620 likes | 1.87k Views
PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN MENUJU PERTANIAN BERKELNAJUTAN. Oleh : Prof. DR. Hj. WINARNI MONOARFA, MS (Kepala Bapppeda Provinsi Gorontalo). Disampaikan Pada : Seminar Ilmiah Nasional Pembangunan Pertanian Berbasis Potensi Wilayah dan Berwawasan Lingkungan Gorontalo, 7 September 2005.
E N D
PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN MENUJU PERTANIAN BERKELNAJUTAN Oleh : Prof. DR. Hj. WINARNI MONOARFA, MS (Kepala Bapppeda Provinsi Gorontalo) Disampaikan Pada : Seminar Ilmiah Nasional Pembangunan Pertanian Berbasis Potensi Wilayah dan Berwawasan Lingkungan Gorontalo, 7 September 2005
POTENSI ALAM INDONESIA SEBAGAI SARANA PRODUKSI PANGAN Iklim tropis basah, cahaya matahari*, tanah volkanik yang subur produktif untuk produksi pangan Luas lautan* dan panjang garis pantai sarana produktif untuk produksi pangan Biodiversitas banyak potensi belum tergali Alam Indonesia sarana produktif pengembangan pangan baru bagi warga dunia Potensi pasar dalam negeri sangat memadai * Dua aset abadi bangsa: cahaya matahari dan laut
FAKTA: KONDISI AKTUAL SUMBER DAYA ALAM DAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDONESIA • Pengurasan kekayaan alam nyaris tanpa batas • Pemanfaatan sumber daya alam nyaris tanpa nilai tambah • Hutan luluh lantak • Terumbu karang hancur berantakan • Kehilangan sumber daya plasma nutfah dengan percepatan tinggi • Bencana alam • Kerusakan lingkungan (pencemaran termasuk kontaminasi pestisida di lahan pertanian)
FAKTA: KONDISI AKTUAL SUMBER DAYA ALAM DAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDONESIA Keruskan lingkungan hidup terus berlangsung dengan percepatan tinggi. Apakah berbagai jenis sumber pangan (termasuk ikan) akan kita biarkan punah satu persatu dan tidak akan pernah akan kembali ataukah kita berupaya keras mengurangi kerusakan lingkungan dan memulai mempelajarinya agar dapat kita budidayakan untuk kemakmuran negeri ini ?
Kriteria Pertanian Berkelanjutan ( Gliesman, 1990 Sumarno dan Suyanto, 1998 ) Kurang bergantung pada masukan luar, yang diperoleh dari tempat jauh, lebih banyak menggunakan sumberdaya lokal dan dapat diperbaharui Adanya konservasi, menghasilkan lingkungan yang baik di dalam atau di luar daerah pertanian Adanya stabilitas kemampuan berproduksi dalam jangka panjang, tidak menekankan pencapaian hasil maksimum dalam jangka pendek Sesuai/toleran dengan kondisi-kondisi lokal, tidak mengandalkan pengubahan atau pengendalian lingkungan Terciptanya diversitas biologis dan budidaya Menghasilkan dengan cukup baik bahan-bahan untuk kebutuhan lokal maupun dalam skala yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan eksport
Lanjutan…….. • Diterima secara sosial, menyertakan budaya dan pengetahuan penduduk lokal • Tercapainya kebutuhan dan kepuasan yang berlanjut dari manusia untuk generasi sekarang dan yang akan datang • Keragaman hayati dan keseimbangan ekologis biota diatas maupun didalam tanah pada agroekologi usahatani tetap dipelihara • Keragaman genetik tanaman terlestarikan, baik secara langsung (insitu) maupun tidak langsung (ex situ) • Produktivitas lahan secara alamiah tetap tinggi serta berkelanjutan, dengan masukan sarana produksi yang tidak terus meningkat. • Produk hasil panen bermutu tinggi dan aman sebagai bahan pangan, pakan dan penggunaan lainnya
Penerapan Usaha Tani Ramah Lingkungan Perlu Memperhatikan hal-hal sebagai berikut Teknologi disesuaikan dengan ciri lingkungan, sehingga usaha tani tidak bersifat eksploitatif, destruktif dan polutif Teknologi ditujukan untuk optimasi produksi, dengan mempertimbangkan kemapuan daya dukung lahan dan keseimbangan ekosistem Teknologi dan sistem produksi memperhatikan kriteria kelestarian lingkungan dan keberlanjutan sistem produksi
