1.43k likes | 2.71k Views
MATA KULIAH ILMU FORENSIK. Pengajar: Dra. Mariam Fadriah. Forensic Science. Pendahuluan Kasus Kejahatan Bila penjahatnya tak ditangkap & dihukum masyarakat gelisah Bila penjahatnya dihukum tanpa pembuktian masyarakat tdk tenteram
E N D
MATA KULIAHILMU FORENSIK Pengajar: Dra. Mariam Fadriah
Forensic Science • Pendahuluan Kasus Kejahatan Bila penjahatnya tak ditangkap & dihukum masyarakat gelisah Bila penjahatnya dihukum tanpa pembuktian masyarakat tdk tenteram Sejak dulu Hakim berusaha mencari kebenaran agar keputusan benar-benar berdasarkan keadilan Abad XIII untuk mencari kebenaran dipakai: • Pengakuan tertuduh menimbulkan ekses-ekses berupa Penyiksaan. • Kesaksian sering tidak dapat dipercaya Maka Ilmu Pengetahuan yang sedang berkembang pada masa itu digunakan untuk membantu memeriksa kebenaran kesaksian. dinamakan Kriminalistik
Kriminalistik dibagi menjadi : 1. Forensic Science 2. Forensic Medicine • Forensic Science Berasal dari bahasa latin : Forensis = forum atau mimbar. Adalah ilmu pengetahuan yang diterapkan pada bidang hukum; yang dibutuhkan untuk membantu peradilan. Ilmu pengetahuan yang termasuk Forensic Science: - Ilmu Kimia - Biologi - Fisika - Tehnik - Geologi - Fotografi - IT , dll Forensic Science dapat membantu memecahkan bermacam-macam kejahatan, yaitu: Pembunuhan, Perampokan, Perkosaan, Penipuan (=Fraud), Pembakaran yang disengaja (=Arson), Pemalsuan (=Forgery) ;tandatangan, tulisan,lukisan & naskah, Penyalahgunaan obat, kejahatan dalam bidang komputer, dll.
Dengan diterapkan ilmu dalam bidang hukum & peradilan, maka Ahli Forensik yang menjadi saksi di pengadilan harus benar-benar ahli. • Tugas & Fungsi Ahli Forensik: • Mengusut perkara di laboratorium • Komunikator antara penegak hukum, dan penterjemah saksi diam. • Dapat menjelaskan cara pemeriksaan & kesimpulan yang diambil di pengadilan. Ahli Forensik tidak mendengar, melihat, ikut menyaksikan suatu perkara tapi dapat menjadi saksi disebut Saksi Ahli. Hakim Jaksa Ahli Forensik Polisi Pembela Membantu penegak hukum menyidik, menuntut, membela & memutuskan suatu perkara.
* Sejarah Forensik • ALPHONSE BERTILLON (1853-1914) Personel Identification dengan menimbang berat badan. • FRANCIS GALTON (1822-1911) Personel Identification dengan sidik jari. • DR KARL LANDSTEINER (1901) Personel Identification dengan memeriksa darah. • CALVIN GODARD (1891-1955) Menentukan senapan yang dicurigai digunakan untuk menembak. • ALBERT S. OSBORN (1858-1946) • Memeriksa surat berharga. * Pelayanan Laboratorium Kriminil: Terdiri dari unit-unit: • Physical Science • Biology • Fire Arms • Document Examination • Photography • Toxicology • Evidence Collection • Voice Print Analysis
SISTEM PEMBUKTIAN * E. FERRI (1859-1927) Penentuan “Guilty” atau “Not Guilty” dilakukan oleh para ilmuwan/ahli sebagai “Technician Jury”. • Jadi untuk menentukan seorang tertuduh bersalah atau tidak, harus berdasarkan suatu Expertise (= laporan tertulis) yang dibuat oleh ahli sesuai ilmu pengetahuan yang dimilikinya. * Barang bukti yang diperiksa seorang ahli disebut “saksi diam” (=silent witness), terdiri atas: • Benda atau tubuh manusia yang telah mengalami kekerasan. • Senjata atau alat yang digunakan untuk melakukan kejahatan. • Jejak atau bekas yang ditinggalkan si penjahat di TKP. • Benda yang terbawa si penjahat yang berasal dari TKP, baik berupa benda atau tubuh manusia yang mengalami kekerasan. • Benda yang tertinggal pada benda atau tubuh manusia yang mengalami kekerasan di TKP, yang berasal dari alat atau senjata yang digunakan oleh penjahat. Seorang Ahli akan menterjemahkan keadaan dari saksi diam tersebut dengan menggunakan ilmu yang dimilikinya.
