450 likes | 1.05k Views
RADANG & BEBERAPA PENYAKIT LAIN PADA ORGAN GENITALIA WANITA. RADANG Infeksi dari luar dapat menyebar melalui vulva, vagina, uterus & tuba fallopii masing-masing memiliki mekanisme pertahanan. Vulva : lebih resisten terhadap infeksi
E N D
RADANG & BEBERAPA PENYAKIT LAIN PADA ORGAN GENITALIA WANITA
RADANG • Infeksi dari luar dapat menyebarmelaluivulva, vagina, • uterus & tuba fallopii masing-masing memiliki • mekanisme pertahanan. • Vulva : lebih resisten terhadap infeksi • Vagina : epitel yang tebal, glikogen & basil Döderlein • membuat asam laktat terjadi reaksi asam • daya tahan ↑ • Serviks uteri : lendir alkalis yang kental kuman • sukar masuk • Endometrium : lepasnya dinding endometrium setiap • haid radang tidak bertahan lama
Tuba fallopii: gerakan silia ke arah uterus & peristaltik • mencegah kuman masuk ke rongga peritoneum • Infeksi dapat terjadi melalui : • 1. Koitus : gonorea, sifilis, ulkus molle, granuloma • inguinale, limfogranuloma venerum, • herpes genitalis, trikomoniasis • 2. Trauma • 3. Benda asing • 4. Penyebaran dari organ lain
LEKOREA • = white discharge, flour albus, keputihan • keluarnya cairan yang bukan darah dari alat genital. • Bersifat fisiologik ataupun patologik • Lekorea fisiologik : • 1. Bayi baru lahir sampai 10 hari • 2. Sekitar menars • 3. Wanita dewasa bila dirangsang • 4. Sekitar ovulasi • 5. Wanita dengan penyakit menahun seperti neurosis • Lekorea patologik disebabkan oleh infeksi, warna agak • kekuningan sampai kehijauan, lebih kental, berbau & • mengandung banyak lekosit
VULVA • Terdiri dari : mons veneris, labia mayora, labia minora, • klitoris, vestibulum dengan orisfisium uretra eksternum, • glandula Bartholini & glandula paraurethralis • Vulvitis • Vulva bengkak, merah, agak nyeri, kadang-kadang gatal • Dibedakan atas : • Bersifat lokal • Timbul bersama atau akibat vaginitis • Awal atau manifestasi penyakit umum
Vulvitis lokal : • Infeksi pada kulit, rambut, kel. sebasea, kel. keringat. • Timbul akibat trauma karena luka atau sebab lain & • menyebabkan folikulitis, furunkulosis, hidradenitis • 2. Infeksi pada orifisium uretra eksternum, kel. Para- • uretralis, biasanya akibat gonorea • 3. Infeksi pada kel. Bartholini • Vulvitis sebagai awal/manifestasi penyakit lain : • Penyakit kelamin • Tuberkulosis • Virus : limfogranuloma venerum, herpes genitalia, • kondiloma akuminata • 4. DM
Bartholinitis Akibat gonorea, atau sebab lain, seperti streptokokkus, basil koli. Akut : membesar, merah, nyeri, panas, berisi nanah yang dapat keluar melalui duktus atau bila tersumbat menjadi abses Terapi : Antibiotik Insisi Infeksi berulang kista bartholini Kista bartholini Tidak selalu menimbulkan keluhan R/ tidak perlu Pembedahan : ekstirpasi marsupialisasi
Herpes genitalis • Disebabkan oleh tipe 2 herpes virus hominis • Akibat hubungan seksual & timbul setelah 3 – 7 hari • Lokasi : labia minor, bagian dalam labia mayor, prepusium • klitoridis • Diagnosis : biakan, tes serologis • Gejala : vesikel-vesikel pada daerah yang meradang dan • edema, disertai gatal, terasa panas. Kadang-kadang • terdapat ulkus kecil yang dangkal • Bila di vagina : lekorea, perdarahan & disuri • Terapi : simptomatik • dapat terjadi reaktivasi
Kondiloma akuminata • Seperti bunga kol (cauliflower) • Di tengah terdiri dari jaringan ikat dan bagian • permukaan ditutup epitel dengan hiperkeratosis. • Lokasi : vulva, perineum, perianal, vagina & serviks uteri • Disebabkan oleh virus • Sering ditemukan pada kehamilan karena vaskularisasi • Terapi : bila kecil dengan larutan podofilin 10% • luas : pembedahan atau kauterisasi
