UKUR KETOKSIKAN RACUN perantara sebab akibat Kondisi pemejanan Wujudefektoksik Mekanismeaksi Sifat efek toksik Variabel tergantung Variabel bebas Keadaan fisiologi keadaan patologi Variabel kendali Kekerabatan….??? h_baroroh@yahoo.co.id TOLOK UKUR…!!!
Efek toksik Efekkuantitatif Efek kualitatif Tolok Ukur (Parameter)….?? Tolokukurkuantitatif Tolok ukur kualitatif Diperoleh dari uji ketoksikan pada sekelompok hewan uji Pemahamantentangketoksikanracunakanmempermudahdalammengevaluasibatasamansuaturacun h_baroroh@yahoo.co.id
1. TOLOK UKUR KUALITATIF Wujud efek toksik dan sifatnya Makhluk Hidup Racun Gejala klinis disidik h_baroroh@yahoo.co.id
Berdasarkanskemayang dapatberlakusebagaitolokukurkualitatifadalah : • Mekanisme aksi • Jenis wujud efek toksik • Sifat efek toksik • Gejala klinis yang tampak Selama efek toksik berlangsung Semua tolok ukur ini harus ditegaskan dalam uji ketoksikan Untuk melihat hubungan sebab-akibat ketoksikan racun h_baroroh@yahoo.co.id
Misalnya : sebab akibat anoksia Sodium nitrit Peubahan fungsional Sifat timbal balik Mekanisme aksi Haemoglobin Methamoglobin • Sianosis • Takhikardi • Sesak napas • gelisah Nekrosis Kematian…..!!! Bila tdk tertanggulangi h_baroroh@yahoo.co.id
MANFAAT MENGETAHUI TOLOK UKUR KUALITATIF Seseorang dapat menjelaskan mekanisme aksi, wujud dan sifat efek toksik, serta berbagai gejala klinis ketoksikan racun Artinya….?? Keparahan dari akibat yang ditimbulkan dapat dijelaskan melalui tolok ukur kualitatif disamping tolok ukur kuantitatif h_baroroh@yahoo.co.id
Dari skema diatas dapat disimpulkan : • Ada takaran/dosis yang tidak menimbulkan efek toksik yang dapat teramati. • Takaran yang lebih tinggi dapat menyebabkan efek toksik yang maksimum 2. TOLOK UKUR KUANTITATIF PARACELCUS Makanan..?? Racun…?? Dosis / takaran h_baroroh@yahoo.co.id
sebab akibat • Kondisi pemejanan • Takaran/dosis • Lama pemejanan Intensitaswujudefektoksik kekerabatan Tolok ukur KUANTITATIF • Kekerabatan dosis-intensitas efek toksik (dosis-respon) • Kekerabatan lama pemejanan-intensitas efek toksik (waktu-respon) LD50, TD50 dan KETT Waktu latent (waktu yang dibutuhkan sampai efek toksik muncul) MHMD (masukan harian maksimum yang dapat diterima) h_baroroh@yahoo.co.id
KEKERABATAN DOSIS – RESPON • Asumsi : • Efek toksik merupakan fungsi kadar racun ditempat aksinya • Kadar racun ditempat aksinya berhubungan dengan takaran pemejanannya • Respon toksik menunjukkan hubungan sebab-akibat dengan racun yang dipejankan h_baroroh@yahoo.co.id
FREKUENSI atau ANGKA KEJADIAN timbulnya EFEK TOKSIK pada sekelompok individu h_baroroh@yahoo.co.id
Ketoksikanracundianggapberkerabatdengantakaranpemejanannya 1000 individu 1000 individu Gambar 1. Diagram kekerabatandosis-respon h_baroroh@yahoo.co.id
TD50 TD50 TD50 Gambar 2. Kurva kekerabatan dosis-respon Takaranpemejanandimana 50 % individudalamsekelompokpopulasimenunjukanefektoksikbaku (takaran median) digunakansebagaitolokukurpotensiketoksikanracun Bila efek toksik berupa perubahan biokimia, fungsional dan struktural TD50 (toksic dose) Bila efek toksik berupa kematian h_baroroh@yahoo.co.id LD50 (lethal dose)
Harga LD50 dan TD50 dapat diperoleh secara statistika. Metode yang paling lazim digunakan untuk menghitung harga LD50 atau TD50 adalah : • Metode grafik Lietchifield dan wilcoxon (1949) • 2. Metode grafik logaritmik miller dan Tainter (1944) • 3. Tata cara menemukan kisaran dari Weill (1952) h_baroroh@yahoo.co.id