PERTANIAN MAJU RAMAH LINGKUNGAN Penggunaan pupuk anorganik harus lebih bersifat suplemetatif dengan eisiensi yang tinggi, dan dengan dosis sebanyak yang diperlukan untuk mencapai target hasil optimal Penggunaan petisida secara selektif, aman terhadap lingkungan dan hanya diberikan bila diperlukan, mengutamakan kemampuan parasit, predator, antagonis, ketahanan varietas dan keseimbangan ekologis alamiah sebagai “alat dan mekanisme pengendalian” Penerapan pengelolaan tanaman terpadu / PPT untuk mendapatkan optimasi pertumbuhan dan hasil, serta peningkatan daya tahan tanaman terhadap gangguan hama penyakit Pemanfaatan teknologi asli pedesaan (Indigenous knowledge) yang telah terbukti efektif Penerapan sistem usaha tani bersih dan sehat (hygienic farming) Peningkatan kemapuan lahan untuk memelihara kesuburan fisik-kimiawi secara alamiah (self maintaining)
Pengelolaan Tanaman Terpadu • Penentuan pilihan komoditas adaptif sesuai agroklimat dan musim tanam • Penggunaan varietas unggul adaptif dan benih bermutu tinggi • Pola tanam, rotasi tanaman dan waktu tanam dipilih secara cermat untuk menjamin kesehatan dan kesuburan tanaman, mengurangi insidensi hama penyakit, serta memanfaatkan kelembaban tanah secara efisien • Pengelolaan tanah, air hara dan tanaman secara optimal • Pengendalian hama penyakit secara PHT • Penanganan panen dan pasca panen secara tepat untuk mendapatkan produk berkualitas tinggi
Perbandingan konsep pengeloaan Tanaman Terpadu (PTT) dengan Pengendalian Hama Terpadu (PHT)
KOMPONEN PENCIRI USAHATANI RAMAH LINGKUNGAN 1. Kelestarian Keseimbangan Ekologi Lingkungan • Penerapan usahatani bersih dan sehat (hygienic farming) • Penggunaan pestisida, fungisida secara bijaksana hanya apabila keadaan mengharuskan • Rotasi tanaman dan tanam multispesies • Menghindarkan tanaman inang hidup sepanjang tahun • Penanaman komoditas menyesuaikan dinamika populasi hama penyakit, guna menghindari terjadinya seranganyang bersifat endemik.
2. Kelestarian Keragaman Hayati Diatas dan Di dalam Tanah • Penanaman multi komoditas dalam bentuk tumpang sari, strip cropping komoditas tanaman • Penanaman pohon pada batas lahan • Penanaman spesies berbeda pada pematang dan pinggiran lahan • Tidak melakukan pembakaran sisa tanaman • Pembatasan penggunaan pestisida, fungisida, herbisida • Pengembalian residu tanaman dan bahan organik ke dalam tanah
3. Pengurangan Pembentukan Gas Rumah Kaca Asal Pertanian • Memilih varietas padi yang menghasilkan emisi gas methan, rendah seperti varietas • IR 64, IR 36 Wihardjaka, et, al 1999 • Pengelolaan pengairan dengan penggenangan dan pengeringan tanah secara • berselang seling Suharsih, et, al, 1999 • 3. Penggunaan urea tablet yang dibenamkan ke dalam tanah untuk mengurangi terbentuk • nya emisi gas N2O Mulyadi, et, al, 1999
4. Produk Pertanian Yang Aman • Tidak mengandung senyawa racun alamiah yang membahayakan kesehatan sepertiasam sianida HCN • Tidak mengandung senyawa kimia hasil metabolisme cendawan atau bakteri yang mengkontaminasi produk, seperti aflatoxin • Tidak mengandung residu zat kimia bersifat racun yang berasal dari pupuk, pestisidafungisida, herbisida • Memenuhi persyaratan aman berdasarkan SKB empat menteri Mentan, Menhutbun, Menhutbun, Menkes, Meneg Pangan tahun 1999, apabila tanaman berasal dari varietas transgenik • 5. Kesegaran produk pertanian, tidak busuk, tidak rusak dan tidak cacat
Model Usaha Tani Ramah Lingkungan • Sistem Usaha Tani Berwawasan Konservasi Tanah • - Pembuatan Teras • - Pengelolaan bahan organik • - Tanaman Lorong (alley cropping) • - Rehabilitas Lahan • Sistem Pertanian berkelnjutan dengan masukan eksternal rendah • - Efisiensi Penggunaan Pupuk • - Pupuk Hijau • Wanatani (Agroforesrty) • - Pengendalian erosi • - Melestarikan keanekaragaman hayati • - Konservasi C-organik
KEIMPULAN • Usahatani ramah lingkungan merupakan integrasi penerapan teknologi pertanian dengan pengelolaan lingkungan, sehingga diperoleh produktivitas optimal, keseimbangan ekobiologis dan kelestarian lingkungan, serta keberlanjutan sistem produksi pertanian • Penerapan usahatani ramah lingkungan merupakan persyaratan mutlak untuk mendukung keberlanjutan sistem produksi pertanian dan sekaligus untuk menjamin keberlanjutan sistem kehidupan manusia diatas bumi • Komponen teknologi usahatani ramah lingkungan telah tersedia namun penerapannya belum optimal. Diperlukan pendidikan dan pembinaan terhadap masyarakat untuk meningkatkan kesadaran pentingnya penerapan teknik usahatani ramah lingkungan
TERIMA KASIH Atas Perhatiannya