* Saksi Ahli KUHAP memakai satu istilah saja yaitu “Ahli” (Pasal 1 Ayat 28). Ada 3 macam Ahli yang dapat diangkat dala suatu proses peradilan, yaitu: • Ahli (=Deskundige) • Saksi Ahli (=Getuige Deskundige) • Zaakkundige * Perbedaan Saksi dengan Saksi Ahli Saksi • Menjadi saksi dengan sendirinya bila dia melihat, mendengar kejadian • Tidak perlu mempunyai keahlian khusus • Kesaksian berdasarkan apa yang ia alami • Melihat, mendengar dan mengalami peristiwanya (Pasal 1 ayat 26 KUHP) Saksi Ahli • Menjadi saksi bila diminta oleh pengadilan • Harus mempunyai keahlian khusus tentang suatu hal • Kesaksian berdasarkan pengetahuan yang ia miliki • Tidak mengalami tapi menganalisa sesuai ilmunya (Pasal 1ayat 28 KUHAP)
PersamaanSaksidenganSaksiAhli • Keterangan saksi/saksi ahli merupakan suatu pertimbangan bagi hakim untuk memutuskan perkara. • Kedua-duanya sama-sama disumpah sebelum bersaksi. • Kedua-duanya berkedudukan sebagai saksi. • Kedua-duanya wajib berkata sejujurnya.
AHLI BANDINGAN (=Contra-Deskundige atau Ahli a Decharge). KUHAP pasal 65 : tersangka atau terdakwa berhak untuk mengusahakan dan mengajukan saksi dan atau seseorang yang memiliki keahlian khusus guna memberikan keterangan yang menguntungkan bagi dirinya. • Ahli bandingan dapat didatangkan pada waktu pemeriksaan masih ditangan penyidik maupun disidang Pengadilan. • Selanjutnya pada tingkat pemeriksaan disidang Pengadilan, Hakim dapat memerintahkan suatu pemeriksaan diulang oleh Ahli lain, sesuai dengan KUHAP pasal 180. • Maka barang bukti dibagi tiga bagian,yaitu : bagian pertama • untuk pemeriksaan, bagian kedua untuk dikembalikan kepenyidik ,bagian ketiga untuk arsip.
PENGIRIMAN BARANG BUKTI Pengiriman barang bukti untuk pemeriksaan oleh ahli Forensik, dan kelak perkaranya akan dibawa ke Pengadilan, harus memenuhi syarat-syarat yang ada pada KUHAP pasal130, yaitu : • Benda sitaan sebelum dibungkus, dicatat berat dan atau jumlah menurut jenis masing-masing, ciri-ciri maupun sifat khas, tempat, hari dan tanggal penyitaan,identitas dari mana benda itu disita dan lain-lain, yang kemudian diberi lak dan cap jabatan, dan di-tanda tangani boleh Penyidik. • Dalam hal benda sitaan tidak mungkin di-bungkus,Penyidik memberi catatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) yang ditulis diatas label,ditempelkan dan atau dikaitkan pada benda tersebut.barang bukti yang tidak memenuhi persyaratan akan dikembalikan untuk diperbaiki.
EXPERTISE Berasal dari kata “EXPERT” yang berarti AHLI. Jadi yang dimaksud dengan EXPERTISE ialah Laporan Tertulis dari hasil pemeriksaan seorang AHLI. Didalam KUHAP pada Bab tentang Ketentuan Umum, pasal I ayat 28, pasal 186 dan pasal 187 ayat c, terdapat suatu definisi tentang Keterangan Ahli. Pada pasal 1 ayat 28 KUHAP tidak ditentukan apakah Keterangan Ahli itu harus secara Lisan atau Tertulis. Kekuatan Bukti dari EXPERTISE: Expertise tidak tunduk kepada penjelasan pasal 133 ayat 2 KUHAP, karena dasar permintaan Expertise adalah pasal 120 KUHAP;dan dengan demikian merupakan alat bukti yang sah sebagai : • Keterangan Ahli. Sesuai pasal 184 ayat 1 (b) jo. Pasal 186 KUHAP, jika diberikan secara Lisan disidang Pengadilan. Sedangkan sesuai pasal 179 KUHAP, Keterangan Ahli diberikan secara Lisan.