Pada penentuan LD50 perlu dipilih dosis mematikan sekitar 50%, lebih dari 50% (90%) dan kurang dari 50% (sekitar 10%). Pada penentuan dosis dapat menggunakan dosis lazim penggunaan zat sebagai terapi dikalikan faktor tertentu (5x, 10x atau 20x dan seterusnya hingga diperoleh dosis yang mematikan 10 dan 90% hewan coba Dua atau 3 dosis diantaranya dapat dihitung berdasar : Log N/n = k log a/n N = dosis yang mematikan sekitar 90% hewan uji n = dosis yang mematikan sekitar 10 % hewan uji k = jumlah kelompok tanpa kontrol a = dosis setelah n h_baroroh@yahoo.co.id
Metode Grafik h_baroroh@yahoo.co.id
CARA PROBIT • Syarat : • Mempunyai tabel probit • Menentukan nilai probit dari % kematian tiap kelompok uji • Menentukan log dosis tiap-tiap kelompok • Menentukan persamaan garis lurus hubungan antara nilai probit dengan log dosis • Masukkan nilai 5 (probit dari 50% kematian hewan coba) pada persamaan garis lurus pada nilai Y. Nilai LD50 atau LC50 dihitung dari nilai antilog X pada saat Y=5 h_baroroh@yahoo.co.id
CARA FARMAKOPE INDONESIA III • Menggunakan seri dosis atau konsentrasi yang berkelipatan tetap • Jumlah hewan percobaan tiap kelompok harus sama • Dosis harus diatur sedemikian rupa supaya memberikan efek dari 0-100% dan hitungan dibatasi di rentang tersebut Rumus perhitungan LD50 adalah m = a-b (∑pi – 0,5) m = log LD50 a = logaritma dosis terendah yang masih menyebabkan jumlah kematian 100% tiap kelompok b = beda log dosis yang berurutan pi = jumlah yang mati menerima dosis i dibagi jumlah hewan seluruhnya yang menerima dosis i h_baroroh@yahoo.co.id
CARA WEIL Log m = log D + d (f + 1) Dimana : m = nilai LD50 D = dosis terkecil yang digunakan d = log dari kelipatan dosis f = suatu nilai dalam tabel Weil, karena angka kematian tertentu (r) h_baroroh@yahoo.co.id
PadaKurvahubungandosis-respon • Bentukbagianawalkurvalebihrelevandikajidaripadabentukkurvakeseluruhan • Hal iniberkaitandenganambangpemejananracun, yaknitakaranpemejanandimanaindividutidakmenunjukanresponatauefektoksik yang terukur/teramati Batas aman ketoksikan racun yang lazim disebut kadar efek toksik tak teramati (KETT) atau “no observed effect level” KETT merupakan takaran pemejanan tertinggi yang tidak menyebabkan timbulnya efek toksik atau kematian pada diri subjek uji, yakni titik potong kurva awal dengan absis (sumbu x) Jadi dari kasus pemejanan tunggal/akut kekerabatan dosis-respon dapat diperoleh informasi penting yakni : Harga LD50/TD50 Tolok ukur kuantitatif utama ketoksikan racun h_baroroh@yahoo.co.id KETT
% respon A B Dosis (skala linier) KETT Gambar 3. Perbandingan kekerabatan dosis-respon racun A (tampa KETT) dan B (dengan KETT) Harga LD50/TD50 Semakin kecil harga LD50/TD50 maka semakin besar potensi toksik atau ketoksikan akut racun kriterianya dapat dilihat pada tabel berikut : h_baroroh@yahoo.co.id
Kriteria LD50 (mg/kg) • Luar biasa toksik • Sangat toksik • Cukup toksik • Sedikit toksik • Praktis tidak toksik • Relatif kurang berbahaya Kurang dari 1 (< 1) 1 – 50 50 – 500 500 – 5000 5000 – 15000 > 15000 Tabel 1. Kriteriaketoksikanxenobiotika (Loomis, 1978) LD50/TD50tidakmenggambarkanbataskeamananracun Batas keamananracundigambarkanoleh KETT, artinya : Misalnyameskipunharga LD50racun A lebihbesardaripada LD50racun B ataupotensiketoksikanakutracun A lebihrendahdaripadaracun B, tidakberartiracun A pastilebihamandaripadaracun B. Batas amansuaturacunharuslahdilihatdariharga KETT nya h_baroroh@yahoo.co.id
Hal inidapatdilihatpadagambarberikut : Respon toksik Batas aman racun B lebih besar dari pada racun A, meskipun ketoksikan akut B relatif lebih tinggi daripada A B A 50 Hal ini terjadi terutama bila kurva kekerabatan dosis-respon yang diperbandingkan tidak sejajar, misalnya mekanisme aksi atau wujud efek toksik racun A dan Berbeda dosis LD50 B LD50 A KETT A KETT B Respon toksik B A 50 dosis LD50 A LD50 B KETT A KETT B Tetapi bila kurva yang diperbandingkan sejajar (gambar disamping) mungkin perbedaan potensi ketoksikan akut berbading lurus dengan batas keamanan (KETT) racun h_baroroh@yahoo.co.id
