140 likes | 504 Views
PETA ORIENTASI POLITIK INDONESIA. LENI ANGGRAENI, S.Pd ., M.Pd. Herbert Feith dan Castles. Kaum Nasionalis: nasionalis sekuler, nasionalis pro Jepang, dan nasionalis anti Jepang. Golongan Islam Golongan Komunis. Indonesia merdeka tidak dibidani partai politik
E N D
PETA ORIENTASI POLITIK INDONESIA LENI ANGGRAENI, S.Pd., M.Pd.
Herbert Feith dan Castles • Kaum Nasionalis: nasionalis • sekuler, nasionalis pro Jepang, • dan nasionalis anti Jepang. • Golongan Islam • Golongan Komunis • Indonesia merdekatidakdibidanipartaipolitik • MaklumatPemerintah 3 November 1945 menjadidasarhukumpembentukanparpol. • Pembentukanparpoldidasarikepentingan: memperkuatperjuanganmempertahankankemerdekaan, menjaminkeamananmasyarakat, danwadahbagisemuapaham yang adadimasyarakatsehinggadapatdipimpinkejalan yang teratur
IDEOLOGI PERTENTANGAN • Bersama-samadengankaumintelektual yang tidakterikat (unattached intellectuals), partaipolitiktelahmenjadisumberpemikiranpolitik. • Parpol pun telahmenjadisaranabagi alternation of power. • Pertentanganideologisudahterjadipadaawalkemerdekaan, terutamasaatmenghadapiBelanda yang berusahamenjajahkembali. • PertentanganIdeologiterjadiantara: sosialis, nasionalis, Islam danideologi lain. • Sebagai systems of ideas, partaipolitikdalamkurun 1945-1965 telahmampumemberikanjawabanideologisataspertanyaan-pertanyaan yang munculmenyertaicepatnyaperubahanmasyarakatdansistemnilainya.
POLITICAL PLATFORM • Padaawalkemerdekaankonflikantarparpolbermotifideologis. • Konflikideologimunculakibatperbedaanpreferensitentang • masyarakatdannegara yang dicita-citakandanhendak • diperjuangkanmelaluipartaipolitik. • Political platform (ideologipartai): the party’s underlying value system • (McNair, 1999:6). • “a statement of principles, goals, and programs developed and supported by a political party and its candidates” • (Paulson, 2000: 1043).
DE-IDEOLOGISASI ORBA • Pertarunganideologisberhentiketika • Orbaberkuasa. • DeideologisasiOrbadilandasianggapan • bahwaideologipenyebabketidaksetabilan • politik. • Deideologisasiberujungpadapenetapan • Pancasilasebagaisatu-satunyaasas • dalamkehidupanbermasyarakat, • berbangsa, danbernegara.
PASCA ORBA • KejatuhanOrbamenjadiawal • pluralismepolitik. • Kemunculan agama sebagai basis • parpolmenandaibangkitnyapolitik • alirandanmenguatnyaisu • primodial. • Kemunculanparpol yang memiliki • sejarahkekerabatandengan • ideologipolitikdekade 1945-1965 • menegaskanbahwadeideologisasi • Orbatidakberhasilmengikis • orientasiideologis. MENGGAMBARKAN DATA & FAKTA DARI MASA LAMPAU
PETA IDEOLOGIS PEMILU 1955 Elitis Masyumi PNI NU Kiri Kanan Populis (Evans, 2003)
PETA PEMIKIRAN POLITIK INDONESIA (1945 – 1965) (Feith, 1970) Westorn Influence Democratic Socialis PKI Communism PNI Radical Nationalis Masyumi Javanese Traditionalism NU Hindu-Javanese Islamic Tradition
PEMIKIRAN POLITIK INDONESIA 1945-1965 DITANDAI TIGA HAL • Bersifatmoralis: cenderungmelihatmasyarakattidakberbeda-bedasatudengan yang lainnya. Pemikiraninibersifatoptimisdanbercoraknormatif. • Tidakmelihatmasyarakatterbagikedalambeberapagolongan yang memilikikepentingan yang berbeda-beda. Pembagian yang adabersifatsalingmengisiantarapara “pemimpin” dengan “rakyat”. • Para pemikirpolitik Indonesia umumnyabersifatoptimis. Bentukoptimismetersebutantara lain voluntarisme, progresivisme, dankepercayaanterhadappemuda. FEITH, 1970
BAGAIMANA PETA PEMIKIRAN POLITIK INDONESIA SELAMA DAN PASCA ORBA ?
Orientasi Agama: Santrimemilih PPP karenaalasanideologis: kaum “abangan” memilihGolkardan PDIP bukankarenaalasanideologis. (Afan Gaffar , 1992) • OrientasiKelasdanKelompokSosial: perilakupemilihtidakberkorelasidengankelassosial, karena: (1) sistemekonomiagraris-subsistentidakmemupukkesadarankelas; (2) penghapusan PKI danpengebirianparpolmelahirkandepolitisasipendudukdesa; (3) trauma pembunuhanterhadap “antekkomunis”; (4) pemerintahanOrbamenjauhkanantagonismeberdasarkan agama; (5) “menengah-atasmemilihGolkardemikemudahan-kemudahan.
Faktorkepemimpinan: pemimpin formal dan informal mempengaruhiperilakumemilihmasyarakatJawa (ulama, santri, partai Islam versus priyayi, abangan, nasionalis). • Faktoridentifikasi: identifikasikepartaianpemilihidentikdenganidentifikasikepartaianorangtuamereka. • Orientasiisu: tidakberkorelasidenganperilakupemilih • OrientasiKandidat: tidakberpengaruhterhadapperilakupemilihdalamPemilu 1992 dan 1997 karena yang dipilihtandagambarparpol. • Kaitandenganperistiwa: peristiwa yang menimpakandidat yang diajukanparpolmempengaruhikeputusanparapemilih.
TERIMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT & MENJADI PENCERAHAN BUAT KITA SEMUA