10 likes | 237 Views
ciigunakan sebagai preciiktor sikap permisif terhadap hubungan seksual sebelum menikah terutama jenis keiamin laki-laki, karena subjek laki-laki memperlihatkan sikap permisif yang lebih tinggi dibanding'kan subjek wanita (Puspitasari, 2000).
E N D
ciigunakan sebagai preciiktor sikap permisif terhadap hubungan seksual sebelum menikah terutama jenis keiamin laki-laki, karena subjek laki-laki memperlihatkan sikap permisif yang lebih tinggi dibanding'kan subjek wanita (Puspitasari, 2000). Dari uraian ini bisa disimpulkan bahwa jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi periiaku seksual. Selain itu menurut Savitri (2000) selama ini wanita menjadi korban dari konstruksi sosial yang menempatkan perempuan ke dalam su'bordinasi daripada kaum pria, sehingga segala sesuatu "keputusan yang di amhilnya cenderung tidak mandiri. Dari keseiuruhan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku seksual seseorang dapat berasal dari faktor internal dirinya sendiri, yaitu perubahan hormonal, jenis kelamin, tingkat pendidikan, kontrol diri serta penghargaan diri yang rendah dan pemahaman nilai agama serta faktor eksternal yang bersifat pengaruh dari luar yaitu pengaru'n lingkungan tempat tinggal, kondisi keiuarga, dan pengaruh kelompok sebaya Untuk itu peran pendidi'k sebaya yang menjadi ujung tombak dalam metode pendidikan teman sebaya menjadi sentral dalam rangka mempengaruhi perilaku seksual remaja. Seperti yang diungkapkan Fuhrmann (1990) remaja cenderung berperilaku mengikuti standar perilaku dari teman-temannya dalam kelompok. Selain itu intensitas pertemuannya yang cukup besar serta ketakutan remaja akan dijauhi oleh kelompoknya membuat semakin besarnya pengaruh kelompok sebaya dalam mempengaruhi kecenderungan periiaku seksual remaja. Hasil penelitian yang dilakukan Saha'bat Remaja dan Plan Internasioanal tahun 1999 juga menunjukkan hasil bahwa 82,8 % remaja dari 187 responden yang berusia 14-24 tahun