Surat Keterangan dari seorang Ahli Sesuai pasal 184 ayat 1 (c) jo.pasal 187 ayat c,jika diberikan secara Tertulis. Pasal 187 ayat c KUHAP disini memakai istilah “Surat Keterangan dari seorang Ahli”;jadi keterangan ini diberikan secara Tertulis. Didalam pasal 133 ayat 1 KUHAP ada istilah “Keterangan Ahli”;yang dimaksud disini adalah : Visum et Repertum yang tentu saja secara Tertulis. Expertise tidak dibicarakan dalam suatu dalam suatu Ordonansi , sedangkan Visum et Repertum tercantum dalam Ord. 22 Mei 1937, S. 37 – 350, karena itu Expertise bentuknya tidak seragam. Umumnya Expertise tersusun sebagai berikut : • Bagian Pertama PENDAHULUAN Menguraikan mengenai barang bukti apa yang diterima, bagaimana keadaannya, berapa berat/jumlahnya dsb.
Bagian Kedua CARA PEMERIKSAAN Biasanya hanya disebut sumber pustaka dari cara pemeriksaan yang telah dilakukan. Metode yang tidak terdapat dalam literatur harus diterangkan sejelas-jelasnya,agar pemeriksaan dapat diulang oleh ahli lain, bila diperlukan. • Bagian Ketiga HASIL PEMERIKSAAN Harus dan wajib dilaporkan menurut kenyataannya, karena kemungkinan sekali dapat memberatkan atau membebaskan terdakwa. • Bagian Keempat KESIMPULAN AHLI dan EVALUASI Sangat dibutuhkan untuk membantu Hakim dalam memberikan penilaian yang tepat terhadap hasil pemeriksaan.
HUBUNGAN KERJA ANTARA TOKSIKOLOGI FORENSIK DENGAN KEDOKTERAN FORENSIK . Hakim (KUHAP pasal 1 ayat 8, pasal 183) Jaksa TersangkaPenasehat Hukum (pasal 1 ayat 6a) (pasal 1 ayat 14) (pasal 1 ayat 13) PenyidikSaksi/Ahli (pasal 65) Polri (pasal 1 ayat 1, pasal 6 ayat 1 dan 2) PelaporTKP/Korban AHLI (pasal 120 ayat 1 dan 2, pasal 133 ayat 1, 2 dan 3) Expertise Visum et Repertum (Pasal 20) (Pasal 133 ayat 1)
Pasal 1 ayat 26 Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan,penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri,ia lihat sendiri dan ia alami sendiri. Pasal 1 ayat 28 Keterangan Ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan. Pasal 186 Keterangan Ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan disidang pengadilan. ……Lisan. Pasal 187 ayat c Surat keterangan dari seorang Ahli yang memuat pendapat berdasar- kan keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi daripadanya……..Tertulis.
Pasal 133 ayat 1 dan 2 • Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tinak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan Keterangan Ahli kepada ahli Kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya. • Permintaan Keterangan Ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat 1) Dilakukan secara Tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat, dan atau pemeriksaan bedah mayat. Pasal 184 ayat 1 Alat bukti yang sah : • Keterangan Saksi • Keterangan Ahli • Surat • Petunjuk • Keterangan terdakwa
Document Examination Profesi pengujian dokumen timbul sekitar tahun 1800 di Eropa. Salah seorang perintis Document Examination adalah Albert S. Osborn yang menulis buku tentang “Questioned Documents” (1858 -1946). Kejahatan yang menyangkut Surat-surat Berharga atau Dokumen tidak begitu menarik perhatian, padahal ini menyangkut perekonomian suatu negara. Misalnya : pemalsuan check, stock, pajak dan lain-lain. Profesi Ahli penguji dokumen agak berbeda dengan Ahli-ahli lain dibidang Forensik.Mereka harus menguasai biang ilmu yang luas;termasuk :pengetahuan tentang mesin fotokopi,percetakan, mesin-mesin ang digunakan dalam dunia bisnis,jenis-jenis kertas dan tinta. Lebih sulit lagi karena dalam bidang ini tak ada rumus atau ketentuan khusus untuk memastikan telah terjadi pemalsuan surat berharga atau dokumen. Hanya pengalaman saja yang merupakan bekal utama para Ahli.
Dengan ditemukannya cara analisa tinta yang dalam jumlah sedikitpun sudah dapat dilakukan, maka pemeriksaan Surat-surat berharga/dokumen sudah dapat mudah dilakukan. Untuk keperluan pemeriksaan Tanda-tangan atau tulisan, para Ahli harus mengetahui betul dalam keadaan bagaimana tanda tangan atau tulisan dilakukan.Kalau mungkin sebagai pembanding dilakukan dalam kondisi kira-kira hampir sama,agar pemeriksaan dapat berhasil dengan baik. Beberapa ciri khas dari tanda tangan atau tulisan yang asli: • Tulisan berkesan cepat (=rapid). • Rapi dan lancar. • Berirama (=rythmic). • Lebih nyata dan tegas.Misal huruf I ada titiknya,dan t ada garisnya. • Tekanan pada tulisan (=strokes0lebih rapi. • Akhir huruf lebih rapi. • Secara keseluruhan terlihat lebih wajar,tidak dibuat-buat.
