1 / 86

Satu hal apakah yang membedakan ajaran Buddha dari semua ajaran lainnya?

Satu hal apakah yang membedakan ajaran Buddha dari semua ajaran lainnya?. The freedom of enquiry. Satu hal apakah yang membedakan ajaran Buddha dari semua ajaran lainnya?. Kebebasan menyelidiki. Satu hal apakah yang membedakan ajaran Buddha dari semua ajaran lainnya?.

charla
Download Presentation

Satu hal apakah yang membedakan ajaran Buddha dari semua ajaran lainnya?

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Satu hal apakah yang membedakan ajaran Buddha dari semua ajaran lainnya? The freedom of enquiry

  2. Satu hal apakah yang membedakan ajaran Buddha dari semua ajaran lainnya? Kebebasan menyelidiki

  3. Satu hal apakah yang membedakan ajaran Buddha dari semua ajaran lainnya? Kepercayaan buta bukan hanya tidak dibutuhkan, tetapi tidak dianjurkan. Instead, questioning and investigating is encouraged, so that we can make our own informed decisions about the path we want to take for ourselves.

  4. Satu hal apakah yang membedakan ajaran Buddha dari semua ajaran lainnya? Kepercayaan buta bukan hanya tidak dibutuhkan, tetapi tidak dianjurkan. Sebaliknya, bertanya dan meneliti dianjurkan, sehingga kita dapat membuat keputusan tentang jalan yang ingin kita lalui untuk diri kita sendiri.

  5. Satu hal apakah yang membedakan ajaran Buddha dari semua ajaran lainnya? Kepercayaan buta bukan hanya tidak dibutuhkan, tetapi tidak dianjurkan. Sebaliknya, bertanya dan meneliti dianjurkan, sehingga kita dapat membuat keputusan tentang jalan yang ingin kita lalui untuk diri kita sendiri.

  6. Satu hal apakah yang membedakan ajaran Buddha dari semua ajaran lainnya? Kepercayaan buta bukan hanya tidak dibutuhkan, tetapi tidak dianjurkan. Sebaliknya, bertanya dan menelitidianjurkan, sehingga kita dapat membuat keputusan tentang jalan yang ingin kita lalui untuk diri kita sendiri.

  7. Kalama Sutta The Buddha visited the village of Kesaputta and was greeted by the people who lived there : the Kalamas. They told Him that many holy men and ascetics pass through their village, expounding their own teachings and disparaging the teachings of others. The Kalamas asked the Buddha whose teachings they should follow.

  8. Kalama Sutta Buddha mengunjungi desa Kesaputta dan disambut oleh penduduk yang tinggal di sana : Suku Kalama. They told Him that many holy men and ascetics pass through their village, expounding their own teachings and disparaging the teachings of others. The Kalamas asked the Buddha whose teachings they should follow.

  9. Kalama Sutta Buddha mengunjungi desa Kesaputta dan disambut oleh penduduk yang tinggal di sana : Suku Kalama. Mereka memberitahukan Beliau bahwa banyak orang suci dan pertapa yang melewati desa mereka, membabarkan ajaran mereka sendiri-sendiri dan merendahkan ajaran yang lainnya. The Kalamas asked the Buddha whose teachings they should follow.

  10. Kalama Sutta Buddha mengunjungi desa Kesaputta dan disambut oleh penduduk yang tinggal di sana : Suku Kalama. Mereka memberitahukan Beliau bahwa banyak orang suci dan pertapa yang melewati desa mereka, membabarkan ajaran mereka sendiri-sendiri dan merendahkan ajaran yang lainnya. Suku Kalama bertanya pada Buddha tentang ajaran siapa yang harus mereka ikuti.

  11. Kalama Sutta Kesaputta sekarang disebut ‘Kesaria’, suatu kota kecil di negri Bihar, India. A massive stupa was discovered in 1998 which is now thought to be the largest and tallest Buddhist stupa in the world. Originally 150 ft. tall, it now stands at about 104 ft. which is still 1 foot taller than the famous Borobodur Stupa in Indonesia.