Vulvitis diabetika • Vulva merah, sedikit bengkak • Keluhan terutama rasa gatal, nyeri • Kadang-kadang disertai moniliasis • Terapi : tangani DM & terapi lokal
VAGINA • Flora vagina : basil Döderlein, streptokokkus, stafilokokkus, • difteroid dalam keadaan normal bersimbiosis • Jika terganggu vaginitis nonspesifik • Penyebab vaginitis lain : trikomonas vaginalis • kandida albikans • hemofilus vaginalis • Gejala vaginitis : • leukorea berupa cairan yang kadang-kadang • bercampur lendir, dapat menjadi purulen, mengandung • leukosit, disertai rasa gatal & membakar. • Biasanya disertai vulvitis • Permukaan vagina & vulva merah & bengkak • Dapat ditemukan bintik-bintik merah (vaginitis granularis)
Trikomoniasis • Etiologi : trikomonas vaginalis • Normal berada di vagina dalam jumlah kecil • Merupakan parasit dengan flagella yang • bergerak aktif • Cara penularan : koitus terbanyak • Gejala : leukorea yang encer sampai lebih kental, • kekuning-kuningan & agak berbau, gatal. • Kadang diseertai uretritis ringan sampai • disuria & sering kencing • Diagnosis : pemeriksaan sekret vagina • Terapi : Metronidazol
Kandidiasis • Etiologi : kandida albikans • Jamur gram positif, tumbuh baik dalam suasana • asam (pH 5,0 – 6,5) yang mengandung glikogen • Dapat ditemukan di mulut, daerah perianal tanpa • bergejala • Tumbuh dengan cepat pada : • wanita hamil • memakaikontrasepsi hormonal (pil) • mendapat antibiotik spektrum luas • DM • kesehatan kurang baik
Gejala : • Leukorea berwarna keputihan & sangat gatal • Radang pada vulva & vagina & ditemukan membran- • Membran kecil berwarna putih, jika diangkat • berdarah • Diagnosis : pemeriksaan sekret vagina • Terapi : • Gentian violet kurang digunakan lagi • Nystatin • Chlorodantoin • Niconazol
Hemofilus vaginalis vaginitis • Etiologi : hemofilus vaginalis, basil gram (-) • Gejala : • Leukorea berwarna putih bersemu kelabu, • kadang-kadang kekuningan, berbau, disertai • gatal. • Ditularkan melalui hubungan seksual • Diagnosis : pemeriksaan sekret vagina, ditemukan • kelompok basil, leukosit tidak banyak & banyak • sel-sel epitel yg permukaannya berbintik yang • disebut clue-cell. • Terapi : Ampisilin • Sultrin triple sulfa krem, Nitrofuracone • intravaginal
(Vulvo)-vaginitis atrofikans • = vaginitis senilis • Setelah menopause epitel vagina atrofi, hanya lapisan • sel basal mudah terinfeksi & radang dapat • menjalar ke jaringan di bawah epitel. • Gejala : leukorea, gatal & perih • Disuria & polakisuria bila uretra & vesica • urinarius ikut terinfeksi • Terapi : Estrogen tiap malam • Dienestrol krem, premarin vaginal cream, • untuk 30 hari
Vaginitis emfisematosa • Jarang ditemukan • Umumnya pada wanita hamil • Gejala : • Radang disertai gelembung kecil berisi gas pada • dinding vagina & porsio uteri • Etiologi : ? • Terapi : simptomatis
SERVIKS UTERI • Servisitis akut • Infeksi yang diawali di endoserviks • Ditemukan pada gonorea, infeksi postpartum • atau postabortum yang disebabkan oleh • streptokokkus, stafilokokkus, dll. • Gejala : serviks merah, bengkak& mengeluarkan • Cairan mukopurulen
Servisitis kronik • Terutama pada ♀ yang pernah melahirkan • Luka kecil atau besar pada serviks akibat partus atau • abortus kuman mudah masuk ke endoserviks • Gambaran patologik : • Serviks kelihatan normal. • Infiltrasi lekosit ke stroma endoserviks. • Tidak bergejala kecuali sekret agak kekuningan • 2. Porsio uteri sekitar OUI tampak kemerahan yang • sulit dibedakan dengan daerah sekitar. • Sekret mukus bercampur darah • 3. Robekan pada serviks uteri luas & mukosa endoserviks • kelihatan dari luar (ektropion) mudah terinfeksi, • serviks hipertrofi & mengeras, sekret mukopurulen • banyak