Beberapacirikhastandatanganatautulisan yang palsu: • Biasanyakepribadiannyakurang (=lack of individuality). • Penampilannyasepertiditulissecaralambatatauterputus-putus. • Tulisanseakan-akandilukis,danpenampilantidakwajar. • Tandatangan yang diusahakan agar terlihatserupamemberipetunjukbahwaitujiplakan (=tracing). • Tulisankurangberirama. Beberapafaktor yang dapatmempengaruhitanda-tanganatautulisanseseorang : • Bilaadalukadandalamkeadaansakit. • Umur. • Frekwensidankecepatanmenulis. • Posisiwaktumenulis. • Alattulis yang digunakan. • Dalamkeadaanintoksikasiataupengaruhobat.
Yang perlu diperhatikan oleh para Ahli,waktu menangani Surat berharga atau Dokumen, adalah: • Jangan dilipat, dipotong atau disobek. • Jangan diberi tanda atau ditulisi. • Jangan diberi paper clips atau staple. • Jangan dilubangi. • Jangan melakukan pemeriksaan daktiloskopi terlebih dahulu. • Penyimpanan harus baik an keamanan terjamin.
TOXICOLOGY FORENSIC T0XICOLOGY berasal dari kata TOXICON (Yunani) yang berarti Racun. Adalah Ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan Racun.Termasuk pengaruh Racun terhadap tubuh, cara menanggulangi keracunan atau peracunan, dan cara menganalisa Racun tersebut. SEJARAH TOXICOLOGY ** Ebers Papyrus (1500 B.C.). Dalam sejarah ia merupakan orang pertama yang mengenal Racun. Ebers adalah seorang Ahli pengobatan Mesir kuno yang telah mengenal racun binatang dan tumbuh-tumbuhan. ** Dioscarides(50 A.D.) Ia mencoba menggolongkan Racun sesuai dengan sumbernya. Ia hidup dizaman kekaisaran Nero.
** Paracelcus (1493-1541) Ia mempelajari mengenai Racun. Ia menyatakan bahwa semua substansi adalah racun.Hanya dosis yang tepatlah yang mem- bedakan apakah ia Racun atau Obat. MODUS OPERANDI PENGGUNAAN RACUN: • HOMICIDE (=untuk pembunuhan). • SUICIDE (= bunuh diri). • ACCIDENTAL (=kecelakaan). Yang berhubungan dengan Racun: • Peracunan, termasuk pembunuhan atau bunuh diri. • Keracunan, termasuk kecelakaan. Cara kerja bahan beracun : • Secara lokal (=setempat). • Secara Sistemik (+bekerja secara sentral).
KARBON MONOKSIDA (=CO) SIFAT-SIFAT: • Sangat beracun,tidak berbau, tidak berwarna dan tidak mempunyai rasa. • Mudah terbakar dan memberi nyala api yang biru atau violet. • Sedikit lebih ringan dari udara. • Bila 1 bagian volume gas CO dan 1,5 bagian volume Oksigen tercampur, dan ada api, maka akan timbul ledakan yang hebat. SUMBER KARBON MONOKSIDA : • Pembakaran yang tidak sempurna (partial atau incomplete combustion).Misalnya pada waktu menyalakan kompor,mesin diesel,mesin mobil. • Alat rumah tangga yang dapat menghasilkan CO antara lain: geysers,kompor gas,mesin diesel dan lain-lain. • Pembakaran arang, plastik,film X-ray. • Kebakaran hurtan. • Di atmosfir dengan kadar 0,1 p.p.m.,berasal dari gas metan.
KADAR KARBON MONOKSIDA • Didalam asap rokok : 0,004%. • Dari mobil : 4 – 7 %. • Dari batu bara : 7 – 15%. • Dari tanur (=blast furnaces) :25 – 30%. • Pada lalu lintas mobil yang ramai: 115 p.p.m. KASUS-KASUS KERACUNAN CO YANG PERNAH TERJADI: • Tahanan yang kamarnya dekat kamar mesin diesel, meninggal karena keracunan CO. • Penumpang bis malam meninggal setelah sampai tempat tujuan pada pagi hari. • Konduktor jatuh dari bis karena menghirup gas CO. • Memanaskan mobil dengan pintu garasi yang tertutup, menyebabkan orang didalam garasi meninggal. • Mobil terbakar dan penumpang tidak berhasil keluar. • Rumah terbakar,orang didalamnya menghirup gas CO sehingga menyebabkan kematian.