  12. Kalama Sutta Kesaputta sekarang disebut ‘Kesaria’, suatu kota kecil di negri Bihar, India. Stupa yang sangat besar ditemukan pada tahun 1998 yang sekarang dianggap sebagai stupa Buddhis yang terbesar dan tertinggi di dunia. Originally 150 ft. tall, it now stands at about 104 ft. which is still 1 foot taller than the famous Borobodur Stupa in Indonesia.

  13. Kalama Sutta Kesaputta sekarang disebut ‘Kesaria’, suatu kota kecil di negri Bihar, India. Stupa yang sangat besar ditemukan pada tahun 1998 yang sekarang dianggap sebagai stupa Buddhis yang terbesar dan tertinggi di dunia. Awalnya berkisar 150 kaki tingginya, sekarang berdiri sekitar 104 kaki, masih lebih tinggi 1 kaki dari stupa Borobudur yang terkenal di Indonesia.

  14. Kalama Sutta Kesaputta sekarang disebut ‘Kesaria’, suatu kota kecil di negri Bihar, India. Stupa yang sangat besar ditemukan pada tahun 1998 yang sekarang dianggap sebagai stupa Buddhis yang terbesar dan tertinggi di dunia. Awalnya berkisar 150 kaki tingginya, sekarang berdiri sekitar 104 kaki, masih lebih tinggi 1 kaki dari stupa Borobudur yang terkenal di Indonesia.

  15. Kalama Sutta Buddha memberitahu mereka bahwa bersikap meragui dan bertanya adalah hal yang benar. He did not say “do not believe the others, believe me”. Instead, the Buddha taught them the proper way to discover the truth. Thus, the Kalama Sutta is also known as the Buddhist “Charter of Free Enquiry”.

  16. Kalama Sutta Buddha memberitahu mereka bahwa bersikap meragui dan bertanya adalah hal yang benar. Beliau tidak berkata “Jangan mempercayai yang lainnya, percayalah pada saya”. Instead, the Buddha taught them the proper way to discover the truth. Thus, the Kalama Sutta is also known as the Buddhist “Charter of Free Enquiry”.

  17. Kalama Sutta Buddha memberitahu mereka bahwa bersikap meragui dan bertanya adalah hal yang benar. Beliau tidak berkata “Jangan mempercayai yang lainnya, percayalah pada saya”. Sebaliknya, Buddha mengajari mereka cara yang baik dalam menemukan kebenaran. Thus, the Kalama Sutta is also known as the Buddhist “Charter of Free Enquiry”.

  18. Kalama Sutta Buddha memberitahu mereka bahwa bersikap meragui dan bertanya adalah hal yang benar. Beliau tidak berkata “Jangan mempercayai yang lainnya, percayalah pada saya”. Sebaliknya, Buddha mengajari mereka cara yang baik dalam menemukan kebenaran. Dengan demikian, Kalama Sutta juga dikenal sebagai “Piagam bebas menyelidiki” umat Buddha.

  19. Kalama Sutta Jangan bersandar pada hal-hal berikut tanpa pengujian lebih lanjut : Oral history or divine revelations Tradition Reports or rumours Scriptures or holy books Logical reasoning Philosophical reasoning Outward appearances One's own opinions Authorities or experts One's own teacher

  20. Kalama Sutta Jangan bersandar pada hal-hal berikut tanpa pengujian lebih lanjut : Ajaran lisan atau wahyu Ketuhanan Tradition Reports or rumours Scriptures or holy books Logical reasoning Philosophical reasoning Outward appearances One's own opinions Authorities or experts One's own teacher

  21. Kalama Sutta Jangan bersandar pada hal-hal berikut tanpa pengujian lebih lanjut : Ajaran lisan atau wahyu Ketuhanan Tradisi Reports or rumours Scriptures or holy books Logical reasoning Philosophical reasoning Outward appearances One's own opinions Authorities or experts One's own teacher