Dapat membentuk kista Nabothi pada proses • penyembuhan • Sukar dibedakan dengan Ce serviks stadium awal perlu • pemeriksaan Papanicolau, jika perlu biopsi • Terapi : • Lokal : tinktura jodii • larutan nitras argenti • kauterisasi radikal dengan termokauter atau • krioterapi • Radang menahun : konisasi • Robekan atau infeksi luas : amputasi serviks
KORPUS UTERI • Endometritis akut • Endometrium menjadi edema & hiperemi • Pem. Mikroskopik : hiperemi, edema, infiltrasi leukosit • berinti polimorf yang banyak serta perdarahan • interstisial • Etiologi : gonorea, infeksi pada abortus atau postpartum, • pemasangan IUD • Gejala : panas tinggi, kelihatan sakit keras, leukorea yang • bernanah, uterus serta daerah sekitar nyeri bila • diraba
Endometritis kronik • Jarang ditemukan • Gejala : • Leukorea & menoragia • Terapi : tergantung penyebab • Ditemukan pada : • Tuberkulosis • Sisa abortus atau partus • Korpus alienum di kavum uteri • Polip uterus dengan infeksi • Tumor ganas uterus • Salpingo-ooforitis & sellulitis pelvik
Piometra • Pengumpulan nanah di kavum uteri akibat stenosis • kanalis servikalis • Banyak ditemukan pada ♀ peri/postmenopause. • Estrogen ↓ endometritis menipis endometritis • senilis menahun. • Diagnosis : Sonde keluar nanah • DD : karsinoma korporis uteri • Tindakan : Histerektomi dapat dipertimbangkan bila • penderita setuju
Metritis • = Miometritis : radang pada miometrium • Akut : pada abortus septik atau infeksi postpartum • Tidak berdiri sendiri, tapi merupakan bagian dari • infeksi yang lebih luas • Kuret pada endometrium yang meradang dapat • menyebabkan metritis • Perimetritis • Radang pada serosa yang meliputi uterus • Bagian dari radang peritoneum pelvik
ADNEKSA & JARINGAN SEKITAR • Salpingo-ooforitis atau adneksitis • Radang pada tuba fallopii & ovarium sering bersamaan • Etiologi : • Penyebaran infeksi dari uterus • gonorea terbanyak • infeksi puerperal atau postpartum • 10% akibat tuberkulosis • akibat tindakan : kuret, laparotomi, Pemasangan • IUD • perluasan dari radang ditempat lain, mis : • apendisitis
Salpingo-ooforitis akut • Pada gonorea : eksudat yang purulen dapat masuk ke • kavum abdomen peritonitis pelvika • Kerusakan mencapai lapisan mukosa, cenderung terjadi • perlengketan fimbria pada ostium tuba abdominal, • nanah terkumpul di tuba piosalping • Salpingitis akut piogenik : infeksi puerperal atau akibat • abortus septik, atau akibat tindakan seperti • kuret • Infeksi oleh kuman streptokokkus, stafilokokkus, • E. coli, Klostridum welchii. • jarang menginfeksi mukosa tuba, sehingga bila • sembuh, lumen tetap normal
Infeksi septik dengan kuman patogen : gejala umum • lebih menonjol. • Gejala : demam, leukositosis, rasa nyeri di kiri & kanan • uterus. Setelah beberapa hari dijumpai tumor • dengan batas tidak jelas & nyeri tekan • DD : apendisitis akut, pielitis akut, torsi adneksa & KET • Terapi : • Istirahat baring • Antibiotika • Analgetik • Pembedahan bila : ruptur piosalping atau abses • ovarium, jika teredapat gejala ileus, • sulit untuk bedakan dengan apendisitis
Salpingo-ooforitis kronik • Dibedakan atas : • Hidrosalping • Piosalping • Salpingitis interstisialis kronik • Kista tubo-ovarial, abses tubo-ovarial • Abses ovarial • Salpingitis tuberkulosa • Gejala : • tidak selalu jelas, biasanya didahului oleh keadaan akut • nyeri di bagian bawah perut sebelah kiri/kanan yang • bertambah bila bekerja berat
sakit pinggang • Lekorea • haid lebih banyak, siklus tidak teratur • Teraba tumor dengan konsistensi kistik (hidrosalping) • & padat (piosalping), nyeri tekan, & sulit digerakkan • Terapi : • Subakut : antibiotika spektrum luas • diatermi
Indikasi pembedahan : 1. Berulang 2. Sering timbul reaktivasi 3. tumor di sebelah uterus, tidak mengecil setelah diatermi 4. infertilitas akibat kelainan pada tuba