KADAR CO-Hb dalam darah bila terjadi keracunan: • Bila kadar 20% mulai timbul gejala keracunan. • Biula kadar 30% pusing-pusing, lemas dan lain-lain. • Bila kadar sampai 70% pasti meninggal. Sebagai bandingan: perokok berat kadar CO-Hb dalam darah 5 – 10%. Bila kadar CO-Hb 55 – 60% maka fatal bagi semua orang. Tanda-tanda post mortem (=setelah korban meninggal) : • Pada keracunan akut(=mendadak) kulit,kuku dan dasrah berwarna merah muda (=cherry red), yang berasal dari warna CO-Hb. • Kadang-kadang timbul luka lepuh (=blisters) seperti kena api, dan kulit seperti kena air panas. Setelah korban meninggal, maka kemungkinan kecil sekali CO diserap oleh tubuh korban. Bila terdapat CO didalam darah korban , berarti Gas CO diserap pada waktu korban masih hidup. Jadi bila korban yang telah meninggal ditemukan didalam rumah yang terbakar, tapi darahnya tidak mengandung CO, maka dapat diduga bahwa korban telah meninggal sebelum dimasukkan kedalam rumah yang terbakar.
PENYALAHGUNAAN OBAT DAN ALKOHOL (=DRUG AND ALCOHOL ABUSED) Ketergantungan OBAT dan ALKOHOL merupakan perwujudan kompleks yang melibatkan faktor sosial, pribadi, pada saat yang bersamaan faktor penyakit , dan akhirnya tindak kriminal. Penyalahgunaan obat dan alkohol sukar didefinisikan, karena pengaruh faktor sosial dan budaya dimasing-masing negara itu berbeda-beda. • Penyalahgunaan obat dan alkohol biasanya terjadi akibat hasrat menggunakannya secara terus menerus dan dalam jumlah yang banyak,dan dapat menimbulkan keracunan dan sikap sosial yamg merugikan. • Kebanyakan Obat lebih cenderung menyebabkan salah pakai(=misused) dari pada di salah gunakan (=abused), yaitu digunakan secara tidak tepat.
BEBERAPA PENGERTIAN MENGENAI ISTILAH-ISTILAH: • DEPRESSANT. Adalah zat-zat yang menurunkan aktifitas fungsional dan energi vital secara umum dengan menghasilkan pelemesan otot dan berkeringat (=diaphoresis). • STIMULASI. Obat atau zat-zat yang menghasilkan kerja atau proses merangsang (=stimulasi). • HALUSINASI. Penglihatan atau tanggapan daya persepsi sensorik tanpa adanya dunia luar. • VISUAL HALUSINASI. Sensasi melihat yang tidak disebabkan oleh keberadaan sesungguhnya dari benda yang dilihat itu. Obat atau zat-zat yang dapat menyebabkan halusinasi: Amphetamin (=Ecstasy) ,Barbiturat,Cocain,Etanol,Morfin, Atropin(=Kecubung) dan lain-lain. • ADDICTION. Suatu keadaan ketergantungan terhadap suatu kebiasaan, terutama terhadap suatu obat atau zat tertentu.
Tanda-tandanya : • Keinginan atau kebutuhan yang besar sekali(=kompulsif) untuk meneruskan pemakaian obat tersebut, dan memperolehnya dengan cara apapun. • Kecenderungan untuk meningkatkan dosis. • Ketergantungan psikologis, dan biasanya efeknya terhadap fisik. • Efek merusak dan mengganggu pada orang yang bersangkutan dan masyarakat. • DEPENDENCE(=KETERGANTUNGAN). Keadaan psikofisik seseorang yang ketagihan,dimana dosis biasa atau dosis yang lebih tinggi diperlukan untuk mencegah terjadinya ”gejala penarikan kembali”(=withdrawal sickness atau abstinence syndrome). Selain faktor obat atau zatnya, masih ada beberapa faktor yang memegang peranan penting,yaitu: sifat khas dari sipemakai, dan respons dari masyarakat sekelilingnya. Efek psikologis ini yang menyebabkan si pemakai mengulang menggunakan obat atau zat tersebut.Misal: tidak semua peminum miras menderita psychological dependence,karena ada yang social drinkers saja.