KEKERABATAN WAKTU-RESPON Berguna untuk : Evaluasi dan penilaian ketoksikan racun pada pemejanan sub kronis (10% masa hidup subjek uji) dan kronis (85% masa hidup subjek uji) WAKTU LATEN (WL) Adalahwaktu yang dilewatisebelumefektoksikmenjadinyata KTM WL h_baroroh@yahoo.co.id Profil kadar racun pada pemberian kronis
Sifat antaraksi racun pada pemejanan kronis dibagi menjadi : • Antaraksi yang terbalikan (umumnya racun memiliki t 1/2 yang pendek) • Jarang terjadi kejenuhan translokasi racun. Kinetika hubungan dosis-respon mengikuti orde 1, sehingga WL tidak berbanding lurus dengan dosis. • Mencapai kadar konstan dalam darah/kadar steady-state (kadar tunak / Kkt) • Bila kadar toksik minimum adaalah Kkt, maka gejala-gejala efek toksik akan cepat terlihat • Keadaan ini disebut dengan waktu latent (waktu yang dilewati sebelum efek toksik menjadi nyata) yang besarnya pada umumnya adalah :WL = 4 x t 1/2 h_baroroh@yahoo.co.id
Sekuestrasi fisik (umumnya memiliki t 1/2 yang jauh lebih panjang) • T ½ relatif panjang sehingga Kkt dan WL akan lebih panjang. • mis : DDT (t ½ : 1,8 tahun) maka Kkt atau WL akan dicapai dalam waktu : 4 x 1,8 tahun = 7,2 tahun (bila pemejanannya 1,8 tahun sekali) • Karena itu DDT akan berada pada kadar subtoksiknya (dibawah KTM) dalam waktu yang lama, sehingga gejala-gejala toksiknya juga lambat terlihat, kecuali frekuensi pemejanannya jauh lebih pendek daripada t I/2 nya h_baroroh@yahoo.co.id
Antaraksi yang tak terbalikan • Profil kekerabatan waktu-respon yang diperoleh berbeda sekali dengan 2 kasus di atas • WL sebanding dengan dosis pemejananya (mengikuti orde 0), karena itu dengan dosis yang rendahpun efek toksik sudah terlihat nyata • Akibat pemejanan kronis akan terjadi penumpukan efek toksik sehingga kadang sulit dijumpai adanya perwujudan dosis tanpa efek toksik pada kurva kekerabatan dosis-respon. Hal ini terjadi pada kasus teratogenesis h_baroroh@yahoo.co.id
Masukan harian yang dapat diterima (MHDD) • Istilah lain “aceptable daile intake” (ADI) • Tolok ukur ini dapat ditetapkan apabila KETT suatu racun telah ditetapkan • MHDD dihitung dengan rumus • MHDD(mg/kg BB manusia) = KETT (mg/kgBB hewan uji) • faktor aman (biasanya 100) h_baroroh@yahoo.co.id
Faktor aman • Merupakan tetapan yang menggantikan berbagai faktor yang tidak diketahui dalam mengekstrapolasikan data hasil hewan uji ke manusia. • Berbagai faktor tersebut adalah : kondisi fisiologis dan patologis hewan uji ke manusia, faktor perbedaan jumlah subjek yang terlibat dalam ekstrapolasi (dari jumlah hewan uji yang sedikit ke manusia dengan jumlah yang besar dan beragam) • Faktor aman bisanya 100, tetapi tidak semua racun/obat memiliki faktor aman 100, bisa lebih kecil atau lebih besar h_baroroh@yahoo.co.id
senyawa KETT (tikus) Faktor aman MHDD (manusia) Heksa klorobenzena (1969) Dieldrin (1970) DDT 2000 200 10 0,6 mcg 0,1 mcg 5,0 mcg 1,25 mg/kgBB/hari 0,025 mg/kgBB/hari 0,05 mg/kgBB/hari Contoh nilai MHDD berbagai senyawa Dari harga MHDD dapat dihitung MHMD (masukan harian maksimum yang diperbolehkan) yang dihitung dengan cara mengalikan MHDD dengan purata berat badan manusia (kg) MHMD (mg/hari) = MHDD (mg/kgBB mnusia/hari) x BB (kg) h_baroroh@yahoo.co.id
Suatu contoh : KETT endosulfan (anjing) : 0,75 ,g/kg/hari Faktor aman : 100 Purata berat badan manusia : 60 kg MHDD dan MHMD dapat dicari MHDD = 0,75 mg/kg/hari = 0,0075 mg/kg/hari 100 MHMD = 0,0075 mg/kg/hari x 60 kg = 0,45 mg/hari h_baroroh@yahoo.co.id
SEKIAN h_baroroh@yahoo.co.id