Parametritis akut • Terutama infeksi oleh streptokokkus & stafilokokkus • Akibat infeksi puerperal atau postabortum • Lokasi terbanyak : di parametrium bagian lateral • Dapat terbentuk abses • Kronik : fibrosis • Gejala : demam sakit perut bagian bawah teraba tumor di sebelah uterus jika abses meluas mencapai permukaan : edema & hiperemi • Terapi : sama dengan salpingo-ooforitis
Peritonitis pelvika (pelvioperitonitis) • Gejala : • demam • leukositosis • nyeri hebat • mual • defans muskuler • gerakan uterus menimbulkan nyeri hebat • Terapi : • sama dengan salpingo-ooforitis akut
KELAINAN-KELAINAN LAIN • Vulva • Pruritus vulvae • = gatal di daerah vulva • Dibedakan atas 2 golongan : • Pruritus primer atau idiopatik : tidak ditemukan • kelainan organik, dianggap manifestasi dari • gangguan psikopatologik • 2. Pruritus sekunder • a. Sebab lokal : • - proses peradangan di vulva • - distrofi • - leukorea
- parasit - iritsi kulit - karsinoma b. Sebab umum : - kekurangan gizi, avitaminosis, anemia, tuberkulosis, karsinoma - keadaan toksik : uremia, ikterus - alergi - DM Terapi : Temukan penyebab Simptomatis : jaga kebersihan, antihistamin, salep hidrokortison, atasi stress
Distrofi epitel menahun • Kraurosis vulvae • Atrofi dengan penipisan & fibrosis kulit vulva kulit mengkerut & introitus vaginae stenosis • Daerah yang terkena kering & mengkilat, berwarna putih sampai kemerahan • Terutama pada wanita menopause • Gejala : Dispareunia kadang-kadnag disertai disuria jika pruritus (+) pikirkan leukoplakia • Diagnosis : biopsi • Terapi : salep estrogen
Leukoplakia vulvae • Kulit yang terkena menebal, keras, putih & rapuh mudah luka • Ditemukan pada labia, jarang melewati perineum, Vestibulum & introitus vagina (-) • Terutama pada wanita pasca menopause • Gejala : nyeri & pruritus • Terapi : vulvektomi karena dianggap sebagai • kelainan yang dapat menjadi karsinoma
Liken sklerosis et atrofikans • Dapat ditemukan di tempat lain selain vulva berupa kulit putih & mengkilat dengan batas jelas. • Terdapat di labia, perineum, perianal, lipatan genitokrural, • Gejala : nyeri, disuri & pruritus • Dignosis : biopsi • Terapi : salep estrogen
KELAINAN PADA URETRA • Divertikulum • Kantong kecil, biasanya di posterior uretra • Penyebab : • Kelainan kongenital • Abses kel. Parauretralis yang pecah ke uretra • Perlukaan obstetrik atau pembedahan • Gejala : • Disuria • kadang-kadang dispareunia • Pada pemeriksaan : penonjolan dinding vagina • ke belakang di tempat divertikel, & menjadi • kempes pada penekanan & diikuti • keluarnya cairan dari orifisum uretra • eksterna • Terapi : eksisi
VAGINA • Adenosis vaginae • Merupakan daerah yang kasar pada dinding vagina • Pemeriksaan histologis : epitel skuamosa diganti & ditutupi oleh epitel torak, yang mengeluarkan mukus • Daerah tersebut dapa berkembang menjadi tumor ganas, yaitu clear-cell adenocarcinoma • Dialami oleh wanita yang ibunya mendapat terapi • dietilstilbestrol pada trimester I kehamilan
SERVIKS UTERI Ektropion Disebabkan oleh laserasi pada serviks uteri saat partus sehingga saat luka sembuh, dapat terlihat adanya bibir depan & belakang dari porsio uteri. Bila robekan cukup luas, mukosa kanalis servikalis tampak dari luar
Displasia • Berada di daerah transisi antara epitel skuamosa ektoserviks & epitel torak endoserviks • Pem. Mikroskopik : adanya gangguan maturasi, pertambahan proliferasi, & adanya pleimorfi. • Dibedakan atas : ringan, sedang, berat • Diagnosis : pemeriksaan Papanicolau Kolposkopi Biopsi Kerokan fraksional (pada endoserviks) • Terapi : • Histerektomi bila displasi berat & tidak • menginginkan anak lagi.