PENYALAHGUNAAN ZAT KIMIA MELALUI INHALASI/AEROSOL Zat kimia yang biasa dipakai adalah: Toluene, Xylene, Benzene, Bensin,Thinner cat, perekat pesawat terbang, perekat Aica Aibon. Zat ini sering dihisap-hisap melalui hidung dan dengan cepat dapat menyebabkan depresi susunan saraf pusat, dengan tanda-tanda sebagai berikut : mabuk, pusing,perasaan ringan dan nyaman. Ini berlangsung kira-kira 15 menit sampai beberapa jam. Efek samping yang dialami oleh sipemakai adalah :iritasi pada tenggorok dan vertigo.Yang paling sering melakukan ialah anak-anak dibawah umur 15 tahun. TABEL : OBAT-OBAT YANG SERING DISALAH GUNAKAN(=ABUSED) Nama Obat Ketergantungan Psychologis Physic * Narkotika Morfin, Heroin,Methadon,Codein +++ + Codein + + * Depressant Barbiturat,Alkohol,Methaqualone +++ +
Valium,Librium,Mogadon ++ + * Stimulansia. Amphetamin,Ecstasy,Nicotine +++ + Cocaine + _ * Hallucinogen Mariyuana, LSD + _ PCP +++ _
ALKOHOL (=ETIL ALKOHOL,ETANOL, GRAIN ALCOHOL) Di Mesir telah ditemukan tempat pembuatan minuman keras yang berasal dari tahun 3700 B.C. Biasanya Alkohol dibuat dari : Fermentasi Karbohidrat- ---------------- Alkohol Alkohol yang digunakan untuk pembuatan “Minuman Keras” (=Miras) akan dikenakan pajak (=cukai). Sedangkan Alkohol yang tidak digunakan untuk pembuatan Miras ,hanya untuk keperluan industri, tidak dikenakan pajak. Untuk menghindari hal itu, pabrik Alkohol menambahkan Alkohol yang akan dijual dengan : Aceton,Phenol,Metanol (=wood alcohol) atau zat warna biru. Alkohol yang demikian disebut ” Denaturated Alcohol”. Tapi seringkali Alkohol denaturasi ini diminum juga, baik dicampur dengan Miras ataupun tidak. Hal ini menyebabkan sipeminum akan mengalami keracunan akut pada saraf matanya, yang menyebabkan kebutaan atau kematian.
PERATURAN PEMERINTAH (P.P.) mengenai MINUMAN KERAS. • P.P. No.86/Men.Kes./Per/IV/77 tanggal 29 April 1977. Yang mengatur produksi dan peredaran Minuman Keras. • P.P. No. 153/8/S.K./1980. Yang mengatur tentang tata cara perizinan Minuman Keras. • P.P. No. 1516/A/SK/V/1981 tanggal 15 Mei 1981. Yang mengatur tentang Anggur dan sejenisnya, serta penggunaan Alkohol (=Etanol) didalam Obat dan Obat Tradisional. Hingga sekarang ini kita belum mempunyai U.U. yang khusus tentang Alkohol. Masing-masing daerah mengeluarkan peraturan-peraturan sendiri yang disesuaikan dengan keadaan dan budaya daerah tersebut. MINUMAN KERAS DIBAGI MENJADI 3 GOLONGAN (berdasarkan kadar Etanol yang dikandungnya), yaitu : • Minuman Keras golongan A dengan kadar Etanol 1 – 5%. • Minuman Keras golongan B dengan kadar Etanol >5 – 20%. • Minuman Keras golongan C dengan kadar Etanol >20 – 55%.
MACAM DAN JENIS MINUMAN KERAS: • Minuman Keras golongan Anggur (hasil fermentasi). Kadar Etanolnya 7 – 22%. Contoh: anggur merah (14%), anggur putih (10%), port dan sherry (>20%). • Minuman Keras golongan Bir (Hasil fermentasi). Kadar etanolnya 4 – 7%. Contoh: Ale, Bir hitam dan Tuak (fermentasi nira) kadar 6 – 8%. • Minuman Keras golongan hasil destilasi. Contoh: Gin, Whiskey dan Brandy (37 – 53%). KERACUNAN AKUT ALKOHOL. Dibagi menjadi beberapa tingkatan, sesuai dengan kadar Alkohol yang terdapat didalam darah, yaitu : • Mild Intoxication. Kadar Alkohol dalam darah : 50 – 150 mg/100 ml darah. • Moderate Intoxication. KadarAlkohol dalam darah : 150 – 300 mg/100 ml darah.
