310 likes | 532 Views
IPDHK PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN (KULIAH I) DR. DRH. SUGITO, M. SI GENAP TA 20 11 /201 2. DESKRIPSI PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN : MEMPELAJARI SECARA SISTEMATIS PENYAKIT PADA SALURAN PENCERNAAN PADA HEWAN KECIL (FOKUS ANJING DAN KUCING).
E N D
IPDHK PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN (KULIAH I) DR. DRH. SUGITO, M. SI GENAP TA 2011/2012
DESKRIPSI PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN: MEMPELAJARI SECARA SISTEMATIS PENYAKIT PADA SALURAN PENCERNAAN PADA HEWAN KECIL (FOKUS ANJING DAN KUCING) MENJELASKAN: ETIOLOGI, GEJALA, PATOLOGI ANATOMI, DIAGNOSA, DAN PENGOBATAN PADA PENYAKIT2 SALURAN PENCERNAAN ANJING DAN ATAU KUCING.
TUJUAN INSTRUKSIONAL: DIHARAPKAN MAHASISWA MAMPU MENJELASKAN TENTANG BERBAGAI PENYAKIT2 SALURAN PENCERNAAN PADA HEWAN KECIL (KHUSUSNYA ANJING DAN KUCING) YANG TERKAIT DENGAN ETIOLOGI, GEJALA, PATOLOGI ANATOMI, DIAGNOSA, DAN PENGOBATANNYA.
TUGAS KELOMPOK: TUGAS KELOMPOK DIKERJAKAN OLEH 4 ORANG MHS (MAKS). PILIH SATU ARTIKEL DARI LIMA BUAH ARTIKEL YANG TELAH DISEDIAKAN TUGAS KELOMPOK DISERAHKAN TANGGAL 22 PEBR 2012 SBLM JAM 12.00 DAN AKAN DIDISKUSIKAN PADA TANGGAL 23 PEBR, JAM 10.00-12.00 DAN DILANJUTKAN 15.00-18.00. PRESENTASI 10-15’ DAN DISKUSI 10-15’. SOFT COPY TUGAS KELOMPOK DIEMAILKAN TANGGAL 22 JAM SEBELUM 24.00. Email: sugitosyarief@gmail.com
PENILAIAN PAPER/ARTIKEL (50%): PENILAIAN KEGIATAN DISKUSI (50%):
TUGAS KELOMPOK: • A review of imflammatory bowel disease in cat and dogs. • Advances in gastrointestinal disease in cats. • Diet and large intestinal disease in dogs and cats. • Inflammatory bowel disease in the dog: differences and similarities with humans. • Nutritional management of gastrointestinal tract diseases of dogs and cats.
Chickens Pigs Beef Cattle Dairy Cattle Horses Turkeys Dogs Goats Sheep Rabbits Cats Ostrich Deer Types of Digestive Systems Hind Gut Fermentors Monogastrics Ruminants
Proteins Fats Starch Maltose Peptides Amino acids Fatty acids Glucose = main site of absorption Digestive Process - Monogastrics MOUTH amylase STOMACH proteases SMALL INTESTINE amylase maltase bile salts lipases peptidases
1. Alimentary Canal (nutrition): USUS HALUS MULUT FARINK ESOFAGUS LAMBUNG USUS BESAR HATI GIGI LIDAH KLRJ LUDAH PANKREAS 2. Accessory Digestive Organs: K. EMPEDU
DIGESTIVE SYSTEM • the wall of the digestive tube from the mouth to the anus is composed of four basic layers or tunics.
BEBERAPA GANGGUAN PADA SALURAN PENCERNAAN
What clinical signs may indicate this procedure for my pet? - Upper gastrointestinal study: history of swallowing a foreign body, chronic vomiting of food and green tinged fluid, vomiting blood or “coffee grind” material (digested blood), loose or dark stool, decreased appetite, or weight loss - Lower gastrointestinal study: straining to defecate, frank red blood on stool, narrow stool, weight loss, red/swollen rectum, rectal prolapse
KONSTIPASI ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGINYA: Konstipasi terjadi disebabkan feses tertinggal di dalam kolon, mengering menjadi lebih keras dan sulit untuk dikeluarkan. Konstipasi kronis bisa karena adanya faktor-faktor intraluminal, extraluminal, atau intrinsik (neuromuscular) Faktor intraluminal disebabkan makanan kurang baik dicerna, benda-benda keras, Kurangnya intake air, dan adanya hambatan untuk defikasi secara reguler: - pengaruh lingkungan (menjadi stres) atau - tingkah laku (litter box kotor) - adanya penyakit anorectal sehingga menyakitkan waktu defikasi
faktor extraluminal seperti: - adanya tekanan pada kolon dan rektum oleh penyempitan rongga pelvis - adanya tekanan pada kolon dan rektum oleh pembesaran kelenjar prostat - konstipasi kronis atau obstipation dapat terjadi karena terjadi megacolon Faktor intrinsik (neuromuscular): - kontrol neuromuskular kolon dan rektum termasuk hypothyroidism, dan lesio pada spinal cord atau saraf pelvis - Hipokalemia dan hiperkalsemia dapat mempengaruhi kontrol pada otot - Beberapa jenis obat (misalnya, opioid-opioid, diuretika, obat anti alergi
Tanda-tanda klinis adalah tenesmus dan feses kering Jika gangguan keluar feses terhalang oleh pembesaran kelenjar prostat atau pembesaran nodulus limfa sublumbar, feses yang keluar terlihat tipis atau seperti pita (“ribbon-like”). Palpasi abdominal dan pemeriksaan rektum - keberadaan feses yang tertahan berupa berungkel-berungkel besar (volume feses yang besar) - Feses yang dikeluarkan sering berbau busuk. - memperlihatkan gejala kesakitan saat difikasi, lethargy (kelesuan), depresi, anoreksia, muntah-muntah, dan sering gelisah (discomfort) pada daerah abdominal
DIAGNOSIS: Palpasi abdominal dan pemeriksaan rektum, termasuk evaluasi prostata - Rotgent abdominal TERAPI: Sasaran Terapi Konstipasi yaitu: (1) massa feses, (2) refleks peristaltik dinding kolon Strategi Terapi dapat menggunakan terapi farmakologis DAN non-farmakologis
Terapi non-farmakologis digunakan untuk meningkatkan frekuensi defikasi, yaitu dengan menambah asupan serat dan meningkatkan volume cairan USUS ------ minum Serat dapat menambah volume feses (karena dalam saluran pencernaan ia tidak dicerna), mengurangi penyerapan air dari feses Feses dikeluarkan secara manual atau secara enema, Terapi farmakologis dengan obat laksatif/pencahar untuk meningkatkan frekuensi defikasi dan untuk mengurangi konsistensi feses Obat pencahar dapat dibedakan menjadi 3 golongan:
(1) pencahar yang melunakkan feses 1-3 hari (pencahar bulk-forming, docusates, dan laktulosa); (2) Pencahar yang mampu menghasilkan feses yang lunak atau semi-cair dalam waktu 6-12 jam (derivat difenilmetan dan derivat antrakuinon), (3) Pencahar yang mampu menghasilkan pengluaran feses yg cair dalam waktu 1-6 jam (saline cathartics, minyak castor, larutan elektrolit polietilen-glikol). Pencahar yang melunakkan feses secara umum merupakan senyawa yang tidak diabsorpsi dalam saluran pencernaan dan beraksi dengan meningkatkan volume padatan feses dan melunakkan feses