  22. Kalama Sutta Jangan bersandar pada hal-hal berikut tanpa pengujian lebih lanjut : Ajaran lisan atau wahyu Ketuhanan Tradisi Laporan atau rumor Scriptures or holy books Logical reasoning Philosophical reasoning Outward appearances One's own opinions Authorities or experts One's own teacher

  23. Kalama Sutta Jangan bersandar pada hal-hal berikut tanpa pengujian lebih lanjut : Ajaran lisan atau wahyu Ketuhanan Tradisi Laporan atau rumor Kitab suci atau buku-buku suci Logical reasoning Philosophical reasoning Outward appearances One's own opinions Authorities or experts One's own teacher

  24. Kalama Sutta Jangan bersandar pada hal-hal berikut tanpa pengujian lebih lanjut : Ajaran lisan atau wahyu Ketuhanan Tradisi Laporan atau rumor Kitab suci atau buku-buku suci Alasan yang bersifat logis Philosophical reasoning Outward appearances One's own opinions Authorities or experts One's own teacher

  25. Kalama Sutta Jangan bersandar pada hal-hal berikut tanpa pengujian lebih lanjut : Ajaran lisan atau wahyu Ketuhanan Tradisi Laporan atau rumor Kitab suci atau buku-buku suci Alasan yang bersifat logis Alasan yang bersifat filosofis Outward appearances One's own opinions Authorities or experts One's own teacher

  26. Kalama Sutta Jangan bersandar pada hal-hal berikut tanpa pengujian lebih lanjut : Ajaran lisan atau wahyu Ketuhanan Tradisi Laporan atau rumor Kitab suci atau buku-buku suci Alasan yang bersifat logis Alasan yang bersifat filosofis Penampilan luar One's own opinions Authorities or experts One's own teacher

  27. Kalama Sutta Jangan bersandar pada hal-hal berikut tanpa pengujian lebih lanjut : Ajaran lisan atau wahyu Ketuhanan Tradisi Laporan atau rumor Kitab suci atau buku-buku suci Alasan yang bersifat logis Alasan yang bersifat filosofis Penampilan luar Pendapat pribadi Authorities or experts One's own teacher

  28. Kalama Sutta Jangan bersandar pada hal-hal berikut tanpa pengujian lebih lanjut : Ajaran lisan atau wahyu Ketuhanan Tradisi Laporan atau rumor Kitab suci atau buku-buku suci Alasan yang bersifat logis Alasan yang bersifat filosofis Penampilan luar Pendapat pribadi Kekuasaan atau ahli One's own teacher

  29. Kalama Sutta Jangan bersandar pada hal-hal berikut tanpa pengujian lebih lanjut : Ajaran lisan atau wahyu Ketuhanan Tradisi Laporan atau rumor Kitab suci atau buku-buku suci Alasan yang bersifat logis Alasan yang bersifat filosofis Penampilan luar Pendapat pribadi Kekuasaan atau ahli Guru sendiri

  30. Kalama Sutta Kepercayaan Blind faith - Dogmatic, unquestioning Wisdom faith - Receptive, enquiring

  31. Kalama Sutta Kepercayaan Kepercayaan buta- Dogmatic, unquestioning Wisdom faith - Receptive, enquiring

  32. Kalama Sutta Kepercayaan Kepercayaan buta- Dogmatic, unquestioning Kepercayaan yang bijak- Receptive, enquiring

  33. Kalama Sutta Kepercayaan Kepercayaan buta - Dogmatis, tanpa dapat dipertanyakan Kepercayaan yang bijak- Receptive, enquiring

  34. Kalama Sutta Kepercayaan Kepercayaan buta - Dogmatis, tanpa dapat dipertanyakan Kepercayaan yang bijak - Bersedia menerima, bebas menyelidiki

  35. Kalama Sutta Kriteria penerimaan atau penolakan Observe, analyze and test it out for yourself. Does it agree with reason? Will it lead to harm or good for yourself and others? Will it lead to suffering or happiness for yourself and others? Will a wise person praise or disapprove of it?

More Related