SEVERE INTOXICATION. Kadar Alkohol dalam darah : 300 – 500 mg/100 ml darah. • KOMA. Kadar Alkohol dalam darah : 500 mg/100 ml darah atau lebih; umumnya korban akan meninggal. Tingkatan keracunan ini tergantung pula dari beberapa faktor, antara lain : - Berat tubuh korban. - Peminum yang khronis atau bukan. Jadi kadar Alkohol dalam darah 150 mg/100 ml darah, maka lebih dari 50% orang normal akan menderita keracunan.Sedangkan kadar Alkohol Dalam darah 400 mg/100 ml darah, merupakan kadar rata-rata dari kasus keracunan yang fatal. PEMINUM MINUMAN KERAS DAN UNDANG-UNDANG. Suatu pertanyaan bagi kita semua,yaitu apakah peminum Miras adalah orang yang melakukan kejahatan atau dapat dianggap sebagai orang yang menderita suatu penyakit. Hal ini penting untuk disepakati lebih dahulu, karena menyangkut penahanan atau penuntutan kejahatan Yang dilakukan oleh peminum Miras.
BILL OF RIGHT Sejak tahun 1970 telah dikeluarkan suatu U.U. di Amerika Serikat yang intinya menyatakan bahwa: Peminum Miras (=Alcohol Abuse) dinyatakan sebagai menderita suatu penyakit yang harus dirawat dan direhabilitasi. Kecuali untuk pengemudi yang mabuk tetap dikenakan tuntutan. Yang dimaksud dengan “mabuk” (=legally drunk) ialah seseorang yang mempunyai kadar Alkohol dalam darah (=KAD) atau blood Alcohol concentration (=BAC) lebih besar atau sama dengan 0,10% atau 100 mg alkohol dalam 100 ml darah. Ini merupakan angka batas (limit) yang berlaku di Amerika Serikat. Di Indonesia U.U. yang khusus mengenai Alkohol belum ada. BATAS KADAR ALKOHOL dalam DARAH untuk dinyatakan melanggar Peraturan Lalu Lintas: Nama NegaraKAD Amerika Serikat 0,08 – 0,12% Inggris 0,08 – 0,10% Swedia,Norwegia 0,02 – 0,05% W.H.O. 0,05%
Para Penyidik menemukan bahwa ketrampilan mengemudi akan mulai terpengaruh bila KAD mencapai 0,04%. Dibeberapa negara Eropa surat izin mengemudi seseorang dapat dicabut bila saja pada waktu polisi memeriksa sipengemudi didapatkan KAD nya lebih besar atau sama dengan 0,08%.
PEMBERANTASAN DAN PEREDARAN MINUMAN KERAS Pemberantasan dan peredaran minuman keras (=Miras) merupakan suatu problema yang sukar dipecahkan, dengan alasan bahwa Alkohol mudah dibuat. Perumahan ataupun industri perumahan dapat membuat minuman keras,karena tidak memerlukan peralatan yang canggih dan bahan bakunya juga mudah diperoleh. Contoh Miras yang dibuat secara tradisional: ciu, tuak, sake,brem dan lain-lain. PEMERIKSAAN ALKOHOL Pemeriksaan Alkohol dilakukan pada kasus: • Kecelakaan lalu lintas. • Perkelahian dan lain-lain. • Pembunuhan dengan senjata tajam atau lainnya. Menurut penyelidikan kebanyakan kecelakaan lalu lintas terjadi tengah malam dan pada hari Jumat dan Sabtu.
PENENTUAN KADAR ALKOHOL. Dapat dilakukan terhadap salah satu sample berikut ini: - nafas - darah - liur - urine PSYCHOPHYSICAL TEST Merupakan test yang efektif dan dapat dipercaya untuk memeriksa seseorang keracunan Alkohol (=mabuk),dan meliputi: • Horizontal Gaze Nystagmus. Nystagmus=gerak cepat secara tidak sadar dari bola mata. Seseorang yang mabuk,bila bola matanya harus memandang lurus kedepan, maka secara tidak terkontrol bergerak kesamping,kira-kira membentuk sudut 45 derajat. Biasanya KAD 0,10%,maka bola mata akan bergerak kesamping(=jerking).
Jalan Lurus Kemudian Berbalik Jalan dan berbalik dalam satu garis lurus, biasanya tidak dapat dilakukan oleh orang yang mabuk. Apalagi sambil mendengarkan aba-aba. • Berdiri pada satu kaki Berdiri pada satu kaki dan kaki yang lainnya dipegang dengan tangan selama 30 detik sambil berhitung keras-keras,biasanya tidak dapat dilakukan oleh seseorang yang KAD nya cukup tinggi. PENGOBATAN DAN REHABILITASI PEMINUM ALKOHOL Dapat dilakukan melalui beberapa cara ,antara lain : 1. Memperbaiki tingkah laku (=behavior therapy). 2. Pengobatan dengan antabus tablet (=disulfiram). Untuk peminum yang menahun (=khronik), obat ini menyebabkan peminum Alkohol menjadi sangat sensitif terhadap Alkohol. Misalnya :muka menjadi merah(=flushing),pusing,muntah-muntah, lemah dan tekanan darah turun. Dibandingkan dengan pecandu Narkotika atau jenis obat lain, maka peminum Alkohol yang sudah sembuh mudah kambuh lagi(=relapse).
NARKOTIKA • Narkotika berasal dari kata “Narkoun” (=bahasa Yunani) yang berarti: membuat lumpuh atau mati rasa. Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 22 tahun 1997, dinyatakan bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu maka Undang-undang No. 9 tahun 1976 tentang Narkotika sudah tidak sesuai lagi, maka perlu dibentuk Undang- undang tentang Narkotika yang baru. Dalam U.U. Narkotika No. 22 tahun 1997 diatur upaya pem berantasan terhadap tindak pidana Narkotika melalui ancaman pidana denda,pidana penjara, pidana seumur hidup, dan pidana mati. Juga mengatur mengenai pemanfaatan Narkotika untuk kepentingan pengobatan dan kesehatan. Namun kenyataannya tindak pidana Narkotika didalam masyarakat menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat secara kuantitatif maupun kualitatif dengan korban yang semakin meluas. Tindak pidana Narkotika tidak lagi dilakukan secara perseorangan ,melainkan melibatkan banyak orang.Bahkan merupakan satu sindikat yang terorganisir dengan jaringan yang luas, yang bekerja ditingkat nasional maupun internasional.
Sehingga Undang-undang Narkotika No. 22 tahun 1997 tentang Narkotika sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan situasi dan kondisi yang berkembang sekarang ini untuk memberantas tindak pidana tersebut. Pada tanggal 12 Oktober 2009, Presiden Republik Indonesia telah mengesahkan dan memberlakukan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Dalam U.U. ini yang dimaksud dengan Narkotika terdapat pada Bab I KETENTUAN UMUM pasal 1 ayat 1, yang menyatakan bahwa : Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan kedalam Golongan-golongan se - bagaimana terlampir dalam Undang-undang ini. Dalam pasal I ayat 2 dinyatakan bahwa Prekursor Narkotika adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan Narkotika yang dibedakan dalam tabel sebagaimana terlampir dalam U.U. ini.
Dalam Undang-Undang Narkotika Bab III RUANG LINGKUP pasal 6 ayat 1 Membagi Narkotika menjadi 3 Golongan, yaitu : • Narkotika Golongan I. Hanya dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan dilarang digunakan untuk pelayanan kesehatan.Mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan keter – gantungan. • Narkotika Golongan II. Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir, dan digunakan dalam terapi dan/atau kepentingan perkembangan ilmu pengetahun.Mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Pethidin injeksi, Morfin injeksi. • Narkotika Golongan III. Narkotika yang berkhasiat pengobatan, dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Mempunyai potensi mengakibatkan ketergantungan yang ringan. Contoh: Cocain, Codein.
Dalam Undang-undang Narkotika Bab II DASAR,ASAS DAN TUJUAN pasal 4 dinyatakan , Undang-undang tentang Narkotika bertujuan : • menjamin ketersediaan Narkotika untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan terknologi; • Mencegah, melindungi dan menyelamatkan bangsa Indonesia dari penyalahgunaan Narkotika; • Memberantas peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika; dan • Menjamin pengaturan upaya rehabilitasi medis dan sosial bagi Penyalah guna dan pecandu Narkotika.
Dalam Undang-Undang Narkotika Bab XV KETENTUAN PIDANA . Pasal 134 ayat 1 dan 2. • Pecandu Narkotik yang telah cukup umur dan dengan sengaja tidak melaporkan diri sebagaimana dimaksud dalam pasal 55 ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 6 bulan atau pidana denda paling banyak dua juta rupiah. • Keluarga pencandu Narkotika sebagaimana dimaksud dalam ayat 1) yang dengan sengaja tidak melaporkan pecandu Narkotika tersebut dipidana pidana kurungan paling lama 3 bulan atau pidana denda paling banyak satu juta rupiah.